Puskesmas Kosong
Puskesmas Kosong
MULYANI RAHMAH
160600154
LATAR BELAKANG
Puskesmas Plus Kluet Utara adalah salah satu unit pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat daerah di Tapaktuan, Nanggroe Aceh Darussalam yang
didapati oleh Panitia Khusus (Pansus) III DPRK Aceh Selatan dalam keadaan
kosong pada saat jam kerja, dilansir dalam koran harian Waspada yang diterbitkan
pada bulan Oktober silam (14/10/2016). Hal ini membuktikan tingkat kedisiplinan
yang rendah. Kondisi ini bisa berdampak pada menurunnya kinerja dan
produktifitas puskesmas yang berdampak pada penurunan keberhasilan program
kesehatan pada masyarakat. Di samping itu, disampaikan pula terdapat fasilitas
yang baru dibangun namun telah rusak sebelum berfungsi. Untuk itu, perlunya
meningkatkan kedisiplinan para pegawai puskesmas sehingga memberikan
dampak pada peningkatan kinerja dan produktifitas Puskesmas Kluet Utara.
PERMASALAHAN
Beranjak dari hal-hal yang telah disebutkan pada latar belakang terlihat
bahwa Puskesmas Plus Kluet Utara belum ada monitoring dan evaluasi
kedisiplinan pegawai Puskesmas Plus Kluet Utara, hal ini ditandai kurangnya
pengawasan staf pada jam kerja oleh pimpinan, hal ini mengakibatkan rendahnya
kinerja staf di Puskesmas Plus Kluet Utara. Untuk itu, penulis merasa penting
untuk membahas kasus ini.
3
PEMBAHASAN
1. Disiplin Kerja
Disiplin dalam situasi institusi atau perusahaan mengandung arti luas dan
berkaitan dengan kepatuhan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sesuai
dengan beban tugas yang diberikan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam
tugas pokok atau rincian pembagian tugasnya. Nitisemito (1993: 199) meyatakan
bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis3.
Menurut Veithzal Rivai (2004: 444) disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Mangkunegara (2000: 130) menyebutkan pendekatan disiplin bertujuan,
yaitu disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami, merupakan pembentukan
perilaku, perubahan yang lebih baik dan agar pegawai bertanggungjawab terhadap
perbuatannya3.
Menurut Guntur (2007: 34) ada beberapa sikap disiplin yang perlu dalam
pekerjaan, yaitu:
a. Disiplin terhadap waktu
b. Disiplin terhadap kualitas
c. Disiplin terhadap peraturan3
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah
demi kelangsungan organisasi sesuai dengan motif organisasinya yang
bersangkutan. Selain itu juga untuk mengarahkan perilaku karyawan demi
kepentingan organisasi dan terciptanya sasaran. Pelaksanaan disiplin ini diatur
dalam kebijakan dan peraturan-peraturan organisasi. Peraturan-peraturan itu
meliputi prosedur yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi, tugas, dan pekerjaan
seberti absensi, penyalahgunaan wewenang dan keselamatan kerja3.
Moekijat (2001: 146) mengatakan pendapatnya tentang tujuan berdisiplin
baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya adalah untuk menuruskan atau
mengarahkan tingkah laku pada realisasi yang harmonis dari tujuan yang
diinginkan3.
Menurut Soejono (2000), disiplin kerja dipengaruhi oleh faktor yang
sekaligus sebagai indikator dari disiplin kerja, yaitu:
a. Ketepatan waktu. Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib,
dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik.
b. Tanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang senatiasa menyelesaikan
tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan
bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki
disiplin kerja yang baik.
c. Ketaatan terhadap aturan. Pegawai memakai seragam kantor,
menggunakan kartu tanda pengenal/identitas. Membuat izin bila tidak
masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi3.
5
harus diemban oleh pegawai, karena ketepatan waktu merupakan penilaian kinerja
pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Apabila setiap
pegawai tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka pekerjaan
yang lainnya atau yang menunggu akan menumpuk dan akan tidak terlaksana
dengan maksimal. Dengan kata lain tanggung jawab adalah siap menerima dan
melaksanakan tugas atau kewajibannya sesuai dengan waktu yang diberikan3.
Disiplin kerja pegawai merupakan salah satu syarat penting yang harus
diperhatikan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Dengan disiplin
kerja yang baik, berarti para pegawai dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai
dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Sebab pegawai yang disiplin tidak
akan melalaikan tugas dan kewajiban atau menyalahgunakan kewenangan jabatan
yang dimiliki. Disiplin kerja yang diharapkan tersebut adalah disiplin yang
didasari atas kesadaran dan tangggung jawab dari pegawai, dan bukan disebabkan
oleh keterpaksaan atau merasa takut3. Oleh sebab itu disiplin kerja perlu
ditegaskan terutama pada instansi-instansi pemerintahan sebagai pelayan publik,
yang mana salah satunya yaitu Puskesmas Plus Kleut Utara yaitu sebuah instansi
yang bergerak di bidang pelayanan.
Ditinjau dari segi keilmuan, disiplin pada hakekatnya adalah latihan batin
dan watak dengan maksud agar segala perbuatan selalu menataati tata tertib yang
ditetapkan pada suatu organisasi kemasyarakatan maupun negara, dan ukuran
disiplin yang baik yaitu bagaimana kita dapat mengukur disiplin secara umum 3,
yaitu apabila para pegawai datang ke tempat kerja dengan teratur dan tepat waktu,
kualitas pekerjaan, dan peraturan yang diberikan oleh Puskesmas Plus Kleut
Utara.
7
terhadap pekerjaannya dan mentaati serta mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang
diberikan, maka pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai akan dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya rasa keterpaksaan dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut, dalam mematuhi dan melaksanakan peraturan-peraturan kerja merupakan
kunci dari keberhasilan. Dengan adanya disiplin pegawai yang tinggi, maka setiap
pekerja dapat melihat manfaat dari disiplin tersebut. Oleh karena itu disiplin harus
ditanamkan pada diri pribadi masing-masing.
2. Kinerja
9
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya”4.
KESIMPULAN
SARAN
11
dan mengupayakan perbaikan terus-menerus untuk menjadi lebih baik
lagi.
3. Kinerja pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap kepuasan pasien, oleh
karena itu organisasi harus menambah fasilitas serta tenaga kerja untuk
kinerja pelayanan kesehatan akan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. ----
2. Rahmawati P. Analisis Kinerja Pegawai Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012. Tesis: Depok:
Universitas Indonesia, 2012: 1-14.
3. Normah. Studi tentang Disiplin Kerja Pegawai Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Teluk Dalam Kecamatan Tenggorong Seberang. J Ilmu
Pemerintah 2016; 4 (1): 595-606.
Dokumen-dokumen: