Anda di halaman 1dari 89

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan
merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
telah diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang, dan terpadu dengan menempatkan Puskesmas sebagai
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama.
Saat ini hampir diseluruh pelosok tanah air terdapat puskesmas.
Puskesmas juga diperkuat dengan adanya Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling. Disamping itu untuk daerah yang jauh dari sarana
pelayanan rujukan, ada beberapa Puskesmas yang dilengkapi dengan
fasilitas opname atau rawat inap.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Misi pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional. Dimana misi dari puskesmas adalah menggerakan
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dan
memelihara dan meningkatakan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas diminta selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati
2

penyakit, serta memulihkan kesehatan baik kesehatan perorangan,


keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di
wilayah kerjanya tanpa diskriminasi.
Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka diselenggarakan pembangunan yang berkesinambungan
dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan
terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
termasuk di bidang kesehatan.
Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992, sehat diartikan sebagai
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan
visi yang ingin dicapai dari pembangunan kesehatan tentang keadaan
masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang. Salah satu cara
perwujudannya yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tempat pelayanan masyarakat
puskesmas memiliki tugas-tugas pokok, dan mempunyai tujuan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kebijakan, program dan kegiatan di bidang
kesehatan di Sumatera Utara pada Umumnya, dan khususnya di
Puskesmas Titi Papan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui kebijakan di bidang kesehatan di Sumatera
Utara pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Titi Papan.
3

b) Untuk mengetahui program di bidang kesehatan di Sumatera Utara


pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Titi Papan.
c) Untuk mengetahui kegiatan di bidang kesehatan di Sumatera Utara
pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Titi Papan.
d) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
kesehatan masyarakat.
e) Melaksanakan tugas-tugas rutin puskesmas.
f) Mengevaluasi salah satu program pokok Puskesmas Kota Medan.
g) Mengelolah masalah kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer dengan
konsep dokter keluarga di Puskesmas Titi Papan.

1.3 Prosedur Kerja


Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Titi
Papan meliput kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Titi Papan.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan da
administrasi yang dilaksanakan di Puskesmas melalui:
 Mencatat data dan laporan yang ada di Puskesmas Titi Papan
 Melakukan wawancara dengan tenaga kerja yang berada di
Puskesmas Titi Papan
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut berperan
serta dalam pelayanan kesehatan.
4

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1.Puskesmas
2.1.1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit organisasi fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
dalam satu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan disuatu wilayah kerja.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dan tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Dari uraian diatas, jelas bahwa Puskesmas adalah suatu organisasi
yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas-tugas operasional
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan.
Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan kewenangan
kemandirian yang dimaksud adalah Puskesmas yang mempunyai
kewenangan sebagai berikut:
a. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi
kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.
b. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan
yang berasal dari pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber
laindiketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang kemudian
dipertanggungjawabkan untuk pembangunan kesehatan diwilayah kerja.
5

c. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi/honorer, pemindahan


tenaga, dan pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya
diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
d. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk
peralatan medis dan non medis yang dibutuhkan.

2.1.2. Tujuan Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggi di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
2.1.3. Fungsi Puskesmas
Menurut rangkuman dari berbagai sumber informasi ada 3 fungsi utama
yang diemban oleh Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar
(PKD) kepada seluruh target sasaran di wilayah kerjanya, yakni sebagai berikut:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat Pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat :
a. Memiliki kesadaaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sdendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat.
b. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
c. Ikut menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan.
d. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kgiata
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
6

e. Memberiakan petunjuk kepada masyarakat tentang baagaimana


menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (kontinyu) mencakup :
a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang besifat pribadi
(private goods) dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberatasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penigkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

2.2. Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujud indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yakni: masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan. Indikator kecamatan
sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama:
1. Indikator lingkungan sehat
2. Indikator perilaku sehat
3. Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Indikator derajat kesehatan yang optimal
7

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi :


pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan
Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah Kecamatan setempat.

2.2.2. Misi Puskesmas


Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah perilaku masyarakat.
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan diwilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya makin berdaya
dibidang kesehatan melalui kemandirian untuk hidup sehat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengolahan dan
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungan.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
sesuai.
8

2.3. Asas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


2.3.1. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pemngembangan harus menerapkan asas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu.
Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggung jawaban diwilayah
Puskesmas harus bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya,dengan kegiatan
antara lain:
a. Puskesmas sebagai penggerak pembangunan mengidentifikasi resiko
kesehatan yang timbul dimasyarakat,melaksanakan kegiatan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit
b. Sebagai pemberdayaan masyarakat,bertanggung jawab dalam
memberdayakan indivudu,keluarga,kelompok untuk mampu
menyelesaikan masalah sehingga mandiri
c. Sebagai pelayanan kesehatan strata 1:bertanggung jawab dalam
memberikan askeb,kepada individu,keluarga,kelompok khusus
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan
terjangkau diwilayah kerjanya.

2. Azas Pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan,keluarga dan
masyarakat,agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas dengan kegiatan antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak,posyandu,polindes bina keluarga
bahagia (BKB).
b. Upaya pengobatan:posyandu,pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaiki gizi:posyandu,panti pemuliahan gizi,keluarga sehat
gizi (KADARZI).
9

d. Upaya kesehatan sekolah:Dokter kecil,penyertaan guru dan orang


tua/wali murid,Saka Bakti Husaha (SBH), Pos kesehatan Pesantren
(POSKESTREN).
e. Upaya kesehatan lingkungan:Kelompok Pemakai Air (POKMAIR),
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut:Posyandu USILA,Panti Wrede.
g. Upaya Kesehatan Kerja:Pos Kesehatan Kerja (POS UKK).
h. Upaya Kesehatan Jiwa:Posyandu,Tim Pelaksanaan Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM).
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional:Taman Obat Keluarga
(TOGA)
j. Upaya Pembiayaan jaminan kesehatan(inovatif):Dana Sehat,Tabungan
Ibu Bersalin (Tabulin), Mortalitas dana keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Berupaya memadukan kegiatan bukan saja dengan program kesehatan lain
tetapi juga dengan program dari sektor lain. Ada dua macam keterpaduan
yang perlu diperhatikan yakni:
a. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung
jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
o Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan
o Upaya kesehatan sekolah (UKS) keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan
gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
o Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
gizi promosi kesehatan, kesehatan gigi
o Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan
jiwa, promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan Lintas Sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya puskesmas dengan berbagai program dari sector terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sector antara lain:
10

o Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sector kesehatan dengan


camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
o Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sector kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
o Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sector kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB.
o Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sector kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK,PLKB.
o Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sector
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja,
koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
o Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sector kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.

4. Azas Rujukan
Dalam menjalankan program kerjanya,puskesmas harus
melaksanakan azas rujukan artinya jika tidak mampu menangani suatu
masalah kesehatan harus merujuk kesarana kesehatan yang lebih
mampu,untuk pelayanan kedokteran jalur rujukan adalah rumah
sakit.Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya
adalah kantor kesehatan. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan pertama yang bila tidak mengatasi masalah karena berbagai
keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang
lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya.
Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
11

sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun


vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik
(biasanya operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga
puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas.

b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan
masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai
dan bahan makanan.
2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
12

hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena


bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh
air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 2.1 Rujukan pelayanan kesehatan

2.3.2. Upaya penyelenggaraan puskesmas


Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi 2 yaitu:
13

1. Upaya Kesehatan Wajib


Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningktan derajat kesehatan masyarakat dan
harus diselenggarakan disetiap puskesmas.Upaya kesehatan wajib tersebut
adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaiki gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakitmenular
f. Upaya pengobatan
g. Upaya pencatatan dan pelaporan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetepkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan oleh
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas,yang
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada,yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olahraga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. .Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
j. laboratorium sederhana
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat
serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya
ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap usaha wajib dan upaya
pengembangan puskesmas.

2.4. Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1. Kedudukan Puskesmas
14

Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitan dengan sistem


kesehatan Nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem pemerintah
daerah :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan di
wilayah kerja.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam sistem Kesehatan /kota adalah sebagai unit
pelaksanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yamg bertanggung
jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerja nya .
3. Sistem pemberintah daerah
Kedudukan Puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kaupaten/kota yang merupakan unit
struktural pemeintah daerah kabupatan/kota bidang kesehatan di tingkat
kesehatan. Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelolah oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi. Praktek
bidan, poli klinik, dan balai Kesehatan masyarakat.Kedudukan puskesmas
diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra.Diwilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti
Posyandu, Polindes, Pos obat desa dan pos UKK.Kedudukan puskesmas
diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan sumber daya
masyarakat adalah sebagai pembina.

2.4.2. Organisasi puskesmas


1. Struktur organisasi
Stuktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas.Penyusunan struktur organisasi puskesmas disatu
15

kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,sedangkan


penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:

a. Kepala puskesmas
b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan:
 Data dan informasi
 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan pengawasan
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
 Upaya kesehatan masyarakat,termasuk pembinaan terhadap UKBM
 Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan didesa/komunitas

1. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
puskesmas.Khusus untuk kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan
harus seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat.
2. Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan
ditingkat kecamatan.Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya
peran kepala puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
ditingkat kecamatan,maka cabatan kepala puskesmas adalah jabatan structural
eselon IV
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat menjadi
jabatan eselon,ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala
puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum
16

pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat dengan kewenangan


yang setara dengan pejabat tetap.

2.4.3. Tata Kerja


1.Dengan kantor kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya,puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan
ditingkat kecamatan.Koordinasi tersebut mencakup
perencanaan,penggerakan pelaksanaan,pengawasan dan pengendalian serta
penilaian.Dalam hal pelaksanaan fungsi pengendalian sumber daya
masyarakat oleh puskesmas ,koordinasi dngan kantor kecamatan
mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2.Dengan dinas kesehatan kabupaten/kota
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota,dengan demikian secara teknis dan
administratif,puskesmas bertanggung jawab kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.Sebaliknya dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas.
3. Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta,puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan membantu kegiatan yang
diselenggarakan.Sedangakan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat,puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis,pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.

3. Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan


Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat,puskesmas menjadi kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan.Untuk upaya kesehatan
17

perorangan,jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai


sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(kabupaten/kota)dan berbagai balai kesehatan masyarakat(balai
pengobatan penyakit paru-paru,balai kesehatan mata masyarakat balai
kesehatan kerjamasyarakat,balai kesehatan olahraga masyarakat,balai
kesehatan jiwa mayarakat,balai kesehatan indra masyarakat). Sedangakan
untuk upaya kesehatan masyarakat,jalinan kerjasama diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,seperti
dinas kesehatan kabupaten/kota,balai teknis kesehatan lingkungan,balai
laboratorium kesehatan serta berbagai balai kesehatan
masyarakat.Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep
rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi dinas kesehatan
kabupaten/kota.
4. Dengan lintas sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.Untuk mendapat hasil
yang optimal,penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada
ditingkat kecamatan.Diharapkan disatu pihak,penyelenggaraan
pembagunan kesehatan dikecamatan tersebut mendapat dukungan dari
berbagai sektor terkait,sedangkan dipihak lainPembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
5. Dengan masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya,puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentukan badan penyantun
puskesmas(BPP)yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,seperti
tokoh masyarakat,tokoh agama,LSM,organisasi kemasyarakatan,serta
18

dunia usaha.BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam


menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
19

BAB 3
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TITI PAPAN

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas


Puskesmas Titi Papan merupakan salah satu puskesmas yang menjadi
pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan. Puskesmas imi terletak
dijalan Platina IV Lingkunagan 10 Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli
Kode pos 20244, dengan nomor telepon (061) 6857720.
Puskesmas Titi Papan didirikan pada tahun 1987 sebagai pusat kesehatan
masyarakat dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Medan. Puskesmas Titi
Papan diresmikan oleh Wali Kota Medan oleh AS Rangkuti, sedangkan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Medan pada saat itu DR. Masrul Siregar.
Puskesmas selama berdiri dan dalam kepemimpinannya sudah beberapa
kali berganti. Sekarang, Kepala Puskesmas Titi Papan adalah dr. Sri Harningsih,
M.Kes.

3.2 Denah Bangunan

3.3 Alur Berobat di Puskesmas


20

3.4 Peta Wilayah Kerja

3.5 Wilayah Kerja


21

Kelurahan Titi Papan memiliki 16 lingkungan yang tersebar di wilayah


kelurahan Titi Papan. Masing-masing lingkungan dikepalai oleh seorang kepala
lingkungan (Kepling). Dengan jumlah penduduk di kelurahan Titi Papan kurang
lebih 30.953 . secara geografis luas kelurahan terdiri dari:
- Luas pemukiman = 0,38 km2
- Luas pekarangan = 0.01 km2
- Luas tanaman = 0.004 km2
- Luas perkantoran = 0.05 km2
- Luas prasarana =0.54 km2
Jumlah lingkungan yang terdapat diwilayah kelurahan Titi Papan adalah
sebanyak 16 lingkungan.

3.6 Data Wilayah/Data Geografis


Puskesmas ini terletak dijalan Platina IV Lingkungan 10 Kelurahan Titi
Papan Kecamatan Medan Deli kode pos 20244.
Kelurahan Titi Papan berbatasan dengan rincian sebagai berikut:
a) Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Rengas Pulau kecamatan
Medan Marelan.
b) Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kota Bangun kabupaten Deli
Serdang.
c) Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Besar kecamatan Medan
Labuhan.
d) Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan
Medan Marelan.

Batas-batas wilayah kerja puskesmas Titi Papan yaitu:


a) Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Rengas Pulau kecamatan
Medan Marelan.
b) Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kota Bangun kecamatan
Medan Deli.
c) Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang.
d) Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan
Medan Marelan.

3.7 Data Kependudukan/Demografi


Data penduduk berdasarkan jenis kelamin
22

No Jenis kelamin Jumlah penduduk


1 Perempuan 19.889
2 Laki-laki 11.064
Total 30.953

Data penduduk berdasarkan kelompok umur


Jenis kelamin
No Umur
Laki-laki Perempuan
1 < 1 tahun 345 516
2 1-4 tahun 823 1235
3 5-14 tahun 1520 2280
4 15-44 tahun 4378 4767
5 45-64 tahun 2144 6566
6 > 65 tahun 73 117
Total 9283 15.481

Data penduduk berdasarkan Mata Pencaharian


No Keterangan Jumlah
1 PNS 118
2 TNI/POLRI 513
3 Swasta 628
4 Wiraswasta 238
5 Pensiunan 105
6 Pedagang 547
7 Petani 397
8 Nelayan 31
9 Buruh 2269
Total 10.546

3.8 Data Kesehatan


23

3.8.1. Sarana Fisik


No Sarana Fisik Jumlah
1 Posyandu Balita 16
2 Posyandu Lansia 1
3 Posyandu Bumil 0
4 Ambulance 0

3.8.2. Sarana Ibadah


No Sarana Ibadah Jumlah
1 Mesjid 9
2 Gereja 2
3 Wihara 4
4 Kuil 0

3.8.3. Sarana Kesehatan


No Sarana Kesehatan Jumlah
1 RS Pemerintah 0
2 RS Swasta 0
3 Khusus 0
4 Balai Pengobatan 6
5 Rumah Bersalin 0
6 Laboratorium 0
7 Optik 1
8 Puskesmas Pembantu 0
9 Puskesmas Keliling 0
10 Praktek Drg 0
11 Praktek Dokter Umum 2
12 Praktek Dokter Spesialis 0
13 Praktek Bidan 5
14 Toko Obat Berizin 2
15 BATRA 0
16 ShinShe 0
17 Akupuntur 0
18 Batra Dukun Bayi 0
19 Tukang Pijit 0

3.8.4. Sarana Pendukung Kesehatan


24

Sarana penunjang puskesmas yaitu alat bantu yang dimiliki puskesmas


untuk mendukung pelaksanaan kegiatan program puskesmas yang
mencakup alat transportasi, sarana komunikasi dan informasi, sumber
energi dan lain-lain.
1. Transportasi
Saat ini puskesmas Titi Papan tidak memiliki sarana transportasi
baik seperti puskesmas keliling dan ambulance.
2. Komunikasi dan Informasi
Di puskesmas sudah dipasang pesawat telepon dengan nomor
telepon (061) 6857720. Puskesmas juga memiliki 1 unit komputer
yang membantu dalam pembuatan laporan dan pelaksanaan
kegiatan program puskesmas. Kondisi komputer saat ini dalam
keadaan baik dan berfungsi.
3. Sumber Energi
Sumber energi yaitu daya yang menggerakan peralatan dan untuk
penerangan yang dimiliki oleh puskesmas. Puskesmas mendapat
pasokan energi listrik dari PT.PLN yang dapat membantu
puskesmas dalam menyelesaikan tugas-tugas rutin. Puskesmas juga
memiliki genset sebagai sumber energi, kondisinya dalam keadaan
rusak dan tida berfungsi.
4. Prasarana
Puskesmas didukung oleh berbagai sarana seperti: sarana air bersih
dari PDAM, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan
limbah (SPAL) dan sarana pembuangan tinja. Semua prasarana ini
kondisinya semua dalam keadaaan baik dan dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya.

3.8.5. Sarana Fisik Puskesmas


a) Transportasi
Jumlah mobil puskesmas keliling : 0 buah
Jumlah Ambulance : 0 buah
b) Sarana Komunikasi dan Informasi
Telepon : 1 buah
Komputer : 1 buah
c) Sumber Energi
PLN
Genset : 1 buah
25

d) Prasarana
Sarana air bersih : ada
Sarana pembuangan sampah medis : ada
Sarana pembuangan sampah non medis : ada
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) : ada
Sarana pembuangan tinja (Jamban) : ada

3.9 Tenaga Kesehatan Puskesmas


No Nama Pegawai NIP Gol Pendidikan Tugas/ Jabatan di
Terakhir Puskesmas
1 Dr. Sri 19640516 IVA Pasca Sarjana Kepala Puskesmas
2000032001
Harningsih, Kesehatan
M.Kes
2 Drg. Anita Zahara 19660311 IVC S1 Dokter Gigi
1993022001
Hrp Kedokteran
Gigi
3 Dr. M. Ivan 1976111020 IIIC S1 Dokter Umum ke-II
07011022 K3
Lubis Kedokteran
4 Dr. Jhonsen 1970101420 IIIB S1 Dokter Umum
bakara 10011001 kedokteran
5 Hj. Rawet Juniar 1958073019 IIID SPRA Petugas ISPA, Lansia &
81032002
PTM
6 Linda Tambun, 1966112819 IIID S1 Kesehatan Petugas Kesling
89032002
SKM Masyarakat
7 Endang Trisna, 1969092119 IIIC Bidan Petugas KIA
92032006 Petugas deteksi dini
Am.Keb
Petugas UKS

8 Juliati, AmK 1967071419 IIIB Akper Petugas imunisasi


94032002

9 Lusiana 1968112019 IIIB SMF Pelaksana Farmasi petugas


92032002
Sitanggang SP2TP
10 Mascha Hayani, 1977101920 IIIB D-IV gizi Petugas Gizi
05032004 Petugas Inventaris
SST
26

11 Idaya Gustini, 1978081620 IIIA S1 Petugas DBD


0542019 Petugas Jamkesmas
S.Kep Ns Keperawatan
Bendahara BOK

12 Lis Rutmina, 1982112520 IID D3-Kes.Gigi Perawat Gigi


09032004
AMKG
13 Linda Derita 19741231 IIIB S1 Kabag TU
S.Kep Ns 1996032001 Keperawatan Petugas TB, HIV & Diare
14 Julita Sitompul 1975070619 IID SPK
96032001
15 Elly Damayanti 1977031920 IID D3 kebidanan
Siregar 02122004
16 Katsura Tadaura 1987011720 IID D3 kebidanan Petugas Surveilen
11012010
27

