Hepatobilier
Ulkus Aftosa
4A
Ulserasi/Ulkus Aftosa
• Disebut juga: sariawan
• Definisi: Ulkus dangkal pada mukosa atau lidah yang akan
menyembuh tanpa jaringan parut
Macam-macam penyebab ulkus aftosa
berat
• Crohn’s disease dan celiac disease
• Trauma
• Eritema multiforme
• Liken planus
• Pemfigus
• Infeksi (herpes simpleks, sifilis)
Penanganan Ulkus Aftosa Ringan
• Menghindari trauma oral (menggosok gigi terlalu keras atau
memakan makanan panas)
• Menghindari makanan atau minuman asam
• Obat: tetrasiklin atau obat kumur antimikroba (misalnya
klorheksidin)
Penanganan Ulkus Aftosa Berat
• Kortikosteroid sistemik (misalnya prednisolon 30-60 mg/hari per
oral selama seminggu) atau talidomid (talidomid tidak boleh
diberikan pada kehamilan).
Penting!
• Ulkus yang tidak sembuh setelah 3 minggu perlu dibiopsi untuk
mengeksklusi keganasan.
Parotitis
4A
Di mana kelenjar parotis?
Parotitis
• Definisi: Peradangan kelenjar parotis, disebabkan oleh infeksi
(bakteri atau virus) atau autoimun
• Yang paling dikenal adalah mumps atau gondongan
Parotitis Mumps
• Merupakan infeksi virus paromyxoviral melalui droplet saliva
dan urine
• Umumnya mengenai anak-anak, namun bisa juga mengenai
dewasa
• Termasuk ke dalam salah satu vaksin wajib di Indonesia (MMR)
Gejala Parotitis Mumps
• Bengkak pada area depan telinga hingga rahang bawah
• Bengkak tiba-tiba
• Nyeri pada area yang bengkak
• Onset akut <7 hari
• Gejala konstitusional (malaise, anoreksia, demam)
• Biasanya bilateral, bisa juga unilateral
Gejala Parotitis Bakterial
• Bengkak di area depan telinga hingga rahang bawah
• Bengkak berlangsung progresif
• Onset akut, biasanya <7 hari
• Demam
• Rasa nyeri saat mengunyah
Gejala Parotitis HIV
• Bengkak di area depan telinga hingga rahang bawah
• Tidak disertai nyeri
• Bisa asimtomatis
Gejala Parotitis Tuberkulosis
• Bengkak di area depan telinga hingga rahang bawah
• Onset kronik
• Tidak disertai rasa nyeri
• Disertai gejala tuberkulosis yang lainnya
Gejala Parotitis Autoimun (Sindrom
Sjogren)
• Bengkak di area depan telinga hingga rahang bawah.
• Onset kronik atau rekurens
• Tidak disertai rasa nyeri
• Bisa unilateral atau bilateral
• Ada gejala lainnya dari sindrom Sjogren (mulut kering, mata
kering)
• Sudah menyingkirkan gejala parotitis lain.
Komplikasi
• Kerusakan permanen kelenjar parotis. Akibatnya, sekresi saliva
berkurang sehingga meningkatkan risiko infeksi mulut dan karies
mulut
• Parotitis mumps:
• Laki-laki epididimitis, orkitis, atau atrofi testis (sering ditanyakan)
• Perempuan oovaritis
• Umum tuli, miokarditis, tiroiditis, pankreatitis, ensefalitis, neuritis
• Parotitis autoimun: peningkatan insiden limfoma
Penanganan Parotitis Mumps
• Istirahat, hidrasi, dan nutrisi yang cukup
• Pengobatan simtomatis (antipiretik dan analgesik)
Penanganan Parotitis Bakterial
• Istirahat, hidrasi, dan nutrisi yang cukup.
• Pengobatan simtomatis (antipiretik dan analgesik)
• Antibiotik
Hernia
2
Jenis
Hernia
Macam Hernia Inguinalis Berdasarkan
Letak
DIREK = MEDIAL
INDIREK = LATERAL
(SELALU DI DEWASA)
Hernia berdasarkan sifatnya
• Reponiblis : KELUAR – MASUK
• Ireponiblis : KELUAR – TIDAK BISA MASUK
• Inkarserata: SAMA DENGAN IREPONIBLIS TAPI DENGAN
GANGGUAN PASASE USUS
• Strangulata: GANGGUAN VASKULARISASI USUS, NYERI HEBAT
Tatalaksana Hernia
Hernia apapun yang bukan strangulata
• Reduksi manual
Hernia reponiblis atau ireponiblis
• Operasi elektif
Hernia inkarserata atau strangulata
• Operasi CITO
Peritonitis
3B
Peritonitis
• Definisi: Radang pada peritoneum
• Etiologi:
• Perforasi apendisitis
• Perforasi tukak lambung
• Perforasi tifus abdominalis
• Ileus obstruktif
• Trauma abdomen
Gejala Peritonitis
• Nyeri hebat pada abdomen yang dirasakan terus-menerus selama
beberapa jam
• Bisa di satu tempat saja atau tersebar di seluruh abdomen
• Intensitas nyeri memberat ketika penderita bergerak, bernapas,
batuk, atau mengejan
• Bila telah terjadi peritonitis bakterial suhu badan naik,
takikardia, hipotensi, letargik, syok
• Mual dan muntah
• Kesulitan bernapas
Tanda Peritonitis
• Demam
• Letargi dan kesakitan
• Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan lepas abdomen
• Defans muskular
• Hipertimpani pada perkusi
• Pekak hati bisa menghilang karena udara bebas di bawah
diafragma
• Bising usus menurun atau menghilang
Tanda Peritonitis
• Rigiditas abdomen (perut seperti papan)
• Colok dubur nyeri di semua arah, tonus muskulus sfingter ani
menurun, ampula rekti terisi udara
Peritonitis TB
• Tanda Khasnya: chestboard
phenomenon, pada perkusi
abdomen terdengar suara
pekak dan timpani
bergantian
• Infeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis (TB).
• Reaktivasi laten TB foci dari
penyebaran hematogen dari
paru
Infeksi Umbilikus
4A
Gejala dan Tanda Infeksi Umbilikus
• Anak panas, rewel, dan tidak mau menyusu
• Ada tanda infeksi di sekitar tali pusat (merah, panas, bengkak, dan
mengeluarkan pus)
• Anak menjadi takikardia, hipotensi, penurunan kesadaran, ikterus.
• Adanya pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril
Jenis Infeksi Umbilikus
• Lokal atau terbatas: kemerahan dan bengkak terbatas pada daerah
<1 cm di sekitar pangkal tali pusat.
• Luas atau memberat: kemerahan dan bengkak >1 cm dari sekitar
pangkal tali pusat atau kulit di sekitar tali pusat mengeras dan
memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut.
Komplikasi Infeksi Umbilikus
• Necrotizing fasciitis (edema dan tampak seperti kulit jeruk)
• Peritonitis
• Trombosis vena porta
• Abses
Penanganan
• Perawatan lokal
• Tali pusat dibersihkan dengan antiseptik (klorheksidin atau povidone
iodine 2,5%) dengan kassa bersih 8x/hari hingga tidak lagi ada pus
• Setelah dibersihkan, tali pusat diolesi dengan salep antibiotik 3-4x/hari
• Perawatan sistemis
• Tanpa gejala sistemis, berikan kloksasilin oral selama 5 hari
• Bila tampak sakit, berikan antibiotik kombinasi dengan aminoglikosida
Gastritis
4A
Gastropati dan Gastritis
• Gastropati: kerusakan epitel atau endotel tanpa adanya inflamasi.
• Gastritis: inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung, dibuktikan melalui histologi.
• Gastritis terbagi menjadi tiga, yaitu:
• Gastritis erosif dan hemoragik
• Gastritis nonerosif
• Gastritis spesifik
Gastritis/Gastropati Erosif
• Etiologi: obat (terutama NSAID), alkohol, stres karena penyakit
atau pembedahan, dan hipertensi porta.
• Contoh penyebab stres adalah ventilasi mekanik, koagulopati,
trauma, luka bakar, syok, sepsis, kerusakan sistem saraf pusat,
gagal hati, penyakit ginjal, dan kegagalan multiorgan.
