Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN LABEL

TRIASE DENGAN TINDAKAN PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI


IGD RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

Wieji Santosa*, Abu Bakar**, Erna Dwi Wahyuni**


*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
**Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
e-mail: wijisantoso81@gmail.com

ABSTRAK

Triase adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan tingkat kegawatan dan
prioritas penanganan pasien. Masih ada kesalahan dalam pemilahan triase sehingga seharusnya bisa
ditangani di poli rawat jalan dimasukkan di IGD yang akhirnya terdapat pasien yang membutuhkan
penanganan yang segera tidak tertangani dengan maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan pengetahuan perawat tentang pemberian labeling triase dengan tindakan
perawat berdasarkan labeling di IGD. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populasi
adalah Perawat IGD di Rumah Sakit Gresik. Sampel dalam penelitian ini adalah 12 perawat yang
telah dikumpulkan dengan menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis dengan
menggunakan uji statistik Spearman Rho dengan p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hubungan yang sangat kuat antara pengetahuan dan tindakan perawat p=0,002; r=0,802.
Rekomendasi dari penelitian ini digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan program-
program untuk meningkatkan pengetahuan perawat dalam melakukan tindakan triase secara tepat
sehingga bisa diterapkan dengan baik.

Kata kunci: triase, pengetahuan, tindakan, perawat.

ABSTRACT

Introduction: Triage is a selection system and patient selection to determine the level of severity
and handle patient priority. There is an error in sorting triage so that should be handled on an out
patient poly but it handled in emergency room so that there are patients who need immediate care
treatment cannot handled well. The purpose of this study was to analyze the relationship between
knowledge about labeling triage and action based on labeling Emergency Room. Methods: This
study used descriptive correlation design with cross sectional method. The population was nurse in
emergency room at Petrokimia Hospital Gresik. Total sampling was used in this study. The sample
in this study were 12 respondents. The independent variable was knowledge about labeling triage
and the dependent variable was action based on labeling emergency room. The instrument of this
study used questionnaire and observation paper then analyzed using Spearman Rho statistical test
with level of significant of p<0.05. Result: The results of this study showed that there was very
strong relationship between knowledge about labeling triage and action based on labeling
emergency room (p=0.002; r=0.802). Conclusions: From the result of this study were expected the
description for nurses that so the influence of knowledge and attitude in handling emergency
patients. Nurses were motivated to do better action by increasing knowledge of discussions and
continuing formal education.

Keywords: triage, knowledge, action, nurse.

