DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Undang- undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang telah berjalan tentunya
menjadikan rumah sakit salah satu pihak yang harus selalu berbenah diri dalam rangka
menjalankan amanat perundangan tersebut. Penyelenggaraan kesehatan yang diberikan oleh
rumah sakit semakin menjamin akses dan kualitas layanan bagi kepentingan kesehatan
masyarakat.
Selanjutnya regulasi yang mengatur rumah sakit secara khusus yakni Undang –
Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pada undang-undang ini, jelas rumah
sakit diatur secara spesifik, termasuk bagaimana rumah sakit dapat menyelenggarakan
pelayanannya dengan baik.
RSUD Banten, salah satu komponen yang terlibat langsung dengan apa yang tertuang
di beberapa perundangan tersebut, berupaya untuk dapat menyediakan penyelenggaraan dan
layanan yang semakin baik. Dengan membuat regulasi internal dalam rangka mendukung apa
yang sudah diamanatkan oleh perundangan yang berlaku.
Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan medik. RSUD Banten, mengadopsi
standar-standar akreditasi nasional yang disusun dan ditetapkan oleh Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) dan akreditasi internasional yang bersumber dari Joint Commission
InternationaI (JCI) untuk mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan tersebut.
Penyusunan panduan ini merujuk pada persyaratan input minimal di berbagai standar,
panduan, serta indikator. Diharapkan buku ini dapat dimanfaatkan oleh para pimpinan,
pengambil keputusan, dan seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit dalam penyelenggaraan
pelayanan di rumah sakit
2. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan pedoman ini adalah sebagai acuan bagi para pimpinan, pengambil keputusan,
dan tenaga kesehatan rumah sakit, sebagai panduan dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan dan penyebaran informasi di Rumah sakit agar dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi informasi yang efektif
a. Batas waktu pembuatan laporan paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan pelatihan.
b. Laporan dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
c. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan internal terdiri dari
Pendahuluan
Tujuan pelatihan
Peserta pelatihan
Tempat & tanggal pelatihan
Materi, narasumber, dan fasilitator
Hasil pre-test dan post test
Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan
Kesimpulan & saran
Tanda tangan ketua panitia
Dengan melampirkan :
BAB II
Rumah Sakit Umum Daerah Banten merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Provinsi Banten yang diresmikan pada tanggal 3 Oktober Tahun
2013. Sebagai instansi pelayanan publik Rumah Sakit Umum Daerah Banten memiliki
peranan yang sangat stratgis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Banten.Peran strategis ini terkait karena RSUD Banten adalah fasilitas kesehatan
yang padat teknologi dan padat pakar ilmu. Peran tersebut dewasa ini makin menonjol
mengingat timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio ekonomi masyarakat dan
pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang
menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Banten (RSUD Banten) sebagai unit pelayanan publik
pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerja pelayanannya.Hal ini seiring
engan program percepatan pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi
Banten. Tuntutan masyarakat akan kualitas kinerja pelayanan dari waktu ke waktu semakin
meningkat terutama setelah memasuki era reformasi.
Hal ini merupakan tantangan yang serius terhadap keberadaan Rumah Sakit
Pemerintah dimasa yang akan datang, apakah masih tetap menjadi tumpuan masyarakat
sebagai pusat pelayanan kesehatan rujukan atau tumpuan masyarakat beralih ketempat lain
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk itu perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan rujukan harus mendapat prioritas dari pemerintah daerah dalam hal pelayanan
terhadap pelanggan atau konsumen kesehatan.
Dengan demikian, nampak bahwa Rumah Sakit mengemban tugas yang sangat berat,
disatu sisi dituntut member pelayanan yang bermutu yang dapat memuaskan konsumennya.
Rumah sakit sebagai institusi yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan salah satu misi yang harus dijalankan, disisi lain perubahan kecendrungan dari
instansi yang sepenuhnya sosial menjadi sosio ekonomis juga sudah merupakan kenyataan.
Sementara itu, perubahan baik di tingkat lokal maupun global terus saja terjadi yang
memaksa rumah sakit secara terus menerus perlu menyesuaikan dirinya.
