Anda di halaman 1dari 16

Bahan Berbahaya dan Beracun

Jenis Cair

1. Bensin
- Karakteristik :
o Lebih cepat menguap, bensin akan cepat menguap jika di sekelilingnya
terdapat kandungan oksigen yang cukup dan di sertai dengan temperatur
yang cukup, semakin tinggi temperaturnya maka semakin cepat molekul
bensin mengalami penguapan.
o Titik nyala yang rendah, bensin memiliki titik nyala yang sangat rendah
yaitu berkisar antara -15 C sampai -43 C . bensin akan mudah menyala jika
tercampur dengan udara dan terkena percikan api
o Tidak bewarna, tembus pandang dan berbau.
o Mempunyai berat jenis yang rendah (0,60 sampai 0,78).
o Dapat melarutkan oli dan karet.
o Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 – 10,500 kcal/kg).
o Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar.

- Penanggulangan
o Penggunaan APD yang tepat
o Pengawasan setiap rute perjalanan kendaraan pengangkut bensin
o Penempatan tenaga mekanik yang handal di setiap rute perjalanan yang
dilalui
o Pengamanan Pribadi: Hilangkan semua sumber api. Gunakan peralatan
anti ledakan. Gunakan PPE sebagaimana dibutuhkan.
o Metode untuk Containment and Clean-up: hentikan atau kurangi
kebocoran jika aman untuk melakukannya. Tumpahan kecil atau
kebocoran: tahan dan serap tumpahan dengan penyerap yang tidak
bereaksi dengan produk tumpah. JANGAN menggunakan bahan mudah
terbakar seperti serbuk gergaji. Siram area tumpahan. Tumpahan besar :
kontak layanan darurat dan produsen / pemasok untuk meminta nasihat.

- Keamanan

o Kondisi yang dihindari: api, percikan api, listrik statis, panas dan sumber
api lainnya.
o Bahan Tidak Kompatibel: Peningkatan risiko kebakaran dan ledakan pada
kontak dengan: zat pengoksidasi (misalnya peroksida). Tidak merusak
logam-logam.
o Produk Dekomposisi berbahaya: karbon monoksida, karbon dioksida,
korosif, oksidasi oksida nitrogen, oksida belerang korosif; karsinogenik
hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), dan bahan kimia lainnya.

2. MINYAK TANAH ATAU KEROSIN


Minyak tanah atau kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang tak berwarna
dan mudah terbakar dan memiliki titik didih antara 200 °C dan 300 °C. Minyak tanah
atau disebut juga parafin. Minyak tanah banyak digunakan untuk lampu minyak dan
kompor, sekarang banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (Avtur, Jet-A, Jet-
B, JP-4 atau JP-8). Kerosen dikenal sebagai RP-1 digunakan sebagai bahan bakar
roket. Pada proses pembakarannya menggunakan oksigen cair. Kerosin didestilasi
langsung dari minyak mentah dan memerlukan pengendalian khusus dalam sebuah
unit Merox atau hydrotreater untuk mengurangi kadar belerang dan perkaratan.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hydrockraker, yang digunakan untuk
meningkatkan bagian dari minyak mentah yang cocok untuk bahan bakar minyak.
Minyak tanah sifatnya berada antara minyak gas dan bensin. Sifat fisik minyak tanah :
Titik didih: 175 – 284oC
Berat Jenis: 0,7 – 0,83

Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan dalam


minyak tanah mengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan
senyawa belerang.

Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah: Titik nyala, titik asap,
kekentalan, kadar belerang, sifat pembakaran serta bau dan warna yang khas.

3. LPG (LIQUIFIED PETROLIUM GAS)

Karakteristik

a. Liquified Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,


merupakan gas hasil produksi dari Kilang BBM dan Kilang Gas, yang
komponen utamanya adalah gas propane (C3H8) dan butane (C4H10) kurang
lebih 97% dan sisanya adalah gas pentane yang dicairkan.
b. ELPIJI lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan
dengan udara), tekanan uap ELPIJI cair dalam tabung sekitar 5.0 – 6.2
Kg/cm2

c. Zat merkaptan yang ditambahkan pada LPG dimaksudkan untuk keselamatan


dengan memberikan bau yang khas, sehingga kebocoran gas mudah diketahui
dengan cepat

d. ELPIJI PERTAMINA umum dipasarkan di masyarakat dalam kemasan tabung


(3 kg, 12 kg, dan 50 kg)

Menurut Keputusan Dirjen Migas No.25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14


Mei 1990, Gas Elpiji yang dipasarkan di Indonesia adalah gas campuran
yang terdiri dari Gas Propane dan Gas Butane yang perbandingan
campurannya adalah Propan 30% dan butane 70%.