• Penyebab lainnya yang lebih jarang adalah iskemia, menelan
bahan kaustik, dan radiasi.
• Diagnosis: endoskopi.
Gejala dan Tanda Gastritis
• Nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas
• Keluhan bisa mereda atau memburuk setelah makan, mual,
muntah, dan kembung
• Adanya nyeri tekan epigastrium
• Peningkatan bising usus
• Bisa terjadi hematemesis atau melena bila terjadi gastritis berat
• Bisa terjadi anemia bila terjadi gastritis kronis
Faktor Risiko Gastritis
• Pola makan yang buruk (sering terlambat makan, sering makan
pedas, porsi makan besar)
• Sering minum kopi dan teh
• Infeksi bakteri atau parasit
• Penggunaan analgesik dan steroid
• Usia lanjut
• Alkoholisme
• Stres
Gejala Gastritis Erosif
• Umumnya asimtomatis
• Bila ada gejala, maka gejalanya adalah anoreksia, nyeri
epigastrik, mual, dan muntah
• Gejala lainnya adalah tanda-tanda perdarahan saluran cerna
atas, yaitu hematemesis, muntah hitam, melena, dan aspirat
berdarah ketika disuction nasogastrik
Penanganan Gastritis Erosif Akibat Stres
• Profilaksis pada pasien sakit berat dengan H2-receptor antagonist
atau proton pump inhibitor (PPI), bisa dalam bentuk oral atau
intravena.
• Bila sudah terjadi perdarahan, bisa diberikan PPI intravena yang
dikombinasi dengan suspensi sukralfat.
Penanganan Gastritis Erosif Akibat NSAID
• Menghentikan penggunaan NSAID, mengurangi dosis NSAID ke
dosis terkecil yang tetap optimal, atau konsumsi NSAID bersamaan
dengan makan.
• Pada pasien yang tetap membutuhkan terapi NSAID, bisa
diberikan terapi empiris PPI selama 2-4 minggu.
Penanganan Gastritis Erosif Akibat Alkohol
• Terapi empiris dengan H2-receptor antagonist, PPI, atau sukralfat
selama 2-4 minggu.
Mekanisme Kerja Obat Lambung
• Metoclopramide: antagonis reseptor D2di chemoreceptor trigger zone
(mempercepat motilitas gaster, anti muntah)
• Omeprazole: mengurangi sekresi asam lambung (dengan menginibisi
H+K+ATPase)
• Domperidone: antagonis selektif reseptor dopamine D2 (mirip dengan
Metoclopramide)
• Ranitidin: inhibitor histamin pada reseptor H2 di sel parietal
(mengurangi sekresi asam lambung dan kadar ion hidrogen)
• Sukralfat: Membentuk lapisan gel pada ulkus untuk mencegah erosi
akibat asam lambung, pepsin, dan empedu. Juga membantu produksi
prostaglandin dan ekskresi bikarbonat (melapisi dinding lambung
supaya lebih cepat sembuh dari ulkus)
Penanganan Gastritis Erosif Akibat
Gastropati Hipertensi Porta
• Pengobatan dengan beta-blocker (propanolol atau nadolol) bisa
menurunkan tekanan porta.
• Bila tidak berhasil dengan beta-blocker, bisa dilakukan prosedur
dekompresi porta.
Gastritis Nonerosif dan Nonspesifik
• Temuan endoskopi adalah normal, namun terdapat peradangan
secara histologis
• Umumnya disebabkan infeksi Helicobacter pylori dan anemia
pernisius
Gastritis Nonerosif Akibat Infeksi H. pylori
• H. Pylori: bakteri batang spiral gram negatif
• Bakteri ini tidak invasif, tetapi menimbulkan reaksi peradangan
PMN dan limfosit
• Bakteri ini menular dari orang ke orang lainnya, tetapi metode
transmisinya masih belum diketahui
Gastritis Nonerosif Akibat Infeksi H. pylori
• Infeksi akut H. pylori menyebabkan mual dan nyeri perut.
• Setelah sembuh, kebanyakan orang akan menjadi gastritis kronis.
• Ada tiga tipe fenotipe klinis gastritis kronis.
• Pertama, gastritis kronis ini umumnya asimtomatis.
• Kedua, sebagian kecil orang mengalami inflamasi di bagian antrum
gaster, tetapi tidak ada inflamasi di korpus gaster.
• Ketiga, inflamasi yang melibatkan korpus gaster. Jenis ini
umumnya mengalami peningkatan risiko ulkus gaster dan kanker
lambung.
Gastritis Nonerosif Akibat Infeksi H. pylori
• Diagnosis bisa dilakukan dengan tes terhadap H pylori, yang
diindikasikan pada:
• Pasien dengan ulkus gaster atau riwayat ulkus gaster.
• Pasien dengan MALToma gaster (suatu bentuk limfoma yang umumnya
melibatkan mukosa, terutama gaster).
• Pasien dengan riwayat keluarga mengalami karsinoma gaster.
• Tes terhadap H. pylori meliputi fecal antigen immunoassay dan
urea breath test.
• Sebelum pemeriksaan, PPI harus dihentikan selama 7-14 hari dan
antibiotik dihentikan selama 28 hari karena keduanya
menurunkan sensitivitas pemeriksaan.
Gastritis Nonerosif Akibat Infeksi H. pylori
• Metode pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan serologis,
namun tidak lagi disarankan. Ada juga tes ELISA serologis, tetapi
akurasinya lebih rendah daripada fecal antigen assay dan urea
breath test.
• Endoskopi tidak diindikasikan untuk diagnosis infeksi H pylori.
Infeksi H. Pylori
• Jika terbukti positif terinfeksi, baru boleh ditatalaksana karena
penanganan antibiotik rawan gagal dan akan menimbulkan resistensi
antibiotik yang berbahaya
• Terapi eradikasi kuman H. Pylori dikenal dengan Triple
Therapy selama 14 hari! (1 PPI + 2 antibiotik)
1.Omeprazole 20 mg (2x1)
2.Clarithromycin 500 mg (2x1) ATAU metronidazole 500 mg
3.Amoxicillin 1000 mg (2x1) ATAU metronidazole
H. Pylori Triple Therapy
14 hari!
1.Omeprazole 20 mg (2x1)
2.Clarithromycin 500 mg
(2x1)
3.Amoxicillin 1000 mg (2x1)
Gastritis Spesifik: Infeksi
• Infeksi berbagai bakteri di lambung gastritis phlegmonous atau
gastritis nekrosis membutuhkan antibiotik spektrum luas,
bahkan reseksi lambung.
• Infeksi virus CMV pada pasien AIDS atau setelah transplantasi
organ.
• Infeksi jamur pada pasien immunocompromised.
• Infeksi larva nematoda ditularkan melalui daging ikan mentah
atau sushi nyeri hebat hingga larva mati atau diambil dengan
endoskopi.
Gastroenteritis
4A
Gastroenteritis
• Definisi: Diare dan muntah akibat masuknya bakteri, virus, dan
toksin tertentu ke dalam saluran cerna.
• Etiologi: Umumnya disebabkan karena mengonsumsi makanan
dan minuman yang tidak bersih atau tidak dimasak dengan benar.
• Bisa juga disebabkan karena tidak sengaja menelan air saat sedang
berenang, berperahu, dan lain-lain.
Penanganan Diare Dewasa
• Menjaga konsumsi cairan oral agar tidak dehidrasi
• Umumnya dengan pengobatan simtomatis
• Muntah antiemetik (misalnya proklorperazin)
• Diare antidiare (kodein fosfat atau loperamid)
Penentuan derajat dehidrasi WHO 1995
5 Pilar Tatalaksana Diare
• Rehidrasi
• Tanpa dehidrasi
• Oralit 5-10 ml/kgBB setiap diare ATAU
• <1 tahun : 50 – 100 ml ; 1-5 tahun 100 – 200 ml ; > 5 tahun : semaunya
• Dehidrasi ringan-sedang
• Per oral 75 ml/kgBB dalam 3 jam dan 5-10ml/kgBB setiap diare
• Jika tidak bisa peroral, menggunakan parenteral
• BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari
• BB 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hari
• BB > 15kg : 135 ml/kgBB/hari
• Dehidrasi berat
• <12 bulan : 30ml/kgBB dalam 1 jam dan 70 ml/kgBB dalam 5 jam
• >12 bulan : 30ml/kgBB dalam 0,5 jam dan 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam
• Nutrisi
• Zinc diberikan selama 10 hari meskipun diare sudah berhenti (anak)
• <6 bulan: 10 mg
• >6 bulan: 20 mg
• Edukasi
• Antibiotik jika perlu
Antibiotik apa yang diberikan jika perlu?
• Tetrasiklin 4 x 12,5 mg/kgBB selama 3 hari kolera
• Ciprofloxacin 2 x 15 mg/kgBB selama 3 hari disentri shigella
• Metronidazole 3 x 10 mg/kgBB selama 5 hari amoebiasis
• Metronidazole 3 x 5 mg/kgBB selama 5 hari giardiasis
Giardiasis
• Termasuk salah satu bentuk gastroenteritis, disebabkan oleh
Giardia lamblia (sejenis protozoa).
• Faktor risiko
• Imunosupresi
• Riwayat perjalanan
• Seks anal
• Berenang
• Hewan peliharaan
Gejala Giardiasis
• Gejala Klinis :
• Sering asimtomatis
• Rasa lesu, perut kembung, kentut, nyeri perut, feses cair, dan diare
eksplosif
• Peradangan ringan, gangguan penyerapan lemak Steatorrhoea,
avitaminosis
• Gejala ringan & menahun penderita kurus dan lemah
• Diagnosis :
• Diagnosa pasti pemeriksaan faeces atau aspirasi cairan duodenum
cysta maupun trophozoit
Giardiasis
Giardia Lamblia
• Habitat :
• Duodenum
• Jejenum
• Saluran dan kandung empedu
• Morfologi :
• Trophozoit
• Kista
Trofosoit Giardia lamblia
• Trophozoit :
• Buah pear/seperti bola lampu
• Ventral cekung anterior
terdapat sucking disk
• Cytoplasma dua nucleus
dengan central karyosome yang
besar, empat pasang
blepharoplast, dua axostyle, dua
para basal body, 4 pasang flagella
(2 pasang lateral, 1 pasang
ventral, 1 pasang posterior)
Kista Giardia lamblia
• Kista :
• Bulat/oval
• Ukuran 8-12 X 7-10
• Dinding halus
• Memiliki 2 - 4 nucleus
• Axostyle, flagella tertarik ke
dalam
Penunjang
• Pada pemeriksaan mikroskopis feses dapat ditemukan kista dan
trofozoit (namun sering kali sulit ditemukan sehingga
pemeriksaan harus diulang minimal 3 kali).
• Penunjang lainnya (jarang dilakukan) adalah analisis aspirat
cairan duodenum dan ELISA/PCR feses.
• Bisa juga dengan memberi obat terlebih dahulu. Bila respons baik,
berarti memang giardiasis.
Pengobatan
• Memperbaiki higienitas
• Obat: tinidazol atau Metronidazole 3 x 5 mg/kgBB selama 5 hari
• Hindari mengonsumsi susu karena giardiasis dapat menyebabkan
intoleransi laktosa selama 6 minggu
Gastro-Esophageal Reflux
Disease (GERD)
4A
Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD)
• Definisi: Disebut GERD bila terjadi refluks asam lambung yang
mengganggu pasien (minimal 2 kali heartburn/minggu)
• Atau, bila terjadi komplikasi (esofagitis, striktur esofagus ringan,
atau esofagus Barrett
• Gejala:
1. Esofageal
2. Ekstraesofageal
Gejala Esofageal
• Heartburn (rasa terbakar di retrosternal. Dicetuskan setelah
makan, berbaring, membungkuk, atau mengedan. Membaik
dengan antasida).
