ABSTRAK
Kata kunci : Pengelolaan, Limbah padat jenis B3, SNI 19-3964-1995, Analisis SWOT,
Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya
ABSTRACT
Key words: Management, Hazardous solid waste, National Standards SNI 19-3964-
1995, SWOT Analysis, Bhayangkara Hospital
PENDAHULUAN ditimbulkan atas paparan limbah yang
dihasilkan rumah sakit adalah:
Suatu penelitian yang mengupas tentang
mutagenik, dan karsinogenik, efek
karakteristik limbah padat yang
teratogenik, ganguan pernafasan,
dihasilkan rumah sakit menyebutkan
ganguan sistem saraf pusat, kerusakan
bahwa limbah padat yang dihasilkan di
sistem reproduksi dan lain-lain.
sebagian besar negara berkembang
Menurut Sawalem dkk. (2009), hasil
kurang mendapat perhatian dalam
dari survei personal, 85%, termasuk
pengelolaannya. Limbah padat medis
manajer, staf kebersihan, dan pekerja
yang ada masih sering tercampur
lingkungan, tidak terlatih dalam
dengan sampah domestik dan dibuang
pengelolaan limbah rumah sakit dan
bersama-sama ke Tempat Pembuangan
tidak memiliki diskripsi yang jelas
Akhir (TPA) sehingga dapat
tentang pengelolaan limbah.
mengakibatkan resiko yang cukup besar
Menurut Yong dkk. (2008), pengelolaan
terhadap lingkungan (Taghipour dan
limbah padat medis sangat penting
Mosaferi, 2009).
karena sifatnya yang berbahaya dan
Dalam profil kesehatan Indonesia
infeksius sehingga dapat menyebabkan
Departemen Kesehatan (1996)
efek yang tidak diinginkan terhadap
diungkapkan seluruh rumah sakit di
manusia dan lingkungan.
Indonesia berjumlah 1090 dengan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
121.996 tempat tidur. Menurut (Young
jumlah timbulan, komposisi limbah
dkk. 2008, dalam Diaz dkk. 2008), dari
padat jenis B3, menetapkan strategi
keseluruhan perawatan kesehatan pada
pengelolaan limbah padat B3.
beberapa rumah sakit di negara-negara
berkembang didapatkan variasi
METODE PENELITIAN
jumlah total limbah padat sebesar
0,016-3,23 Kg/ tempat tidur.hari. Metoda yang digunakan dalam
Analisis lebih jauh menunjukkan, pengambilan data primer adalah dengan
produksi limbah padat 76,8 persen dan cara:
limbah infeksius 23,2 persen.
Diperkirakan secara nasional produksi Ø Aspek Teknis
limbah padat rumah sakit sebesar
376.089 ton/hari dan produksi limbah Metoda sampling yang
cair 48.985,70 ton/hari. Dapat dilakukan menggunakan teknik
dibayangkan betapa besar potensi sampling yang terdapat pada SNI 19-
rumah sakit untuk mencemari 3964-1995 yaitu sebagai berikut:
lingkungan dan kemungkinannya a. Lokasi pengambilan sampling adalah
menimbulkan kecelakaan serta di seluruh ruangan sumber penghasil
penularan penyakit (Rahayu dan limbah padat jenis B3 di Rumah
Nugroho, 2006). Sakit Bhayangkara.
Menurut Marinkovic dkk. (2007), b. Waktu sampling: frekuensi
sumber utama dari jenis limbah rumah pengambilan sampel dilakukan
sakit berasal dari: klinik, pusat minimum selama 8 kali ulangan.
kesehatan, diagnostik dan penelitian c. Peralatan dan perlengkapan yang
laboratorium, pusat otopsi, pusat digunakan antara lain:
transfusi dan hemodialisis, rumah • Alat pengambil contoh berupa
jompo dan mortuaries. kantung plastik.
Menurut Nemathaga dkk. (2007), • Alat pengukur volume sampel
beberapa dampak yang dapat limbah padat jenis B3 berupa
kotak ukuran 20 cm x 20 cm x Poli yang ada dan pada
100 cm. instalasi rawat inap selama 8
• Timbangan (0-5) kg dan (0-50) kali ulangan.
kg. • Cara menentukan berat jenis
• Perlengkapan berupa alat limbah padat jenis B3:
pemindah (sekop), sarung - Limbah padat jenis B3 yang
tangan dan masker. terkumpul dituang dalam
d. Pelaksanaan dalam mengambil dan kotak pengukur volume
mengukur timbulan limbah padat sampah, diangkat setinggi 20
jenis B3 sebagai berikut: cm lalu kotak dihentakkan
• Menentukan lokasi sampling. sebanyak 3 kali dengan cara
• Mempersiapkan peralatan. dijatuhkan ke tanah.