Sesuai Keputusan Dirjen Migas No. 25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14


Mei 1990 ini juga menyebutkan bahwa Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji
untuk Keperluan Dalam Negeri adalah Spesifikasi LPG Propane (C3) dan
Spesifikasi LPG Butane (C4) menggunakan standar ASTM (American
Standard Testing Method)

Campuran atau paduan dari 2 jenis gas inilah yang dinamakan


"ELPIJI" yang sekarang tersebar luas di masyarakat untuk kepentingan
dapur, industri dan transportasi. Gas Elpiji termasuk yang dapat cair pada
tekanan dan suhu rendah. Namun jenis gas ini mempunyai sifat dan
kelakuan yang sangat berbahaya karena mudah terbakar dan mudah
meledak, tidak beracun tapi jika terhirup lebih dari 1.000 ppm atau 0.1%
(100%=1.000.000 ppm) akan menyebabkan mengantuk, mimpi kemudian
meninggal.

Kelakuan dan sifat dari Elpiji adalah :

Elpiji agar terbakar atau meledak harus terdapat/memenuhi 3 unsur yaitu:


1. (BBM atau BBG)

2. Oxigin (Terdapat dalam udara yang kita hirup untuk bernafas)

3. Panas (Korek api, pematik, loncatan bunga api, elektrik statis dll.)

Ketiga unsur ini yang disebut: Segitiga Api.

Tidak begitu menguntungkan bagi Elpiji karena pada campuran


tertentu akan menyebabkan ledakan yaitu pada konsentrasi gas 1.8% s/d
10% di udara terbuka atau tertutup.

Pada konsentrai gas Elpiji 0% s/d 1.8% di udara tidak akan terbakar
atau meledak karena terlalu miskin hidrokarbon.

Pada konsentrasi gas 10% s/d 100% di udara juga tidak bisa terbakar
karena terlalu kaya hidrokarbon.

Untuk menghindari terjadinya bahaya dari segitiga api caranya adalah


dengan menghilangkan salah satu unsur tersebut pada keperluan berbeda.

LINTAS ANGKUTAN LPG

Pengangkutan LPG curah yang melalui jalan raya, harus memperhatikan


aspek-aspek sebagai berikut:

Jalur lintas pengangkutan LPG


Aspek-aspek yang harus diperhatikan pada jalur lintas pengangkutan LPG
curah, antara lain adalah:

a. Kelas jalan yang dilalui.


b. Tingkat bahaya muatan LPG yang diangkut.
c. Frekwensi pengangkutan.
d. Muatan kendaraan pengangkut LPG tidak boleh melebihi berat kotor
dari berat kendaraan pengangkut LPG.
e. Jika memungkinkan dihindari melalui daerah padat penduduk,
terowongan dan jalan yang sempit kecuali jalur yang telah disetujui dan
dengan kecepatan kendaraan seminimal mungkin.
f. Jika memungkinkan dihindari melalui tanjakan dan belokan yang
membahayakan atau tidak memungkinkan dilalui kendaraan
pengangkut LPG kecuali jalur yang telah disetujui.
g. Memperhatikan daerah rawan sepanjang lintasan, seperti tempat
penyimpanan bahan berbahaya, depot bahan bakar dan jalur listrik
tegangan tinggi, dan lain-lain.

Rencana lintas angkutan

Setiap pengangkutan LPG curah, sebaiknya melaporkan rencana lintas


angkutan mulai dari asal tempat pemuatan, lintas yang dilalui, tempat-
tempat pemberhentian dan tujuan atau tempat pembongkaran kepada
pihak yang terkait.

Parkir untuk kendaraan pengangkut LPG curah

Area parkir untuk kendaraan pengangkut LPG curah harus tersedia.


Area parkir adalah area parkir di luar ruangan atau area terbuka.

a. Kendaraan yang mengangkut LPG curah dilarang berhenti di lokasi


yang tidak dipersiapkan sebagai tempat pemberhentian.
b. Tempat pemberhentian kendaraan pengangkut LPG curah harus
memenuhi kriteria:
• Radius keamanan terhadap resiko terjadinya kecelakaan.
• Dilengkapi peralatan pengaman.
• Terdapat penanggung jawab yang memenuhi kecakapan.
c. Kendaraan yang mengangkut LPG tidak boleh diparkir di pinggir jalan,
kecuali pada kondisi darurat.
d. Dalam keadaan darurat, kendaraan pengangkut LPG diperbolehkan
berhenti, dengan syarat:
• Memasang tanda darurat yang jelas dan dapat dibaca dalam jarak
50 m:
• Mengidentifikasikan lingkungan sekitar.
• Menetapkan daerah aman
e. Untuk kegiatan normal pengemudi misalnya untuk makan, istirahat
siang atau malam hari pengemudi dapat memberhentikan kendaraannya
pada tempat yang aman dengan tetap harus memperhatikan faktor
keselamatan.
f. Kendaraan yang mengangkut LPG tidak boleh di parkir di daerah yang
ramai atau padat.
g. Kendaraan yang mengangkut LPG dilarang parkir di sepanjang 100
meter dari jembatan, terowongan, perumahan, bangunan dan kantor.
h. Kendaraan yang mengangkut LPG dilarang parkir kurang dari 100
meter dari daerah kebakaran, atau dekat sumber panas.

Kualifikasi Personil

Personil yang terkait dalam pengangkutan LPG adalah pengemudi dan


pembantu pengemudi kendaraan yang harus memenuhi persyaratan
berikut:

Persyaratan umum pengemudi

a. Memiliki fisik /jasmani yang sehat.


b. Memiliki kemampuan psikologis yang baik.
c. Pengemudi harus memiliki Surat izin Mengemudi sesuai dengan
golongan dan kelas kendaraan yang dikemudikannya.
d. Pengemudi harus memiliki pengetahuan tentang tata cara pengangkutan
dan penanganan LPG, penggunaan alat-alat K3 dan penanggulangan
dalam kondisi darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Memiliki pengetahuan mengenai jaringan jalan dan kelas jalan,
kelaikan
f. kendaraan bermotor.

Persyaratan khusus pengemudi kendaraan LPG curah

Pengemudi kendaraan LPG curah harus mendapatkan pelatihan atau


kompetensi tentang tata cara pengangkutan dan penanganan LPG curah,
penggunaan alat-alat K3 dan penanggulangan dalam kondisi darurat
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Persyaratan pembantu pengemudi


Pembantu pengemudi bertugas memberikan bantuan yang diperlukan
pengemudi agar proses pengangkutan dan transportasi dapat dilaksanakan
sesuai dengan kaidah keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
Pembantu pengemudi kendaraan pengangkut LPG wajib memenuhi
persyaratan:

a. Memiliki fisik/ jasmani yang sehat.


b. Memiliki kemampuan psikologis yang baik.
c. Pembantu pengemudi harus memiliki pengetahuan tentang tata cara
pengangkutan dan penanganan LPG, penggunaan alat-alat K3 dan
penanggulangan dalam kondisi darurat sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Prosedur kerja dan tanggap darurat

Setiap kendaraan pengangkut LPG harus dilengkapi dengan prosedur


untuk pengisian dan pengosongan tangki serta prosedur tindakan untuk
tanggap darurat.

Alat Pelindung Diri

Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, baik pengemudi dan


pembantu pengemudi kendaraan pengangkut LPG curah dilengkapi
dengan alat pelindung diri yang meliputi:

a. Pelindung pernapasan (masker).


b. Safety Helmet.
c. Sepatu keselamatan.
d. Pakaian kerja dan/atau rompi spotlight.
e. Sarung tangan.

Peralatan Pengendalian Keadaan Darurat di Perjalanan

Kendaraan pengangkut LPG curah harus dilengkapi dengan


perlengkapan pengendalian keadaan darurat. Minimum peralatan yang
harus tersedia antara lain:

a. Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi


dan atau sebaliknya.
b. Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di atas atap
c. Kerucut pengaman
d. Dongkrak
e. Lampu senter tipe explosion proof
f. Prosedur pengoperasian kendaraan untuk keadaan normal dan darurat
g. Pengganjal ban yang kuat dan aman
h. Emergency shutdown system (mechanical atau pneumatic)

Penanggulangan Kebocoran LPG dan Penanggulangan Kebakaran

Apabila terjadi kebocoran tangki atau tabung LPG serta kebakaran,


maka pengemudi harus melakukan penanggulangan tanggap darurat.
Adapun contoh Prosedur Penanggulangan Kebocoran LPG,
Penanggulangan Kebakaran dan Tanggap Darurat dapat dilihat pada
lembar Lampiran pedoman ini.

Lampiran A: Contoh Prosedur Penanggulangan Kebocoran LPG pada Kendaraan


Pengangkut LPG

A. Prosedur Penanggulangan Kebocoran LPG

a. Menghentikan kendaraan di tempat yang aman, lalu memeriksa situasi pada lokasi
kejadian dan menyelidiki sumber kebocoran serta berupaya mengatasi dan
memperbaikinya.
b. Melakukan Emergency shutdown.
c. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau mengupayakan agar
masalah tidak meluas hingga bantuan tiba, seperti menutup katup atau mengisolasi
tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran.
d. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua katup yang
diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya
penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.
e. Melarang/menghimbau kepada masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi dalam
radius 50 m dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan nyala api
terbuka.
f. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus
mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut
gas.
g. Menghubungi petugas emergensi untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling
tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.
h. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan
perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai
kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.
i. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di
atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona
yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.
j. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk
gumpalan uap gas yang lebih besar.
k. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan
darurat tersebut.
l. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi,
hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya
menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

B. Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG

a. Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di kendaraan pengangkut LPG
dan dapat digunakan kapan saja.
b. Menghubungi petugas yang sudah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah
berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.
c. Komunikasi harus terus dilakukan antara pengemudi dan bagian pengontrolan supaya
mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.
d. Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum sumber bahan bakar atau kebocoran
ditutup.
e. Katup harus segera ditutup karena panas radiasi secara tidak langsung akan
membahayakan personil dan merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut.
Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder)
harus dipakai.
f. Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar
lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :
• Melakukan evakuasi personil yang masih berada di sekitar area kebakaran.
• Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar perusahaan dalam
pelaksanaan pemadaman kebakaran.
g. Pengemudi dan pembantu pengemudi harus memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan pada saat terjadi kebakaran pada kendaraan yang memuat LPG.

4. Asam Sulfat
Karakteristik
a. Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke
dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih
rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga
apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih
dan bereaksi dengan keras.
b. Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam
kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen.
Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur dioksida menambah bahaya
kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
c. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama
asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan
penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi
tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran
mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan,
walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah.
Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam
sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi
kerusakan kronis saluran pernapasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat,
batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m³. Terdapat
pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin
B12 dengan degenarasi gabungan subakut.

Bahaya asam sulfat:

1. Rasa perih pada bagian kulit

Mengalami kontak langsung dengan asam sulfat dalam jumlah yang sedikit,
seperti tidak sengaja terkena tetesan dari asam sulfat dalam jumlah yang sangat
sedikit dapat menyebabkan kulit terasa sangat perih dan sakit. Hal ini sama
seperti apa yang kita rasakan ketika kita mengalami kontak dengan senyawa asam
yang bersifat keras lainnya, seperti soda api, yang biasa digunakan untuk
melunturkan cat. Rasa perih ini biasanya terasa seperti ditusuk oleh jarum yang
sangat tajam, dan akan berlangsung cukup lama, namun akan segera mereda
setelah dilakukan pembasuhan dengan air bersih yang mengalir.

Sejumlah hal lain yang mampu menyebabkan kondisi kulit perih yakni :

 efek samping sulam alis


 bahaya sedot lemak

 bahaya celana skinny


2. Kulit yang terasa terbakar
Bahaya lainnya ketika kulit dan juga tubuh kita mengalami kontak langsung
dengan asam sulfat tanpa adanya alat pengamanan adalah dapat menyebabkan
munculnya rasa panas dan juga rasa terbakar pada bagian kulit. Hal ini terjadi
apabila kita melakukan kontak langsung dengan asam sulfat dalam jumlah yang
lebih banyak, lebih dari satu tetes saja. Biasanya rasa panas dan juga perih seperti
terbakar ini akan berlangsung sangat lama, dan memiliki intensitas rasa sakit yang
jauh lebih tinggi, daripada ketika kita hanya ketetasan sedikit saja tersebut.

Untuk mengatasinya, masih sama seperti sebelumnya, yaitu dengan cara


membasuh bagian kulit yang terkena asam sulfat dengan menggunakan air bersih
yang mengalir.

Kondisi lainnya yang bisa mengakibatkan rasa kulit terbakar ini dikarenakan :

 bahaya obat nyamuk bakar


 bahaya sinar ultraviolet

 bahaya rontgen terlalu sering

3. Kulit yang mengelupas


Efek bahaya terkena asam sulfat yang harus anda perhatikan adalah dapat
merusak jaringan kulit dan membuat kulit terkelupas. Hal ini terjadi, ketika anda
mengalami kontak dengan asam sulfat dalam jumlah yang sangat banyak. Beberapa
kasus pernah terungkap, dimana suatu tindakan kejahatan dilakukan dengan cara
menyiramkan asam sulfat kepada korbannya.

Terkena asam sulfat dalam jumlah yang banyak, bahkan hampir seluruh bagian
tubuh akan membuat jaringan sel-sel kulit menjadi rusak dan juga mati. Hal ini akan
berdampak pada terjadinya pengelupasan kulit, yang menyebabkan kulit seperti
habis terbakar oleh api yang sangat hebat. Operasi plastik dan penyembuhan lainnya
secara medis amat sangat dan juga sangat wajib dilakukan untuk mengatasi efek
buruk terkena asam sulfat dalam jumlah banyak, yang berpengaruh kepada
pengelupasan kulit.

4. Jika terkena mata, dapat menyebabkan iritasi


Tidak hanya terkena asam sulfat secara langsung, namun juga aerosol alias uap
dari asam sulfat itu pun sangat berbahaya. Apabila aerosol dari asam sulfat terkena
mata, maka hal ini akan menyebabkan munculnya iritasi pada bagian mata dan dapat
menyebabkan mata menjadi terasa sangat perih dan kesakitan. Efek jangka
panjangnya adalah mata menjadi terasa merah dan kemungkinan mengalami
penurunan dari kemampuan penglihatan. Cara mencegahnya, apabila mata kita
terkena uap atau aerosol dari asam sulfat adalah langsung membersihkan maata
dengan menggunakan air mengalir yang bersih

5. Menyebabkan gangguan pernapasan

Aerosol atau uap dari asam sulfat tidak hanya memberikan efek bahaya bagi mata
dan kulit saja, namun juga memiliki efek buruk dan juga bahaya bagi pernapasan
anda. Ya, aerosol atau uap dari asam sulfat yang terhirup akan menyebabkan
munculnya gangguan pernapasan. Hal ini dapat menjadi penyebab dada sesak
nafas dan bukan tidak mungkin akan mengalami infeksi dan juga iritasi pada organ
pernapasan seperti paru-paru

6. Dapat menyebabkan kebakaran


Asam sulfat yang tidak disimpan dengan tepat dan juga benar akan menyebabkan
timbulnya kebakaran hebat. Maka dari itu, penyimpanan dari bahan kimia ini dan
jenis bahan kimia lainnya haruslah mengikuti prosedur yang ada. Hal yang pasti
adalah jauhkan dari sumber api dan juga panas yang berlebihan, serta simpan di
dalam wadah penyimpanan tertutup yang aman dari tangan-tangan tidak betanggung
jawab.

7. Dapat menyebabkan karat pada besi


Efek bahaya terkena asam sulfat juga dapat menyebabkan munculnya karat pada besi,
sehingga disarankan untuk menghindarkan dan juga menjauhkan bahan kimia ini dari
besi-besi yang bukan merupakan stainlees.
Penanganan
d. Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian dan
lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan Soda atau kapur tohor, sebelum
disiram dengan air. Beri ventilasi. Hati – hati terhadap tempat rendah (uap
lebih berat dari pada udara). Pakai alat pelindung diri dalam menangani
tumpahan asam

5. Amonia cair

Karakteristik

a. Amonia dalam suhu kamar berwujud gas yang tidak berwarna.


b. Memiliki bau yang sangat menyengat dan mempunyai rasa seperti logam
alkali atau sabun. Ketika dihirup bisa membua air mata mengalir.
c. Lebih ringan dari udara sehingga akan bergerak ke atas pada keadaan normal.
Gas ini sering jatuh ke bawah dan terakumulasi bersama air hujan.
d. Amonia larut dalam air. Perbandingannya 1 liter air berbanding dengan 1300
liter volume gas amonia. Karena kelarutannya dalam air sangat tinggi gas ini
jarang dijumpai di atas permukaan air.
e. Gas amonia dapat dengan mudah diubah wujudnya ke cair dengan
mengkondisikannya pada tekanan 8 sampai dengan 10 atmosfer (atm).
f. Gas amonia mendidih pada suhu 239º K (-35º C) pada tekanan 1 atm.

Penanganan

 Penanganan Bahan Tumpahan

Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6M HCl, serap dengan kain
atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.

 Pembuangan/Pemusnahan Bahan

Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang
dalam pembuangan air basa.

 Selalu menggunakan APD dalam pananganan

6. Eter

Sifat Fisik
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.

c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.

d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.

KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER

Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang
diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi
saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai
pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif
ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.

7. Karbon disulfida
Karbon disulfida ialah suatu cairan volatil tidak berwarna dengan rumus CS2. Senyawa ini
sering digunakan sebagai balok bangunan dalam kimia organik serta pelarut non-polar
industri dan kimia. Karbon dioksida memiliki bau “seperti-eter”, tetapi sampel komersial
terutama terkontaminasi dengan kotoran berbau-busuk, seperti karbonil sulfida.
Nama IUPAC-nya Metanadition. Adapun sifat-sifatnya adalah:

 Rumus molekul: CS2


 Berat molekul: 76,139 gr/mol
 Penampilan: Cairan tidak berwarna; bila ada pengotor, berwarna kuning-terang
 Bau: Seperti kloroform (murni); Busuk (komersial)
 Densitas: 1,261 gr/cm3
 Titik leleh: −110,8 °C; −167,4 °F; 162,3 K
 Titik didih: 46,3 °C; 115,3 °F; 319,4 K
 Kelarutan dalam air: 2,9 gr/kg (20 °C)
 Kelarutan dalam pelarut lain: Larut dalam alkohol, eter, benzena, minyak, kloroform,
dan CCl4
 Indeks refraksi (nD): 1,6295
 Viskositas: 0,363
 Struktur: Linier
 Momen dipol: Nol
 Titik nyala: −30 °C; −22 °F; 243 K
 Suhu nyala sendiri: 90 °C; 194 °F; 363 K
 Batas eksplosif: 1,3–50%
 LD50: 3188 mg/kg
 Klasifikasi Uni Eropa: Toksik, Berbahaya, Mudah menyata

Kegunaan

Fumigasi

Digunakan untuk fumigasi di gudang penyimpanan kedap udara, penyimpanan datar kedap
udara, sampah, elevator gandum, mobil boks kereta, shiphold, tongkang dan pabrik sereal.

Insektisida

Karbon disulfida digunakan sebagai insektisida untuk fumigasi biji-bijian, stok bibit,
konservasi buah segar dan sebagai desinfektan tanah terhadap serangga dan nematoda.

Pelarut

Karbon disulfida ialah suatu pelarut untuk fosfor, belerang, selenium, brom, iod, lemak, resin,
dan aspal. Karbon disulfida telah digunakan dalam pemurnian karbon nanotube berdinding
tunggal.

Manufaktur

Penggunaan industri utama karbon disulfida adalah pembuatan rayon tebal, film plastik,
karbon tetraklorida dan xanthogenate dan tabung vakum elektronik.

Efek terhadap Kesehatan


Pada tingkat tinggi, karbon disulfida mungkin mengancam jiwa karena
mempengaruhi sistem saraf. Data keamanan yang signifikan berasal dari industri
rayon tebal, di mana kedua karbon disulfida serta sejumlah kecil H 2S dapat hadir.

Kelompok :

Alif Abdussalam F

Bayu Suryo S

I Gusti Ngurah Arya Dwipayana

Ferawati Fajrin

Susetyo

Aji Prasetya May Hendra

Wahyu Tri Hidayat

Wisnu Nurdwiyana

Anda mungkin juga menyukai