BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
1. Agen Infeksi
1. Faktor Hormonal
2. Konsumsi Kopi
3. Genetik
4. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo, 2012).
2.1.4 Patogenesis
5
RA dapat ditemukan pada semua sendi dan sarung tendo, tetapi paling
sering di tangan. RA juga dapat menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan
lutut. Sinovial sendi, sarung tendo, dan bursa menebal akibat radang yang diikuti
oleh erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi (Syamsuhidajat, 2010).
SCORE
Populasi target (Siapa yang harus dites?): Pasien yang 1. Paling sedikit
memiliki 1 sendi dengan sinovitis klinis definitif (bengkak) 2. Dengan
sinovitis yang tidak lebih baik dijelaskan dengan penyakit lain
Kriteria klasifikasi RA (algoritme berdasarkan skor)
A. Keterlibatan sendi
1 sendi besar
2 - 10 sendi besar
1 - 3 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi besar)
4 - 10 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi besar)
> 10 sendi (paling sedikit 1 sendi kecil)
B. Serologis (paling sedikit 1 hasil tes dibutuhkan
untuk klasifikasi)
RF negatif dan anti-CCP negatif
RF positif rendah atau anti-CCP positif rendah
RF positif tinggi atau anti-CCP positif tinggi
C. Acute-phase reactant (paling sedikit 1 hasil tes dibutuhkan
untuk klasifikasi)
CRP normal dan laju endap darah normal
CRP abnormal atau laju endap darah abnormal
D. Durasi gejala
< 6 minggu
≥ 6 minggu
Keterlibatan sendi ditandai dengan adanya sendi nyeri atau bengkak pada saat
pemeriksaan, yang dapat dikonfirmasi dengan bukti gambaran sinovitis. Yang
termasuk sendi besar adalah sendi bahu, siku, panggul, lutut dan tumit, sedangkan
10
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Obat-obatan
a. Non-steroid anti-inflammatoy drugs (NSAID)
Kelompok obat ini mengurangi peradangan dengan menghalangi proses
produksi mediator peradangan. Tepatnya, obat ini menghambat sintetase
prostaglandin atau siklooksigenase. Enzim-enzim ini mengubah asam lemak
sistemik andogen, yaitu asam arakidonat menjadi prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan dan radikal-radikal oksigen. Obat standar yang sudah dipakai sejak
lama dalam kelompok ini adalah aspirin.
Pemeriksaan
Penunjang
Rontgen
14
Laborato Tidak ada kelainan 1.CRP sampai >0,7 Analisis cairan sinovial :
ry laboratorium yang picogram/MI ditemukan kristal urat
terkait OA 2.LED >30 mm/jam yang berbentuk seperti
3.Hemoglobin dan jarum sensitivitas 84%
Hematokrit sedikit dengan spesifisitas
menurun, hb rata-rata 100% Asam urat
sekitar 10 g/dL serum Sekitar 25%
3.Pemeriksaan autoantibodi populasi memiliki
4.Antibodi RF meningkat peningkatan asam urat
5.RF titer> 20 U/ml serum
6.RF titer tinggi (>50 U/ml)
7.Anti PKC positif
15
2.1.9 Komplikasi
Tabel 11. Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita artritis reumatoid.
Komplikasi Keterangan
terapi besi.
Pleural disease
Opportunistic infections
2.1.10 Prognosis
1) Sinovitis persisten
2) Penyakit erosif dini
3) Temuan ekstra artikular (termasuk nodul rheumatoid subkutan
4) Temuan antibodi RF serum positif
5) Autoantibodi anti-PKC positif
19
RA dapat menyebabkan kematian yaitu rata-rata dari tiga sampai dua belas
tahun. Menurut Arthritis Society Rheumatoid Nasional Inggris, usia muda saat
onset, durasi penyakit yang panjang, adanya masalah kesehatan lainnya yang
bersamaan (disebut co-morbiditas), dan karakteristik RA berat - seperti
kemampuan fungsional yang buruk atau status kesehatan secara keseluruhan,
banyak kerusakan sendi pada rontgen, kebutuhan untuk rawat inap atau
keterlibatan organ selain persendian - telah terbukti dikaitkan dengan kematian
yang lebih tinggi ". Respons positif terhadap pengobatan dapat mengindikasikan
prognosis yang lebih baik. Studi tahun 2005 oleh Mayo Klinik mencatat bahwa
penderita RA mengalami peningkatan risiko penyakit jantung dua kali lipat,
terlepas dari faktor risiko lain seperti diabetes, penyalahgunaan alkohol, dan
peningkatan kolesterol, tekanan darah dan indeks massa tubuh. Mekanisme yang
menyebabkan risiko peningkatan ini tetap tidak diketahui , adanya peradangan
kronis telah diusulkan sebagai faktor pendukung. Ada kemungkinan penggunaan
terapi obat biologis baru memperpanjang umur penderita RA dan mengurangi
risiko dan perkembangan aterosklerosis. Ini didasarkan pada studi kohort dan
masih tetap hipotetis. Masih belum pasti apakah biologis memperbaiki fungsi
vaskular pada RA atau tidak.