• Teknik sampling: - Dihitung berat dan volume
Semua lokasi sampel diberi yang terjadi.
kantong plastik untuk - Densitas limbah padat
menampung limbah padat jenis diperoleh dengan: Berat
B3 yang dihasilkan selama satu limbah padat ÷ volume
3
hari. Limbah padat jenis B3 (kg/m ).
yang terkumpul ditimbang dan
ditentukan beratnya untuk Ø Aspek kelembagaan dan hukum
menentukan laju timbulan
limbah padat jenis B3. Metoda yang dilakukan untuk
mendapatkan data primer dari aspek
kelembagaan dan hukum adalah
dengan cara dan melakukan
• Cara menentukan berat observasi yang didukung dengan
komposisi limbah padat jenis B3 wawancara pada pejabat organisasi
yang dihasilkan: pengelola limbah rumah sakit.
Limbah padat jenis B3 yang
terkumpul tiap harinya Ø Analisis SWOT :
ditimbang dengan menggunakan Data yang didapatkan dari
timbangan, setelah diketahui lapangan, berdasarkan pengamatan
beratnya, limbah padat jenis B3 langsung, observasi dan wawancara
dipilah-pilah dengan berat terhadap aspek teknis, aspek
masing-masing sampel sesuai kelembagaan dan aspek hukum akan
dengan komposisinya. diolah dengan menggunakan
Limbah padat jenis B3 perhitungan excel 2007 dan dengan
diantaranya adalah: limbah padat analisis SWOT.
jenis B3 yang infeksius,
patologi, benda tajam, farmasi,
sitotoksis, kimiawi, radioaktif, HASIL DAN PEMBAHASAN
kontainer bertekanan, dan Sumber dan timbulan limbah
limbah dengan kandungan padat B3 yang terdapat di RS
logam berat yang tinggi. Bhayangkara dihasilkan dari delapan
• Cara menentukan laju timbulan Poliklinik, Laboratorium, Ruang UGD,
limbah padat jenis B3: Ruang Radiologi , Ruang Operasi,
- Dengan penimbangan Ruang ICU, dan tujuh ruang perawat
langsung di setiap Ruangan dari rawat inap. Laju timbulan total
limbah padat B3 sebesar 6,46 kg/hari. Ø Hukum
Persentase terbesar limbah padat B3 1. Adanya ketidaksesuaian produk
yang dihasilkan adalah 43,22% limbah hukum di RS Bhayangkara
infeksius bukan benda tajam (kapas, dengan standar pedoman yang
sarung tangan, dll), 32,81% limbah terdapat pada peraturan yang
farmasi bersifat toksik (ampul, vial, dll), berlaku.
15,39 % limbah infeksius jenis benda 2. Masih rendahnya pemahaman
tajam (spuit/syringe), 8,57 % limbah Kepala Instalasi Olah Limbah
infeksius jenis logam tajam. terhadap regulasi pengelolaan
limbah padat B3 di rumah sakit
yang baik.
3. Masih rendahnya kesadaran dan
kepatuhan Kepala Instalasi Olah
Limbah pengelola terhadap
regulasi terkait pengelolaan
limbah padat B3 di rumah sakit
yang benar.
4. Tidak ada Standart Operating
Procedur (SOP)/ prosedur tetap
Gambar 1 Persentase total limbah padat dalam pengelolaan limbah padat
B3 seluruh ruang penghasil B3.
limbah
Ø Analisis SWOT
Beberapa permasalahan yang dihadapi Dalam menganalisis permasalah an
dalam pengelolaan limbah padat B3 di yang ada, maka harus diuji dengan
RS Bhayangkara Surabaya yaitu: analisis SWOT agar didapatkan strategi
Ø Infrastruktur yang paling memungkinkan untuk
1. Ketersediaan lahan yang cukup. diimplementasikan.
2. Fasilitas eksisting pengelolaan Berikut merupakan faktor-faktor
limbah padat B3 belum yang dapat dijadikan acuan dalam
terpenuhi secara maksimal. analisis SWOT.
3. Proses pengumpulan eksisting
limbah padat B3 yang masih Strength (S) - Kekuatan
tercampur. 1. Adanya pemisahan yang digunakan
4. Belum ada sarana pengolahan dalam sistem pewadahan limbah
limbah padat B3 yang memadai. padat yang dihasilkan di rumah
sakit dapat mempermudah
Ø Kelembagaan pengelolaan limbah padat jenis B3
1. Kurangnya pendidikan dan di rumah sakit.
pelatihan karyawan terhadap 2. Telah ada lembaga pengelola
pengelolaan limbah padat B3. limbah di rumah sakit. Sehingga
2. Tidak adanya pembagian kegiatan pelaksanaan pengelolaan
tugas(tanggung jawab) tekait limbah padat B3 dapat berjalan.
pengelolaan limbah yang 3. Ketersediaan lahan yang cukup
dihasilkan rumah sakit. untuk upaya pengelolaan limbah
padat B3 dengan melakukan
pengadaan insenerator.
Weaknesses (W) - Kelemahan mudah pengelolaan
limbah padat jenis B3 di
1. Proses pengumpulan limbah padat rumah sakit.
B3 yang masih tercampur, 2. Telah ada lembaga
sehingga menjadi hambatan dalam pengelola limbah di
rumah sakit. Sehingga
pengelolaan limbah padat B3 di kegiatan pelaksanaan 0.60 4 2.40
rumah sakit. pengelolaan limbah
2. Tidak adanya pembagian padat B3 dapat berjalan.
3. Ketersediaan lahan
tugas(tanggung jawab) tekait yang cukup untuk upaya
pengelolaan limbah secara pengelolaan limbah
padat B3 dengan 0.20 3 0.60
keseluruhan yang dihasilkan rumah
melakukan pengadaan
sakit. insenerator.
3. Kurangnya pendidikan dan Jumlah Nilai Strength
1 3.80
pelatihan karyawan terhadap (S) - Kekuatan
pengelolaan limbah padat B3. No
Weaknesses (W) -
Bobot
Nilai
Skor
Kelemahan Rating
1. Proses pengumpulan
Opportunities (O) - Peluang limbah padat B3 yang
1. Sudah ada peraturan perundang- masih tercampur,
sehingga menjadi -
undangan tingkat pusat yang dapat 0.25 -4
hambatan dalam 1.00
dijadikan acuan dalam pengelolaan pengelolaan limbah
limbah padat B3. padat B3 di rumah sakit.
2. Adanya kegiatan pembinaan dari 2. Tidak adanya
pembagian
Dinas Kesehatan Kota Surabaya tugas(tanggung jawab) -
terkait dengan kegiatan pengelolaan tekait pengelolaan 0.45 -3
1.35
limbah padat B3 (medis). limbah yang dihasilkan
rumah sakit.
3. Kurangnya pendidikan
Threats (T) - Ancaman dan pelatihan karyawan
0.30 -4
-
1. Pemberian sanksi (punishment) dari terhadap pengelolaan 1.20
limbah padat B3.
Dinas Kesehatan atas kelalaian dari Jumlah Nilai
pengelolaan limbah padat B3 yang -
Weaknesses (W) - 1
3.55
belum memenuhi peraturan Kelemahan
perundangan. Jumlah Nilai Kekuatan -
0.25
Kelemahan
2. Adanya kegiatan
-4.00
pembinaan dari Dinas
Kesehatan Kota Ancaman
Surabaya terkait
dengan kegiatan 0.60 4 2.40
pengelolaan limbah Gambar 2 Posisi kuadran analisis SWOT
padat B3 (medis).
Diaz, L.F., Eggerth, L.L., Enkhtsetseg, Yong, Z., Gang, X., Guanzing, W., Tao,
Sh., Savage, G.M., 2008. Z., Dawei, J. 2008 Medical waste
Characteristics of healthcare wastes. management in China: A case study of
Journal Waste Management 28, 1219– Nanjing. Waste Management 29 (2009)
1226. 1376–1382. Journal homepage:
www.elsevier.com/locate/wasman.
Marinkovic, N., Ksenija, V., Natasˇa,
J., Aleksandar, D., Tomo, P. 2007.