Anda di halaman 1dari 2

Metode Pelaksanaan Perkerasan Rigid FS 45

1. Safety talk dan pemasangan rambu pengaman (K3)


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, di adakan pengarahan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dan pemasangan rambu pengaman di lokasi pekerjaan.

2. Pengecekan ulang stringline (benang) sebagai pengaturan ketebalan atau grade control.
Stringline (benang) di pasang memanjang di tepi hamparan, tujuannya agar elevasi /
ketebalan rigid (beton) sesuai dengan yang di rencanakan (30 cm

3. Persiapan Paver
Setting dan pemasangan sensor alat power paver pada stringline (benang). Sensor ini
berfungsi untuk menentukan kerataan dan ketinggian rigid (beton)

4. Pemasangan Dowel
Untuk instalasi besi dowel dipilih ukuran diameter 32 cm dengan jarak 30 cm dan panjang 70
cm. diletakkan di atas line concrete pada titik stacking out yang sudah di tentukan.

5. Dumping Beton FS 45

Penghamparan beton FS 45 dilakukan menggunakan dump truck 4 m3. Tujuan digunakan

dump truck 4 m3 adalah untuk menghindari setting beton penghamparan atau dumping
maksimal 5 panjang ke depan dari power paver.

6. Pemadatan dan Slipform dengan paver


Alat power paver akan memadatkan hamparan beton sesuai dengan ukuran sepatu atau
screed yang di kehendaki.

7. Pemasangan Tie Bar (Batang Pengikat / Tulangan)


Pemasangan tie bar dilakukan dengan menggunakan potongan besi berdiameter 16 mm,
panjang 80 cm dengan jarak 60 cm.

8. Finishing Pavement
Setelah hamparan beton di padatkan dengan power paver, finishing (perataan) pavement
dilakukan secara manual.
9. Grooving (Pembuatan Alur)
Setelah screed rigid beton selesai di padatkan oleh power paver. Kemudian di buat
pembuatan alur secara manual pada saat beton dalam keadaan setengah mengeras setelah
pengecoran.
Setelah pembuatan alur selesai, plat beton di tutupi dengan atap plastik untuk menghindari
sinar matahari secara langsung yang dapat membuat beton menjadi tidak mengering secara
alami dan untuk mencegah terjadinya retak rambut.

10. Penyemprotan Curing Compound


Penyemprotan curing compoud dilakukan di atas permukaan beton, hal ini bertujuan untuk
menghindari kehilangan air dan untuk membantu mengurangi retak permukaan beton tanpa
disiram air.

11. Penutupan dengan Geo Textile


Dilakukan pada hari ke-2 setelah proses pengecoran. Penutupan dengan geo textile
merupakan salah satu dari proses curing. Pada tahap ini juga dilakukan penyiraman air di
atas plat beton yang telah di tutup dengan geo textile setiap 3 hari selama 1 minggu.

12. Cutting Beton


Tahapan ini dilakukan maximal 12 jam setelah pengecoran. Cutting beton dilakukan per
segmen 5 meter, tepat di atas besi dowel dengan kedalaman ¼ tinggi rigid (beton).

13. Aplikasi Joint Sealent


Pengisian joint sealent pada sela – sela cutting dilakukan dengan menggunakan aspal panas.

Anda mungkin juga menyukai