Anda di halaman 1dari 1

1

PENDAHULUAN mono-(2-etilheksil)ftalat (MEHP) yang


merupakan hasil degradasi DEHP bisa
Pemanfaatan kembali botol bekas sebagai menyebabkan kerusakan DNA. Ambang batas
wadah air minum merupakan cara yang DEHP dalam air minum adalah sebesar 6 ppb
mudah terutama saat bepergian agar air selalu (EPA 1997).
tersedia ketika dibutuhkan. Kebiasaan mengisi DEHP dapat bermigrasi dari bentuk
ulang botol air mineral merupakan kebiasaan terikat pada botol ke dalam air dengan
jutaan penduduk Indonesia bahkan di dunia membentuk sistem koloid. Migrasi DEHP
(Haryono 2009). Kebiasaan tersebut tidak dipengaruhi oleh keasaman (pengawet yang
memperhatikan kemungkinan bahaya yang digunakan), suhu, dan waktu. Kandungan
ditimbulkan akibat kontaminasi senyawa DEHP pada minuman ringan lebih tinggi dari
kimia dari bahan plastik yang digunakan . air mineral dikarenakan rendahnya nilai pH
Isu adanya bahaya yang ditimbulkan dan adanya pengawet pada minuman ringan
sebenarnya sudah menyebar secara luas di (Bosnir et al. 2007). Suhu yang tinggi dan
kalangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat lama waktu penyimpanan akan
dengan banyaknya pemberitaan melalui media meningkatkatkan konsentrasi DEHP yang
elektronik tentang pengkodean pada botol bermigrasi ke dalam air minum (Farhoodi et
yang akan menimbulkan bahaya karsinogen al. 2008). Biscardi et al. (2003) menyatakan
melalui proses difusi bahan kimia berbahaya bahwa DEHP akan terkandung dalam air
terutama jika digunakan lebih dari dua kali. mineral setelah 9 bulan penyimpanan dalam
Simbol atau kode itu dikeluarkan oleh The botol PET. Padahal fakta menunjukan
Society of Plastic Industry (SPI) sejak tahun terdapatnya batas kadaluarsa lebih dari satu
1988 di Amerika Serikat dan telah diadopsi tahun pada beberapa produk air mineral dalam
oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan kemasan botol PET.
sistem kode, seperti International DEHP dalam sampel minuman ditentukan
Organization for Standardization (ISO). dengan ekstraksi cair-cair menggunakan
Kode berkaitan dengan cara penggunaan diklorometana. Ekstrak dianalisis secara
dan untuk kepentingan proses daur ulang langsung menggunakan GC/MS. Penelitian
bahan-bahan botol. Kode 1 biasa dipakai bertujuan mengevaluasi jumlah DEHP yang
untuk botol plastik yang jernih seperti botol bermigrasi dari botol PET ke dalam minuman
air mineral, jus, dan hampir semua jenis botol ringan dan air mineral dengan pengaruh
plastik lainnya yang direkomendasikan hanya perbedaan pengawet yang digunakan, suhu,
untuk sekali pakai karena bila digunakan dan botol bekas yang diisi ulang. Kestabilan
ulang akan mengeluarkan senyawa DEHP dalam air dipengaruhi pH,
karsinogenik (SPI 1988). Namun demikian, konduktivitas, kandungan oksigen terlarut,
masyarakat awam banyak yang belum dan nilai alkalinitas.
mengetahui adanya pengkodean tersebut
karena terbatasnya informasi yang mereka TINJAUAN PUSTAKA
peroleh.
Bahaya dapat timbul karena minuman Polietilena Tereftalat
ringan dan air mineral umumnya dikemas
dalam botol plastik yang terbuat dari Polietilena Tereftalat (PET) merupakan
polietilena tereftalat (PET) dengan bahan polimer poliester yang diperoleh dengan cara
tambahan pemlastis di-(2-etilheksil)ftalat mereaksikan etilena glikol dengan asam
(DEHP). Kandungan DEHP pada bahan tereftalat atau dimetil tereftalat dengan
polimer pembuat botol plastik bervariasi tetapi bantuan katalis meliputi mangan, kobal,
umumnya sebesar 30%(b/b) (ECPI 2009). kadmium, kalsium, timah, seng, titanium, dan
Dengan demikian, botol PET yang memiliki germanium (Azapagic et al. 2003). Isomer-
bobot 18.9854 gram mengandung DEHP isomer ftalat terdiri atas ortoftalat, isoftalat,
sebesar 5.6956 gram. Jumlah tersebut dapat dan tereftalat. Salah satu contoh ortoftalat
menyebabkan minuman terkontaminasi adalah DEHP.
dengan kelarutan DEHP dalam air sebesar 40 DEHP merupakan senyawa organik
ppb (Yalkowsky & He 2003). dengan rumus kimia C6H4(CO2C8H17)2.
DEHP merupakan zat yang bersifat Senyawa ini merupakan kelompok ftalat
karsinogen, Senyawa ini telah terbukti bisa terpenting yang tersusun dari diester asam
menyebabkan tumor hati pada tikus. Hal ini ftalat dengan rantai cabang 2-etilheksil.
didukung dengan penemuan bahwa monoester Senyawa ini dapat larut dalam minyak, sedikit

Anda mungkin juga menyukai