Bab Ii
Bab Ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karies
Karies adalah kerusakan setempat yang progresif dari struktur jaringan
kerasgigi dan merupakan penyebab paling umum dari penyakit pulpa. Karies hanya
akan terjadi jika ada bakteri tertentu di permukaan gigi. Produk metabolisme bakteri
ini,yakni asam organik dan enzim proteolitik, menyebabkan rusaknya email dan
dentin.Metabolisme bakteri yang berdifusi dari lesi ke pulpa mampu menimbulkan
respon imun dan reaksi inflamasi. Dentin yang terpapar lesi karies akan
mengakibatkan infeksi bakteri pada pulpa, terutama setelah karies tersebut
memajankan pulpa (Walton dan Torabinejad, 2008).
3
4
jaringan lunak. Plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi dan tambalan.
Bakteri yang kariogenik tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat
yang sangat kuat sehingga mampu menyebabkan demineralisasi.
3. Environment (substrat)
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-
hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari jus, susu
formula, larutan, dan makanan manis lainnya.
4. Time/waktu
Bakteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan
progesi karies. Waktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan
frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan saliva untuk
meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas
periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila saliva berada
dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan
hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
Faktor risiko karies gigi adalah faktor - faktor yang memiliki hubungan sebab
akibat terjadinya karies gigi atau faktor yang mempermudah terjadinya karies gigi.
Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman karies gigi,
kurangnya penggunaan fluor, oral higiene yang buruk, jumlah bakteri, saliva serta
pola makan dan jenis makanan (Sondang, 2008)
Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak dipermukaan gigi. Plak
terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-sisa sel
jaringan mulut, leukosit, limposit dan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula
terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya bakteri
(Suryawati, 2010).
Selain karena adanya plak, karies gigi juga disebabkan oleh sukrosa (gula)
dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada waktu tertentu yang berubah
menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan
5
yang mengandung karbohidrat dan Rider cit. Suwelo1 mengatakan bahwa pH saliva
sudah menjadi normal (6–7) 25 menit setelah makan atau minum. Menyikat gigi
dapat mempercepat proses kenaikan pH 5 menjadi normal (6–7) sehingga dapat
mencegah proses pembentukan karies. Pemakaian benang gigi dianjurkan pada anak
yang berumur 12 tahun ke atas di mana selain penyakit periodontal meningkat pada
umur ini, flossing juga sulit dilakukan dan memerlukan latihan yang lama sebelum
benar-benar menguasainya. Profesional profilaksis (skeling, aplikasi flour) dilakukan
oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan anak. Pada anak cacat dan keterbelakangan
mental, hal ini harus lebih ditekankan (Ami, 2005).
d. Diet dan konsumsi gula
Tindakan pencegahan pada karies tinggi lebih menekankan pada pengurangan
konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat diet yang
dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang
dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-
buahan yang berserat dan berair yang akan bersifat membersihkan dan merangsang
sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket serta membatasi jumlah
makan menjadi tiga kali sehari serta menekan keinginan untuk makan di antara jam
makan (Ami, 2005).
1. Teknik Vertikal
Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudianpermukaan
bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan lingual
dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut yang terbuka.
2. Teknik Horizontal
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke
belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut “scrub
brush technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan
bentu anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum diberi pendidikan
khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical dan horizontal dengan tekanan
yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi
gigi.
3. Teknik Roll atau Modifikasi Stillman
Teknik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan cara yang paling sering
di anjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian
mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan
oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat
digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari
kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui
mahkota klinis, kedudukannya hamper tegak lurus permukaan email. Gerakan ini
diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat.
10
Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga di harapkan
membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.