Anda di halaman 1dari 35

BAB III

FUNGSI PEMBACAAN METER

3.1. PENGERTIAN
Fungsi Pembacaan Meter adalah fungsi yang
melaksanakan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengendalian dalam kegiatan pembacaan, pencatatan dan
perekaman angka kedudukan meter alat pengukur meter kWh,
meter kVArh, meter kVA Maks pada setiap pelanggan serta
pembacaan dan pencatatan penunjukan sakelar waktu (time
switch).

3.2. TUGAS POKOK


a) Merencanakan jadwal pembacaan meter
b) Membentuk dan memelihara rute pembacaan meter
c) Menyiapkan kegiatan pelaksanaan pembacaan meter.
d) Melaksanakan pembacaan meter serta mencatat pada
Kartu Meter Pelanggan (KML).
e) Menyampaikan surat pemberitahuan ke pelanggan yang
tidak berhasil dilakukan pembacaan meter.
f) Melakukan pencatatan angka kedudukan meter dan
perhitungan pemakaian tenaga listrik (kWh, kVArh, kVA
max).
g) Melakukan pemeriksaan dan menindak lanjuti penunjukan
saklar waktu

12
h) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, evaluasi dan
menindak lanjuti hasil pembacaan meter.
i) Mengirim hasil pembacaan meter kepada Fungsi
Pembuatan Rekening.
j) Mengirim data hasil temuan titik sambung pelanggan yang
tidak sesuai dengan suplay gardu distribusi ke Fungsi
Pelayanan Pelanggan.
k) Melakukan uji petik, pembacaan ulang atas pengaduan
baca meter.
l) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para
Pembaca Meter.
m) Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait.
n) Membuat laporan sesuai bidangnya.

3.3. PERENCANAAN PEMBACAAN METER


3.3.1. Pembentukan Rute Baca Meter (RBM)
Yang dimaksud dengan RBM adalah urutan
langkah pembaca meter yang sepraktis dan seefisien
mungkin dilapangan dalam melakukan pembacaan
meter sesuai dengan jumlah kemampuan membaca
meter seorang pembaca meter dalam 1 hari kerja

13
RBM dibentuk dengan memberikan nomer kode
kedudukan pelanggan dengan struktur berjumlah 12 digit
terdiri atas :
 Kode cabang/Area digit 1
 Kode Rayon/Ranting/unit digit 2
 Kode Sub Rayon/Ranting digit 3
 Kode Area baca meter digit 4,5
 Kode Rute baca meter digit 6,7
 Nomor Urut RBM digit 8,9,10
 Nomor Sisipan digit 11,12

Untuk mempermudah dan memperlancar


pelaksanaan pembacaan meter, urutan pelanggan yang
tercantum dalam Daftar Pembacaan Meter (DPM)
harus sesuai dengan urutan langkah pembaca meter
yang sepraktis mungkin dilapangan, serta jumlah
pelanggan yang sesuai denganstandar kapasitas baca
meter yang ditetapkan.

Standar kapasitas baca meter adalah jumlah


pelanggan yang mampu dibaca dalam satu hari kerja oleh
seorang pembaca meter. Agar pembaca meter
mendapatkan hasil yang optimal, maka RBM yang
dibentuk harus baik. Urutan langkah pembacaan
pelanggan pada Daftar Pembacaan meter (DPM) harus

14
sama dengan urutan langkah/jalannya petugas dilapangan
yang paling praktis dan efisien, Sesuai dengan kemampuan
normal seorang pembaca meter dalam 1 (satu) hari kerja.

