Disusun Oleh:
Kelompok 3 TMT 3E
2. Mimawati (1724143156)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan izin-Nya sehingga tugas makalah Filsafat Matematika
“Pemikiran Filsafat Tentang Matematika” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi syarat makalah
yang baik dan benar, sehingga dapat lebih mudah dipahami bagi para
pembaca.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikam terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Muniri, selaku dosen mata kuliah filsafat matematika yang telah
membimbing dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat menghargai
kritik dan saran kepada pembaca makalah ini.
Semoga apa yang kami samapiakn dari makalah ini bisa bermanfaat bagi
kehidupan kita.
Amin
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Didi Haryono, Suatu Tinjauan Epistimologi dan Filosofis Filsafat Matematika, Bandung:
Alfabeta, 2014, hlm 8-9.
2
John Dewey (How We Think) dalam Peter Fireman, Perceptualistik Theory of Knowledge,
dalam The Liang Gie, Filsafat Matematik, Yogyakarta: Supersukses, 1985, hlm 30.
2
3
3
Ernest Dimnet, The Art of Thingking, dalam The liang Gie, Filsafat Matematik,
Yogyakarta: supersukses, 1985, hlm 30
4
Philip Lawrence Harriman, The New Dictionary of Psychology, dalam The liang Gie,
Filsafat Matematik, Yogyakarta: supersukses, 1985, hlm 31
5
R.G Collingwood (The Idea of History), dalam Enrico Cartore, Scientific Man: The
Humanistic significance dalam The liang Gie, Yogyakarta: supersukses, 1985, hlm 31
4
Pada abad 20 ini studi tentang sifat alami dari matematik menumbuhkan
3 mazhab landasan matematik. Yang pertama logisme, dipelopori oleh filsuf
Inggris yang bernama Bertrand Arthur William Russell. Tahun 1903 terbitlah
buku Russel dengan judul The Principles of Mathematics yang berpegang
pada pendapat bahwa matematik murni semata-mata terdiri atas deduksi-
deduksi dengan prinsip-prinsip logika dari prinsip-prinsip logika. Dengan
demikian matematik dan logika merupakan bidang yang sama karena seluruh
konsep dan dalil matematik dapat diturunkan dari logika. Mazhab landasan
matematik yang kedua yaitu formalisme, yang dipelopori oleh David Hilbert
ahli matematik besar dari Jerman. Menurut mazhab ini sifat alami dari
matematik ialah sebagai sistem lambang yang formal. Matematik bersangkut
paut dengan sifat-sifat structural dari symbol-simbol dan proses pengolahan
dari lambing itu. Simbo-simbol dianggap mewakili berbagai sasaran yang
6
7
Arthur Pap, Elements of Analytic Philosophy, dalam The liang Gie, Filsafat Matematik,
Yogyakarta: supersukses, 1985, hlm 39
8
8
Jean Dieudonne, Matematics, Collier’s Encyclopedia, volume 15 dalam The liang Gie,
Filsafat Matematik, Yogyakarta: supersukses, 1985, hlm 42
10
Dalam kepustakaan masih ada satu lagi bidang pemikiran filsafati yang
bersangkutpaut dengan mathematik yaitu mathematical phylosophy yang
sebaiknya diterjmahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi filsafat
kematematikan untuk dibedakan dengan filsafat matematik (phylosophy of
mathematic). Tampaknya memang cukup sulit untuk membedakan
mathematical phylosophy dengan phylosophy of matematic, karena kedua
bidang itu sama sama merupakan pemikiran filsafati. Tetapi suatu pembedaan
dapatlah kiranya dilakukan dengan menafsirkan mathematical pylosopy
sebagai filsafat berdasarkan matematik, sedang tafsiran phylosophy of
mathematic ialah filsafat mengenai matematik. Dengan tafsiran yang
demikian itu tampaklah kini perbedaan yang lebih jelas antara kedua bidang
pemikiran itu. Filsafat kematematikan sebagai suatu filsafat berdasarkan
mathematic memakai matematik sebagai pangkal tolak dan sumber ide untuk
melakukan memikiran filsafati.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13