Anda di halaman 1dari 3

”KATAK HENDAK JADI LEMBU”

Judul : Katak Hendak Jadi Lembu


Pengarang : N.St.Iskandar
Terbitan : 1935
Halaman : 176 halaman

Suria namanya. Seorang laki-laki yang sangat angkuh, kasar, pongah, serta suka
berfoya-foya. Sebenarnya ayah dari Zubaedah istrinya yaitu Haji Hasbullah tidak
mengehendaki anaknya menikah dengan Suria, akan tetapi mengingat bahwa yang
meminta Zubaedah adalah sahabatnya sendiri yaitu Haji Zakaria, maka dinikahkan lah
Zubaedah anaknya itu dengan Suria anak dari sahabatnya. Benar saja, ketika orang tua
Suria meninggal dunia, ia semakin parah sifatnya. Suka berfoya-foya dan
menghabiskan harta warisan ayanhya sampai ia tidak memperhatikan Zubaedah.
Selama tiga tahun ia meninggalkan istrnya yang sedang mengandung sampai
melahirkan anak pertamanya yaitu Abdulhalim. Setelah Abdulhalim lahir, Suria kembali
dan meminta maaf kepada Zubaedah karena telah meninggalkannya. Dan Suria
kembali karena harta warisan ayahnya sudah habis. Permohonan maaf itu dikabulkan
oleh Zubaedah dengan harapan agar suaminya benar-benar telah menyesal dan tidak
memperlakukan dia seperti itu lagi.
Sifat Suria mulai berubah menjadi bertanggung jawab dan membaik. Dia bekerja di
Residenan Kabupaten. Ia menjadi seorang juru tulis yang berpenghasilan pas-pasan
yang tidak cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Sehingga, anak
pertamanya yaitu Abdulhalim disekolahkan oleh orangtua Zubaedah. Lama-kelamaan
sifat Suria kembali seperti semula menjadi angkuh dan merasa dirinya adalah
bangsawan muncul kembali. Ia tak ingin kalah dengan mertuanya yang bisa
menyekolahkan Abdulhalim, maka ia menyekolahkan anak kedua dan ketiga nya yaitu
Saleh dan Aminah di sekolah HIS Bandung. Sebenarnya Zubaedah kurang setuju
dengan penempatan keduan anaknya itu di HIS, karena biaya yang dibutuhkan sangat
besar. Untuk makan saja mereka susah, apalagi ditambah tanggungan anak-anaknya
yang sekolah di HIS. Tetapi, Suria menanggapi dengan biasa, santai dan tenang-tenang
saja. Dia dmerdasadd mendjadi orang yang disegani dan dihormati di kampungnya,
sehngga ia menyekolahkan anak-anak nya di HIS, agar ia dipandang sebagai keluarga
yang kaya dan tidak miskin. Mengingat bahwa biaya anak-anak mereka yaitu Saleh dan
Aminah yang sedang bersekolah di sekolah HIS yang biayanya tidak kecil. Sehingga,
Zubaedah sering mengirim surat kepada orang tuanya agar mau mengirimkan uang
untuk membayar sekolah, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan membayar
hutang-hutangnya. Tetapi, Zubaedah rikuh untuk meminta kepada kedua orang tuanya
itu terus-terusan. Dan anehnya Suria tetap saja tenang.
Hampir setiap hari penagih hutang datang ke rumahnya. Dan Zubaedah sangat
pusing dan bingung bagaimana menghadapi mereka. Sehingga ia seringkali menyuruh
anak-anaknya atau pembantunya mengatakan bahwa ia sedang tidur atau tidak berada
di rumah. Akhirnya dia memutuskan untuk berhemat. Walaupun keputusan Zubaedah
itu sangat ditentang oleh Suria yang hidupnya terbiasa dengan foya-foya tanpa
memikirkan keluarganya, tetapi Zubaedah berusaha untuk menerapkan itu. Suria yang
tidak suka dengan hidup hemat yang diterapkan oleh Zubaedah, mempunyai cara untuk
menambah penghasilannya dengan melamar pekerjaan yang lebih rendah jabatannya
tetapi lebih besari gajinya.
Saingan dalam melamar jabatan baru Suria adalah pegawai magang muda yang
baru beberapa bulan masuk di kantornya. Terlihat sekali bagaimana cakap dan ulrtnya
pemuda itu, semua orang menyanjung nya, tetapi tidak dengan Suria. Ia tidak suka
dengan pegawai yang bernama Kosim itu. Dalam menunggu keputusan akhir bahwa ia
akan diterima tau tidak surat lamaran itu. Ia sangat optimis dapat mengalahkan Kosim.
Sehingga ia berani mengikuti dan membeli barang-barang yang dilelangkan oleh atasan
di kantornya. Suria tidak memelinya dengan tunai, melainkan dengan berhutang,
sehingga tambah bertumpuklah hutang-hutang Suria sebelum pekerjaan itu diterimanya.
Pada saat mendengar bahwa Kosim lah yang dapat menduduki jabatan itu, Suria sangat
kecewa sekali, sehingga ia tidak semangat dalam bekerja. Kosim tidak hanya membuat
ia gagal dalam melamar jabatan itu, ia juga akan menikah dengan seorang anak gadis
dari seorang Haji dari desa Rancapurut yang sangat ingin dinikahinya, walaupun ia
sudah memiliki istri dan anak. Pekerjaan Suria pun berantakan dan tidak aturan. Sampai
pada akhirnya ia dipanggil oleh atasannya yang bertanya apakah yang menyebabkan ia
seperti ini dan Suria menjawab semuanya. Dan ia pun meminta untuk segera berhenti
dari pekerjaannya. Setelah perbincangan itu, atasan Suria mengecek buku kas
kabupaten, ternyata ada yang ganjil di dalamnya, Suria pun dipanggil dan dimintai
penjelasan akan hal itu. Ternyata Suria memakai uang kas itu untuk membayar hutang-
hutangnya. Dan sudah jelas bahwa sebelum Suria ketahuan memakai uang ka situ, ia
sudah meminta berhenti bekerja.
Setelah berhenti bekerja, Suria dan Zubaedah melelang barang-barang di
rumahnya. Mereka akan tinggal bersama Abdulhalim dan istrinya di Bandung. Hasil
lelang barang-barang itu mereka gunakan untuk membayar sisa hutang dan ongkos
untuk ke Bandung.
Abdulhalim dan istrinya senang keluarga mereka berkumpul di situ. Hari- hari
mereka sangat cera. Tetapi, lama-lama sifat Suria yang buruk itu keluar. Ia seolah-olah
menjadi kepala rumah tangga yang mengatur semua keperluan rumah itu. Ia tidak ingat
bahwa ia tinggal dirumah anaknya yang merupakan kepala rumah tangga di rumah
tersebut. Abdulhalim ingin sekali menegurnya, tetapi ia takut menjadi anak yang
durhaka. Hingga pada akhirnya istri Abdulhalim mengatakan bahwa ia sudah tak
sanggup lagi dengan perangai mertua laki-lakinya yang seperti itu. Zubaedah
mendengar pembicaraan Abdulhalim dan istrinya merasa terkejut dan terpukul karena ia
merasa bahwa ia dan suaminya telah merepotkan mereka. Akhirnya Zubaedah jatuh
sakit dan meninggal dunia. Setelah kematian istrinya, Suria merasa bersalah kepada
semuanya. Semua orang, dari anaknya Abdulhalim sampai mertuanya mengatakan
kepadanya bahwa Zubaedah meninggal karena ulah Suria yang tidak kunjung bisa
menjadi laki-laki dan sosok suami yang baik budi pekertinya. Sehingga, Suria marah
kepada semua nya dan meninggalkan rumah Abdulhalim.

Anda mungkin juga menyukai