Standar kapasitas baca meter adalah jumlah


pelanggan yang mampu dibaca dalam sehari kerja oleh
seorang Pembaca Meter, ditentukan oleh :

 kondisi geografis (jalan datar, perbukitan)


 kerapatan bangunan (perkampungan padat,
tersebar)
 kondisi perumahan (rumah mewah/besar,
RSS)

Pada umumnya standar kapasitas baca meter


dikelompokkan menjadi :
 Daerah jarang/sulit 50 s/d 100
Pelanggan/RBM
 Daerah sedang 101 s/d 150 Pelanggan/RBM
 Daerah padat/mudah 151 s/d 200
pelanggan/RBM

3.3.2 Gambar Rute Baca Meter

15
Gambar 3.3 Rute Baca Meter
Gambar Rute Baca Meter (RBM) dibuat
untuk memudahkan petugas pembaca meter
melaksanakan tugasnya, pada prinsipnya gambar
RBM dapat memberikan informasi kepada petugas
pembaca meter, di daerah mana RBM tersebut berada,
mulai lokasi mana petugas pembaca meter memulai
melakukan pembacaan meter dan urutan
pembacaannya.

a. Kegunaan gambar RBM antara lain :


b. Memudahkan pelaksanaan pembacaan meter
c. Memudahkan rotasi/penggantian pembaca
meter
d. Memudahkan pengawasan pembacaan meter

16
e. Memudahkan pembuatan dan pemeliharaan
RBM
f. Memudahkan penetapan kode kedudukan baik
untuk pelanggan baru maupun perubahan
kode kedudukan pelanggan lama.
g. Menjadi media komunikasi antar pembaca
meter dan pengawas.
h. Memberi kemudahan pada bidang lain
(custumer service, gangguan, penagihan )
i. Dan lain-lain.

3.3.3 Cara penggambaran RBM

Gambar yang baik dibuat pada peta dasar yang


berskala, dan dapat juga digambar pada peta tidak
berskala, namun dibuat secara proposional. Dengan
ukuran kertas sebaiknya maksimum format A4.
Gambar mencantumkan nama jalan, gang, desa,
kelurahan yang ada. Gambar mencantumkan
bangunan-bangunan permanen yang mudah dikenal
sebagai pedoman, misalnya : Kantor, tempat ibadah,
sekolah, rel KA, jembatan, sungai dan sebagainya.
Gambar mencantumkan arah mata angin dan arah
panah pembacaan. Gambar mencantumkan data

17
pelanggan pertama dan pelanggan terakhir, serta
nomor urut pembacaan. Gambar mencantumkan
Daftar pelanggan sesuai urutan yang ada digambar
RBM.

3.3.4 Perencanaan Pengaturan Jadwal


Pembacaan Meter

Untuk memudahkan pengawasan dan kelancaran


pembacaan meter, maka perlu dibuat rencana
pengaturan jadwal pelaksanaan pembacaan meter.
Rencana jadwal pembacaan meter dilakukan setiap
bulan dan dimulai tanggal sesuai kondisi masing-
masing Area/Unit Pelayanan. Apabila dipandang
perlu, maka jadwal pembacaan meter dapat dilakukan
beberapa bulan sekali, yang tentunya akan diatur
tersendiri oleh direksi.

18
3.3.5 Perencanaan Pengaturan Jadwal Rotasi
Pembaca Meter

Rotasi Pembaca Meter adalah perpindahan


penugasan Pembaca Meter dari daerah baca tertentu ke
daerah baca yang lain secara periodik maupun insidentil.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hasil baca meter
dan produktivitas Pembaca Meter serta bila terjadi
penyimpangan pembacaan meter akan dapat segera
diketahui. Rotasi pembaca meter dilakukan berdasarkan
jadwal rotasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu
faktor keberhasilan rotasi pembaca meter adalah kualitas
Rute Baca Meter.

3.4. PERSIAPAN PEMBACAAN METER

Data yang perlu disiapkan/dibawa Petugas Cater (Catat


Meter) untuk melaksanakan tugas pembacaan meter antara lain :
a. Seragam, Identitas dan Surat Tugas petugas Cater.
Seragam, Identitas dan surat tugas pembacaan meter
diperlukan untuk legalitas bagi petugas pembaca meter,
agar dalam melaksanakan tugasnya tidak mengalami
kesulitan dengan pelanggan.
b. Perlengkapan kerja