Rumah Sakit Umum Daerah Banten dipimpin oleh Direktur yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan dibidang kesehatan terutama di lingkungan Rumah sakit. Seiring dengan proses
pembangunan pada era desentralisasi, pembangunan yang telah berkembang di lingkungan
pemerintah daerah Provinsi Banten semakin besar pula tantangan dan hambatan yang akan
membentang di sepanjang masa suatu pemerintahan.
Pembangunan yang terus dilaksanakan pemerintah tidak lain ditujukan kepada
peningkatan kesejahteraan warga masyarakat, oleh karenanya pembangunan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat dinikmati oleh seluruh
warga masyarakat.
Perencanaan pembangunan yang berangkat dari dan akan kebutuhan masyarakat
secara langsung akan meningkatkan kinerja pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari aspek
kepuasan masyarakat akan pelayanan pemerintah kepada warga masyarakat, selain itu
peningkatan kesejahteraan warga masyarakat merupakan salah satu tolok ukur dari
keberhasilan pembangunan. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu bagian dari
pembangunan yang sedang, sudah dan akan dilaksanakan.
Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah
Provinsi Banten, RSUD Banten dituntut untuk meningkatkan pelayanan kepada warga
masyarakat.Transparansi dan akuntabilitas wajib dikedepankan seiring dengan semakin
berkembangnya tuntutan zaman.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS
A. VISI :
Rumah sakit pilihan utama dengan layanan santun
B. MISI :
C. FILSAFAH
D. NILAI
1. B = Banyak
2. O = Obyektif dalam memberikan pelayanan
3. P = Profesional
4. A=Atraktif
5. L= Loyal dalam bekerja
E. TUJUAN RS
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
KEPALA IFM
Rohimah
Rizal Dino Pamungkas,SPsi
Rohimah Unit LabFor
Unit Pemulasaraan
Zaman Faturohman
Rizal
Unit ForKlin
BAB VI
URAIAN JABATA
I. URAIAN JABATAN
A. KEPALA INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
1. Kepala Instalasi Forensik dan Medikolegal mempunyai tugas pokok membantu Direktur
dalam pelaksanaan pelayanan Forensik dan Medikolegal.
2. Kepala Instalasi Forensik dan Medikolegal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai fungsi
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan forensik dan medikolegal untuk
kepentingan peradilan atau penegakan hukum terdiri dari :
c. Penyiapan sarana dan prasarana forensik dan medikolegal terdiri dari :
d. Pengembangan keilmuan forensik dan medikolegal sehingga mampu
mengungkap kasus-kasus dan sebagai saksi ahli dalam pengadilan terdiri dari :
e. Pelaksanaan konsultasi dan rujukan kepada instansi forensik dan medikolegal
yang lebih mampu bila mengalami kesulitan yang tidak dapat di atasi;
f. Pengadministrasian kegiatan forensik dan medikolegal secara professional
terdiri dari;
g. Pengadaan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan instalasi forensik dan
medikolegal rumah sakit;
h. Pelaksanaan kegiatan pemulasaraan jenazah antara lain merawat,
memandikan, mengkafani dan menyembahyangkan;
i. Penyiapan fasilitas pemulangan jenazah;
j. Pemberian laporan secara berkala kepada Direktur Rumah Sakit melalui wakil
direktur pelayanan tentang semua kegiatan instalasi forensik dan medikolegal
di rumah sakit
3. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala Instalasi
Forensik dan Medikolegal mempunyai rincian tugas sebagai berikut :
a. Menyusun strategic action plan yang dilengkapi dengan system akuntabilitas;
b. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan forensik dan medikolegal untuk
kepentingan peradilan atau penegakan hukum sesuai dengan SPO;
c. Melaksanakan penyiapan sarana dan prasarana forensik dan medikolegal;
d. Melaksanakan pengembangan keilmuan forensik dan medikolegal sehingga
