Jenis Cair
1. Bensin
- Karakteristik :
o Lebih cepat menguap, bensin akan cepat menguap jika di sekelilingnya
terdapat kandungan oksigen yang cukup dan di sertai dengan temperatur
yang cukup, semakin tinggi temperaturnya maka semakin cepat molekul
bensin mengalami penguapan.
o Titik nyala yang rendah, bensin memiliki titik nyala yang sangat rendah
yaitu berkisar antara -15 C sampai -43 C . bensin akan mudah menyala jika
tercampur dengan udara dan terkena percikan api
o Tidak bewarna, tembus pandang dan berbau.
o Mempunyai berat jenis yang rendah (0,60 sampai 0,78).
o Dapat melarutkan oli dan karet.
o Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 – 10,500 kcal/kg).
o Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar.
- Penanggulangan
o Penggunaan APD yang tepat
o Pengawasan setiap rute perjalanan kendaraan pengangkut bensin
o Penempatan tenaga mekanik yang handal di setiap rute perjalanan yang
dilalui
o Pengamanan Pribadi: Hilangkan semua sumber api. Gunakan peralatan
anti ledakan. Gunakan PPE sebagaimana dibutuhkan.
o Metode untuk Containment and Clean-up: hentikan atau kurangi
kebocoran jika aman untuk melakukannya. Tumpahan kecil atau
kebocoran: tahan dan serap tumpahan dengan penyerap yang tidak
bereaksi dengan produk tumpah. JANGAN menggunakan bahan mudah
terbakar seperti serbuk gergaji. Siram area tumpahan. Tumpahan besar :
kontak layanan darurat dan produsen / pemasok untuk meminta nasihat.
- Keamanan
o Kondisi yang dihindari: api, percikan api, listrik statis, panas dan sumber
api lainnya.
o Bahan Tidak Kompatibel: Peningkatan risiko kebakaran dan ledakan pada
kontak dengan: zat pengoksidasi (misalnya peroksida). Tidak merusak
logam-logam.
o Produk Dekomposisi berbahaya: karbon monoksida, karbon dioksida,
korosif, oksidasi oksida nitrogen, oksida belerang korosif; karsinogenik
hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), dan bahan kimia lainnya.
Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah: Titik nyala, titik asap,
kekentalan, kadar belerang, sifat pembakaran serta bau dan warna yang khas.
Karakteristik
3. Panas (Korek api, pematik, loncatan bunga api, elektrik statis dll.)
Pada konsentrai gas Elpiji 0% s/d 1.8% di udara tidak akan terbakar
atau meledak karena terlalu miskin hidrokarbon.
Pada konsentrasi gas 10% s/d 100% di udara juga tidak bisa terbakar
karena terlalu kaya hidrokarbon.
Kualifikasi Personil
a. Menghentikan kendaraan di tempat yang aman, lalu memeriksa situasi pada lokasi
kejadian dan menyelidiki sumber kebocoran serta berupaya mengatasi dan
memperbaikinya.
b. Melakukan Emergency shutdown.
c. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau mengupayakan agar
masalah tidak meluas hingga bantuan tiba, seperti menutup katup atau mengisolasi
tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran.
d. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua katup yang
diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya
penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.
e. Melarang/menghimbau kepada masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi dalam
radius 50 m dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan nyala api
terbuka.
f. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus
mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut
gas.
g. Menghubungi petugas emergensi untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling
tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.
h. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan
perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai
kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.
i. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di
atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona
yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.
j. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk
gumpalan uap gas yang lebih besar.
k. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan
darurat tersebut.
l. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi,
hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya
menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.
a. Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di kendaraan pengangkut LPG
dan dapat digunakan kapan saja.
b. Menghubungi petugas yang sudah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah
berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.
c. Komunikasi harus terus dilakukan antara pengemudi dan bagian pengontrolan supaya
mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.
d. Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum sumber bahan bakar atau kebocoran
ditutup.
e. Katup harus segera ditutup karena panas radiasi secara tidak langsung akan
membahayakan personil dan merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut.
Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder)
harus dipakai.
f. Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar
lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :
• Melakukan evakuasi personil yang masih berada di sekitar area kebakaran.
• Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar perusahaan dalam
pelaksanaan pemadaman kebakaran.
g. Pengemudi dan pembantu pengemudi harus memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan pada saat terjadi kebakaran pada kendaraan yang memuat LPG.
4. Asam Sulfat
Karakteristik
a. Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke
dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih
rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga
apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih
dan bereaksi dengan keras.
b. Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam
kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen.
Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur dioksida menambah bahaya
kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
c. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama
asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan
penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi
tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran
mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan,
walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah.
Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam
sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi
kerusakan kronis saluran pernapasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat,
batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m³. Terdapat
pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin
B12 dengan degenarasi gabungan subakut.
Mengalami kontak langsung dengan asam sulfat dalam jumlah yang sedikit,
seperti tidak sengaja terkena tetesan dari asam sulfat dalam jumlah yang sangat
sedikit dapat menyebabkan kulit terasa sangat perih dan sakit. Hal ini sama
seperti apa yang kita rasakan ketika kita mengalami kontak dengan senyawa asam
yang bersifat keras lainnya, seperti soda api, yang biasa digunakan untuk
melunturkan cat. Rasa perih ini biasanya terasa seperti ditusuk oleh jarum yang
sangat tajam, dan akan berlangsung cukup lama, namun akan segera mereda
setelah dilakukan pembasuhan dengan air bersih yang mengalir.
Sejumlah hal lain yang mampu menyebabkan kondisi kulit perih yakni :
Kondisi lainnya yang bisa mengakibatkan rasa kulit terbakar ini dikarenakan :
Terkena asam sulfat dalam jumlah yang banyak, bahkan hampir seluruh bagian
tubuh akan membuat jaringan sel-sel kulit menjadi rusak dan juga mati. Hal ini akan
berdampak pada terjadinya pengelupasan kulit, yang menyebabkan kulit seperti
habis terbakar oleh api yang sangat hebat. Operasi plastik dan penyembuhan lainnya
secara medis amat sangat dan juga sangat wajib dilakukan untuk mengatasi efek
buruk terkena asam sulfat dalam jumlah banyak, yang berpengaruh kepada
pengelupasan kulit.
Aerosol atau uap dari asam sulfat tidak hanya memberikan efek bahaya bagi mata
dan kulit saja, namun juga memiliki efek buruk dan juga bahaya bagi pernapasan
anda. Ya, aerosol atau uap dari asam sulfat yang terhirup akan menyebabkan
munculnya gangguan pernapasan. Hal ini dapat menjadi penyebab dada sesak
nafas dan bukan tidak mungkin akan mengalami infeksi dan juga iritasi pada organ
pernapasan seperti paru-paru
5. Amonia cair
Karakteristik
Penanganan
Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6M HCl, serap dengan kain
atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.
Pembuangan/Pemusnahan Bahan
Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang
dalam pembuangan air basa.
6. Eter
Sifat Fisik
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang
diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi
saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai
pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif
ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.
7. Karbon disulfida
Karbon disulfida ialah suatu cairan volatil tidak berwarna dengan rumus CS2. Senyawa ini
sering digunakan sebagai balok bangunan dalam kimia organik serta pelarut non-polar
industri dan kimia. Karbon dioksida memiliki bau “seperti-eter”, tetapi sampel komersial
terutama terkontaminasi dengan kotoran berbau-busuk, seperti karbonil sulfida.
Nama IUPAC-nya Metanadition. Adapun sifat-sifatnya adalah:
Kegunaan
Fumigasi
Digunakan untuk fumigasi di gudang penyimpanan kedap udara, penyimpanan datar kedap
udara, sampah, elevator gandum, mobil boks kereta, shiphold, tongkang dan pabrik sereal.
Insektisida
Karbon disulfida digunakan sebagai insektisida untuk fumigasi biji-bijian, stok bibit,
konservasi buah segar dan sebagai desinfektan tanah terhadap serangga dan nematoda.
Pelarut
Karbon disulfida ialah suatu pelarut untuk fosfor, belerang, selenium, brom, iod, lemak, resin,
dan aspal. Karbon disulfida telah digunakan dalam pemurnian karbon nanotube berdinding
tunggal.
Manufaktur
Penggunaan industri utama karbon disulfida adalah pembuatan rayon tebal, film plastik,
karbon tetraklorida dan xanthogenate dan tabung vakum elektronik.
Kelompok :
Alif Abdussalam F
Bayu Suryo S
Ferawati Fajrin
Susetyo
Wisnu Nurdwiyana