3.10 Struktur Organisasi

Kepala Puskesmas
Dr. Sri Harningsih, M. Kes

Ka. TATA USAHA SP2TP PERL KEUANGAN


Linda Derita S,Kep Ns. Lusiana Mascha Linda Derita
Sitanggang Hayani S, Kep Ns

ADM S.SST

Linda
Derita,
S.Kep Ns

KEGAWATAN
Dr. M Irvan Lubis
WAKOR I WAKOR II
Hj. Rawit Juliati, AMK

Unit I Unit II Unit III Unit IV


KIA P2M PHN UKG/UKGS
Endang T KESLING UKS Drg. Anita Z
KB LAB SED UKD UKGM
Endang T Linda Tambun, UKJ USILA
Gizi SKM UKM Idaya Gustini,
Mascha H S, Endang S,Kep Ns
SST Trisnawati

Unit V Unit VI Unit VII


PKN/PSN PENGOBATAN FARMASI
BATRA
Idaya Gustini, Dr. M Irvan Lubis Lusiana
S,Kep Ns Sitanggang
28

3.11. Fasilitas Fisik Puskesmas


3.11.1. Fasilitas Gedung Puskesmas
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat-alat kesehatan
3. Fasilitas obat-obatan
4. Fasilitas administrasi
5. Fasilitas imunisasi
6. Fasilitas keuangan

Fasilitas Gedung Puskesmas Permanen


Puskesmas Titi Papan terdiri dari :
o Ruang Kepala Puskesmas : 1 unit
o Ruang Dokter : 1 unit
o Ruang Tata Usaha : 1 unit
o Ruang Periksa Pasien : 1 unit
o Ruang Poli Gigi : 1 unit
o Ruang Tunggu Poliklinik : 1 unit
o Ruang Kartu : 1 unit
o Ruang KIA/KB : 1 unit
o Ruang Obat : 1 unit
o Ruang Laboratorium : 1 unit
o Gudang : 1 unit
o Dapur : 1 unit
o Kamar Mandi : 1 unit

3.11.2 Sumber Daya Manusia


No Nama Pegawai NIP Gol Pendidikan Tugas/ Jabatan di
Terakhir Puskesmas
1 Dr. Sri 19640516 IVA Pasca Sarjana Kepala Puskesmas
2000032001
Harningsih, Kesehatan
M.Kes
2 Drg. Anita Zahara 19660311 IVC S1 Kedokteran Dokter Gigi
1993022001
Hrp Gigi
29

3 Dr. M. Ivan 1976111020 IIIC S1 Kedokteran Dokter Umum ke-II


07011022 K3
Lubis
4 Dr. Jhonsen 1970101420 IIIB S1 kedokteran Dokter Umum
bakara 10011001
5 Hj. Rawet Juniar 1958073019 IIID SPRA Petugas ISPA, Lansia &
81032002
PTM
6 Linda Tambun, 1966112819 IIID S1 Kesehatan Petugas Kesling
89032002
SKM Masyarakat
7 Endang Trisna, 1969092119 IIIC Bidan Petugas KIA
92032006 Petugas deteksi dini
Am.Keb
8 Juliati, AmK 1967071419 IIIB Akper Petugas imunisasi
94032002

9 Lusiana 1968112019 IIIB SMF Pelaksana Farmasi


92032002
Sitanggang petugas SP2TP
10 Mascha Hayani, 1977101920 IIIB D-IV gizi Petugas Gizi
05032004 Petugas Inventaris
SST
11 Idaya Gustini, 1978081620 IIIA S1 Keperawatan Petugas DBD
0542019 Petugas Jamkesmas
S.Kep Ns
Bendahara BOK

12 Lis Rutmina, 1982112520 IID D3-Kes.Gigi Perawat Gigi


09032004
AMKG
13 Linda Derita 19741231 IIIB S1 Keperawatan Kabag TU
S.Kep Ns 1996032001 Petugas TB, HIV &
Diare
14 Julita Sitompul 1975070619 IID SPK
96032001
15 Elly Damayanti 1977031920 IID D3 kebidanan
Siregar 02122004
16 Katsura Tadaura 1987011720 IID D3 kebidanan Petugas Surveilen
11012010

3.11.3. Fasilitas Administrasi


30

Rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang pencatatan dan


pelaporan data, maka Puskesmas Titi Papan didukung oleh fasilitas administrasi
yang terdiri dari :
 Meja
 Kursi
 Lemari Arsip
 Kartu Berobat Penderita
 Formulir Laporan Kegiatan
 Buku Catatan
 Dll
3.11.4. Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Titi Papan adalah :
 Lemari Es
 Alat-alat Imunisasi
 Vaksin seperti BCG, DPT, Polio, Campak, TT, Hepatitis
 Vaksin Carrier
3.11.5. Fasilitas Alat-alat Kesehatan
a) Alat-alat kesehatan
 Alat-alat pemeriksaan pasien
 Alat-alat P3K
 Timbangan Bayi (dacin) dan Dewasa
 Lemari pendingin tempat bahan-bahan Imunisasi

b) Alat-alat Kebersihan
Ruangan : Poli Umum
No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Senter 1 buah
2 Nierbekken Besar 1 buah
3 Nierbekken Kecil 1 buah
4 Kom Kecil 1 buah
5 Gunting Anatomis 1 buah
6 Gunting Bengkok 1 buah
7 Nald Polder 1 buah
8 Thermometer 1 buah
9 Tensimeter Raksa 2 buah
10 Stetoskop dewasa 1 buah
11 Timbangan 1 buah
12 Kipas angina 1 buah
13 Bed pasien 1 buah
14 Troli instrument 1 buah
15 Kursi pasien 2 buah
31

16 Kursi periksa 1 buah


17 Tong sampah medis 1 buah
18 Tong sampah non medis 1 buah

Ruangan : Poli Gigi dan Mulut


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Kursi unit lengkap 1 buah
2 Meja dokter 1 buah
3 Kursi periksa 1 buah
4 Kursi pasien 2 buah
5 Kursi dokter 1 buah
6 Lemari 1 buah
7 Alat pencabut gigi 1 set
8 Alat penambal gigi 1 set
9 Wastapel 1 buah
10 Cermin 1 buah
11 Ac 1 buah
12 Tong sampah medis 1 buah
13 Tong sampah non medis 1 buah
14 Dispenser 1 buah

Ruangan : Poliklinik Ibu Hamil/KB


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Timbangan bayi 1 buah
2 Timbangan dewasa 1 buah
3 Bed ginekologi 1 buah
4 Stetoskop 1 buah
5 Tensimeter air raksa 1 buah
6 Meja kerja 1 buah
7 Kursi periksa 1 buah
8 Kursi pasien 1 buah
9 Bed pasien 1 buah
10 Lemari 1 buah
11 Pijakan bed ginekologi 1 buah
12 Tempat sampah tertutup 1 buah

Ruangan : Dapur
No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Rak piring 1 set
2 Kompor gas dua tungku 1 buah
3 Kompor gas minyak 1 buah
4 Pipa gas regulator 1 buah
32

5 Tabung gas 0 buah

Ruangan : Inventaris Obat


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Lemari kaca 1 buah
2 Lemari kayu 2 buah
3 Keranjang sampah 1 buah
4 Funger print 1 buah

Ruangan : Apotek
No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Lemari 2 buah
2 Lemari tanpa pintu 1 buah
3 Kursi 4 buah
4 Meja panjang 1 buah
5 Kursi panjang 4 buah

Ruangan : Inventaris Kartu


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Meja registrasi + laci 2 buah
2 Kursi 2 buah
3 Kursi panjang 7 buah
4 White board 1 buah
5 Papan temple pengumuman 1 buah
6 Tempat sampah organic 1 buah
7 Tempat sampah non organic 1 buah

Ruangan : Kepala Puskesmas


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Ac 1 buah
2 Kursi lipat 2 buah
3 Computer 1 buah
4 Printer 1 buah
5 Mouse 1 buah
6 Keyboard 1 buah
7 Modem 1 buah
8 Telepon 1 buah
33

9 Meja dokter 1 buah


10 Lemari 1 buah

Ruangan : Tata Usaha


No Nama Barang/Jenis Barang Jumlah Barang
1 Meja 2 buah
2 Lemari kayu 1 buah
3 Lemari besi 2 buah
4 Kulkas 1 buah
5 Kursi dua pintu 4 buah
6 Dispenser 1 buah
7 White board 1 buah

3.11.6. Fasilitas Obat-obatan


Obat-obatan yang digunakan di Puskesmas Titi Papan antara lain:
1. Acyclovir zalf tube : tube
2. Acyclovir 200mg : tablet
3. Alluporinol 100 mg : tablet
4. Amlodipine : tablet
5. Amoxicillin sirup kering 125mg/5 ml : botol
6. Amoxicillin kapsul 250 mg : kapsul
7. Amoxicillin tablet 500mg : tablet
8. Aminofillin tablet 200mg : tablet
9. Antacid : botol
10. Antasida doen tablet kombinasi : tablet
11. Antalgin/metampiron tablet 500mg : tablet
12. Asam askorbat (Vitamin C) tablet 250 mg : tablet
13. Asam mefenamat 500mg : tablet
14. Becefort syrup : botol
15. Betafort sirup : botol
16. Bio ATP : tablet
17. Bioneuron : tablet
18. Catropil 12,5mg : tablet
19. Catropil 25mg : tablet
20. Cetirizine : tablet
21. Ciproploxacin 500mg : tablet
22. Dexamethasone injeksi 5mg/ml-1ml : ampul
23. Dexamethasone 0,5mg :tablet
24. Dextromethropan sirup : sirup
25. Doxcycyclin : tablet
26. Etakridina (rivanol) larutan 0,1% : botol
27. Erytromicin tablet 250mg : tablet
28. Fitomenadion (vit K 1) tablet salut 10mg : tablet
29. Furosemide tablet 40mg : tablet
30. Garam oralit untuk 250 ml air : sachet
34

31. Gentamycin : salep


32. Glibenklamid tablet 5 mg : tablet
33. Gliseril gulkolat tablet 100mg : tablet
34. Glukofor/metformin : tablet
35. Griseofulvin 125mg : tablet
36. Hidrokortison cream 2,5% : tube
37. Ibufropen tablet 200mg : tablet
38. Kalsium laktat (kalk)tablet 500mg : tablet
39. Kapas pembalut/absorben 250mg : bungkus
40. Kasa kompres 40/40 steril : bungkus
41. Ketokonazol zalf : tube
42. Ketokonazol 200mg : tablet
43. Klofenirainine maleat (CTM) tablet 4 mg : tablet
44. Kloramfenikol kapsul 250mg : kaplet
45. Kloramfenikol tetes mata 1% : tube
46. Kotrimoksazol suspense : botol
47. Kotrimosazol tablet kombinasi : tablet
48. Loratadin : tablet
49. Masker
50. Methylprednisolone : tablet
51. Metronidazole 250mg : tablet
52. Meloxicam : tablet
53. Nystastin 100.000 IU/g : tablet
54. Natrium diclofenac : tablet
55. Obat batuk hitam (OBH) cairan : botol
56. Parasetamol sirup 120/5ml : botol
57. Parasetamol tablet 500mg : tablet
58. Pil KB : tablet
59. Pirantel Pamoat tablet 12mg basa : tablet
60. Piridoksina HL (vit B6) tablet 10mg : tablet
61. Piroxicam 10 mg : tablet
62. Plester 5 yards x 2 inchi : rol
63. Prednisone tablet 5 mg : tablet
64. Salbutamol tablet 2mg : tablet
65. Sarung tangan
66. Selesdiar/atapulgite : tablet
67. Selesnizol (metronidazole 500mg) : tablet
68. Simvastatin : tablet
69. Tetrasiklin HCl kapsul 250mg : kapsul
70. Tiamin HCl/ mononitrat (vit B1) tablet 50mg : tablet
71. Thiampehinocol : tablet
72. Vit B Complex : tablet
73. Yodium povidon larutan 10% 1000 ml : botol
74. Zinc : tablet
35
36

BAB 4
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

4.1. Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya kesehatan wajib yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Yang termasuk kedalam upaya kesehatan wajib puskesmas
adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2. Upaya Kesehatan Pengembangan


 Di Posyandu Balita
Dilakukan pada setiap jadwal pelaksanaan posyandu balita dengan
sasaran ibu dan anak balita.
 Di Posyandu Lansia
Dilakukan pada setiap jadwal pelaksanaan posyandu lansia dengan
sasaran masyarakat yang berusia lanjut.
 Di posyandu ibu hamil /(KPKIA)/ kelas ibu hamil
Dilakukan pada setiap jadwal pelaksanaan kegiatan KPKIA dengan
sasarannya ibu hamil, ibu nifas
 Disekolah
Penyuluhan UKS di sekolah sasarannya adalah murid-murid sekolah
baik tingkat TK,SD, dan SMP.
4.2. Program Prioritas Puskesmas
4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan
PKM/PSM
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %
1 Posyandu
Jumlah Posyandu : 16 100 16 100
37

 Posyandu aktif 16 100 16 100


 Posyandu Pratama - - - -
 Posyandu Madya - - 1 6,25
 Posyandu Purnama - - 14 87,5
 Posyandu Mandiri - - 1 6,25
2 Kader Posyandu
 Jumlah Kader 80 100 80 100
 Umlah Kader Aktif 80 100 80 100
3 Toga Binaan 18 100 18 100
4 Penyuluhan
 Posyandu 192 100 192 100
 Masyarakat Umum - - 12 -
 Sekolah 269 100 260 100

Penyehatan Kesehatan Lingkungan

No Jenis Kegiatan Target Pencapaian


Jumlah % Jumlah %
1 Penyehatan Air Bersih Air 6140 100 5219 85
Perkotaan
(PDAM,SPT,SGL)
2 Kesehatan Lingkungan 6140 100 5219 85
Jamban Rumah Penduduk
3 Penyuluhan Kesehatan - - - -
Sekolah
4 Sampah
TPS - 60 - -
TPA - 100 - -
5 Klinik Sanitasi 1 - 100
Rumah Sehat 5961 100 85
Daerah Penduduk 6140 100
Daerah Percontohan 2 -
Lingkungan Sehat (DPLS)
6 Penyuluhan Kesling 4x/bulan 48x -

PP & PL
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %
1 Penyuluhan Industri - 65 - -
Pemantauan dan
Pengawasan Industri
2 Penyehatan Pengolahan - 95 - -
Peptisida
38

3 Penyehatan Lingkungan - 70 - -
Rumah Sakit

4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan sudah dilaksanakan di Puskesmas Titi Papan.
Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain :
 Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat tentang
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
 Pelaksanaan klinik sanitasi yang diupayakan untuk konsultasi secara
gratis bagi masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang
berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan baik pasien yang
berobat maupun tidak berobat.
 Melakukan pengawasan dan pendataan pada rumah tangga. Tempat-
tempat umum (TTU), TPS, tempat pengolahan makanan dan minuman,
sarana air bersih, penyediaan WC, dan lain-lain.

4.2.3. Keluarga Berencana


Kegiatan Keluarga Berencana yang dilakukan:
a. Kegiatan yang dilakukan didalam gedung puskesmas antara lain:
 Memberikan pelayanan kontrasepsi antara lain IUD, Implant, Pil,
Kondom, MOP & MOW dan suntik
 Memotivasi dan membina peserta KB
 Menangani efek samping dan komplikasi yang ringan akibat
penggunaan alat kontrasepsi KB
 Merujuk peserta KB yang tidak bias ditangani
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan KB
b. Kegiatan yang dilakukan diluar gedung puskesmas antara lain:
 Melayani konsultasi KB di posyandu
 Pembinaan klinik-klinik swasta
 Penyuluhan KB di posyandu
4.2.4. Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan ibu dan anak sudah dilaksanakan:
a. Kegiatan yang dilakukan didalam gedung puskesmas antara lain:
 Melaksanakan MTBS (Management Terpadu Balita Sakit) untuk
umur 2 bulan s/d 5 tahun dan MTBM (Management Terpadu Bayi
Muda) untuk 0 bulan s/d 2 bulan.
39

 Pemeriksaan ibu hamil setiap hari mencakup pemeriksaan tekanan


darah, imunisasi TT, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran LILA, pemberian Tablet Fe
 Pelayanan ibu nifas dengan memberikan tablet vitamin A
 Melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak
 Pembinaan ASI Eksklusif kepada Buteki
 Pelayanan IVA (Inspekula Visualisasi dengan Asam Asetat) sasaran
wanita yang sudah menikah
b. Kegiatan yang dilakukan diluar gedung antara lain:
 Pembinaan KPKIA/Posyandu Bumil
 Pembinaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di TK dan
PAUD
 Penimbangan balita di Posyandu meliputi penyuluhan, pemberian
vit A (untuk balita dan ibu nifas), pemberian tablet Fe, Konsultasi
ibu hami, menggalakkan ASI Eksklusif dan pembinaan terhadap
dukun bayi serta pembinaan ke klinik-klinik swasta
 Penjaringan Bumil Resti bekerjasama dengan kader posyandu.
Penempelan stiker P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) disetiap rumah bumil.

No Jenis Kegiatan Target Pencapaian


Jumlah % Jumlah %
1 K1 712 95% 677 95
2 K4 712 90% 640 89,8
3 DRT
a. Nakes 142 20% 2 1,4
b. Masyarakat - - - -
4 KN1 680 95% 612 90
KN2 680 85% 520 96,4
5 Persalinan Nakes 680 90% 612 90

6 ASI Eksklusif 97 80% 259 81,2


7 KP-KIA 1 100% 1 100
8 Pembinaan Dukun - - - -
Bayi
9 Deteksi Dini 3278 90% 2635 80,3
Tumbuh Kembang
Anak Balita dan
Prasekolah
10 Bayi BBLR yang 93 15% - -
40

Ditangani
11 Pembinaan GSI 4x/thn 100% 4/x 100
4.2.5. Upaya Perbaikan Gizi
Upaya perbaikan gizi yang sudah dilakukan puskesmas Titi Papan :
o Dilakukan penimbangan BB dan pengukuran PB/TB pada bayi &
balita yang berobat ke puskesmas dan ditentukan status gizinya.
o Melaksanakan konsultasi gizi
o Pemberian Vit A pada bayi, balita & bulfas
o Pemberian Fe pada bumil & bulfas
o Kegiatan PPG di Puskesmas Titi Papan Selama 23 hari meliputi 6
Kelurahan
o Pemberian Beras Jimpitan untuk anak gizi kurang dan gizi Buruk
o Penyuluhan dan Bimbingan tentang makanan yang banyak
mengandung gizi/vitamin terutama bagi ibu hamil, ibu nifas, buteki
dan balita
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %
1 N/S 1311/3279 45 2406/3434 70
D/S 2459/3279 85 2964/3434 86,1
K/S 2787/3279 85 3007/3434 87,6
D/K 2459/2787 70 2964/3007 98,5
N/D 1311/2459 80 2406/2964 81,2
2 Pemberian Vit. A
Bayi 324 85 292 90
Balita 2786 85 2010 90,1
Bufas 680 95 612 95,6
3 Pemberian Tablet Fe
Bumil 712 90 640 89,8
Bufas 680 95 612 90
4 Pengukuran Status 12x/Tahun 100 12x/Tahun 100
Gizi Berdasarkan
BB/TB
5 Penanganan Gizi
Buruk - - 6 100
a. PPG - - 32 100
b. PMT MILNA
TODDLER
6 Survailens Gizi - - 9x/Tahun 100
Buruk

4.2.6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


41

Program Imunisasi
NO Jenis Kegiatan Target Pencapaian

Jumlah % Jumlah %

1. BCG 648 97 636 98.3

DPT 1 648 97 635 98.1


2.
3. DPT 2 648 95 635 98

4. DPT 3 648 90 635 98,1

5. Polio 1 648 97 635 98

6. Polio 2 648 95 635 98

7. Polio 3 648 90 634 97.8

8. Polio 4 648 90 634 97.8

9. Campak 648 97 635 98.1

10. Hepatitis B1 648 95 635 98,1

11. Hepatitis B2 648 90 635 98,1

12. Hepatitis B3 648 90 635 98,1

13. TT 3 Wus 712 90 441 62

14 TT Wus 712 85 612 87,2

Program TB Paru
Jenis Kegiatan Target Pencapaian
No
Jumlah % Jumlah %

1 Kesembuhan 36 100 12 3.3


penderita
2 TB Paru BTA (+) 36 85 22 61.1
42

3 Cak. Penderita TB 36 85 22
Paru 61.1
4 Angka Kesalahan 0 0 0 0
Lab

Program P2
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %

1 ISPA 27592 100 11713 42,5

2 Diare 873

3 Rabies - - - -

4 Cacar - - - -

5 Pneumonia 288 - 156 54

6 Polio - - - -

Program DBD
No Target Pencapaian
Jenis Kegiatan Jumlah % Jumlah %
1 Kasus - - 23 -

2 Penyuluhan 8x/bln 100 8x/bln 100

PSN 8x/bln 100 8x/bln 100

ABJ - 95 96.3

PBJ - 100 2471 -

3. Polio - - - -

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


4.3.1 Upaya Kesehatan Sekolah
43

No Target Pencapaian
Jenis Kegiatan
Jumlah % Jumlah %

707 100 690 97.5


1 Penjaringan Peserta
SD
Penjaringan Peserta 676 100 676 100
SMP
Penjaringan Peserta - - - -
SMA

2 Pelatihan 408 100 62 15.1


Dokter Kecil

498 100 36 7.2


Dokter Remaja
3 19 100 13 68.4
Guru UKS

4 Kunjungan Berkala 4083 100 2718 66.5

5 FOKKER 1 100 1 100

6 Pembentukan dan 1 100 1 100


Pembinaan SBH

4.3.2. Upaya Kesehatan Olahraga


a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan ukuran latihan
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cedera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan

4.3.3. Upaya Perawatan Kesehatan


Upaya perawatan kesehatan masyarkat di puskesmas Titipapan
Sudah dilaksanakan dengan mengadakan pembinaan kekeluarga rawan
penyakit dan menangani kelompok resiko tinggi untuk mencegah
meningkatnya angka kematian dan angka kesakitan
44

4.3.4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Titi Papan sudah
dilaksanakan.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut meliputi:
 Pengobatan penyakit gigi dan mulut
 Pencabutan gigi tetap
 Pencabutan gigi susu
 Penambalan gigi tetap
 Penambalan gigi susu
 Motivasi dan edukasi pasien
 Mengadakan rujukan
4.3.5. Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Titipapan Sudah dilaksanakan.
Kegiatan yang sudah dilakukan adalah pemeriksaan terhadap pasien yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada pasien gangguan kesehatan
jiwa ringan dimotivasikan berobat jalan di Puskesmas saja dan bila pasien
mengalami gangguan jiwa yang berat puskesmas akan merujuk ke rumah
sakit jiwa untuk mendapatkan terapi yang adekuat.

4.3.6. Upaya Pengobatan


Upaya pngobatan diPuskesmas Titipapan sudah dilaksanakan yaitu
melakukan pelayanan kesehatan dasar baik fisik maupun mental.Dalam
hal ini apabila ada pasien yang tidak dapat ditanggulangi oleh puskesmas,
Maka dilakukan rujukan ke rumah sakit sesuai dengan keadaaan penyakit
penderita
Dipuskesmas baik poli umum maupun poli gigi melayani pasien
umum,pasien askes,pasien Jamkesmas dan JPKMS dan Jampersal.
Pengobatan yang dilakukan tidak dipunggut biaya( pengobtan gratis)
dengan syarat dapat menunjukkan identitas diri (KTP/KRT) penduduk
kota Medan yang masih berlaku, Kartu Jamskesmas dan Kartu JPKMS
dan Jampersal.

4.3.7. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Titi Papam sudah
dilaksankan. Adapun kegiata-kegiatan yang dilakukan antara lain:
45

 Pendataan lansia
 Pemeriksaan kesehatan secara umum
 Pengkuran tensi darah dan penimbangan berat badan
 Penyuluhan esehatan
 Penjaringan kesehatan lansia

No Jenis Target Pencapaian


Kegiatan Jumlah % Jumlah %
1 Pembinaan 1 kpk/kel 100 1 kpk/kel 100
Kelompok
USILA
2 Jumlah 2428 100 2121 87
USILA

4.3.8. Bina Program


No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %
1 Pengumpulan 1x 100 1x 100
dan
Penyusunan
Data Dasar
2 Penyusunan 1x 100 1x 100
POA Tahunan
3 Monitoring 1x 100 1x 100
dan Evaluasi
4 Penyusunan 1x 100 1x 100
Laporan

YANKES
No Jenis Kegiatan Target Pencapaian
Jumlah % Jumlah %
1 Minilokakarya 6x 100 12x 100
Puskesmas Penyusunan
POA Tahunan
2 Laporan Bulanan 24x 100 24 x 50
(SP2TP)
3 Puskesmas Keluarga 40x 100 38KK 95
yang diBina
4 Pelayanan Penyediaan 200 item 90 100 item 50
Obat da Perbekalan
Kesehatan
 Ketersediaan 100 item 100 40 item 40
Obat Sesuai
46

Kebutuhan
 Pengadaan Obat 100 item 100 90 item 90
Enssensal
 Pengadaaan
Obat Generik - 90 - -
5 Pelayanan Penggunaan - 80 - -
Obat Generik Penulis
Resep Obat Generik
6 Cakupan Layanan - 15 15 -
Kesehatan Kerja Pada
Pekeja Formal
7 Upaya Penyuluhan P3 - 0 - -
NAPZA oleh petuas
Kesehtan
8 JPK
 Cakupan JPK 3934 100 1620 100
yang dibina
 Cakupan JPK 5063 100 5050 100
GAKIN
9 Jumlah SD yang 12 80 12 -
melaksanakan UKG
10 Frekuensi Pembinaan 24 80 24 100
dan Bimbingan
kesehatan Gigi ke
Sekolah
11 Pembinaan BATRA 0 - - -
12 Pelayanan Kesehatan 12x - 12x -
Jiwa
47

BAB 5
JADWAL SERTA LAPORAN KEGIATAN
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI PUSKESMAS TITI PAPAN

5.1 Jadwal Serta Laporan Kegiatan

No Hari Tanggal Kegiatan


1 Senin 5 September - Perkenalan dengan semua staf di
2016
Puskesmas Titi Papan
- Melakukan Kegiatan Pelayanan
Kesehatan di puskesmas meliputi
poli umum, KIA, poli gigi,
penyediaan obat dan administrasi
2 Selasa 6 September - Orientasi lingkungan Puskesmas
2016 - Membantu memberikan pelayanan
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Membantu Kegiatan Pemeriksaan
IVA dan SADARI
3 Rabu 7 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Mencari data-data program pokok
puskesmas Titi Papan.
- Memnbatu Kegiatan Pemeriksaan
IVA dan SADARI
4 Kamis 8 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Posyandu di wilayah Anggrek X
5 Jumat 9 September - Melaksanakan acara PROLANIS
2016 - Senam lansia
48

- Melakukan penyuluhan mengenai


penyakit degeneratif
- Melakukan penimbangan berat
badan, pemeriksaan tekanan
darah.
- Melakukan Kegiatan Penyuluhan
Bahaya Narkoba dan Merokok di
SMP 42 Titi Papan
- Melakukan Observasi dan
Wawancara di Kantin SMP 42 Titi
Papan
- Bakti Sosial (Pemeriksaan
Tekanan Darah, Cek gula, cek
kolesterol, cek asam urat) di
Lapangan Mabar
6 Sabtu 10 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Mencari data-data program pokok
puskesmas Titi Papan
- Penyuluhan diare
7 Senin 12 September - LIBUR ( Hari Raya Idul Adha)
2016
8 Selasa 13 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi
- Mengikuti kegiatan Posyandu
Balita di wilayah Anggrek VI
9 Rabu 14 September - LIBUR ( Izin ke kampus untuk
2016
ujian seminar proposal penelitian)
10 Kamis 15 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
49

dan administrasi.
- Melakukan observasi tentang
jajanan di SDN 067251 Titi
Papan
- Melakukan kegiatan Pemeriksaan
Sarang Nyamuk di Lingkungan
III,IV,XI
11 Jumat 16 september - Melaksanakan acara PROLANIS
2016 - Senam lansia
- Melakukan penyuluhan mengenai
penyakit degeneratif
- Melakukan penimbangan berat
badan, pemeriksaan tekanan
darah.
- Melakukan kegiatan Keluraga
Binaan
12 Sabtu 17 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
13 Senin 19 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Penyuluhan PHBS
14 Selasa 20 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
- Pembagian obat cacing di
Lingkungan VIII
15 Rabu 21 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi.
50

- Melakukan imunisasi campak di


SD 40
16 Kamis 22 September - Membantu memberikan pelayanan
2016
di Puskesmas meliputi poli umum,
KIA, poli gigi, penyediaan obat
dan administrasi
17 Jumat 23 September - Melaksanakan acara PROLANIS
2016 - Senam lansia
- Melakukan penyuluhan mengenai
penyakit degeneratif
- Melakukan penimbangan berat
badan, pemeriksaan tekanan
darah.
- Izin ke dinas kota Medan untuk
postest dan menyerahkan tugas
laporan kegiatan selama di
Puskesmas Titi Papan

5.2 Satuan Aacara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Imunisasi

Tempat : Posyandu

Hari/Tanggal : Kamis, 8 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

1. Tujuan Umum
51

Pada akhir proses penyuluhan, ibu dan keluarga dapat mengetahui dan

dapat mengerti tentang Lima Imuniasi Dasar Lengkap

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan dapat :

1) Menjelaskan pengertian Imunisai


2) Mengetahui manfaat dari Imunisasi
3) Mengetahui tentang Lima Imunisasi Dasar Lengkap

B.SASARAN

Sasaran penyuluhan adalah Keluarga di lingkungan Posyandu

C. MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah Leaflet.

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Isi 15 menit 1. Menjelaskan Ceramah
pengertian Imunisasi
2. Menjelaskan
52

Manfaat Imunisasi
3. Menjelaskan
tentang Lima Imunisasi
dasar lengkap
4. Keadaan
seletah dilakukan imunisasi
3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke Diskusi dan
peserta mengenai materi yang tanya jawab
disampaikan
4. Penutup 5 menit 1. Mengucapkan terima kasih Ceramah
atas peran serta masyarakat
2. Mengucapkan salam
penutup

G.MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi


dan anak terhadap penyakit tertentu.

Tujuan Imunisasi
Tujuan dilakukan imunisasi adalah
 Daya tahan / Kekebalan anak meningkat
 Mencegah timbulnya berbagai penyakit

Penyakit yang dapat dicegah


Penyakit –penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
adalah
 Penyakit Hepatitis B
 Penyakit TB Paru
 Penyakit Difteri
 Penyakit Pertusis
 Penyakit Tetanus
53

 Penyakit Polio
 Penyakit Campak

Target Peserta Imunisasi


Semua Bayi dan Anak Sehat umur 0-12 bulan harus mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.

Imunisasi Dasar Lengkap


Berikut ini termasuk imunisai dasar bagi bayi umur 0-12 bulan :
 Imunisasi BCG untuk melindungibayi dari penyakit Tuberculosis
 Imunisasi Polio untuk melindungi bayi dari penyakit Polio (lumpuh layu)
 Imunisasi Hepatitis B (HB) untuk melindungi bayi dari penyakit Hepatitis
B
 Imunisasi DPT untuk melindungi bayi dari penyakit Difteri, Pertusis
(batuk rejan ), Tetanus
 Imunisasi Campak untuk melindungi bayi dari penyakit campak

Tempat untuk Mendapatkan Imunisai


 POSYANDU
 PUSKESMAS
 Praktek dokter/Bidan
 Rumah sakit

Waktu Pemberian Imunisasi


Lima imunisasi dasar lengkap (LIL) untuk bayi usia dibawah 1 tahun, yaitu
Umur Bayi Jenis Imunisasi
<7 hari Hepatitis B (HB) 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT / HB 1, Polio 2
3 bulan DPT / HB 2, Polio 3
4 bulan DPT / HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
54

Lokasi Pemberian Imunisasi


 Imunisasi BCG di lengan kanan atas
 Imunisasi Campak di lengan kiri atas
 Imunisasi Polio diberikan melalui mulut
 Imunisasi Hepatitis-DPT di paha bagian luar.

Keadaan yang Tidak memperbolehkan anak diimunisasi :


 Sakit berat, demam tinggi (panas lebih >38ºC disertai kejang
 Reaksi berlebihan (alergi) setelah diberikan salah satu jenis imunisasi 
imunisasi yang sama tidak dilanjutkan.

Keadaan yang muncul setelah imunisasi :


Hepatitis B Kemerahan dan nyeri di tempat penyuntikan.
BCG 2 minggu setelah imunisasi, timbul pembengkakan kecil
dan merah di tempat suntikan, lalu timbul bisul kecil dan
menjadi luka parut.
DPT Bayi panas sore hari setelah imunisasi, akan turun dalam
1-2 hari, di tempat suntikan merah dan nyeri. ( tidak
berbahaya dan sembuh sendiri).
Polio Reaksi umumnya tidak ada.
Campak Anak mungkin panas dan muncul kemerahan.
55

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

Tempat : Puskesmas

Hari/Tanggal : Jumat, 9 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

1.Tujuan Umum

Pada akhir proses penyuluhan, para warga dapat mengetahui dan dapat

mencegah tentang penyakit Diabetes Mellitus

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan dapat :

1. Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus dengan benar


2. Mengetahui penyebab dari Diabetes Mellitus
3. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Mellitus
4. Mengetahui cara pencegahan Diabetes Mellitus

B.SASARAN

Warga yang mengikuti senam Prolanis di Klinik Rafa Nissi

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet dan poster


56

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Isi 1. Menjelaskan pengertian Ceramah
Diabetes Melitus
2. Menjelaskan penyebab
Diabetes Melitus
3. Menjelakan tanda dan gejala
Diabetes Melitus
4. Menjelasakan cara
mencegahnya

3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke Diskusi dan


peserta mengenai materi yang tanya jawab
disampaikan
4. Penutup 5 menit 1. Mengucapkan terima kasih Ceramah
atas peran serta masyarakat
2. Mengucapkan salam penutup

G.MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai

kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai


57

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada

membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikoskop elektron.

1. Tipe diabetes
 Tipe I : diabetes melitus tergantung insulin (insulin-dependentdiabetes

melitus [IDDM]).
 Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (non-insulin-

dependent diabetes melitus [NIDDM]).


B. Etiologi

Insulin Dependen Diabetik Melitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus

Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta, Sedangkan Non

insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Disebabkan kegagalan relative sel

beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin

untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi

resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.

Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan

glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi

insulin lain. Berarti sel beta pancreas mengalami desensititas terhadap glukosa.

Adapun menurut tipenya :

Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pangkreas.
Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan
Dibetes tipe II
Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
tipe II. Faktor-faktor ini adalah : usia, obesitas, riwayat keluarga dan kelompok
etnik.
58

C. Faktor Resiko
- Usia di atas 40 tahun
- Kegemukan ( Obesitas )
- Hipertensi ( TD : >140/90 mmHg )
- Adanya riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
- Riwayat kadar gula abnormal
- Riwayat penyakit jantung koroner
D. Manifestasi klinis

Diagnosa DM awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas berupa polifagia,

poliuria, polidipsi, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin

dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria,

serta pruritus vulva pada wanita.

E. Manajemen Diabetes Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat

1. Rencana diet, Dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan

karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari. Rencana diet harus didapakan

dengan berkonsultasi dahulu dengan ahli gizi yang terdaftar dan

berdasarkan pada riwayat diet pasien, makanan yang disukai, gaya

hidup, latar belakang budaya, dan aktivitas fisik. Pada konsensus

PERKENI telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah

santapan dengan komposisi seimbang berupa KH 60-70%, protein 10-

15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan

pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk

mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol <300

mg/hari, jumlah kandungan serat ± 25 gr/hari diutamakan jenis serat


59

larut konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat

digunakan secukupnya.

2. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik. Dianjurkan latihan

jasmani teratur 3-4x tiap minggu selama ±0.5 jam yang sifatnya sesuai

CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance

training). Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kala,

jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung

3. Batasi gula dalam setiap makanan

4. Utamakan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan,

alpukat), cegah dislipidemia

5. Batasi makanan tingi purin (asam urat)

6. Stop merokok

7. Cegah kegemukan: IMT <25

8. Tidur min 6 jam sehari

9. Stop minum alkohol

10. Check up teratur terutama untuk usia >40 tahun

11. Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko

menimbulkan luka ulkus

12. Berpuasa

13. Pengawasan glukosa di rumah

14. Pengetahuan tentang diabetes dan perawatan diri. Diabetes adalah

penyakit kronik dan pasien perlu menguasai pengobatan dan belajar

bagaimana menyesuaikan agar tercapai kontrol metabolik yang optimal.


60
61

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi

Tempat : Puskesmas

Hari/Tanggal : Jumat, 9 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

1. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, Bapak dan Ibu Lansia dapat mengetahui

dan dapat mencegah tentang penyakit Hipertensi


2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan dapat :

1. Menjelaskan pengertian hipertensi


2. Menjelaskan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan komplikasi hipertensi
5. Menyebutkan cara penanganan dan pencegahan hipertensi
6. Menjelaskan diet bagi hipertensi

B.SASARAN

Semua Pasien yang mengikuti senam Prolanis

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab
62

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 15 1. Menjelaskan Pengertian Hipertensi Ceramah
2. Menjelaskan Penyebab Hipertensi
menit
3. Menyebutkan tanda dan gejala
Hipertensi
4. Menyebutkan cara penanganan
Hipetensi
5. Menjelaskan diet bagi penderita
hipertensi
3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke peserta Diskusi
mengenai materi yang disampaikan dan tanya
jawab
4. Penutup 5 menit 1. Mengucapkan terima kasih atas Ceramah
peran serta masyarakat
2. Mengucapkan salam penutup
G.MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi

Peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas) 140

atau lebih dan tekanan distolik (bawah) 90 atau lebih.

B. Berdasarkan Penyebabnya

Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :


63

1. Hipertensi primer / essensial merupakan hipertensi yang penyebabnya

tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan

lingkungan.
2. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya

dapatdiketahui secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan

penyakit ginjal.

C. Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi


1. Obesitas / kegemukan
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol

D. Cara Penanganan dan Perawatan Hipertensi


1. Cara penanganan hipertensi
a. Berobat/memeriksa diri secara teratur
b. Minum obat secara teratur
c. Jangan menghentika, mengubah dan menambah dosis dan jenis obat tanpa
petunjuk dokter
d. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada jenis obat yang dapat meningkatkan dan
memperbutuk hipertensi.
2. Cara perawatan dan pencegahan hipertensi
a. Usahakan untuk memeprtahankan berat badan yang seimbang dengan
mencegah kegemukan
b. Batasi pemakaian garam (Sodium)
64

c. Tidak merokok
d. Memperhatikan diet dengan memperbanyak makan buah dan sayuran dan
membatasi minuman beralkohol
e. Hindari minum kopi berlebihan
f. Periksa tekanan darah secara teratur terutama jika usia sudah mencapai 40
tahun
E. Komplikasi Hipertensi
1. Pada otak ·
- Pelebaran pembuluh darah ·
- Perdarahan pada otak ·
- Kematian sel otak Stroke
2. Pada ginjal ·
- Malam banyak kencing ·
- Kerusakan sel-sel ginjal ·
- Gagal ginjal
3. Jantung ·
- Pembesaran jantung ·
- Nafas sesak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : BAHAYA MEROKOK

Tempat : Puskesmas

Hari/Tanggal : Selasa, 13 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU


65

A.TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya rokok terhadap

tubuh, masyarakat mengerti dampak menggunakan atau mengkonsumsi

rokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta

penyuluhan mampu:
1. Memahami bahaya rokok bagi tubuh
2. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok

B.SASARAN

Masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas Titi Papan

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah Leaflet.

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 1. Menjelaskan pengertian tentang Ceramah
66

rokok
2. Menjelaskan macam-macam rokok
3. Menjelaskan jenis-jenis rokok dan
tipe perokok
4. Menjelaskan bahaya merokok
5. Menjelaskan alas an seseorang
harus berhenti merokok
6. Cara atau langkah berhenti
merokok
7. Upaya pencegahan

3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke peserta Diskusi dan


mengenai materi yang disampaikan tanya jawab
4. Penutup 5 menit 1. Mengucapkan terima kasih atas Ceramah
peran serta masyarakat
2. Mengucapkan salam penutup

G.MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Rokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh

karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok

adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan

2. Kandungan Rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000

bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini

setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok

termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di

dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun

serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
67

digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan

banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon

monoksida. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui

menjadi penyebab kanker (karsinogen).

Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan

strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari

tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian

sementara strok adalah pembunuh yang keempat. Karbon Monoksida pula adalah

gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu

memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada

setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan,

paru-paru, pembuluh darah, jantung, organ reproduksi, sampai ke saluran kencing

dan kandung kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan

dari tubuh.

1. Tipe Perokok

Perokok pasif adalah orang- orang yang tidak merokok namun hidup/ bekerja

sepanjang hari bersama- sama dengan perokok. Orang- orang tersebut dalam

waktu yang lama juga berisiko menderita penyakit yang sama seperti seorang

perokok. Ini disebabkan mereka menghirup asap rook disekitarnta.

Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok

lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun

pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu

sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan


68

rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60

menit dari bangun pagi.

Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.

menambahkan ada 3 sub tipe ini :

b. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan

yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
c. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk

menyenangkanperasaan.
d. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik

pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi

pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan

waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama

untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan

dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang

yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya

bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar

dari perasaan yang lebih tidak enak.


3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan

menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok

yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah


69

membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau

rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.


4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan

rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka,

tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat

dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu

perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa

disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah

benar-benar habis.
5. Bahaya Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa

lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung

bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar

perokok yang bukan perokok.

Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200

diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker. Efek racunnya terhadap sang

perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu:

a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan


b. 4x menderita kanker esophagus

c. 2x kanker kandung kemih

d. 2x serangan jantung

Beberapa bahaya rokok diantaranya :

a. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan

gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.


70

b. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200

diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi

tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon

monoksida, dsb.
c. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan

pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata

dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang

siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok

adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang

macet.
d. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok

bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang

perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang

dimilikinya terbatas.
e. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong

miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering

dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya

dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri,

sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar

negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan

banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya,

sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di

tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.


f. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum

merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama


71

dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.

Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum

agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga

orang lain akan terkena penyakit kanker.


g. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok

dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari

dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok

mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.


72

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana

Tempat : Posyandu

Hari/Tanggal : Selasa ,13 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang KB, masyarakat mengerti

manfaat KB dan siapa yang haru ber KB, dan kapan harus ber KB.

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan

mampu:
1. Memahami jenis – jenis KB
2. Mengerti metode kontrasepsi

B.SASARAN

Ibu – Ibu Lingkungan VI yang menghadiri kegiatan di Posyandu

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah Leaflet.


73

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Isi 1. Menjelaskan pengertian KB Ceramah
2. Menjelaskan jenis-jenis KB
3. Menjelaskan metode KB
serta kekurangan dan
kelebihan msaing-masing
metode KB

3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke Diskusi dan tanya


peserta mengenai materi yang jawab
disampaikan
4. Penutup 5 menit 1. Mengucapkan terima kasih Ceramah
atas peran serta masyarakat
2. Mengucapkan salam penutup

G.MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Keluarga berencana


Suatu usaha untuk mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran

anak, guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.


B. ManfaatKeluarga berencana
1. menghindari kehamilan resiko tinggi
2. menurunkan angka kematian ibu dan bayi
3. meringankan beban ekonomi keluarga
4. membentuk keluarga bahagia sejahtera
74

C. Siapa yang Harus Ber KB


Pasangan usia subur yaitu usia 15-49 Tahun yang ingin menunda

kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kehamilan.


D. Metode Kontrasepsi
Merupakan cara, alat, obat-obatan yang digunakan untuk mencegah

terjadinya kehamilan, antara lain:


1. metode Laktasi
2. kondom
3. pil KB
4. KB Suntik
5. Implant/susuk
6. IUD/Spiral
7. Steril

1. MAL (Metode Aminore Laktasi)


Metode KB yang cocok untuk ibu nifas, syaratnya:
- menyusui bayi secara eksklusif setelah melahirkan (hanya asi secara

penuh, teratur dan sesering mungkin)


- belum haid
- efektif hanya sampai 6 bulan
2. Kondom
Keuntungan:
-Efektif bila digunakan dengan benar
- tidak mengganggu ASI
- Murah dan mudah didapat
- Mencegah penyakit menular seksual
Keterbatasan
Efektifitas tidak gterlalu tinggi
1. - Agak mengganggu hubungan seksual
2. - Bisa terjadi alergi bahan dasar kondom
3. Pil KB
- efektif bila digunakan dengan benar
- tidak mengganggu hubungan seksual
- Harus diminum setia hari

terdapat 2 macam:

1. Pil kombinasi (berisi dua hormon yaitu estrogen dan progesteron)tidak

untuk ibu menyusui contoh Microgynon, mercilon, diane, yasmin, DLL


2. Mini Pil (berisi satu hormon yaitu progesteron)
- tidak mengganggu ASI, cocok untuk ibu menyusui
75

- dapat terjadi gangguan haid (siklus haid memendek/memanjang,

tidak haid, perdarahan bercak)


- contoh : ekscluton, microlut, DLL
4. KB Suntik
- efektifitas tinggi, efek samping sedikit
- tidak mengganggu hubungan seksual
terdapat dua macam:
1. suntikan 1 bulan

- mengandung estrogen dan progesteron

- mengganggu produksi ASI

- Harus datang setiap 1 bulan untuk suntik


2. Suntikan 3 bulan
- Mengandung progesteron saja
- tidak mengganggu produksi ASI
- Harus datang setiap 3 bulan untuk suntik
- dapat terjadi gangguan haid
5. Implant/susuk KB
dipasangdilengan atas bagian dalam.
ada yang berisi 2 batang/1 batang, efektif selama 3 bulan
- Mengandung progesteron
- tidak mengganggu hubungan seksual
- tidak mengganggu produksi ASI
- dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan dan kembali

kesuburancepat
- dapat terjadi perubahan pada pola haid
- dapat terjadi perubahan berat badan
6. IUD (Intra Uterina Device)/ Spiral

spiral ditanam didalam rahim untuk mencegah pertemuan sel telur

dengan seperma

- evektifitas tinggi
- jangka panjang (8-10 tahun)
- tidak mengganggu produksi asi
- tidak mengganggu hubungan seksual
- tidak mempengaruhi berat badan
- haid bisa lebih banyak
7. kontrasepsi mantap (Steril)
76

khusus digunakan untuk pasangan suami istri yang tidak

menginginkan tambahan anak lagi.

- dilakukan dengan cara pembedahan (bisa bius lokal)


- harus dilakukan oleh dokter terlatih
- sangat efektif dan bersifat permanen
- tidak ada efek samping
- tidak adaperubahan fungsi seksual
contoh:
metode operatif wanita (NOW)
metode operatif Pria (MOP)

Kapan harus ber KB?

6 minggu setelah melahirkan dalam 7 hari saat Haid setiap saat jika tidak hamil.
77
78

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diare

Tempat : Puskesmas

Hari/Tanggal : Jumat,10 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

3. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, Bapak dan Ibu dapat mengetahui dan dapat

mencegah tentang penyakit DIARE


4. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan dapat :

7. Menjelaskan pengertian diare


8. Menjelaskan penyebab diare
9. Menyebutkan tanda dan gejala diare
10. Menjelaskan komplikasi diare
11. Menyebutkan cara penanganan dan pencegahan diare
12. Menjelaskan diet bagi diare

B.SASARAN

Semua Pasien yang berkunjung ke puskemas

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab
79

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 5. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
6. Memperkenalkan diri
7. Menjelaskan tujuan penyuluhan
8. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 15 6. Menjelaskan Pengertian diare Ceramah
7. Menjelaskan Penyebab diare
menit
8. Menyebutkan tanda dan gejala diare
9. Menyebutkan cara penanganan diare
10. Menjelaskan diet bagi penderita
diare
3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke peserta Diskusi
mengenai materi yang disampaikan dan tanya
jawab
4. Penutup 5 menit 3. Mengucapkan terima kasih atas Ceramah
peran serta masyarakat
4. Mengucapkan salam penutup

G.MATERI PENYULUHAN

Diare
A.Pengertian Diare
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada
bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, biasanya konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah.
Menurut WHO (2005), penyakit diare adalah gejala yang umum, di mana
penderita diare buang air besar (defekasi) lebih sering dari biasanya, dan
konsistensinya encer, berat tinja lebih dari 200 gram atau berat tinjanya kurang
80

dari 200 gram tapi buang air lebih dari tiga kali sehari, dan tinjanya berlendir dan
berdarah.

B. Etiologi Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :
a. Faktor Infeksi
a) Infeksi enteral : merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Rotavirus merupakan penyebab utama
infeksi (70-80%), sedangkan bakteri dan parasit ditemukan 10-20% pada
anak. Berikut dibawah ini, bakteri, virus, parasit penyebab diare :

Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit


- Aeromonas hidrophilia - Adenovirus - Balantidium coli
- Bacillus cereus - Rotavirus - Capillaria philippinensis
- Campylobacter jejuni - Virus Norwalk - Cryptosporidium
- Clostridium diffcile - Astrovirus - Entamoeba histolytica
- Clostridium perfringens - Calicivirus - Giardia lamblia
- Escherichia coli - Coronavirus - Strongyloides stercotalis
- Salmonella spshigella sp - Minirotavirus - Faciolopsis buski
- Staphylococcus aureus - Virus bulat kecil - Sarcocystis suthominis
- Vibrio cholera - Trichuris trichiura
- Vibrio parahaemoliticus - Candida sp
- Yersinia enterocolitica - Isospora belli
Tabel 2.2 Bakteri, virus, parasit penyebab diare
b) Infeksi parenteral : merupakan infeksi diluar saluran pencernaan makanan,
seperti : otitis media akut (OMA), bronkopneumonia, tonsilitis, ensefalitis.
Keadaan ini terutama pada bayi dan anak yang berusia dibawah dua tahun.

b. Faktor Malabsorbsi (Gangguan Absorbsi) : Faktor malasorbsi dibagi menjadi


dua yaitu malasorbsi karbohidrat dan lemak. Malasorbsi karbohidrat, pada
bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan
diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di
81

daerah perut. Sedangkan malabsorbsi lemak, terjadi bila dalam makanan


terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan
kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus.
Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul
karena lemak tidak terserap dengan baik.

c. Faktor Makanan : Seperti alergi makanan, makanan basi, beracun.

d. Faktor Psikologis : Seperti rasa takut dan cemas.

C.Klasifikasi Diare
Secara klinis diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom, yaitu diare
akut, disentri, dan diare persisten. Masing-maisng mencerminkan pathogenesis
berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.
1. Diare akut (gastroenteritis)

Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang
lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono, 2008).
2. Disentri

Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feces, menyebabkan


anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus
akibat bakteri invasive. Penyebab utama disentri akut adalah shigella,
sedangkan penyebab lain adalah Campylobacter jejuni dan penyebab yang
jarang adalah E-Coli enteroinvasife atau salmonella. Pada orang dewasa
muda, disentri yang serius sering kali disebabkan oleh Entamoeba histolytica.
Akan tetapi, bakteri tersebut jarang menjadi penyebab disentri pada anak-
anak.

3. Diare Persisten

Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi berlangsung lebih
dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Diare
82

jenis ini mengakibatkan kehilangan berat badan yang nyata, dengan volume
feses dalam jumlah yang banyak sehingga pasien beresiko mengalami
dehidrasi. Diare persisten tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E-
Coli enteroaggregative, Shigella, dan Cryptosporidium mungkin berperan
lebih besar dari penyebab lain. Diare persisten tidak boleh dikacaukan dengan
diare kronik, yakni diare intermiten atau hilang timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab noninfeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau
gangguan metabolisme.

D. Gejala Diare
Gejala-gejala diare adalah sebagai berikut :
a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah.
b. Suhu badan meninggi.
c. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah.
d. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
e. Lecet pada anus.
f. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
g. Muntah sebelum dan sesudah diare.
h. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
i. Dehidrasi (kekurangan cairan).

E.Gambaran klinik Diare


Gambaran klinik penyakit diare sesuai dengan derajat dehirasinya. Derajat
dehidrasi menurut WHO, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Derajat Dehidrasi Menurut WHO
Kategori Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Ringan-Sedang
1. Menyatakan :
- Diare - <4x sehari - 4-10x sehari - > 10 x sehari
- Muntah -Tidak ada/ - Ada hanya - Sering
- Haus sedikit beberapa kali -Banyak atau
- Buang air kecil - Tidak ada - Sedikit tidak dapat
-Normal - Warna kuning minum
83

tua -Anuria selama 6


jam
2. Melihat :
- Keadaan umum -Baik -Lemah, gelisah -Lunglai,tidak
- Air mata -Ada -Tidak ada sadar
- Mata -Normal -Cekung -Tidak ada
- Bibir dan lidah -Basah -Kering -Sangat cekung
- Nafas -Normal -Cepat -Sangat kering
-Sangat cepat atau
kussmaul
3. Meraba/palpasi: -Kekenyalan -Kekenyalan -Kekenyalan
- Kulit normal kurang sangat kurang
- Nadi -Normal, -Cepat, -Sangat cepat,
- Ubun-ubun <120/menit 120-140/menit lemah/tidak
-Normal -Cekung teraba,
>140/menit -
Sangat cekung
4. Menimbang berat Tetap Turun : Turun :
badan 25-100gr/kgBB >100gr/kgBB
5. Taksiran
Kehilangan cairan Tidak ada 40-90ml/kgBB 100-110ml/kgBB

F.Pencegahan Diare
Upaya pemutusan penyebaran kuman penyebab diare harus berfokus pada
cara penyebaran kuman tersebut. Berbagai upaya yang terbukti efektif adalah:
1. Memberi ASI ekslusif kepada bayi usia hingga berumur 6 bulan.
2. Menghindari penggunaan susu botol.
3. Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
(untuk mengurangi pajanan ASI terhadap bakteri dan perkembangbiakan
bakteri).
4. Menggunakan air bersih untuk minum
5. Mencuci tangan dengan baik sesudah buang air besar dan setelah membuang
feces bayi, serta sebelum menyiapkan makanan atau sebelum makan.
6. Membuang feses (termasuk feses bayi) dengan benar.
84

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku hidup bersih dan sehat

Tempat : puskesmas

Hari/Tanggal : Selasa ,19 September 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa FK UISU

A.TUJUAN

1) Tujuan Umum
85

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang PHBS masyarakat mengerti

manfaat dari prilaku hidup bersih dan sehat

2) Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan

mampu memahami tentang PHBS

B.SASARAN

Seluruh pengunjung puskesmas titi papan

C.MATERI

Terlampir

D.METODE

Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab

E.MEDIA

Media yang digunakan saat penyuluhan adalah Leaflet.

F.KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode


1. Pembukaan 5 menit 5. Membuka kegiatan dengan Ceramah
mengucapkan salam.
6. Memperkenalkan diri
7. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
8. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Isi 4. Menjelaskan pengertian Ceramah
PHBS
5. Menjelaskan jenis-jenis
PHBS
6. Menjelaskan metode PHBS
serta kekurangan dan
kelebihan msaing-masing
metode PHBS
86

3. Evaluasi 5 menit Melakukan tanya jawab ke Diskusi dan tanya


peserta mengenai materi yang jawab
disampaikan
4. Penutup 5 menit 3. Mengucapkan terima kasih Ceramah
atas peran serta masyarakat
4. Mengucapkan salam penutup

G.MATERI PENYULUHAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat. 7
Perilaku Hidup Berih Dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud operasional

promosi kesehatan merupakan dalam upaya mengajak, mendorong

kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.

Manfaat PHBS
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
1) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
87

pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan


keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,
tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air,
ambulans desa dan lain-lain.7

Sasaran PHBS
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

Indikator PHBS
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi tujuh
indikator PHBS dan tiga indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
2. Bayi diberi ASI eksklusif

Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3. Penimbangan bayi dan balita
88

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap


bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi
buruk.

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun

a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit.
b. Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun,
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

5. Menggunakan air bersih

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi


berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit.
6. Menggunakan jamban sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan
tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir.

7. Rumah bebas jentik

Rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala tidak terdapat
jentik nyamuk.

Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat:


1. Makan buah dan sayur setiap hari

Anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi minimal 3 porsi


buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


89

Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30 menit
setiap hari.

3. Tidak merokok dalam rumah

Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di dalam

rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya

Anda mungkin juga menyukai