ABSTRAK
One of the complication of diabetes mellitus is nephropathy diabetic, if this situation is not cured
properly it tends to develop the end stage of renal failure. The objectives of this diet management
in patients with nephropathy diabetic are to reduce progression of renal damage, maintain the
nutritional status of the patient, control blood glucose, lipid serum and maintain electrolyte and
fluid balance. Nutrient requirement of nephropathy diabetic patients should contain: protein 0.8 g/
kg/body weigh/day. But if patients suffered of end stage of renal failure 0.8 g/kg body weigh/day, in
the case of dialysis the protein need is 1-1.2g/kg body weigh/day. For energy requirement they
need 35 kcal/kg body weigh/day, with the carbohydrate 60% from total energy need, fat should be
30% total energy need contain poly unsaturated fatty acid and mono unsaturated fatty acid. For
mineral, natrium (Na) is needed 1000-3000 mg/day, whereas kalium (K) is 40-70 mEq/day (1600-
2800mg/day). In conclusion, diet management is taking an important role to delay the progression
of being end stage renal failure.
P enyakit diibetes melitus yang tidak untuk mencegah terjadinya nefropati diabetik
terkendali dengan baik dapat lebih lanjut dan mencegah komplikasi
menimbulkan berbagai komplikasi/ penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapat
penyulit, salah satunya penyakit gagal ginjal perhatian adalah (2):
kronik yang dikenal dengan nefropati Protein: Pembatasan protein pada
diabetik. Diramalkan oleh WHO bahwa 20 pasien nefropati diabetik merupakan hal
tahun kedepan penyakit diabetes melitus yang penting. Asupan protein lebih rendah
akan mengalami peningkatan jumlah dari diet diabetes pada umumnya. Protein
penderita yang sangat pesat di dunia dianjurkan sesuai dengan tingkatan
termasuk di Asia Tenggara, 20-30% pasien penurunan fungsi ginjal. Pada saat ini
diabetes akan berkembang menuju nefropati. anjuran asupan protein 0.8 gr/kg BB/hari,
Nefropati diabetik, apabila tidak ditangani kurang atau sama dengan 10% dari total
dengan baik dapat berkembang bertahap energi. Apabila terjadi penurunan fungsi
mulai dari tahap awal di mana terjadi ginjal lebih lanjut dimana fungsi ginjal sudah
ekskresi albumin yang abnormal sampai sangat buruk, ditandai dengan nilai
dengan gagal ginjal terminal (GGT). glomerolus filtration rate (GFR)/creatinine
Tujuan penatalaksanaan diet pada clearance test (CCT) 10-15 ml/mt), maka
pasien nefropati diabetik adalah untuk asupan protein dianjurkan 0.6 gr/kg BB.
mencegah progresivitas kerusakan ginjal, Sekurang-kurangnya 50% berasal dari
mempertahankan status gizi optimal, protein yang bernilai bernilai biologi tinggi.
mengendalikan kadar glukosa darah, Pada berbagai penelitian, pemberian diet
mengendalikan kadar lipida darah, rendah protein bersamaan dengan
mengendalikan tekanan darah, serta pemberian asam amino esensial dan hormon
mempertahankan keseimbangan cairan dan eritropoetin pada pasien dengan nefropati
elekrtolit (1.3). diabetik, menunjukan penurunan perburukan
77
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.
fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan
diberi diet rendah protein saja. energi, karena sumber energi dari protein
Pada nefropati diabetik dimana pasien terbatas. Lemak diutamakan dari jenis tidak
sudah menjalani terapi pengganti hemo- jenuh ganda maupun tunggal yaitu minyak
dialisis protein dianjurkan 1.2 gr/kgBB/hari, jagung, minyak wijen, minyak zaitun.
sedangkan jika pasien menjalani continuous Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) 10%. Asupan kholesterol dianjurkan kurang
protein dianjurkan 1.3 - 1.5 gr/kg BB/hari dari 300 mg/hari.
atau sama dengan ± 20% dari total kalori Garam (natrium): Anjuran asupan
Energi: Kebutuhan energi untuk pasien garam natrium (Na) pasien nefropati diabetik
nefropati diabetik, yaitu 35 kcal/kgBB/hari. berkisar antara 1000 – 3000 mg Na sehari,
Asupan energi yang adekuat bertujuan agar tergantung pada tekanan darah, ada
protein tidak dipecah menjadi sumber energi. tidaknya udema atau asites, serta
Karbohidrat: Karbohidrat yang dianjur- pengeluaran urine sehari. Pada pasien
kan adalah 60% dari total kalori. nefropati diabetik yang sudah menjalani
Penggunaan karbohidrat komplek tetap terapi pengganti hemodialisis kebutuhan
diutamakan. Pada diet nefropati diabetik, natrium adalah 1000 mg + 2000 mg apabila
dengan pembatasan protein, dirasakan sulit jumlah urine sehari 1000 ml.
untuk mencapai kebutukan kalori apabila Kalium: Kadar kalium darah harus
menggunakan karbohidrat komplek saja. dipertahankan dalam batas normal. Pada
Oleh karena itu bahan makanan tinggi kalori beberapa pasien, kadar kalium darah
rendah protein dari karbohidrat sederhana meningkat disebabkan karena asupan kalium
dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan dari makanan yang berlebihan atau obat-
kalori. Pemberian karbohidrat sederhana obatan yang diberikan. Anjuran asupan
seperti gula dapat dikonsumsi bersamaan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila
dengan makanan, atau dimasukan dalam terjadi hiperkalemia yaitu kalium darah > 5.5
makanan olahan. Anjuran diet pada pasien mEq, jumlah urine sedikit atau GFR/CCT
diabetes yang terbaru mengutamakan jumlah kurang atau sama dengan 10 ml/mt. Pada
karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran kondisi ini anjuran asupan kalium berkisar
konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40
menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa mg/kgBB/hari, hindari makanan tinggi
sebagai bagian dari perencanaan makan sumber kalium. Pada nefropati diabetik
pasien diabetes tidak memperburuk kontrol dengan terapi pengganti hemodialisis
glukosa darah. kebutuhan kalium dapat dihitung
Penelitian di Pusat diabetes dan lipid berdasarkan pengeluaran urine sehari, yaitu
RSCM tahun 1998 membuktikan tidak ada kebutuhan dasar 2000 mg + jumlah urine
perbedaan yang bermakna pada glukosa sehari. Obat pengikat kalium dapat diusulkan
darah dan trigliserida darah pasien diabetes kepada dokter yang merawat.
tipe2 yang diberi 15% sukrosa dibanding Fosfor: Pada pasien nefropati diabetik,
dengan pasien yang mendapatkan diet apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar fosfat
dengan karbohidrat komplek. Anjuran darah > 6 mg/dl), asupan fosfor dari
konsumsi gula pada pasien diabetes tanpa makanan harus dibatasi. Anjuran asupan
komplikasi saat ini 5% dari total kalori. Pada pospor berkisar 8-12 mg/kg BB/hari. kadang
pasien nefropati diabetik dengan terapi untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya
pengganti CAPD, 35%-40% karbohidrat dengan diet. Obat pengikat fosfat diperlukan
berasal dari asupan makanan , sedangkan untuk mengikat fosfor dari makanan dalam
15% sisanya berasal dari cairan peritoneal saluran cerna yang bertujuan mencapai
yang digunakan yaitu dektrosa. serum fosfat darah berkisar 4-6 mg/l. Agar
Lemak: Lemak dianjurkan 30% dari obat pengikat fosfat bekerja optimal, maka
total kalori. Persentase lemak lebih tinggi harus diminum bersamaan dengan waktu
dari diet diabetes pada umumnya, hal ini makan.
78
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.
79
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.
Malam Nasi
Ayam goreng
Capcay cah
Stup nenas
80
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.
1.3 - 1.5 gr/kg BB dengan energi 35 3. Penyakit Ginjal Kronik & Glomerulopati:
kcal/kgBB. Cairan CAPD diperhitungkan Aspek klinik & Patologi Ginjal.
sebagai sumber energi, sehingga Pengelolaan hipertensi saat ini.
asupan KH dari makanan dan minuman PERNEFRI, 2003.
disesuaikan. 4. Nitya Nand, et al . Recent Advances in
4. Asupan cairan dan elektrolit the Management of Diabetic
disesuaikan dengan kondisi pasien. Nephopathy. Journal Indian Academy of
Clinical Medicine, 2001,2(1).
RUJUKAN 5. Henri Gin, et al. Which Diet For Diabetic
Patient With Chronic Renal Failure?
1. Pedoman Diet Diabetes Melitus, FKUI- 6. Department of Diabetology Nutrition
RSCM, 2002. Nephrology, Universite de Bordeaux,
2. William E.Mitch, Saulo Klahr. Handbook France. Nephrol Dial Transplan 1999.
of Nutrition and the Kidney. 3 rd edition. 7. American Diabetes Association,
Lippincott-Raven. Philadelphia. New Diabetic Nephropathy, Diabetes Care,
York 1998. 2003, 26, Suplement 1.
81