Anda di halaman 1dari 5

Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.

PENATALAKSANAAN DIET PADA NEFROPATI DIABETIK

Triyani Kresnawan1 dan Ferina Darmarini1


Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)

ABSTRAK
One of the complication of diabetes mellitus is nephropathy diabetic, if this situation is not cured
properly it tends to develop the end stage of renal failure. The objectives of this diet management
in patients with nephropathy diabetic are to reduce progression of renal damage, maintain the
nutritional status of the patient, control blood glucose, lipid serum and maintain electrolyte and
fluid balance. Nutrient requirement of nephropathy diabetic patients should contain: protein 0.8 g/
kg/body weigh/day. But if patients suffered of end stage of renal failure 0.8 g/kg body weigh/day, in
the case of dialysis the protein need is 1-1.2g/kg body weigh/day. For energy requirement they
need 35 kcal/kg body weigh/day, with the carbohydrate 60% from total energy need, fat should be
30% total energy need contain poly unsaturated fatty acid and mono unsaturated fatty acid. For
mineral, natrium (Na) is needed 1000-3000 mg/day, whereas kalium (K) is 40-70 mEq/day (1600-
2800mg/day). In conclusion, diet management is taking an important role to delay the progression
of being end stage renal failure.

Keywords: nefropati diabetik, gagal ganjal terminal

PENDAHULUAN Kebutuhan zat gizi


Penatalaksanaan diet sangatlah penting

P enyakit diibetes melitus yang tidak untuk mencegah terjadinya nefropati diabetik
terkendali dengan baik dapat lebih lanjut dan mencegah komplikasi
menimbulkan berbagai komplikasi/ penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapat
penyulit, salah satunya penyakit gagal ginjal perhatian adalah (2):
kronik yang dikenal dengan nefropati Protein: Pembatasan protein pada
diabetik. Diramalkan oleh WHO bahwa 20 pasien nefropati diabetik merupakan hal
tahun kedepan penyakit diabetes melitus yang penting. Asupan protein lebih rendah
akan mengalami peningkatan jumlah dari diet diabetes pada umumnya. Protein
penderita yang sangat pesat di dunia dianjurkan sesuai dengan tingkatan
termasuk di Asia Tenggara, 20-30% pasien penurunan fungsi ginjal. Pada saat ini
diabetes akan berkembang menuju nefropati. anjuran asupan protein 0.8 gr/kg BB/hari,
Nefropati diabetik, apabila tidak ditangani kurang atau sama dengan 10% dari total
dengan baik dapat berkembang bertahap energi. Apabila terjadi penurunan fungsi
mulai dari tahap awal di mana terjadi ginjal lebih lanjut dimana fungsi ginjal sudah
ekskresi albumin yang abnormal sampai sangat buruk, ditandai dengan nilai
dengan gagal ginjal terminal (GGT). glomerolus filtration rate (GFR)/creatinine
Tujuan penatalaksanaan diet pada clearance test (CCT) 10-15 ml/mt), maka
pasien nefropati diabetik adalah untuk asupan protein dianjurkan 0.6 gr/kg BB.
mencegah progresivitas kerusakan ginjal, Sekurang-kurangnya 50% berasal dari
mempertahankan status gizi optimal, protein yang bernilai bernilai biologi tinggi.
mengendalikan kadar glukosa darah, Pada berbagai penelitian, pemberian diet
mengendalikan kadar lipida darah, rendah protein bersamaan dengan
mengendalikan tekanan darah, serta pemberian asam amino esensial dan hormon
mempertahankan keseimbangan cairan dan eritropoetin pada pasien dengan nefropati
elekrtolit (1.3). diabetik, menunjukan penurunan perburukan

77
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.

fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan
diberi diet rendah protein saja. energi, karena sumber energi dari protein
Pada nefropati diabetik dimana pasien terbatas. Lemak diutamakan dari jenis tidak
sudah menjalani terapi pengganti hemo- jenuh ganda maupun tunggal yaitu minyak
dialisis protein dianjurkan 1.2 gr/kgBB/hari, jagung, minyak wijen, minyak zaitun.
sedangkan jika pasien menjalani continuous Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) 10%. Asupan kholesterol dianjurkan kurang
protein dianjurkan 1.3 - 1.5 gr/kg BB/hari dari 300 mg/hari.
atau sama dengan ± 20% dari total kalori Garam (natrium): Anjuran asupan
Energi: Kebutuhan energi untuk pasien garam natrium (Na) pasien nefropati diabetik
nefropati diabetik, yaitu 35 kcal/kgBB/hari. berkisar antara 1000 – 3000 mg Na sehari,
Asupan energi yang adekuat bertujuan agar tergantung pada tekanan darah, ada
protein tidak dipecah menjadi sumber energi. tidaknya udema atau asites, serta
Karbohidrat: Karbohidrat yang dianjur- pengeluaran urine sehari. Pada pasien
kan adalah 60% dari total kalori. nefropati diabetik yang sudah menjalani
Penggunaan karbohidrat komplek tetap terapi pengganti hemodialisis kebutuhan
diutamakan. Pada diet nefropati diabetik, natrium adalah 1000 mg + 2000 mg apabila
dengan pembatasan protein, dirasakan sulit jumlah urine sehari 1000 ml.
untuk mencapai kebutukan kalori apabila Kalium: Kadar kalium darah harus
menggunakan karbohidrat komplek saja. dipertahankan dalam batas normal. Pada
Oleh karena itu bahan makanan tinggi kalori beberapa pasien, kadar kalium darah
rendah protein dari karbohidrat sederhana meningkat disebabkan karena asupan kalium
dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan dari makanan yang berlebihan atau obat-
kalori. Pemberian karbohidrat sederhana obatan yang diberikan. Anjuran asupan
seperti gula dapat dikonsumsi bersamaan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila
dengan makanan, atau dimasukan dalam terjadi hiperkalemia yaitu kalium darah > 5.5
makanan olahan. Anjuran diet pada pasien mEq, jumlah urine sedikit atau GFR/CCT
diabetes yang terbaru mengutamakan jumlah kurang atau sama dengan 10 ml/mt. Pada
karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran kondisi ini anjuran asupan kalium berkisar
konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40
menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa mg/kgBB/hari, hindari makanan tinggi
sebagai bagian dari perencanaan makan sumber kalium. Pada nefropati diabetik
pasien diabetes tidak memperburuk kontrol dengan terapi pengganti hemodialisis
glukosa darah. kebutuhan kalium dapat dihitung
Penelitian di Pusat diabetes dan lipid berdasarkan pengeluaran urine sehari, yaitu
RSCM tahun 1998 membuktikan tidak ada kebutuhan dasar 2000 mg + jumlah urine
perbedaan yang bermakna pada glukosa sehari. Obat pengikat kalium dapat diusulkan
darah dan trigliserida darah pasien diabetes kepada dokter yang merawat.
tipe2 yang diberi 15% sukrosa dibanding Fosfor: Pada pasien nefropati diabetik,
dengan pasien yang mendapatkan diet apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar fosfat
dengan karbohidrat komplek. Anjuran darah > 6 mg/dl), asupan fosfor dari
konsumsi gula pada pasien diabetes tanpa makanan harus dibatasi. Anjuran asupan
komplikasi saat ini 5% dari total kalori. Pada pospor berkisar 8-12 mg/kg BB/hari. kadang
pasien nefropati diabetik dengan terapi untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya
pengganti CAPD, 35%-40% karbohidrat dengan diet. Obat pengikat fosfat diperlukan
berasal dari asupan makanan , sedangkan untuk mengikat fosfor dari makanan dalam
15% sisanya berasal dari cairan peritoneal saluran cerna yang bertujuan mencapai
yang digunakan yaitu dektrosa. serum fosfat darah berkisar 4-6 mg/l. Agar
Lemak: Lemak dianjurkan 30% dari obat pengikat fosfat bekerja optimal, maka
total kalori. Persentase lemak lebih tinggi harus diminum bersamaan dengan waktu
dari diet diabetes pada umumnya, hal ini makan.

78
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.

Kalsium: Keadaan hipokalsemia (kadar terbuat dari singkong, ubi, tepung


kalsium darah < 8.5 mg/dl) kadang terjadi maizena, tepung sagu / tapioka, sagu
pada pasien nefropati diabetik. Penyebabnya mutiara / pacar cina, agar-agar, getuk,
adalah asupan kalsium yang tidak adekuat keripik singkong, kolak biji salak,
dan penyerapan yang tidak baik, oleh karena puding maizena,
itu biasanya diberikan suplemen kalsium o semprit sagu, kue lapis sagu, ongol-
dalam bentuk tablet. Asupan kalsium yang ongol sagu ambon, kue bagea, agar-
dianjurkan adalah 1200 mg/hari. Salah satu agar
suplemen kalsium yang biasa diberikan o bening, selai, jelly, non dairy creamer,
adalah kalsium karbonat, selain sebagai formula komersial rendah protein.
suplemen naum juga berfungsi sebagai o Sumber lemak jenuh: mentega, minyak
pengikat fosfat. Kadar kalsium darah yang
kelapa sawit, minyak kelapa, lemak
diharapkan berkisar 8.5 – 11 mg/dl (4.6.5).
susu.
Cairan: Kebutuhan cairan perhari
disesuaikan dengan jumlah urine sehari o Sumber lemak tidak jenuh ganda:
ditambah dengan pengeluaran cairan melalui minyak jagung kedelai, minyak bunga
keringat dan pernapasan (± 500 ml) matahari, minyak bunga safflower,
mayonais.
Prosedur penyusunan diet. o Sumber lemak tidak jenuh tunggal:
Penyusunan diet untuk pasien dianjurkan minyak zaitun, alpukat, minyak kacang,
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: adpokat
o Tentukan kebutuhan zat gizi o Sumber kolesterol: lemak dari hewani
o Lakukan recall kebiasaan makan seperi lemak daging, kuning telur, otak,
o Hitung jumlah protein yang bernilai susu full creaml.
biologi tinggi yang dibutuhkan o Sumber fosfor: susu dan hasil olahnya,
o Penuhi kekurangan kalori dari lemak hati, ikan sarden, udang, kacang
dan karbohidrat yang mengandung kedelai, tahu, tempe, dan kacang-
rendah protein kacangan.
o Susunan diet diusahakan mendekati o Sumber natrium: garam dapur,
kebiasaan makan pasien penyedap masakan/mono sodium
o Buat contoh menu berdasarkan pilihan glutamate (MSG), soda kue, zat
makanan dan pola makan pengawet (Na. Benzoat), makanan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut
Contoh bahan makanan: dalam pengolahannya.
o Protein bernilai biologi tinggi antara lain o Sumber kalium: pisang, tomat, alpukat,
telur, susu, daging, ayam, ikan. jambu biji, jeruk, rebung, bayam, daun
o Protein bernilai biologi rendah yaitu pepaya, daun singkong, kentang,
bahan makanan selain hewani seperti, singkong, labu kuning, susu, santan
kacang- kacangan, biji-bijian, umbi, kelapa.
tempe, tahu, beras, jagung, havermout,
kentang, ubi. Contoh Kasus
o Sumber karbohidrat kompleks antara Seorang pasien wanita berumur 58 tahun
lain: kentang, ubi, singkong, beras dengan nefropati diabetIk. Tinggi badan 148
havermout, jagung, bayam, sawi, cm, berat badan 49 kg dengan edema pada
kacang panjang. kaki. Berat badan idealnya 48 kg. Hasil
o Sumber karbohidrat sederhana, seperti pemeriksaa laboratorium: Hb = 7,4 mg/dL,
gula pasir, gula jawa, madu, sirup, ureum = 186 mg/dL, kreatinin = 3,1 mg/dL,
permen, minuman ringan. kolesterol = 286 mg/dL, trigliserida = 182 mg/
o Bahan makanan tinggi kalori rendah dL, asam urat = 9,9 mg/dL, gula darah N =
286, PP = 381 mg/dL, Natrium = 137 mg/dL,
protein, seperti makanan / jajanan

79
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.

kalium = 5,9 mg/ dl. Tekanan darah 170/100


mmHg.
Kebutuhan Zat Gizi

Zat Gizi Kebutuhan Dasar Perhitungan


Kalori 1700 35 Kkal / kg BB ideal
Protein 40 g 0,8 g / kg BB ideal
Protein Hewani 20-26 g 50-65% dari total protein
Lemak 60 g 30% dari total kalori
Karbohidrat 253 g 59.9 % dari total kalori
Natrium 1000 mg Ada udema & acites
Kalium 600 mg Ada hiperkalemia
Kalsium 1200 mg sesuai anjuran
Fosfor 384-576 mg 8 – 12 mg/kg BB/hari

Contoh Menu Sehari

Waktu Menu Makanan Selingan


Pagi Nasi Bubur sagu mutiara
Telur dadar Madu
Stup buncis (Jam 10.00)

Siang Nasi Puding maizena


Ikan pepes Madu
Sayur asem (Jam 16.00)
Pepaya

Malam Nasi
Ayam goreng
Capcay cah
Stup nenas

Penilaian Status Gizi lanjut, mengendalikan glukosa darah,


Status gizi pasien dengan nefropati mengendalikan tekanan darah serta
diabetik dapat dinilai berdasarkan menjaga keseimbangan cairan dan
pemeriksaan klinis, biokimia (albumin), elektrolit.
antropometri (indeks massa tubuh), dan 2. Prisip pemberian diet adalah cukup
asupan makanan serta dengan cara energi yaitu 35 kcal/kg. Protein
subjektive global assessment (SGA), yaitu disesuaikan dengan fungsi ginjal. Pada
penilaian status gizi berdasarkan prinsipnya asupan protein moderat 0.8
pemeriksaan fisik dan riwayat medis. gr/kg BB. Apabila fungsi ginjal menurun
lebih lanjut, dapat diberikan diet rendah
KESIMPULAN protein 0.6 gr/kg BB.
3. Pada nefropati diabetik dengan terapi
1. Penatalaksanaan diet nefropati diabetik pengganti hemodialisis asupan protein
bertujuan mempertahankan status gizi dianjurkan 1.2 gr/kg BB dengan energi
seoptimal mungkin, menjaga agar tidak 35 kcal/kg BB, sedangkan pada CAPD
terjadi penurunan fungsi ginjal lebih kebutuhan protein lebih tinggi lagi yaitu

80
Gizi Indon 2004,27(2):77-81 Penatalaksanaan diet Triyani Kresnawan dan Ferina D.

1.3 - 1.5 gr/kg BB dengan energi 35 3. Penyakit Ginjal Kronik & Glomerulopati:
kcal/kgBB. Cairan CAPD diperhitungkan Aspek klinik & Patologi Ginjal.
sebagai sumber energi, sehingga Pengelolaan hipertensi saat ini.
asupan KH dari makanan dan minuman PERNEFRI, 2003.
disesuaikan. 4. Nitya Nand, et al . Recent Advances in
4. Asupan cairan dan elektrolit the Management of Diabetic
disesuaikan dengan kondisi pasien. Nephopathy. Journal Indian Academy of
Clinical Medicine, 2001,2(1).
RUJUKAN 5. Henri Gin, et al. Which Diet For Diabetic
Patient With Chronic Renal Failure?
1. Pedoman Diet Diabetes Melitus, FKUI- 6. Department of Diabetology Nutrition
RSCM, 2002. Nephrology, Universite de Bordeaux,
2. William E.Mitch, Saulo Klahr. Handbook France. Nephrol Dial Transplan 1999.
of Nutrition and the Kidney. 3 rd edition. 7. American Diabetes Association,
Lippincott-Raven. Philadelphia. New Diabetic Nephropathy, Diabetes Care,
York 1998. 2003, 26, Suplement 1.

Pada pasien dengan GGK dengan terapi pengganti CAPD

Energi dari cairan CAPD harus dihitung


Energi yang diserap:
510 Kcal (dekstrosa 1.5%,1.5%, 1.5%, 4.25%)
570 Kcal (dekstrosa 1.5%, 2.5%, 1.5%, 4.25%)
660 Kcal (dekstrosa 1.5%, 4.25%, 1.5%, 4.25%)
680 Kcal (dekstrosa 2.5%, 2.5%, 2.5%, 4.25%)
770 Kcal (dekstrosa 2.5%, 4.25%, 2.5%, 4.25%)

Cara menghitung TKK (CCT)


o Dengan rumus:
o TKK = (140 – umur ) x Berat badan
Kreatinin plasma x 72
o Bila pasien wanita dikoreksi dengan 0.85
o Dengan normogram
o Dengan urine tampung 24 jam

81

Anda mungkin juga menyukai