mampu mengungkap kasus-kasus dan sebagai saksi ahli dalam pengadilan;
e. Melaksanakan konsultasi dan rujukan kepada instansi forensik dan
medikolegal yang lebih mampu bila mengalami kesulitan yang tidak dapat
diatasi;
f. Melaksanakan pengadministrasian kegiatan forensik dan medikolegal secara
profesional;
g. Melaksanakan pengadaan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan instalasi
forensik dan medikolegal
h. Melaksanakan kegiatan pemulasaraan jenazah antara lain
merawat,memandikan,mengakafani dan menyembahyangkan;
i. Mencatan activity driver quantity ( visum,pemulasaraan);
j. Melaksanakan penyiapan fasilitas pemulangan jenazah;
k. Memberikan laporan berkala:
a. Menjemput Jenazah dari ruangan rawat inap maupun IGD lalu dibawa ke Ruang
Transit di Instalasi Forensik & Medikolegal, sambil menunggu administrasi selesai
lalu petugas;
b. Mengantarkan pasien meninggal dan keluarga ke tempat tujuan
c. Monitoring terhadap perawatan kendaraan Mobil Jenazah
d. Melaksanakan dan Menjalankan Semua kegiatanan pelayanan di Intsalasi Forensik &
Medikolegal Meliputi :
a. Mengantarkan pasien meninggal beserta keluarga ke tempat tujuan
Membidangi:
a. Menjemput Jenazah dari ruangan rawat inap maupun IGD lalu dibawa ke Ruang
Transit di Instalasi Forensik & Medikolegal, sambil menunggu administrasi
selesai lalu petugas;
b. Membuat sertifikat kematian
c. Melaksanakan dan Menjalankan Semua kegiatanan pelayanan di Intsalasi
Forensik & Medikolegal Meliputi :
a. Menciptakan suasana kerja yang harmonis
b. Merekap data kematian
c. Merekap surat jalan mobil jenazah
d. Bertanggungjawab dalam pengarsipan
e. Bertanggungjawab dalam pembuatan nota dinas keluar
f. Bertanggungjawab terhadap inventaris ruangan dan barang pakai habis
g. Membuat rekapan terhadap penggunaan Bahan Bakar Mobil Jenazah
h. Bertanggung jawab terhadap penggunaan Bensin
IV. KOORDINATOR PELAYANAN KAMAR JENAZAH
Membidangi:
a. Menjemput Jenazah dari ruangan rawat inap maupun IGD lalu dibawa ke Ruang
Transit di Instalasi Forensik & Medikolegal, sambil menunggu administrasi selesai
lalu petugas;
b. Membuat sertifikat kematian
c. Memberikan pelanyanan pemulasaran bila diperlukan atau dibutuhkan pihak
keluarga
d. Penanganan terhadap Pasien meninggal yang tidak mempunyai alamat jelas (Mr
x&Mrs x)
e. Melaksanakan dan Menjalankan Semua kegiatan pelayanan di Intsalasi Forensik
& Medikolegal Meliputi : Menciptakan suasana kerja yang harmonis, memberikan
solusi terhadap keluarga pasien dalam pengantaran jenazah dari RS ke Tempat
tinggal, Penanganan terhadap pasien meninggal yang tidak memiliki alamat jelas
atau yang disebut (Mr x&Mrs.x)
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Subag
Ourso Subag
ching PEP Anggara
n Unit
IGD Kerja
Tim
laund
ry
PPID
Bag.
UMU
PAMDAL M
Instalasi
Komit
Forensik e
dan PPIRS
GIZI Medikoleg Subag
al
Umum
&
Rawat Kepega
Inap waian
Pengur
Subag us
SIMRS Barang
Penyehatan
16 Ka. Intalsi Gizi Gizi Koordinasi
Mamin
Rawat Inap
Ka. Instalasi Rawat Jalan
Ranap dan Farmasi
Pengendalian Rajal, Farmasi, Bedah Sentral
17 Koordinasi
Infeksi Bedah Sentral, Gizi
Gizi, Laundry, Laundry
Ruang Jenazah Ruang Jenazah
Penyehatan
18 Pihak ke 3 Oursoching Koordinasi
Rumah Sakit
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
KETENTUAN UMUM
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Pengertian
1. Orientasi adalah rangkaian kegiatan masa pengenalan bagi calon tenaga yang diangkat
sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) maupun pegawai Non PNS RSUD Banten
yang akan bekerja di RSUD Banten serta tenaga magang atau status tenaga lainya yang
berasal dari pihak ketiga (outsourching dan tenaga sukarelawan) diluar pegawai RSUD
Banten serta pegawai yang dimutasi ke RSUD Banten dari Kementrian Kesehatan, dan
pegawai yang dirotasi antar unit kerja di RSUD BANTEN.
2. Bagian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah unit pelaksana yang melakukan orientasi
pegawai meliputi tenaga medis, keperawatan, keteknisian medis dan keterapian fisik serta
non medis.
3. Unit terkait adalah unit pelaksana program orientasi sesuai dengan keprofesiannya.
4. Unit kerja adalah unit pelaksana program orientasi kerja sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi calon pegawai yang akan melakukan tugas di unit kerja tersebut.
5. Evaluasi adalah penilaian atas hasil orientasi calon pegawai selama melakukan orientasi
umum, keprofesian, unit kerja yang dilakukan oleh pelaksana program orientasi dan
penilaian dari Kepala Unit Kerja.
6. Tenaga magang adalah tenaga yang telah lulus pendidikan serta ingin meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang yang dimiliki oleh tenaga magang tersebut
guna mendapatkan pengalaman kerja di RSUD Banten maupun calon pegawai di RSUD
Banten untuk meningkatkan kompetensi tenaga magang tersebut.
7. Tenaga outsourcing adalah tenaga dari pihak ketiga yang melaksanakan tugas di RSUD
Banten berdasarkan perjanjian antara pihak pengelola outsourcing dengan pihak RSUD
Banten.
8. Tenaga sukarelawan adalah tenaga yang diperoleh berdasarkan kerja sama dengan
institusi pendidikan mupun lembaga swadana yang memiliki keabsahan hukum yang
berlaku sesuai kebutuhan rumah sakit guna peningkatan mutu kegiatan pelayanan rumah
sakit.
9. Mutasi adalah perpindahan PNS dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Provinsi ke RSUD Banten.
10. Rotasi adalah perpindahan pegawai antar unit kerja di RSUD Banten yang ditetapkan oleh
Bagian SDM.
Tujuan
Untuk memberikan pembekalan dalam rangka pelaksanaan tugas di RSUD Banten
sesuai dengan profesinya.
Jenis Orientasi
Bagi Calon Pegawai
Bagi calon pegawai dengan status CPNS dan Non PNS yang akan melakukan tugas di
RSUD Banten harus diberikan orientasi terlebih dahulu, yang terdiri dari :
a. Orientasi umum : Untuk memberikan pemahaman terhadap organisasi dan budaya
kerjaserta pemahaman terhadap mutu dan keselamatan rumah sakit yang menunjang
pelaksanaan tugas di RSUD Banten.
b. Orientasi Keprofesian :Untuk memberikan pemahaman terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan pendidikan dan keprofesiannya.
c. Orientasi unit kerja : Untuk memberikan pembekalan dalam rangka pelaksanaan tugas
di unit kerja yang akan diberikan kepada calon pegawai.
Bagi tenaga magang Siswa PKL, Peserta Pelatihan Fellowship, Outsourcing dan
Sukarelawan yang akan melakukan tugas yang berkaitan dengan pengembangan pelayanan,
pendidikan, pelaksanaan tugas harus diberikan orientasi terlebih dahulu.
Bagi pegawai yang dimutasi ke RSUD Banten dari Kementerian Kesehatan RI harus
diberikan orientasi terlebih dahulu.
Bagi pegawai yang dirotasi antar unit di lingkungan RSUD Banten diberikan orientasi unit
kerja.
BAB X
LAPORAN DIKLAT
Pengertian :
Penilaian secara berkala terhadap pegawai yang telah mengikuti pelatihan di dalam
dan di luar RSUD Banten.
Tujuan :
Prosedur :
1. Sub Bagian PEP mendata pegawai yang telah mengikuti pelatihan baik di dalam maupun
di luar RSUD Banten.
2. Subag PEPmengirimkan formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada unit kerja
pegawai yang bersangkutan 3 bulan setelah pelaksanaan pelatihan.
3. Untuk pelatihan di dalam RSUD Banten, penilaian evaluasi kompetensi pasca pelatihan
dilakukan dengan menentukan jumlah sampel dari seluruh peserta pelatihan.
4. Unit kerja menerima formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
5. Atasan langsung pegawai yang bersangkutan melakukan penilaian evaluasi kompetensi
pasca pelatihan terhadap pegawai yang bersangkutan.
6. Setelah melakukan penilaian, atasan langsung pegawai yang bersangkutan mengirimkan
kembali formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada Subag PEP.
7. Subag PEP menginput hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
8. Subag PEP menganalisis hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
9. Subag PEP membuat laporan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
10. Subag PEP mengkompilasi seluruh laporan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan
untuk dibuatkan laporan evaluasi kompetensi pasca pelatihan tahunan.
11. Subag PEP melaporkan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan ke Wadir Umum dan
Keuangan.
FORMULIR EVALUASI PELATIHAN
DETAILS: INSTRUKSI:
Tujuan :
1. Semua peserta yang mengikuti pelatihan (eksternal dan internal) selama 7 jam atau lebih harus
Nama Pegawai: ____________________ Ruangan: _____________________ melengkapi Formulir Evaluasi Pelatihan
2. Atasan langsung peserta pelatihan melengkapi BAGIAN I: PRE-PELATIHAN BRIEFING
Unit Kerja: ____________________ Nama Atasan Langsung: _______________ (melakukan briefing sebelum mengirimkan peserta untuk pelatihan) (Note : Satu Form/ peserta)
3. Peserta membawa Formulir Evaluasi Pelatihan dan memberikan kepada panitia saat hari pelatihan.
Judul Pelatihan: 4. Setelah selesai pelatihan, fasilitator melengkapi BAGIAN II: PENAMPILAN PESERTA SELAMA
PELATIHAN dan mengembalikannya kepada atasan langsung melalui peserta pelatihan.
Tanggal Pelatihan: 5. Atasan langsung peserta pelatihan melengkapi BAGIAN III: POST PELATIHAN-TINDAK
LANJUT PASCA PELATIHAN setelah 3 bulan pasca pelatihan.
Jenis Pelatihan: In-house Training 6. Atasan langsung peserta pelatihan mengirimkan Form Evaluasi Pelatihan yg asli ke Bagian Diklat
Instruksi : Atasan langsung memberi check List ( √ ) & komentar bila dibutuhkan.
Penilaian Kompetensi
Sebelum Pelatihan Setelah Pelatihan
Jika peserta dapat : Tidak Kurang Sangat Tidak Kurang Sangat
Memuaskan Memuaskan
Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 6 : Contoh Formulir Evaluasi Pelatihan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
TOTAL NILAI
NILAI RATA-RATA
Instruksi kerja ini dapat digunakan sebagai pedoman di seluruh SMF / Bagian /
Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.
a. Batas waktu pembuatan laporan paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan pelatihan.
b. Laporan dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke Wadir Umum dan Keuangan & Subag
PEP.
c. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan internalterdiri dari
Pendahuluan
Tujuan pelatihan
Peserta pelatihan
Tempat & tanggal pelatihan
Materi, narasumber, dan fasilitator
Hasil pre-test dan post test
Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan
Kesimpulan & saran
Tanda tangan ketua panitia
Dengan melampirkan :
PERTEMUAN/RAPAT
Jadwal
No Kegiatan Frekuensi Peserta
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
A. Rapat Koordinasi Komunikasi pada tingkat Strategis
2 Rapat kerja Penyusunan Renstra 1 tahun sekali Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid
3 Rapat Pimpinan Terbatas 1 minggu sekali tiap bulan Seluruh Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid, Ka Instalasi, Karu
4 Rapat Koordinasi Direksi dan Staf 1 minggu sekali tiap bulan Rapat tang pimpin oleh wakil direktur dengan jajaran yang ada dibawahnya
Pimpinan Rapat
Peserta Hadir
Agenda Rapat
Diskusi Rapat
( ) ( )
BAB X
PELAPORAN
1. HARIAN
Hari/tanggal pemeriksaan :
I. IDENTITAS PASIEN/KORBAN
NAMA : AGAMA
:
UMUR : PEKERJAAN :
WARGA NEGARA :
II. ANAMNESA/WAWANCARA
VII. KESIMPULAN :
dr
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. .................................., dokter permintaan tertulis dari
Kepala Kepolisian Resor Metro ........................................................................tertanggal
.........................................., No. Pol.: ..............................................., dengan ini menerangkan
bahwa pada tanggal .................. .............................. tahun ............................, pukul
Waktu Indonesia Barat bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah Banten, telah melakukan
pemeriksaan korban dengan nomor registrasi : ....................., yaitu :
Nama : ..........................----------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : Tempat tanggal lahir : .......................................................----------------
Warganegara : ..........................----------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ..........................----------------------------------------------------------------
Alamat : ..........................----------------------------------------------------------------
Korban datang diantar oleh :........................
---------------------------------------------------- HASIL PEMERIKSAAN ----------------------------
1. Korban datang dalam -------------------------dengan keadaan umum----------------------------
2. Riwayat haid: ------------------------------------------------------------------------------------------
Haid pertama kali usia :........ tahun; siklus haid tiap bulan : teratur/tidak teratur; riwayat
perkembangan seksual : normal/tidak normal.----------------------------------------------------
3. Keadaan fisik umum: tekanan darah / mmHg; denyut nadi : ......./menit.---------------
4. Luka-luka : --------------------------------------------------------------------------------------------
5. Pada pemeriksaan genitalia:-------------------------------------------------------------------------
Bagian luar : .......................................................................................................................
Selaput dara: .............................................................................................................
Bagian dalam: ....................................................................................................................
6. Pemeriksaan
penunjang/laboratorium:......................................................................................
7. Korban dipulangkan/dirawat.------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN:
Pada pemeriksaan terhadap anak/dewasa perempuan berumur .... tahun ini, ditemukan
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan
yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.-----------------------
Dokter Pemeriksa,
dr.
Format Pemeriksaan Visum Pada Mayat
Nomor : Serang,
Perihal : Hasil pemeriksaan luar mayat atas mayat
Lampiran : -.-
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan dibawah ini, dr.Aria Yudhistira, SpF, dokter spesialis forensik
pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah
Banten di Serang Banten, atas permintaan tertulis dari …., tertanggal 12-08-2012, No. Pol.:
131/Ver/VIII/2012/SEK Penj., dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal dua belas bulan
delapan tahun dua ribu dua belas, pukul tujuh lewat tiga puluh Waktu Indonesia Barat,
bertempat di ruang bedah mayat Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Rumah Sakit Umum Daerah Banten, telah melakukan pemeriksaan luar mayat atas mayat
dengan keterangan sebagai berikut:
Nama :-----------------------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin :-------------------------------------------------------------------------------------
Umur : .-----------------------------------------------------------------------------------
Warganegara :------------------------------------------------------------------------------------
Alamat :-------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN----------------------------
1. Label terikat pada: ibu kaki jari kiri terbuat dari, karton berwarna Kuning dengan materai,
bertuliskan: Terlampir---------------------------------------------------------------------------------
2. Pakaian mayat:
3. Tutup/ bungkus mayat:--------------------------------------------------------------------------------
4. Perhiasan mayat:---------------------------------------------------------------------------------------
5. Benda disamping mayat:------------------------------------------------------------------------------
6. Kaku mayat terdapat pada-----------------------------------------------------------------------------
7. Mayat adalah -------------------------------------------------------------------------------------------
8. Identifikasi khusus:------------------------------------------------------------------------------------
9. Rambut berwarna
10. Mata kanan terbuka sepuluh milimeter dan mata kiri sepuluh milimeter, selaput bening
mata jernih, teleng mata bulat, nol koma liman, warna tirai mata coklat tua, selaput bola
mata berwarna putih pucat dan selaput kelopak mata berwarna putih pucat.-----------------
11. Hidung berukuran; telinga berbentuk l------------------------------------------------------
12. Gigi-geligi:-------------------------------------------------------------------------------
13. Dari lubang mulut, hidung,---------------------------------------------------------------------------
Dari lubang kemaluan dan pelepasan--------------------------------------------------------
14. Luka-luka:-----------------------------------------------------------------------------------------------
15. Patah tulang :------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak tampak dan tidak teraba patah tulang.------------------------------------------------------
16. Lain-lain :----------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN :--------------------------------------------------------------------------------------------
Sebab matinya orang ini tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah
mayat.-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan sesuai dengan KUHAP.
(dr. SpF)
NIP.
Format Hasil Visum Penganiayaan
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan dibawah ini, dr. ………………………, , dokter ……pada bagian
Forensik & Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah Banten, atas permintaan tertulis dari
Kepala Kepolisian …………………………........ tertanggal ……………………….., No.
Pol.: ………………………., dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal
……………………………. tahun …………………., pukul ……………………… Waktu
Indonesia Barat, bertempat di bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah Banten, telah
melakukan pemeriksaan atas korban dengan nomor registrasi ………………….., yang
menurut surat tersebut adalah :------------------------------------------------------
Nama : ………………………………..----------------------------------------------
Umur : ….. tahun.-----------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : ……………..-------------------------------------------------------------------
Warganegara : ……………..-------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ……………...-------------------------------------------------------------------
Alamat : ………………------------------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN
1. Korban datang dalam keadaan sadar/tidak sadar; keadaan umum baik/sakit ringan/sakit
sedang/sakit berat. ------------------------------------------------------------------------------------
Korban mengaku ...................
2. Pemeriksaan fisik umum:----------------------------------------------------------------------------
Tekanan darah / mmHg; Frekuensi nadi : x/menit; frekuensi nadi : x/menit;
frekuensi nafas x/menit, suhu : o C.-------------------------------------------------------------
3. Luka-luka:----------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN : ------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana.
Dokter Pemeriksa,
dr.
Laporan Penilaian Kinerja Unit Kerja dan Organisasi
Rumah sakit menetapkan indikator kinerja rumah sakit dan unit kerja yang terbagi
menjadi area-area indikator dan tercatat dalam rencana strategis dan kontrak kinerja unit kerja
dan RSUD Banten. Indikator-indikator tersebut berasal dari :
Tabel 17
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Pengumpulan Laporan Yang Melaporkan Pemangku Kepentingan
1 Indikator Akreditasi Nasional Indikator akreditasi nasional ditetapkan Sesuai dengan maksimal tangga 10 Unit terkait yang Direktur
(KARS) oleh rumah sakit menyesuailan dengan 4 jadwal informasi setiao bulannya mendapatkan KPI
syarat yang dipersyaratkan oleh KARS periode pelaporan
yang ada pada
setiap kamus
2 Indikator Jaminan Kesehatan Indikator Penilaian program pelayanan
indikator
Nasional JKN di Rumah sakit vertikal yang
ditetapkan oleh kemetrian kesehatan
bersama BPJS. Indikaotr inin memberikan
apresiasi terhadap rumah sakit yang
membei pelayanan yang terbaik dan
mempunyai peringkat tertinggi dalam
melaksankan sistem JKN terutama dalam
kriteria sistem pendaftaran, sistem
pelayananan, sistem pengihan, serta
sistem penanganan komplain pasien JKN.
Tabel 19
Pengumpulan Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Yang Melaporkan Metode Palaporan
Laporan Kepentingan
1 Surveilans VAP Ventilator Associated Pneumonia setiap bulan maksimal tanggal 5 ICU, NICU, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
adalah infeksi saluran nafas bawah pada bulan Perinatologi unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
yang mengenai perenkim paru berikutnya ke tim PPI kemudian
setelah pemakaian ventilasi mekanik dianalisis setiap 3 bulan, 6
> 48 jam, dan sebelumnya tidak bulan dan setahun kemudian
ditemukan tanda-tanda infeksi dilaporkan ke Direktur dan
saluran nafas unit terkait
2 Surveilans ISK Infeksi Salurah Kemih (ISK) adalah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jenis infeksi yang tejadai pada pada bulan perawatan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
saluran kemih murni atau melibatkan berikutnya ke tim PPI kemudian
bagian yang lebih dalam dari organ- dianalisis setiap 3 bulan, 6
organ pendukung saluran kemih bulan dan setahun kemudian
karena penggunaan kaeter urine > 48 dilaporkan ke Direktur dan
jam unit terkait
3 Surveilans IDO Jumlah pasien yang terinfeksi IDO / setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jumlah pasien yang dioperasi 100% pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
4 Surveilans HAP Hospital Acquired Pneumonia adalah per kegiatan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
infeksi akut pada parenkim paru pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
setelah pasen dirawat di rumah sakit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
> 48 jam tanpa dilakukan intubasi dan dianalisis setiap 3 bulan, 6
sebelumnya tidak mendierita infeksi bulan dan setahun kemudian
saluran napas bawah dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
5 Surveilans IAD infeksi Aliran darah terkait setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pemasangan kateter intravaskuler pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
adalah infeksi aliran darah terkait berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
pemasangan central venous catheter dianalisis setiap 3 bulan, 6
(CVC), periferal catheter, catheter bulan dan setahun kemudian
haemodialysis, arterial line, dilaporkan ke Direktur dan
peripheral inserted catheter (PICC), unit terkait
intraaortic balloon pump dengan
konfirmasi laboratorium
6 Surveilans Dekubitus adalah kerusakan kulit setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
Dekubitus yang terjadi akibat gangguan aliran pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
darah setempat dan iritasi pada kulit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
yang menutupi tulang menonjol, dianalisis setiap 3 bulan, 6
dimana kulit tersebut mendapatkan bulan dan setahun kemudian
tekanan dari tempat tidur, kursi roda, dilaporkan ke Direktur dan
gips, atau benda lainnya dalam unit terkait
jangka waktu yang lama selama
perawatan di RS 2 x 24 jam
7 Surveilans Plebitis Plebitis adala bagian pada daerah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
lokal tusukan infus ditemukan tanda- pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
tanda merah seperti terbakar, berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus dianalisis setiap 3 bulan, 6
sampa eksudat purulen atau bulan dan setahun kemudian
mengeluarkan cairan bila ditekan dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
8 Audit Kebersihan audit kepatuhan petugas melakukan setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
tangan kebersihan tangan sesuai dengan 5 pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
indikasi dari WHO yaitu sebelum berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
kontak dengan pasien, setelah dianalisis setiap 3 bulan, 6
kontak dengan pasien, sebelum bulan dan setahun kemudian
melakukan tindakan invasif dan dilaporkan ke Direktur dan
aseptik, setelah kontak dengan unit terkait
cairan tubuh dan setelah kontak
dengan lingkungan
9 Audit alat Yaitu audit kepatuhan pegawai RSUD setiap bulan maksimal tanggal 5 Ruang OK, IPSRS, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pelindung diri Banten melakukan kepatuhan pada bulan Kamar jenazah unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
penggunaan APD pada saat dilakukan berikutnya ke tim PPI kemudian
audit dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
10 Laporan tertusuk tertusuk jarum atau terpajan cairan setiap bulan maksimal tanggal 5 Semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
benda tajam tubuh pasien adalah kejadian dimana pada bulan perawatan, unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
pegawai RSUD Banten secara tidak berikutnya poliklinik, ruang ke tim PPI kemudian
sengaja terpajan oleh cairan tubuh OK, IPSRS, Kamar dianalisis setiap 3 bulan, 6
pasien baik melalui tertusuk jarum, jenazah, bulan dan setahun kemudian
pajanan ke mukosa atau pajanan ke laboratorium dilaporkan ke Direktur dan
kulit yang tidak utuh unit terkait
Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tabel 20
2 insiden Kegiatan melaporkan, triwulan maksimal tanggal K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
keselamatan Kerja merekapitulasi 10 setiap triwulan Keuangan insiden dilaporkan
pegawai dan laporan insiden K3 setiap bulan, lengkap
pengunjung pegawai dan dengan hasil risk
pengunjung. grading dan tindak
Penentuan penyakait lanjut
akibat kerja (PAK),
3 insiden kesehatan Kegiatan melaporkan, Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
Kerja pegawai dan merekapitulasi Keuangan PAK dilaporkan setiap
pengunjung laporan insiden bulan, lengkap dengan
kesehatan kerja hasil risk grading dan
pegawai. Penentuan tindak lanjut
penyakait akibat kerja
4 Sensus APAR Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus APAR
hasil pendataan APAR Keuangan
5 Sensus Hidran Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus Hidran
hasil pendataan Keuangan
Hidran
LaporanTerkait Penyusunan Laporan Keuangan
Tabel 21
XI
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS)
Pusat Promosi Kesehatan, 2014, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS),
Kemenkes RI