Pengertian Integral
Perhatikan ilustrasi berikut :
“Jika saya mengenakan sepatu, kemudian saya melepasnya lagi”.
Pada ilustrasi tersebut, operasi yang kedua (melepas sepatu) menghapuskan operasi
yang pertama (mengenakan sepatu) sehingga mengembalikan sepatu pada posisinya yang
semula. Kita katakan dua operasi tersebut adalah operasi balikan (invers). Matematika
mempunyai banyak pasangan operasi balikan : penambahan dan pengurangan,
perkalian dan pembagian, pemangkatan dan penarikan akar, penarikan logaritma dan
penghitungan logaritma, serta operasi yang sekarang akan dipelajari, yakni pengintegralan
sebagai balikan dari penurunan.
Pada pembahasan tentang turunan, jika suatu fungsi F(x) = x2, maka turunan dari fungsi
tersebut adalah F’(x) = 2x. Sebaliknya, jika diketahui turunan suatu fungsi adalah f(x) = 2x,
maka dapat ditebak bahwa fungsi asalnya adalah F(x) = x2. Namun apakah F(x) = x2 adalah satu-
satunya fungsi yang memiliki turunan f(x) = 2x ?
Berdasarkan definisi di atas, jika f adalah fungsi dengan variable x, maka yang disebut anti-turunan
(antiderivatif) dari f(x) adalah F(x) yang bersifat bahwa F’(x) = f(x).
Proses penentuan antiturunan suatu fungsi atau proses penentuan f(x) dari f’(x) disebut
pengintegralan atau integrasi. Hasil pengintegralan suatu fungsi lazim disebut integral fungsi itu.
Kembali kepada contoh yang telah disinggung dimuka, F(x) = x2 adalah antiturunan f(x) = 2x
karena F’(x) = f(x) = 2x dan hal ini sesuai dengan definisi di atas. Namun F(x) = x2 bukanlah satu-
satunya antiturunan dari f(x) = 2x. Masih terdapat yang lainnya.
Secara umum, antiturunan dari f(x) dinyatakan melalui teorema berikut :
Teorema 1 : Bentuk umum antiturunan
Jika F(x) merupakan suatu antiturunan dari f(x), maka bentuk umum antiturunan atau
bentuk umum integral f(x) adalah F(x) + c dengan ketentuan bahwa c adalah konstanta
sebarang.
∫ ∫f (fx(x)
) dxdx = F(x) + c
Bentuk∫ ∫f (fx(x)
) dxdx disebut juga integral tak tentu dari f(x).
Contoh 1.
a. ∫ 2dx= 2x + c
2
b. ∫ 3x = x3 + c
dx
2 1 3 3 2
c. ∫ (x + 3x − 5)dx =
3
x + x − 5x + c
2
B. Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar
Untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan integral tak tentu dari suatu
fungsi aljabar, landasan bepikirnya dapat mengacu pada dalil atau teorema berikut :
n x n+1
∫ x= dx
n +1
+c
1) ∫ kf ( x ) dx = k ∫ f ( x ) dx
2) ∫ [ f ( x ) + g( x )] dx = ∫ f ( x ) dx + ∫ g( x ) dx
3) ∫ [ f ( x ) − g( x )] dx = ∫ f ( x ) dx − ∫ g( x ) dx
Contoh 2.
Tentukan hasil dari :
4
a. ∫ 6 dx c. ∫ 10x dx
−6
∫ x 4 dx
3
b. ∫x dx d.
Penyelesaian :
0 1
a. ∫ 6 dx = ∫ 6 x dx = 6 ∫ x 0 dx = 6 x 0 +1 + c = 6 x + c
0 +1
3 1 1 4
b. ∫x dx
= x 3+1 +=
c x +c
3+1 4
4 1
c. ∫ 10 x dx= 10 ∫ x 4 dx= 10 x 5 + c= 2 x 5 + c
5
−6 −4 1 −3 2
d. ∫ x 4 dx =∫ −6 x dx =−6 ∫ x −4 dx =−6 x + c =2 x −3 + c = 3 + c
−3 x
Contoh 3.
Tentukan hasil pengintegralan berikut :
x4 + 1 dx
∫ x 2 dx ∫
3
a. ∫ (4 − 4 x ) dx b. c.
3 x5
Penyelesaian :
3 3 1
a. ∫ (4 − 4 x ) dx = ∫ 4 dx − ∫ 4 x dx = 4 x − 4 x 4 + c = 4 x − x 4 + c
4
x4 + 1 x4 1
∫(x )
2 1 3 1 −1 1 3 1
b. ∫ x 2 dx= ∫ x 2 + x 2 dx= + x −2 dx= x + x +=
c x − +c
3 −1 3 x
dx 1 1 − 52 1 1 − 32 1 2 1 2
c. ∫ =∫ 5
dx =
3 ∫ x dx =
3− 3
x
+ c = − ⋅ 3 + c =−
3 3 2
+c
3 x5 3x 2 2 x 9 x 3
Dengan cara yang sama, integral tak tentu dari beberapa fungsi trigonometri dapat juga
ditentukan, antara lain :
2. ∫ sin x dx =
− cos x + c
2
3. ∫ sec x= dx tan x + c
1
4. ∫ cos(ax + b=
) dx
a
sin(ax + b) + c
1
5. ∫ sin(ax + b) dx =− cos(ax + b) + c
a
Berbeda dengan fungsi aljabar, dalam mengintegralkan fungsi trigonometri, tidak jarang perlu
dilakukan penyederhanaan atau penguraian fungsi dengan menggunakan rumus-rumus identitas
yang berlaku dalam trigonometri. Beberapa rumus-rumus identitas trigonometri yang sering
digunakan, antara lain :
1
1. sin2x + cos2x = 1 4. sin x cos x = sin2 x
2
2 1 1
2. sin= x (1 − cos 2 x ) 2 sin2 x
5. 1 − cos x =
2 2
2 1 1
3. cos= x (1 + cos 2 x ) 2 cos2
6. 1 + cos x = x
2 2
Penyelesaian :
Penyelesaian :
∫ (1 − 2 cos x ) dx =
∫ 1 dx − 2∫ cos x dx =
x − 2 sin x + c
Penyelesaian :
2 1
∫ (1 − 2 sin ∫ cos 2 x dx =
x ) dx =
2
sin2 x + c
2
Contoh 7. Tentukan hasil dari ∫ sin x dx !
Penyelesaian :
2 1 1 1 1 1 1 1 1
∫ sin x dx= ∫ 2 (1 − cos 2 x ) dx= ∫ 2 dx − 2 ∫ cos 2 x dx= 2
x − ⋅ sin2 x + c=
2 2 2
x − sin2 x + c
4
Contoh 8.
Gradien garis singgung di sembarang titik pada kurva dinyatakan dengan rumus m = 3x + 4. Jika
kurva melalui titik (2, 3), tentukan bentuk persamaan kurva tersebut !
Penyelesaian :
Dalam pembahasan tentang turunan telah disinggung bahwa gradien garis singgung di setiap
titik pada kurva dapat ditentukan dengan menggunakan rumus m = f ’(x) dengan m menyatakan
gradien garis singgung kurva dan f ’(x) merupakan turunan dari fungsi f(x).
m = 3x + 4 → f’(x) = 3x + 4.
Misalkan F(x) adalah persamaan kurva, maka dapat ditentukan :
3 2
F( x )= ∫ f '( x ) dx = ∫ (3x + 4) dx = 2
x + 4x + c