BIOKIMIA
Disusun oleh :
NIM : 1610211013
Shift/Kelompok :2/7
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat
2. Mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya
3. Mampu elakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi khas
4. Untuk menentuka jumlah gula reduksi dari suatu bahan
Uji Kuantitatif bertujuan untuk menentukan gula pereduksi pada suatu bahan
yang mengandung karbohidrat .Untuk menentukan gula pereduksi pada karbohidrat
dapat dilakukan dengan berbagai pereaksi . Gula pereduksi yaitu monosakarida dan
disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict
menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain pereaksi Benedict dan Fehling,
gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto 1989).
Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran
konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun
berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode
Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain).
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi oksidasi-oksidasi dipergunakan
secara luas dalam analisa titrimetrik.Ion-ion dari berbagai unsure dapat hadir dalam
kondisi yang berbeda,menghasilkan kemunkinan terjadi banyak reaksi
redoks.Dalam banyak prosedur analisis analitnya memiliki lebih dari satu kondisi
oksidasi sehingga harus di konversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum
titrasi (Day&Underwood,2004)
Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri)mengacu kepada titrasi dengan
suatu larutan iod standar.Metode titrasi iodometri tidak langsung (iodometri)adalah
berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia(Basset,1994)
Titrasi iodometri yaitu titrasi yang tidak langsung dimana oksidator yang
dianalisa kemudian direaksikan dengan ion iodide berlebih dalam keadaan yang
sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan titrasi dengan
larutan standar.Titrasi iodometri ini termasuk golongan titrasi redoks dimana
mengacu pada transfer electron.(Day&Undewood,2004)
Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah natrium
tiosulfat.Garamini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan
tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung,tetapi harus
distandarisasi dengan larutan baku primer.Larutan natrium tiosulfat tidak stabil
dalam waktu yang lam (Day&Underwood,2004)
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan
bilangan oksidasi,sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan
oksidasi.Berati proses oksidasi disertai hilangnya electron sedangkan reduksi
memperoleh electron.Oksidator adalah senyawa dimana atom yang terkandung
mengalami penurunan oksidasi.Sebaliknya pada reduktor ,atom yang berlangsung
bersama dan saling menkompensasi satu sama lain.Istilah oksidator reduktor
mengacu pada suatu senyawa,tidak kepada atomnya saja.(Khopkar,2003)
Warna larutan iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai
indikatornya sendiri.Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji,karena
warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji peka terhada
iodium.(Day&Underwood,1986)
Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium tiosulfat
dan dianjurkan apabila natrium tiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga.
(Day&Underwood,2004)
Metode Luff school digunakan untuk menetapkan kadar pati karena metode Luff
Schoorl baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran
sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode terbaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat
kesalahan sebesar 10% (TBKKP 2008).
Metode Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO). Komponen utama reagent Luff adalah CuO. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan reagen luff pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi
positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan merah. Reaksi yang terjadi
adalah :
Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi Cu2O. Cu2O ini
kemudian membentuk endapan merah bata. Salah satu manfaat praktis uji luff
adalah mengetahui adanya gula pereduksi atau aldosa (contohnya sukrosa), yang
memiliki gugus aldehid (Anonim 2009).
Dalam metode Luff Schoorl, monosakarida akan mereduksikan CuO
dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk
dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi
terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat
(misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam
penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi
dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator
(Hartati dan Titik 2003).
BAB II
METODOLOGI
- Alat
1. Gelas ukur
2. Erlenmeyer
3. Pipet volume
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Beakerglass
- Bahan
1. Gula tebu
2. Susu
3. Kentang rebus
4. Pisang
5. HCl 5%
6. Aquades
7. Na2SO4 5%
8. Iodium
9. H2SO4 5%
10. Na2CO3 5%
11. Natrium Thiosulfat 0,1 N
12. Indikator Amilum
- Sebelum Titrasi
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi kemudian memasukkan 10 mL bahan kedalam
masing-masing tabung reaksi diberi sampel huruf A,B,C dan D .
2. Menambahkan HCl 5% sebanyak 6 mL pada masing-masing tabung reaksi
kemudian dipanaskan selama 2 menit .
3. Menambahkan 100 mL aquades kedalam masing-masing tabung reaksi yang
sudah dipanaskan , kemudian diamkan selama 3 menit.
4. Mengambil larutan yang telah di campurkan tersebut sebanyak 10 mL
diletakkan pada Erlenmeyer yang telah disediakan lalu menambahkan 10 mL
larutan Na2SO4 5%.
5. Dinginkan , lalu menambahkan 5 mL Iodium dan 10 mL H2SO4 5%.
- Proses Titrasi
1. Larutan yang telah di tambahkan dengan 5 mL Iodium dan 10 mL H2SO4
5%di tambah dengan 1mL Amilum
2. Kemudian ditambah dengan beberapa tetes larutan Natrium Thiosulfat 0,1 N
3. Mengamati peberubahan warnanya dan kemudian mengukur volume
masing-masing sampel .
BAB III
HASIL PENGAMATAN
- Perhitungan
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rumus =
(𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕
Diketahui Blanko : 60 mL
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟕,𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍
= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
2. Susu bubuk = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟓 𝒎𝒍
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟓 𝒎𝒍
= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
3. Pisang = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟖 𝒎𝒍 𝟐𝟐 𝒎𝒍
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟐 𝒎𝒍 𝟐𝟐 𝒎𝒍
= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
4. Kentang =
(𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟕 𝒎𝒍 𝟐𝟑 𝒎𝒍
𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟑 𝒎𝒍 𝟐𝟑 𝒎𝒍
= 44,2 mg
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gula reduksi dari setiap
bahan . untuk mengetahui adanya kandungan jumlah gula reduksi pada karbohidrat
dapat dilakukan dengan uji kuantitatif karbohidrat . bahan yang digunakan yaitu
gula tebu , susu bubuk , pisang dan kentang .
- Sampel B ( Kentang )
Pada sampel C dengan menggunakan gula tebu hasil yang didapatkan saat
sebelum di titrasi yaitu warna tetap bening . setelah dititrasikan dengan
menambahkan 1 mL amilum ditambah dengan 30 tetes Natrium Thiosulfat
perubahan yang terjadi warna menjadi 3 lapisan , lapisan bagian atas berwarna
cokelat , bagian tengah berwarna putih kekuningan dan bagian bawah berwarna
cokelat kehitaman . berdasarkan percobaan diatas warna kuning di hasilkan oleh
adanya penambahan amilum pada sampel .
Volume yang diporelah dari sampel gula tebu sebanyak 37,5 mL dan jumlah
gula reduksi sebanyak 44,2 mg . berdasarkan dasar teori bahwa semakin besar
kandungan karbohidrat pada suatu sampel maka volume semakin kecil. Hal tersebut
dapat diketahui berdasarkan percobaan diatas yaitu volume lebih kecil daripada
jumlah gule reduksi pada gula tebu .
- Sampel D ( Pisang )
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk menentukan jumlah gula reduksi pada bahan yang mengandung
karbohidrat dapat menggunakan uji kuantitatif karbohidrat .
Uji kuantitatif karbohidrat dapat dilakukan dengan proses titrasi dengan
menggunakan amilum dan larutan Natrium Thiosulfat . dari percobaan diatas
untuk menentukan jumlah gula reduksi tiap sampel dengan menggnakan
rumus sebagai berikut :
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rumus = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 = (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