33
PENDAHULUAN orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan manusia
Sistem triase merupakan salah satu diperoleh melalui mata dan telinga tentang
penerapan sistem manajemen risiko di fakta dan kenyataan, selain itu juga melalui
Instalasi Gawat Darurat sehingga pasien yang pengalaman dan proses belajar dalam
datang mendapatkan penanganan dengan pendidikan baik bersifat formal ataupun
cepat dan tepat sesuai kebutuhannya dengan informal.
menggunakan sumber daya yang tersedia. Pengetahuan merupakan faktor
Pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat dominan yang sangat penting untuk
IGD sangat dibutuhkan dalam pengambilan terbentuknya tindakan seseorang. Proses
keputusan klinis agar tidak terjadi kesalahan pembelajaran sendiri dipengaruhi oleh
dalam melakukan pemilahan saat triage kondisi subyek belajar yaitu intelegensi, daya
sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih tangkap, ingatan, ingatan, motivasi dan
optimal dan terarah (Oman 2008). sebagainya. Maka dari itu pengetahuan
Berdasarkan SPO (Standart Prosedur seorang perawat sangat penting tentang
Operasional) di IGD RS Petrokimia Gresik tindakan perawat berdasar labeling.
pelaksanaan triage menggunakan standar Berdasarkan fenomena diatas peneliti
labeling triage, yang dilakukan oleh perawat masih menemukan banyak pasien yang
dan medis yang telah bersertifikat PPGD. dilakukan suatu tindakan tidak sesuai dengan
Satu bentuk pertolongan pertama di RS dapat kriteria kagawatannya. Sehingga peneliti
di tanggulangi di IGD. Pada studi tertarik untuk meneliti hubungan
pendahuluan Penelitian deskriptif yang pengetahuan perawat tentang pemberian label
dilakukan oleh Sunaryo (2010) tentang triase dengan tindakan perawat berdasarkan
beberapa hasil pelaksanaan. Triase di IGD label triase di IGD Rumah Sakit Petrokimia
RS Petrokimia Gresik dilakukan saat pasien Gresik.
masuk atau pendaftaran sekalian di beri Tujuan dari penelitian ini adalah
labeling di dalam status rekam medis pasien. untuk menganalisis hubungan pengetahuan
Hasil rekam medis RS Petrokimia, perawat tentang pemberian label triase
kunjungan sampai bulan Agustus 2014 dengan tindakan perawat berdasarkan label
sebanyak 6.998 pasien dengan rata-rata triase di IGD Rumah Sakit Petrokimia
kunjungan 60 pasien per hari. Hasil observasi Gresik.
pengambilan data awal pada bulan
September 2014 di temukan 5 dari 12
perawat melakukan tindakan tidak sesuai BAHAN DAN METODE
dengan labeling triase, dalam satu shif di
temukan ada 4-5 pasien yang seharusnya bisa Penelitian ini menggunakan desain
ditangani di poli rawat jalan dimasukan di deskriptif korelatif, yaitu untuk mengetahui
IGD yang akhirnya ada pasien yang hubungan pengetahuan perawat tentang
membutuhkan penanganan yang segera tidak pemberian label triase dengan tindakan
tertangani dengan maksimal, dan pada akhir perawat berdasarkan label triase di IGD
bulan oktober ada 2-3 perawat dengan triase Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Sampel
kuning dengan kasus luka bakar <25% tidak penelitian ini berjumlah 12 perawat dengan
langsung di tangani, perawat menangani menggunakan total sampling. Alat
pasien dengan kasus poli klinis dengan pengumpul data yang digunakan adalah
penyakit ISPA. lembar kuesioner dan lembar observasi.
Saat dilakukan wawancara, 3-4 Dari hasil pengisian kuesioner
perawat tidak melakukan tindakan sesuai dilakukan analisis deskriptif dengan
labeling triase oleh karena beberapa alasan, menggunakan table distribusi dan analisis
antara lain: perawat bingung mau melakukan statistik. Uji statistic menggunakan uji
penanganan yang mana dahulu karena yang Spearman’s Rho Jika Spearman Correlation
pasien datang bersamaan, dan pasien tidak hitung >p (0,05), maka H0 diterima. Jika
sabar menunggu untuk segera dilayani spearman correlation hitung <p (0,05), maka
padahal bisa dilayani di poli rawat jalan. H0 ditolak. Bila H0 diterima berarti tidak ada
Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan hubungan bermakna antara pengetahuan
merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah perawat tentang pemberian labeling triase

34
dengan tindakan perawat berdasarkan Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
labeling. Bila H0 ditolak berarti ada pelatihan perawat di IGD RS
hubungan antara pengetahuanperawat tentang Petrokimia Gresik Januari 2015
pemberian labeling triase dengan tindakan Pelatihan Jumlah Persentase (%)
perawat berdasarkan labeling. PPGD 6 50%
BTCLS 5 41,7%
PPGD+BTCLS 1 8,3%
HASIL Total 12 100%

Karakteristik demografi dan data Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa


khusus di IGD Rumah Sakit Petrokimia sebagian besar telah mengikuti pelatihan
PPGD yang merupakan dasar
Gresik.
kegawatdaruratan.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkaN
Tabel 5. Tabulasi silang hubungan
pendidikan perawat di IGD RS
pengetahuan perawat dengan
Petrokimia Gresik, Januari 2015
tindakan perawat berdasarkan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Diploma 4 33,3% labeling triase di IGD RS
Sarjana 8 66,7% Petrokimia Gresik, Januari 2015.
Total 12 100%
Tindakan
Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Σ % Σ % Σ % Σ %
hampir seluruh responden yaitu perawat Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
mempunyai pendidikan sarjana. Cukup 3 25 0 0 0 0 3 25
Baik 0 0 4 33,3 5 41,7 9 75
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Total 3 25 4 33,3 5 41,7 12 100
usia perawat di IGD RS Petrokimia Uji Sperman Rho p=0,002; r=0,802
Gresik, Januari 2015
Usia Jumlah Persentase (%) Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa
20-25 7 58,3% Berdasarkan uji Spearman’s Rho p<0,05
tahun menunjukkan bahwa ada hubungan yang
26-30 3 25% bermakna antara pengetahuan dengan
tahun tindakan berdasarkan labeling triase dan
31-35 2 16,7% memiliki hubungan yang sangat kuat sebesar
tahun 0,802.
Total 12 100%

Dari tabel 2 diketahui bahwa PEMBAHASAN


sebagian besar responden perawat berusia
dewasa muda yaitu usia sekitar 20-25 tahun. Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengetahuan responden didapatkan hampir
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan sebagian responden memiliki pengetahuan
lama kerja perawat di IGD RS baik tentang labeling triase. Usia responden
Petrokimia Gresik, Januari 2105. pada penelitian ini sebagian besar berusia
Lama 20–25 tahun, hal ini mempengaruhi tingkat
Jumlah Persentase (%) pengetahuan responden. Menurut
Kerja
1-5 tahun 4 33,3% Notoatmodjo (2005) usia mempengaruhi
6-10 tahun 8 66,7% terhadap daya tangkap dan pola pikir
Total 12 100 % seseorang, semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan
Berdasarkan tabel 3 didapatkan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
bahwa responden sebagian besar mempunyai diperolehnya semakin membaik. Pada usia
pengalaman kerja yang cukup yaitu dewasa awal petugas kesehatan yang sudah
berkisar 6-10 tahun. terlatih dapat melakukan tindakan triase
karena usia dewasa adalah waktu pada saat

35
seseorang mencapai puncak dari kemampuan tentang labeling triase baik, karena hal ini
intelektualnya (King 2010). Kemampuan bisa di pengaruhi dari lama kerja dan usia.
berpikir kritis pun meningkat secara teratur Berdasarkan hasil penelitian
selama usia dewasa (Potter & Perry 2009). memperlihatkan bahwa mayoritas petugas
Informasi penting bagi terbentuknya persepsi kesehatan IGD telah mengikuti pelatihan
seseorang. Persepsi yang keliru akan PPGD. Pelatihan didapatkan seseorang akan
menyebabkan sikap dan perilaku yang keliru menambah pengetahuan dan keterampilan
pula. Individu harus mampu menyerap tindakan seseorang dalam membantu pasien
informasi yang diterima secara baik. Untuk yang dalam keadaan gawat darurat. Perawat
dapat menyerap informasi diperlukan IGD RS Petrokimia Gresik yang dapat
kemampuan menalar yang baik, jika melakukan tindakan labeling triage minimal
kemampuan menalar baik maka pengolahan, pernah mengikuti pelatihan kegawat
penyusunan serta pemahaman informasi akan daruratan, sehingga perawat bisa melakukan
baik pula. Berdasarkan analisis peneliti yang tindakan berdasarkan labeling dengan tepat.
didapat di IGD RS Petrokimia Gresik Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengetahuan sangat erat di pengaruhi oleh tindakan responden didapatkan sebagian
pengalaman dan umur. besar responden memiliki tindakan baik
Pendidikan mempengaruhi proses tentang labeling triase. Menurut Notoatmojo
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang (2003) Informasi penting bagi terbentuknya
maka makin mudah orang tersebut untuk persepsi seseorang. Persepsi yang keliru akan
menerima informasi. Semakin banyak menyebabkan sikap dan perilaku yang keliru
informasi yang masuk maka semakin banyak pula. Individu harus mampu menyerap
pula pengetahuan yang didapat tentang informasi yang diterima secara baik. Untuk
kesehatan. Menurut Niven (1995) pendidikan dapat menyerap informasi diperlukan
merupakan proses belajar pada individu kemampuan menalar yang baik, jika
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu kemampuan menalar baik maka pengolahan,
menjadi tahu dan dari tidak mampu penyusunn serta pemahaman informasi akan
mengatasi masalah sendiri menjadi mandiri. baik pula. Pengetahuan ini dipengaruhi oleh
Pendidikan dalam penelitian ini sebagian pengalaman Ide atau pengertian yang datang
besar berpendidikan sarjana. dari penginderaan adalah sensory input,
Pengetahuan sangat erat kaitannya langsung dari obyek fisik yang datang dari
dengan pendidikan dimana diharapkan lingkungan dan merupakan impression yang
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka sederhana. Operasional dalam otak dasar
orang tersebut akan makin luas penginderaan merefleksikan ide. Berdasarkan
pengetahuannya. Akan tetapi seseorang yang analisa peneliti selama melakukan penelitian
berpendidikan rendah tidak berarti ada beberapa perawat IGD RS Petrokimia
berpengetahuan rendah pula. Menurut Gresik yang mempunyai pengetahuan tinggi
Notoatmodjo (2007) seseorang dengan akan tetapi petugas tersebut tidak melakukan
pendidikan rendah juga bisa mempunyai tindakan yang baik, hal ini di karenakan ada
pengetahuan yang baik dikarenakan beberapa faktor antara lain capek, jenuh tidak
dipengaruhi banyaknya faktor antara lain ada motivasi pendorong seperti pemberian
pengalaman dan usia. Sehingga semakin jasa pelayanan.
bertambah usia akan semakin bertambah pula Kelelahan emosional dianggap
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga sebagai elemen inti dari kelelahan yang
pengetahuan yang diperoleh semakin mengakibatkan depersonalisasi terhadap
membaik. Pada usia madya, individu akan pekerjaan dan juga rekan kerja.
lebih berperan aktif banyak menggunakan Depersonalisasi yang dialami oleh seseorang,
banyak waktu untuk membaca dan mencari dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang
informasi. Semua hal tersebut mempengaruhi diberikan pada pasien, sehingga bisa
pengetahuan responden, sehingga responden menurunkan prestasi diri (Maslach, et al.
memiliki pengetahuan yang baik tentang 2004). Maka dari itu pengetahuan yang tinggi
labeling triase, begitu juga yang didapatkan belum tentu memiliki tindakan yang baik
peneliti di IGD RS Petrokimia gresik bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan tinggi belum tentu pengetahuan adanya hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan tindakan labeling triase.