19
Perlengkapan kerja antara lain : Senter, ATK (spidol,
ballpoint) diperlukan agar petugas pembaca meter dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik
c. Daftar Pembacaan Meter
Sebelum pelaksanaan pembacaan meter di lapangan, perlu
disiapkan Daftar Pembacaan meter (DPM).
Daftar Pembacaan Meter ada 2 macam yaitu :
 DPM Tarif Tunggal tanpa kVArh (TUL II-01A)
 DPM Tarif Ganda dan Tunggal dengan kVArh
(TUL II-01B)
DPM disiapkan untuk mencatat hasil pembacaan angka
kedudukan meter. DPM dipergunakan untuk pencatatan
dengan sistem manual. Apabila ada pelanggan baru yang
belum masuk ke DPM, maka DPM susulan disiapkan
berdasarkan PDL yang diterima dari Fungsi Pelayanan
Pelanggan. Apabila pencatatan menggunakan PDE maka
PDE disiapkan dibawa untuk merekam hasil pembacaan,
dan apabila pencatatan menggunakan Foto Kamera
Digital, maka foto kamera digital dibawa untuk memotret
angka yang tertera pada Alat Pengukur.

d. Kartu Meter Pelanggan


 Setiap pelanggan harus dibuatkan Kartu Meter
Pelanggan (KML-TUL II-03).

20
 Kartu Meter Pelanggan untuk pelanggan lama
dibuat sekurang-kurangnya setahun sekali.
 Kartu Meter Pelanggan yang hilang/rusak, harus
segera dibuat/dipasang penggantinya.
e. Pemberitahuan Pembacaan Meter
Pemberitahuan Pembacaan meter (TUL II-04) disiapkan
untuk dibawa oleh Pembaca Meter dan disampaikan ke
alamat pelanggan apabila Pembaca Meter tidak berhasil
mencapai tempat meter untuk dibaca.
f. Pembagian Tugas pembacaan Meter
Pengawas Pembaca Meter secara harian sesuai jadwal
yang telah ditetapkan melaksanakan pembagian tugas
pembacaan meter ke para Pembaca Meter yang menjadi
tanggung jawabnya dan melakukan pemeriksaan dan
memastikan apakah perlengkapan pembacaan meter
(Seragam, Identitas, perlengkapan kerja, formulir2, dll)
sudah siap di bawa oleh petugas pembaca meter

g. Rekapitulasi Pembacaan Meter


 Rekapitulasi Pembacaan Meter (TULII-05) diigunakan
untuk mengawasi kegiatan/ produktivitas Pembaca
Meter.
 Mencatat jumlah pelanggan yang harus dibaca, yang
berhasil dibaca dan yang tidak berhasil dibaca.

21
3.5. PELAKSANAAN PEMBACAAN METER

3.5.1. Tata Cara Pembacaan Dan Pencatatan Angka


Kedudukan Meter
a. Dalam melaksanakan pembacaan meter, setiap petugas
pembaca meter harus menggunakan/ membawa antara
lain :
 Seragam kerja
 Kartu identitas pembaca meter
 DPM
 Form Pemberitahuan Pembacaan Meter
 Form Berita Acara Pembacaan Meter
 Peralatan kerja (ATK )
b. Pembacaan dan pencatatan angka kedudukan stan
meter pelanggan dilakukan dengan
melihat/membaca/memotret dan mencatat angka
kedudukan stan meter di lokasi pelanggan, cara
pembacaan meter antara lain dengan :
 Secara manual dengan Daftar Pembacaan
Meter DPM yaitu dengan melihat/ membaca
angka kedudukan stand meter mencatat ke
dalam DPM sesuai identitas pelanggan/Id
Pelanggan atau
 Menggunakan Peralatan Portable Data Entry
(PDE)/ komputer genggam yang sudah berisi

22
DPM, yaitu dengan melihat/membaca angka
kedudukan stand meter dan menginput ke
dalam Portable Data Entry (PDE) serta
mencatat kelainan-kelainan Alat pembatas dan
Pengukur yang dapat dilihat secara visual ke
kode pesan/ kode baca yang sudah ada dalam
PDE atau
 Menggunakan foto kamera digital yaitu dengan
memotret angka kedudukan stand meter atau
 Secara Otomatis dengan perlengkapan
Automatic Meter Reading, yaitu dengan
memrogram/mensetting tanggal down load
angka kedudukan stand meter pelanggan dan
pada tanggal yang telah ditentukan peralatan
tersebut akan menarik data angka kedudukan
stand meter secara otomatis
c. Beberapa golongan tarip (pelanggan Industri I2 dan I3
dan pelanggan bisnis B3) disamping Pencatatan angka
kedudukan stand meter kWh, juga ada pencatatan
angka kedudukan stand kVArh
d. Pelanggan yang menggunakan arc furnace dilakukan
pencatatan kVA Maks
e. Untuk pelanggan tertentu menurut pertimbangan
Manajer Area dapat dibuatkan Berita Acara Pembacaan

23
Meter (TUL II-02) yang ditanda tangani oleh petugas
dan atau pelanggan yang mewakili.
f. Apabila dalam pelaksanaan pembacaan angka
kedudukan meter diketahui adadugaan kelainan, agar
dicatat di DPM dan dilaporkan untuk ditindaklanjuti.
Jenis laporan dikelompokkan sebagai berikut
 Meter sulit dibaca
 Meter tidak ada
 Meter rusak
 Tarip tidak sesuai peruntukan.
 Titik sambung pelanggan tidak sesuai suplay
gardu distribusi.
 Kode kedudukan tidak sesuai
Laporan tersebut diteliti dan ditindaklanjuti
sesegera mungkin.
g. Apabila dalam pelaksanaan pembacaan meter ditemui
hambatan kelancaran pembacaan meter maka diberi
pesan sebagai berikut :
 Meter didalam bangunan
 Bangunan tidak dihuni.
 Bangunan / Rumah ( pagar terkunci ).
 Ada anjing galak

24
3.5.2. Penyampaian Pemberitahuan Pembacaan Meter

a) Apabila pembacaan meter tidak dapat dilakukan karena


sesuatu hal misalkan rumah/pagar terkunci, dan petugas
pembaca meter sudah berusaha maksimal, namun tetap
tidak dapat bertemu dengan penghuni/ tidak dapat
mencapai tempat meter, maka petugas pembaca meter
dapat menyampaikan/meletakkan Pemberitahuan
Pembacaan Meter ditempat yang aman misalkan di
kotak pos, diselipkan di bawah pintu, diselipkan pintu
pagar dengan harapan pemberitahuan pembacaan meter
dapat di ketahui/diterima oleh pelanggan.
b) Pemberitahuan Pembacaan Meter pada dasarnya berisi
bahwa petugas pembaca meter sudah berupaya untuk
melaksanakan tugas pembacaan meter, namun tidak
berhasil mencatat angka kedudukan stand meter
pelanggan, karena pelanggan tidak dapat ditemui,
rumah /pagar terkunci, dan pelanggan diminta
membaca sendiri angka kedudukan meter serta
menyampaikannya ke PLN dengan menggunakan
formulir Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04)
segi kesatu.
c) Apabila sampai dengan 2 hari setelah tgl
pemberitahuan, pelanggan belum menginformasikan
angka kedudukan stan meternya ke PLN, maka

25
pemakaian tenaga listriknya akan diperhitungkan sama
dengan pemakaian bulan yang lalu atau dihitung rata-
rata maksimal pemakaian tiga bulan terakhir.
d) Pada Pemberitahuan ini juga dapat ditambahkan
himbauan kepada pelanggan, apabila pelanggan tidak
berada di rumah/ rumah kosong, maka pelanggan dapat
membaca dan menulis angka kedudukan meter dan
tanggal pencatatan kemudian dilakukan sebagai berikut

 Ditulis pada media penulisan dan ditempel


ditempat yang dapat dilihatdan dibaca dari luar
pagar
 Menginformasikan angka kedudukan stan
meter dan tanggal pencatatanmelalui telepon
ke PLN
 Mengirim angka kedudukan stan meter dan
tanggal pencatatan denganfacsimile ke PLN

3.5.3. Pencatatan Angka Kedudukan Meter Pada Kartu


Meter Pelanggan

a) Angka kedudukan stan meter yang telah dibaca dan


dicatat dalam DPM atau diinput dalam Portable Data
Entry atau di potret dengan kamera digital, harus dicatat

26
pula di Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) yang
ditempatkan didekat APP.
b) Pembaca meter membutuhkan paraf pada kolom yang
tersedia dan pelanggan dapat menyaksikan pembacaan
angka kedudukan meter dengan membubuhkan paraf
pada kolom yang tersedia.

3.5.4. Penyerahan Hasil Pembacaan Meter

Angka kedudukan meter yang telah dicatat ke


dalam DPM tersebut diserahkankepada pengawas
pembaca meter pada setiap hari pembacaan dan
selanjutnya olehpengawas dicatat dalam Rekapitulasi
Hasil Pembacaan Meter (TUL II-05).

3.5.5. Pencatatan Dan Perhitungan Pemakaian


kWh/kVArh/KVA Maksimal
Pencatatan dan perhitungan pemakaian
kWh/kVArh/kVA maksimal dilakukan
denganmenggunakan Kartu Pemakaian kWh/kVArh/kVA
maksimal (TUL II-07).
a) Angka kedudukan yang dicatat di DPM, dicatat
dan dihitung pemakaian kWh/kVArh/kVA
maksimal dalam daftar pemakaian

27
kWh/kVArh/kVA maksimal (TULII-06A/TUL II-
06B).
b) Bagi Area Pelayanan yang pencatatan dan
perhitungan pemakaian kWh/kVArh/kVA
maksimal menggunakan komputer, daftar
pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal dibuat
oleh komputer.
c) Untuk pelanggan dengan meter kVArh dan
pelanggan lainnya yang dianggap perlu, angka
kedudukan meter terakhir yang dicatat di DPM
dipindahkan ke Kartu pemakaian
kWh/kVArh/kVA maksimal (TUL II-07)

Untuk keperluan pengawasan pemakaian


kWh/kVArh/kVA maksimal setiappelanggan, dibuatkan
kartu pemakaian kWh/kVArh/kVA maksimal.Pemakaian
kWh/kVArh/kVA maksimal dihitung dengan rumus :

Jumlah pemakaian kWh :


kWh = ( A – L ) x FM x FRT

Jumlah pemakaian kVArh :


kVArh = ( A – L ) x FM x FRT

28
Keterangan :
A = angka kedudukan akhir.
L = angka kedudukan lalu.
FM = Faktor kali meter.
FRT = Faktor rugi trafo.

Rumus pemakaian kVA Maksimal


kVA = P x CT x PT x K

Keterangan :
P= angka penunjukan kVA Maksimal
CT = ratio trafo arus
PT= ratio trafo tegangan
K = konstanta meter

Apabila terdapat pelanggan yang karena sesuatu hal


tidak dipasang kVA Maksimal melainkan dipasang kW
Maksimal maka besarnya daya terukur yang digunakan
untuk menghitung biaya beban adalah dengan rumus :

kVA = P x CT x PT x K x FD

Keterangan :
P = angka penunjukan kVA Maksimal.
CT = ratio trafo arus.

29
PT = ratio trafo tegangan.
K = konstanta meter.
FD = faktor daya.

Kondisi saat ini perhitungan diatas telah


menggunakan AMR sehingga pembacaan pemakaian
kWh/kVArh/kVA maksimal dilakukan baik melalui
komputerisasi (historis) maupun AMR.

3.5.6. Pemeriksaan Hasil Pembacaan Meter


Hasil pembacaan meter yang diterima harus diperiksa
oleh tiap-tiap pengawas antaralain meliputi :
a. Angka kedudukan meter
b. Produktivitas pembaca meter
c. Laporan pembaca meter
Apabila terdapat angka pemakaian kWh/kVArh /kVA
Maksimal yang tidak wajar,maka perlu dilakukan
penelitian sebagai mana mestinya. Setiap koreksi angka
kedudukan meter bulan lalu dilakukan dengan membuat
DaftarKoreksi Angka Kedudukan Meter Bulan Lalu (TUL
II-08) yang ditanda tangani olehAsisten Manajer.

30
Peroses Pengkoreksian Hasil Pekerjaan Cater Oleh
Veriafikator

Gambar 3.1 proses pengoreksian hasil pekerjaan


cater oleh verifikator

Proses download data hasil pencatatan pada aplikasi sicam


ke komputer untuk proses pengkoreksian oleh verivikkator

31
Gambar 3.2 tampilan menu utama aplikasi sicam

Tampilan menu utama aplikasi sicam (sistem informasi


catat meter) yang di gunakannsebagai aplikasi untujk mengkoreksi
pekerjaan cater setelah melakukan pengecekan kwh meter sesuai
rbm (rute baca meter) yang telah di tentukan.

32
Gambar 3.3 proses koreksi pekerjaan

Proses koreksi pekerjaan cater setelah melakukan


pembacaan meter. Pada gambar diatas menunjukkan nama
pelanggan sebagai identitas, alamat pelanggan, nomer id
pelanggan untuk mengetaui urutan rbm pada aplikasi baca
meter, langkah sebagai urutan rbm dalam aplikasi, stand
lalu sebagai perbandingan jumlah kwh meter bulan lalu
dan bulan sebelumnya sebagai acuan koreksi stand
meterbulan ini, stand asli adalah stand hasil pencatatan
kwh meter yang ada pada aplikasi siam stand catat adalah
stand hasil pengkoreksian verifikator yang di cocokkan
dengan hasis catat meter pada aplikasi sicam dengan foto
asli kwh meter listrik pakai adalah jumlah kwh meter blan
ini – bulan lalu keterangan asli adalah keterangan hasil

33
catat pada aplikasi siam keterangan catat adalah hasil
koreksi keterangan yang dilakukan untuk koreksi susulan

Gambar 3.4 hasil koreksi pencatatan stand

Gambar 3.4 menunjukkan hasil koreksi pencocokan


stand catat dengan foto hasil pencatatan

34
Gambar 3.5 hasil akhir setelah proses pengoreksian

Gambar 3.5 menunjukkan hasil akhir setelah proses


pengkoreksian oleh verivikator dengan memunculkan
data yang belun terisi atau belum mendapatkan stand
meter listrik sikarenakan pagar rumah terkunci atau
dengan alasan lainnya.

35
Gambar 3.6 hasil pencetakan stand meter listrik

Gambar 3.6 menunjukkan Hasil pencetakan untuk


palaksanaan koreksi susulan pengecekan ulang untuk
mendapatkan stand meter listrik

36
Gambar 3.7 proses upload rmb dari computer ke handphone

Gambar 3.7 menunjukkan proses upload rmb dari


komputer ke hp untuk rmb hari berikutnya sebagai bekal
kerja untuk hari selanjutnya

3.5.7. Pemeriksaan Pemakaian kWh, KVArh dan KVA


Maksimal
a) Setelah dilakukan perhitungan pemakaian kWh/kVArh
/kVA Maksimal harus dilakukan pemeriksaan atas
perhitungan tersebut, untuk melihat kewajaran
pemakaiannya

Pemeriksaan dilakukan pada :


 Kartu pemakaian kWh/ kVArH/ kVA Maksimal
(TUL II-07)

37
 Daftar pemakaian kWh/kVARh/kVA Maksimal
(DPK/ TUL II-06 A/TUL II-06 B).
 Daftar pelanggan yang perlu diperhatikan
(DLPD).
 PDL/DPM susulan bagi penyambungan baru.
 Daftar koreksi kedudukan meter bulan lalu.
Apabila terdapat angka pemakaian kWh/kVArh/kVA
maksimal yang tidak wajar,maka perlu dilakukan koreksi
sebagaimana mestinya

b) Pengaduan pelanggan dari FPL diteliti/diperiksa dan


dibuat BA Perhitungan Kembali Pemakaian
kWh/kVArh/kVA max (TUL II-09) dalam rangkap 4 :
 Asli untuk FPR sbg bahan pembuatan rek listrik
 Tembusan 1 untuk FPL
 Tembusan 2 untuk FBM untuk koreksi stand meter
 Tembusan 3 untuk FBL sbg lampiran pembukuan

c) Pengaduan Pelanggan minta restitusi rekening listrik


berdasarkan data pendukung dari FPL setelah
diperiksa/diteliti kemudian dibuat Surat Pemeriksaan/
Penelitian Untuk Restitusi Rekening Listrik (TUL II-10)

3.5.8. Pengiriman Hasil Pembacaan Meter Ke Fungsi


Pembuatan Rekening

38
Hasil pembacaan angka kedudukan meter dalam
bentuk DPM, setelah dilakukanpemeriksaan dikirim ke
fungsi pembuatan rekening (FPR) dengan daftar
pengirimanyang ditanda tangani oleh pejabat yang
berwenangDaftar pengiriman berisi antara lain rekapitulasi
jumlah pelanggan dan jumlah angkakedudukan meter per
daerah baca meter.

3.6. PENGENDALIAN PEMBACAAN METER

3.6.1. Pengawasan Hasil Pembacaan Meter


a. Pengawasan Kualitas Baca Meter
Pengawasan terhadap kualitas dilakukan dengan cara
:
 Membandingkan angka kedudukan meter bulan
ini dengan angka kedudukan meter mkbulan
lalu di DPM, angka kedudukan meter akhir
dibanding dengan angka kedudukan bulan lalu
 Membandingkan pemakaian kWh / kVArh/
kVA Maksimal bulan ini dengan bulan lalu,
jumlah pemakaian kWh minimal sama dengan
pemakaian bulan lalu
 Memeriksa jam nyala, tidak ekstrim, rendah
maupun tinggi.

39
 Gunakan skala prioritas dan apabila dijumpai
kelainan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
ulang ke lapangan
 prosentasi jumlah kesalahan baca meter
b. Pengawasan Kuantitas Baca Meter
Pengawasan kuantitas baca meter dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah yang harus
dibaca, yang berhasil dibaca setiap hari masing
masing pembaca meter.
c. Sampling baca meter bisa dilakukan ke rumah-rumah
atau via telpon ataupun melalui pengawas pembaca
meter atau melalui capture stand meter.

3.6.2. Pembinaan Pembaca Meter


Secara periodik harus dilakukan pembinaan dan
memotivasi petugas pembaca meter antara lain pendidikan
dan pelatihan, tata cara baca meter, etika baca meter,
penerapan sanksi terhadap Pembaca Meter yang
melanggar dan lain-lain.

3.6.3. Tindak Lanjut Laporan Pembaca Meter


Yang termasuk laporan Pembaca Meter adalah :
a. Kelainan kondisi instalasi milik PLN (Alat Pembatas
Pengukur).

40
b. Perubahan peruntukan tenaga listrik di pelanggan
c. Penyambungan TL dengan alas tidak sah
d. Titik Sambung Pelanggan tidak sesuai suplay gardu
distribusi.
e. Keluhan pelanggan
Laporan Pembaca Meter di DPM dipindahkan ke
pengaduan pelanggan (TUL I-14) segera setelah Pengawas
baca meter menerima laporan. Setiap laporan diberi nomor
agenda dan dicatat dalam buku/agenda kemudian dikirim
ke FPL.

3.6.4. Historis Pemakaian kWh/kVArh/kVA


Maksimum
Untuk mengetahui pemakaian kWh/kVArh/kVA
Maksimal dalam kurun waktu 12 bulan terakhir perlu
dibuatkan data historis pemakaian kWh/ kVArh/kVA
Maksimal dengan menggunakan formulir Kartu
Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-07).
3.6.5. Pemeliharaan Arsip Pembacaan Meter
Daftar Pembacaan Meter (TUL II-01 A/TUL II-01
B), Kartu Pemakaian kWh/ kVArh/kVA Maksimal (TUL
II-07), Daftar Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal
(TUL II-06A/TUL II-06 B), disimpan secara tertib dan
teratur. Kondisi saat ini pengarsipan telah dilakukan
melalui softcopy.

