TINJAUAN PUSTAKA
3
memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk
memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang
merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah
merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut
miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut
endokardium. (Guyton and Hall, 2012)
1. Intrinsik:
a) Kardiomiopati
b) Infark miokard
c) Miokarditis
d) Penyakit jantung iskemik
e) Defek jantung bawaan
f) Perikarditis
4
2. Sekunder :
a) Emboli paru
b) Anemia
c) Hipertensi sistemik
d) Kelebihan volume darah
e) Asidosis metabolik
f) Keracunan obat
g) Aritmia jantung
GEJALA TANDA
Tipikal : Spesifik:
- Sesak nafas - Peningkatan JVP
- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal Nocturnal dyspnoe - Suara jantung S3 (gallop)
- Toleransi aktifitas yang berkurang - Apex jantung bergeser ke lateral
- Cepat lelah - Bising jantung
- Begkak di pergelangan kaki
Kurang Tipikal: Kurang Tipikal:
-Batuk di malam / dini hari - Edema perifer
-Mengi - Krepitasi pulmonal
-Berat badan bertambah > 2 kg / - Sura pekak di basal paru pada
minggu perkusi
- Berat badan turun (gagal - Takikardia
jantung stadium lanjut) - Nadi ireguler
- Perasaan kembung / begah - Nafas cepat
5
- Nafsu makan menurun - Heaptomegali
- Perasaan bingung (terutama - Asites
pasien usia lanjut) - Kaheksia
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan
ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart
failure 2012.
ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart
failure.
6
2.2.5 Patofisiologi CHF
Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya
melibatkan satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat
kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai
dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang
nyata serta suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi
jantung.Salah satu respon hemodinamik yang tidak normal adalah
peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau
preload. Respon terhadap jantung menimbulkan beberapa
mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk meningkatkan volume
darah, volume ruang jantung, tahanan pembuluh darah perifer dan
hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari
mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa penimbunan air dan
garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik.
7
darah sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan
kontraktilitas jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini
tidak segera teratasi, peninggian afterload, peninggian preload dan
hipertrofi dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung
sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dilatasi
ventrikel menyebabkan disfungsi sistolik (penurunan fraksi ejeksi)
dan retensi cairan meningkatkan volume ventrikel (dilatasi). Jantung
yang berdilatasi tidak efisien secara mekanis (hukum Laplace). Jika
persediaan energi terbatas (misal pada penyakit koroner) selanjutnya
bisa menyebabkan gangguan kontraktilitas. Selain itu kekakuan
ventrikel akan menyebabkan terjadinya disfungsi ventrikel.
8
Curah jantung yang berkurang mengakibatkan sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung, bila mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume
sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk
mempertahankan curah jantung. Tapi pada gagal jantung dengan
masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung,
volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat
dipertahankan.
9
2.2.6 Diagnosa
Diagnosa gagal jantung kongestif dibuat berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi / foto toraks, dan
ekokardiografi-Doppler.
10
Kelainan segmen ST; berupa infark miokard dengan elevasi
segmen ST (STEMI) atau Non STEMI. Gelombang Q
pertanda infark transmural sebelumnya. Adanya hipertropi,
bundle branch block, disinkroni elektrikal, interval QT yang
memanjang, disritmia atau perimiokarditis harus
diperhatikan.
Foto Toraks
Foto toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru,
efusi pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi
paru yang menyebabkan atau memperberat sesak napas.
11
dipertimbangkan sesuai tampilan klinis. Gangguan
hematologis atau elektrolit yang bermakna jarang dijumpai
pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang yang belum
diterapi, meskipun anemia ringan, hiponatremia,
hiperkalemia dan penurunan fungsi ginjal sering dijumpai
terutama pada pasien dengan terapi menggunakan diuretik
dan/atau ACEI (Angiotensin Converting Enzime
Inhibitor), ARB (Angiotensin Receptor Blocker), atau
antagonis aldosterone.
Enzim jantung meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-
jaringan jantung, misal infark miokard (kreatinin fosfokinase
CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH,
isoenzim LDH).
12
2.2.8 Komplikasi CHF
13
- Pemantauan Berat Badan Mandiri:
Pasien harus memantau berat badan rutin setap hari,
jika terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam 3
hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas
pertimbangan dokter.
- Asupan Cairan:
Restriksi cairan 1,5 -2 Liter / hari dipertimbangkan
terutama pada pasien dengan gejala berat yang
disertai hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada
semua pasien dengan gejala ringan sampai sedang
tidak memberikan keuntungan klinis.
- Latihan Fisik:
Walaupun aktivitas fisik berat tidak dianjurkan pada
gagal jantung, suatu latihan rutin ringan terbukti
bermanfaat pada pasien gagal jantung dengan NYHA
kelas I-III. Pasien dengan gagal jantung sebaiknya
didorong untuk melakukan latihan rutin isotonic
seperti jalan atau mengayuh sepeda ergometer statis,
14
yang dapat ditoleransi. Beberapa penelitian mengenai
latihan fisik memberikan hasil yang positif dengan
berkurangnya gejala, meningkatkan kapasitas latihan,
dan memperbaiki kualitas dan durasi kehidupan.
2. Tatalaksanaan Farmakologi
- Diuretik :
Kebanyakan dari manifestasi klinik gagal jantung
sedang hingga berat diakibatkan oleh retensi cairan
yang menyebabkan ekspansi volume dan gejala
kongestif. Diuretik adalah satu-satunya agen
farmakologik yang dapat mengendalikan retensi
cairan pada gagal jantung berat, dan sebaiknya
digunakan untuk mengembalikan dan menjaga status
volume pada pasien dengan gejala kongestif (sesak
napas, orthopnea, dan edema) atau tanda peningkatan
tekanan pengisian (rales, distensi vena jugularis,
edema perifer). Furosemide, torsemide, dan
bumetanide bekerja pada loop of Henle (loop
diuretics) dengan menginhibisi reabsorbsi Na+,
K+,dan Cl – pada bagian asendens pada loop of
henle; thiazide dan metolazone mengurangi
reabsorbsi Na+ dan Cl- pada bagian awal tubulus
kontortus distal, dan diuretic hemat kalium seperti
spironolakton bekerja pada tingkat duktus koligens.
15
karena perburukan gagal jantung, dan meningkatkan
kelangsungan hidup.
16
- Vasodilator
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan,
dilatasi pembuluh darah vena menyebabkan
berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan
kapasitas vena.
17