36
Dimana terdapat korelasi signifikan yang IGD RS Petrokimia Gresik sebagian besar
sangat kuat antara pengetahuan dengan termasuk dalam kategori baik; dan 3) adanya
tindakan. Menurut Notoatmodjo (2003) hubungan yang signifikan antara
pengetahuan adalah hasil pengindraan pengetahuan dengan tindakan labeling triase.
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap Dimana terdapat korelasi yang sangat kuat
objek melalui indra yang dimilikinya. Hal ini antara pengetahuan dengan tindakan
merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan bagi seseorang, Saran
bila tindakan didasari oleh pengetahuan akan Dari hasil penelitian ini diharapkan
lebih langgeng dari pada tindakan yang tidak diperoleh gambaran bagi perawat, bahwa
didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian begitu besarnya pengaruh pengetahuan dalam
menunjukkan responden dengan pengetahuan penanganan penderita gawat darurat.
baik dapat memiliki tindakan yang baik. Sehingga termotivasi untuk melakukan
Pengetahuan disini merupakan dasar bagi tindakan yang lebih baik dengan cara
seseorang sehingga terbentuk tindakan sesuai peningkatan pengetahuan dengan
dengan kebutuhan, pengetahuan merupakan diskusi/seminar, atau melanjutkan pendidikan
faktor intriksi dari dalam diri perawat yang formal. Penelitan berikutnya diharapkan
mempengaruhi terbentuknya tindakan/ dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku. uji validitas dan reabilitas instrumen
Dapat disimpulkan bahwa agdilakuksebelum pengambilan data.
pengetahuan dan tindakan memiliki
hubungan yang sangat kuat, karena didukung
dengan pengalaman dan pelatihan yang baik KEPUSTAKAAN
sehingga dapat diterapkan dilapangan
pekerjaan dalam tindakan berdasar labeling King, 2010. Psikologi Umum, Salemba
triase. Berdasarkan analisa selama Humanika, Jakarta.
melakukan penelitian, pengetahuan perawat Maslach, C, Jackson, S & Leiter, M. 2003.
di IGD RS Petrokimia Gresik dalam kategori Maslach Burnout Inventory Manual,
baik karena didukung adanya program In CPP, California.
House Training atau pelatihan internal yang Potter & Perry, 2009. Buku Ajar
dilakukan setahun sekali. Fundamental Keperawatan: konsep,
proses dan praktik, EGC, Jakarta.
Niven, N. 1995. Psikologi Kesehatan
SIMPULAN DAN SARAN Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain, EGC,
Simpulan Jakarta.
Berdasarkan tujuan, hasil dan Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
pembahasan penelitian yang telah dilakukan Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
peneliti, maka dapat ditarik simpulan sebagai Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan
berikut 1) pengetahuan perawat tentang Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
pemberian labeling triase di IGD RS Oman, dkk, 2008. Keperawatan Emergensi,
Petrokimia Gresik sebgian besar termasuk EGC, Jakarta.
dalam kategori yang baik; 2) tindakan Walgito, 2002, Pengantar Psikologi Umum,
perawat yang berdasarkan labeling triase di EGC,Yogyakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai