DEFINISI
Anemia secara fungsional di definisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia ditunjukan
oleh penurunan kadar haemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit. Dengan
demikian anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar
perubahan patofisiologis yang diuraikan oleh anamnese dan pemriksaan fisik
yang teliti serta didukung dengan pemeriksaan laboratorium.
Pada anemia karena semua system organ dapat terlibat, maka dapat
menimbulkan manifestasi klinis yang luas. Manifestasi ini btergantung pada (1)
kecepatan timbulnya anemia, (2) umur individu, (3) mekanisme kompensasi, (4)
tingkat aktivitasnya, (5) keadaan yang mendasari, (6) parahnya anemia tersebut.
KLASIFIKASI
Anemia dapat diklasifikasikan menurut (1) morfologi sel darah merah dan
indek-indeksnya, (2) etiologi.
1. Klasifikasi anemia menurut morfologi
Mikro dan makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik
menunjukkan warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi besar.
a. Anemia normositik normokromik
Dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta
mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC
normal atau normal rendah) tetapi individu menderihta anemia.
Penyebabnya adalah kehilangan darah yang akjut, hemolisis, pennyakit
kronik termasuk infeksi, gangguan enokrin, gangguan ginjal, kegagalan
sumsum, dan penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
b. Anemia makrositik normokromik
Makhrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari
normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobin dalam jumlah
yang normal (MCV meningkat, MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh
gangguan atas terhentinya sintesa asam nukleat DNA seperti yang
ditemukan pada defisiensi B12 dan /atau asam folat. Ini juga dapat terjadi
pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu
metabolisme sel.
c. Anemia makrositik hipokromik
Mikrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih kecil dari normal,
hipokrom karena konsentrasi hemoglobin dalam jumlah kurang dari
normal (MCV kurang, MCHC kurang). Hal ini menggambarkan
insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi,
keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesa
globin, seperti pada thalasemia.