41
3.6.6.Pemeliharaan Rute Baca Meter

Sejalan dengan bertambahnya pelanggan setiap


bulan tentunya akan merubah daftar pembacaan meter juga
Rute BacaMeter, senantiasa RBM yang ada sebelumnya
harus disesuaikan dengan adanya pertambahan tersebut,
RBM pada setiap perubahan (bertambah atau berkurang)
harus segera dilakukan up date, ini adalah salah satu
kreteria untuk membuat RBM yang lebih baru.Oleh sebab
itu RBM harus selalu dipelihara agar pembacaan meter
dapat berjalan dengan baik dan efisien, RBM harus selalu
dievaluasi agar mempunyai jumlah pelanggan yang sesuai
dengan kapasitas baca dan urutan langkah pembaca meter
dilapangan. Rute Baca Meter harus mudah dibaca oleh
siapa saja sesuai urutan langkah sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi pelaksana pembaca meter
baru sekalipun. Pengendalian yang harus dilakukan:

a. Pembentukan Kode Kedudukan /RBM


Pengendalian pembentukan Kode
Kedudukan/RBM pelanggan pada awal
pembentukan DIL dimaksudkan untuk :

42
 Memastikan lokasi pelanggan yang
bersangkutan.
 Memastikan RBM tetap terpelihara sesuai
Kriteria yang ditentukan, yaitu :
1 RBM 1 hari kerja seorang petugas
CATER.
No. Urut pada KKP sesuai urutan langkah
baca meter.
Cara Pengendalian :
 Memastikan Kode Kedudukan Pelanggan
benar.
 Melakukan Pemeliharaan RBM secara terus
menerus.
b. Pengelolaan hasil baca meter
Pengendalian Hasil Baca meter dimaksudkan untuk
:
 Memastikan periode pemakaian kWh oleh
pelanggan genap 30 hari.
 Memastikan hasil baca meter oleh petugas
benar dan akurat.

Cara Pengendalian :
 Pembuatan Kontrak Perjanjian Kerja sama
dengan Out Sourcing disesuaikan dengan

43
ketentuan /tata cara pelaksanaan baca
meterdalam Tugas & Kewajiban Fungsi Baca
Meter di PP TUL ’ 94.
 Melakukan Uji Petik dan mengevaluasi laporan
kinerja Out Sourcing secara optimal.
 Untuk menghindari adanya penyimpangan oleh
petugas Out Sourcing maupun petugas Cater
PLN, harus dilakukan “ROTASI” petugas Cater.
 Menindaklanjuti adanya “Laporan Kelainan
Pelanggan” sesuai ketentuan.
 Memperhatikan rambu – rambu validasi data
pada saat entry data didalam sistem Aplikasi .
 Memonitor DLPD secara teliti dan
menindaklanjuti dengan proses sesuai ketentuan.
 Mencetak dan memeriksa laporan ”Koreksi
Stand Lalu” dan menindaklanjuti sesuai dengan
ketentuan bila terjadi kesalahan.
c. Pemeliharaan arsip pembacaan meter
 Arsip Pembacaan Meter dapat berupa Source
Dokumen atau Soft Copy.Kedua – duanya harus
disimpan secara tertib dan teratur
 History stand Meter dan History Pemakaian kWh
/ kVArh/kVA Maximal, secara otomatis akan
tersimpan dalam Data Base History, dan dapat
dicetak dan di display setiap saat.

44
 History stand meter tersimpan selama 12 bulan

FORMULIR YANG DIGUNAKAN


NO. FORMULIRNAMA FORMULIRJMLH. LEMBAR

TUL II - 01 ADaftar Pembacaan Meter Tarif Tunggal tanpa


KVARH1
TUL II - 01 BDaftar Pembacaan Meter Tarif Ganda dan Tunggal
dengan KVARH1
TUL II - 02 Berita Acara Pembacaan Meter2
TUL II - 03 Kartu Meter Pelanggan1 *)
TUL II - 04 Pemberitahuan Pembacaan Meter2
TUL II - 05 Rekapitulasi Pembacaan Meter Harian2
TUL II - 06 ADaftar Pemakaian KWH Tarif Tunggal tanpa
KVARH1
TUL II - 06 BDaftar Pemakaian KWH Tarif Ganda dan Tunggal
dengan KVARH1
TUL II - 07 Kartu Pemakaian KWH , KVARH , KVA Maksimal1
TUL II - 08 Daftar Koreksi Angka Kedudukan Meter bulan lalu1
TUL II - 09 Berita Acara Perhitungan Kembali Pemakaian2
KWH / KVARH / KVA Maksimal
TUL II - 10 Pemeriksaan / Penelitian untuk Restitusi Rekening
Listrik2

45
46

Anda mungkin juga menyukai