• Bersendawa
• Regurgitasi asam lambung atau empedu
• Peningkatan salivasi
• Odinofagia (nyeri menelan, bila sudah terjadi esofagitis)
Gejala Ekstraesofageal
Masuknya asam lambung ke saluran napas
Barrett Columnar
mucosa
Penunjang
• Umumnya tidak memerlukan pemeriksaan penunjang
• Endoskopi diperlukan jika:
• Gejala bertahan >4 minggu
• Muntah terus-menerus
• Perdarahan gastrointestinal
• Teraba massa
• Usia >55 tahun
• Disfagia
• Gejala tidak membaik dengan pengobatan
• Berat badan turun
Edukasi
• Posisi kepala harus lebih tinggi ketika tidur
• Menurunkan berat badan
• Menghentikan merokok
• Makan dalam porsi kecil dan teratur
• Menghindari: minuman panas, alkohol, buah asam, tomat, bawang,
makanan pedas, kopi, coklat, teh, dan makan <3 jam sebelum tidur
• Hindari obat yang merelaksasi sfingter esofagus bawah (nitrat,
antikolinergik, CCB) DAN obat yang merusak mukosa lambung
(NSAID, garam kalium, dan bifosfonat)
Medikamentosa
• Antasida untuk mengurangi gejala
• Bila ada esofagitis, gunakan PPI (misal lansoprazol) sekali sehari
Bila tidak merespons, naikkan dosis menjadi dua kali sehari
• Tidak disarankan untuk menggunakan metoklopramid
Pembedahan
• Pembedahan, misalnya laparoskopi, ditujukan untuk
meningkatkan tekanan sfingter bawah esofagus saat relaksasi.
• Hanya dilakukan pada GERD berat yang tidak membaik dengan
pemberian obat.
Apendisitis Akut
3B
Apendisitis Akut
• Definisi: Radang pada apendiks
• Patofisiologi: obstruksi lumen apendiks atau erosi mukosa usus
oleh Entamoeba histolytica dan benda asing lain
Gejala Apendisitis Akut
• Nyeri perut epigastrium, kemudian menjalan ke kanan bawah
(McBurney)
• Apabila >6 jam, pasien bisa menunjukkan letak nyeri karena nyeri
sudah menjadi somatik
• Muntah
• Anoreksia, nausea, vomitus
• Bisa terjadi disuria
• Konstipasi atau diare
• Demam yang tidak terlalu tinggi (37,5-38,5 °C).
Tanda Apendisitis Akut
• Nyeri McBurney
• Rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
• Defans muskular
• Colok dubur nyeri tekan pada jam 9-12
Tanda Klinis Apendisitis Akut Lain
• Dunphy's sign: nyeri perut kanan bawah semakin nyeri saat batuk
• Hamburger sign: Pasien malas makan (80% spesifik untuk apendisitis )
• Massouh sign: Nyeri ketika disapu dengan 2 jadi dari prosesus Xiphoideus ke arah
kiri tapi tidak nyeri jika disapu ke arah kanan
• Obturator sign: nyeri panggul ketika rotasi interna dengan lutut fleksi
• Psoas sign ("Obraztsova's sign“): nyeri kuadran kanan bawah ketika ekstensi pasif
panggul kanan atau fleksi aktif panggul kanan ketika posisi supinasi.
• Rovsing's sign: Nyeri di kuadran abdomen kanan ketika kuadran kiri ditekan.
• Sitkovskiy (Rosenstein)'s sign: Semakin nyeri di regio iliaka kanan ketika pasien
berbaring kiri
• Blumberg sign: Semakin nyeri saat palpasi dengan jari di segitiga Petit kanan.
• Ten horn's sign: Nyeri yang ketika ada traksi lembut pada spermatic cord kanan.
Nyeri McBurney
Rebound Tenderness
Obturator Sign
Psoas Sign
Rovsing’s Sign
Skor Alvarado
Demam Tifoid
4A
Demam Tifoid
• Demam tifoid disebut juga dengan demam enterik (enteric fever).
• Demam enterik merupakan sindrom klinis yang tergabung atas:
gejala konstitusional, gastrointestinal, dan nyeri kepala.
• Demam enterik bisa disebabkan oleh Salmonella spesies apa pun.
Sementara itu, istilah demam tifoid lebih cocok bila telah diketahui
bahwa spesies patogennya adalah Salmonella typhi.
Persentase pasien dengan kultur +
terhadap minggu infeksi
• Kultur darah: biasanya
+ pada akhir minggu
pertama