Anda di halaman 1dari 3

 Difteria : penyakit yang disebabkan oleh bakteria Corynebacterium diphteriae yang tersebar

melalui cairan pernafasan. Bakteri ini menjangkiti tekak (tonsil dan faring) dan menghasilkan toksin
yang menyebabkan peradangan di sekitar tekak dan leher yang menyebabkan penyakit sukar
bernafas.
 Toksin ini juga menyerap ke dalam darah, melumpuhkan saraf dan menyebabkan peradangan
jantung (miokarditis) yang menyebabkan kematian. Penyakit difteria menyebabkan kematian yang
tinggi, Yaitu antara 25 - 50 %.
 disebarkan melalui kulit, saluran pernafasan dan sentuhan dengan penderita difteria.
 Difteria sangat sensitif terhadap faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan
sinar matahari.
 kematian akibat difteria paling tinggi di kalangan bayi serta orang tua dan kematian biasanya
terjadi dalam waktu 3-4 hari. Anak-anak berusia kurang dari 5 tahun dan orang tua usia diatas 60
tahun sangat berisiko mendapat penyakit difteria.
 Begitu juga yang tinggal di lingkungan padat penduduk atau kawasan yang kurang bersih dan
kekurangan gizi dan tidak diimunisasi vaksin DTaP-IPV//Hib bagi menghindari Difteria, Pertusis,
Tetanus, Polio dan Haemophilus Influenzae Type B. Rawatan bagi penyakit ini termasuk anti-toksin
difteria yang melemahkan toksik dan antibiotik Erythromycin dan penisilin membantu
menghilangkan bakteria dan menghentikan pengeluaran toksin.
 Umumnya Difteria dapat dicegah melalui vaksinasi.
 Bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup kekebalan memerlukan
suntikan booster setiap 10 tahun.
 Radang tekak atau pharyngitis, adalah suatu penyakit radang yang menyerang batang tekak.
 Penyakit yang kerap disebut radang tenggorok itu ditandai dengan adanya
penebalan/pembengkakan dinding tekak, berwarna kemerahan, ada bintik-bintik putih, disertai
rasa sakit menelan.
 Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Difteri :
Ada membran tebal warna abu yang melapisi tekak dan tonsil (ciri khas).
Sakit tekak dan suara serak.
Sakit ketika menelan.
Kelenjar di leher membengkak.
Kesukaran bernafas dan nafas cepat.
Keluar cairan dari hidung.
Demam dan menggigil.
Malaise.
anak-kanak tidak mau berbicara.
Batuk-batuk.
Sakit kepala serta keluar air mata.
 Jika Lambat Bertindak :
 Pernafasan terhenti.
 Radang pada otot jantung.
 Kegagalan jantung .
 Lumpuh saraf.

 Komplikasi Difteri :
Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus
komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan 1 dari 5
penderita balita dan lansia di atas 40 tahun meninggal dunia akibat komplikasi difteri.
Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu
beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Masalah pernapasan. Sel-sel yang mati akibat toksin yang diproduksi bakteri
difteri akan membentuk membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan.
Partikel-partikel membran juga dapat luruh dan masuk ke paru-paru. Hal ini
berpotensi memicu reaksi peradangan pada paru-paru sehingga fungsinya akan
menurun secara drastis dan menyebabkan gagal napas.
2. Kerusakan jantung. Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung
dan menyebabkan peradangan otot jantung atau miokarditis. Komplikasi ini
dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal
jantung, dan kematian mendadak.
3. Kerusakan saraf. Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit
menelan, masalah saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma,
serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Paralisis ini akan membuat pasien
tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau
respirator. Paralisis diagfragma dapat terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul
gejala atau berminggu-minggu setelah infeksi sembuh. Karena itu, penderita
difteri anak-anak yang mengalami komplikasi umumnya dianjurkan untuk tetap di
rumah sakit hingga 1,5 bulan.
4. Difteri hipertoksik. Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain
gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu
pendarahan yang parah dan gagal ginjal.
 Langkah-langkah Pencegahan Difteria
 Ambil segera antibiotik/paracetamol untuk mengurangkan demam dan sakit.
 Makan makanan yang sejuk, lembut dan minuman sejuk.
 Banyakkan minum air.
 hindari makanan yang masam, keras, ber.empah, pedas dan panas.
 istirahat secukupnya.
 hindari dari menghirup udara yang kotor.
 hindari dari bakteria.
 Jangan minum minuman berkafien.
 Jauhi minuman yang beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai