Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

“Uji Kuantitatif Karbohidrat”

Disusun oleh :

Nama : Suci Wulandari

NIM : 1610211013

Shift/Kelompok :2/7

Tanggal Praktikum : 11 April 2017

Tanggal Pengumpulan : 18 April 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat
2. Mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya
3. Mampu elakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi khas
4. Untuk menentuka jumlah gula reduksi dari suatu bahan

1.2 Dasar Teori


Karbohidrat merupakan senyawa organik terbanyak di alam dan lebih setengah
dari semua karbon organik terdapat dalam karbohidrat. Kebanyakan dari senyawa-
senyawa ini mengandung karbon , hidrogen , dan oksigen. Struktur umumnya adalah
(HCOH)n, yang juga dapat ditulis (CH2O)n atau Cn(H2O)n , oleh karena itu
dinamakan karbo (C) - hidrat/air (H2O). Karbohidrat adalah aldehida atau keton
dari alcohol polihidrat atau komponen yang mengahsilkan derivat/turunan setelah
hidrolisis , dengan kata lain polisakarida merupakan polihidroksi aldehida (aldosa)
atau polihidroksi keton (ketosa).
Karbohidrat di klasifikasikan sebagai monosakarida ,disakarida , oligosakarida ,
dan polisakarida (menurut jumlah unit gula sederhana yang dikandung).
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan komponen
dari disakarida , oligosakarida , dan polisakarida. Karbohidrat (monosakarida)
memiliki gugus karbonil pada ujung dari struktur molekulnya , sehingga senyawa
ini memiliki sifat sebagai senyawa pereduksi . oleh karena itu monokarida atau gula
sederhana disebut juga gula pereduksi (reducing sugar) , yaitu mampu mereduksi
ion tembaga Cu2+ Menjadi Cu+ (Cu2O) . Disakarida yang memiliki ujung pereduksi
juga merupakan gula pereduksi .
Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup karena merupakan sumber
energy dan unsur penyusun struktur .berdasarkan kebiasaan konsumsi , 50% - 90%
karbohidrat yang dikonsumsi berasal dari biji-bijian , umbi-umbian ,sayuran , dan
kacang – kacangan. walaupun kegunaan utama karbohidrat adalah sebagai sumber
energi , hanya sebagian kecil yang dapat disimpan didalam tubuh . Rata-rata orang
dewasa mampu menyimpan sekitar 370 gram karbohidrat dalam bentuk Glikogen di
hati dan otot . oleh karena 1 gram karbohidrat hanya menyediakan 4 kalori ,
cadangan karbohidrat dalam tubuh secara total hanya dapat memberikan 1480 kalori
atau setara dengan setengah dari kebutuhan kalori harian . jika jumlah kalori yang di
konsumsi melebihi kebutuhan harian maka kelebihannya akan dikonversi menjadi
lemak dan disimpan di jaringan adiposa.

Uji Kuantitatif bertujuan untuk menentukan gula pereduksi pada suatu bahan
yang mengandung karbohidrat .Untuk menentukan gula pereduksi pada karbohidrat
dapat dilakukan dengan berbagai pereaksi . Gula pereduksi yaitu monosakarida dan
disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict
menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain pereaksi Benedict dan Fehling,
gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto 1989).
Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran
konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun
berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode
Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain).
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi oksidasi-oksidasi dipergunakan
secara luas dalam analisa titrimetrik.Ion-ion dari berbagai unsure dapat hadir dalam
kondisi yang berbeda,menghasilkan kemunkinan terjadi banyak reaksi
redoks.Dalam banyak prosedur analisis analitnya memiliki lebih dari satu kondisi
oksidasi sehingga harus di konversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum
titrasi (Day&Underwood,2004)
Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri)mengacu kepada titrasi dengan
suatu larutan iod standar.Metode titrasi iodometri tidak langsung (iodometri)adalah
berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia(Basset,1994)
Titrasi iodometri yaitu titrasi yang tidak langsung dimana oksidator yang
dianalisa kemudian direaksikan dengan ion iodide berlebih dalam keadaan yang
sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan titrasi dengan
larutan standar.Titrasi iodometri ini termasuk golongan titrasi redoks dimana
mengacu pada transfer electron.(Day&Undewood,2004)
Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah natrium
tiosulfat.Garamini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan
tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung,tetapi harus
distandarisasi dengan larutan baku primer.Larutan natrium tiosulfat tidak stabil
dalam waktu yang lam (Day&Underwood,2004)
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan
bilangan oksidasi,sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan
oksidasi.Berati proses oksidasi disertai hilangnya electron sedangkan reduksi
memperoleh electron.Oksidator adalah senyawa dimana atom yang terkandung
mengalami penurunan oksidasi.Sebaliknya pada reduktor ,atom yang berlangsung
bersama dan saling menkompensasi satu sama lain.Istilah oksidator reduktor
mengacu pada suatu senyawa,tidak kepada atomnya saja.(Khopkar,2003)
Warna larutan iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai
indikatornya sendiri.Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji,karena
warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji peka terhada
iodium.(Day&Underwood,1986)
Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium tiosulfat
dan dianjurkan apabila natrium tiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga.
(Day&Underwood,2004)
Metode Luff school digunakan untuk menetapkan kadar pati karena metode Luff
Schoorl baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran
sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode terbaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat
kesalahan sebesar 10% (TBKKP 2008).
Metode Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO). Komponen utama reagent Luff adalah CuO. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan reagen luff pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi
positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan merah. Reaksi yang terjadi
adalah :

Reaksi antara aldehida dengan reagen Luff

Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi Cu2O. Cu2O ini
kemudian membentuk endapan merah bata. Salah satu manfaat praktis uji luff
adalah mengetahui adanya gula pereduksi atau aldosa (contohnya sukrosa), yang
memiliki gugus aldehid (Anonim 2009).
Dalam metode Luff Schoorl, monosakarida akan mereduksikan CuO
dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk
dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi
terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat
(misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam
penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi
dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator
(Hartati dan Titik 2003).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

- Alat
1. Gelas ukur
2. Erlenmeyer
3. Pipet volume
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Beakerglass

- Bahan
1. Gula tebu
2. Susu
3. Kentang rebus
4. Pisang
5. HCl 5%
6. Aquades
7. Na2SO4 5%
8. Iodium
9. H2SO4 5%
10. Na2CO3 5%
11. Natrium Thiosulfat 0,1 N
12. Indikator Amilum

2.2 Cara Kerja

- Sebelum Titrasi
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi kemudian memasukkan 10 mL bahan kedalam
masing-masing tabung reaksi diberi sampel huruf A,B,C dan D .
2. Menambahkan HCl 5% sebanyak 6 mL pada masing-masing tabung reaksi
kemudian dipanaskan selama 2 menit .
3. Menambahkan 100 mL aquades kedalam masing-masing tabung reaksi yang
sudah dipanaskan , kemudian diamkan selama 3 menit.
4. Mengambil larutan yang telah di campurkan tersebut sebanyak 10 mL
diletakkan pada Erlenmeyer yang telah disediakan lalu menambahkan 10 mL
larutan Na2SO4 5%.
5. Dinginkan , lalu menambahkan 5 mL Iodium dan 10 mL H2SO4 5%.

- Proses Titrasi
1. Larutan yang telah di tambahkan dengan 5 mL Iodium dan 10 mL H2SO4
5%di tambah dengan 1mL Amilum
2. Kemudian ditambah dengan beberapa tetes larutan Natrium Thiosulfat 0,1 N
3. Mengamati peberubahan warnanya dan kemudian mengukur volume
masing-masing sampel .
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan

Titrasi Natrium Gula Reduksi


Bahan Blanko-Sampel
Thiosulfat (mg)
1. Gula Tebu Volume : 37,5 mL 60 mL – 37,5 mL 44,2 mg
(C) =22,5 mL
2. Susu bubuk Volume : 35 mL 60 mL – 35 mL 44,2 mg
(A) =25 mL
3. Pisang (D) Volume : 38 mL 60 mL – 38 mL 44,2 mg
=22 mL
4. Kentang Volume : 37 mL 60 mL – 37 mL 44,2 mg
(B) =23 mL

- Perhitungan
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rumus =
(𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

Diketahui Blanko : 60 mL

𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊


1. Gula tebu =
(𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟕,𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟐,𝟓 𝒎𝒍

= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
2. Susu bubuk = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟓 𝒎𝒍

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟓 𝒎𝒍 𝟐𝟓 𝒎𝒍
= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
3. Pisang = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟖 𝒎𝒍 𝟐𝟐 𝒎𝒍

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟐 𝒎𝒍 𝟐𝟐 𝒎𝒍
= 44,2 mg
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
4. Kentang =
(𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
= (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟔𝟎𝒎𝒍−𝟑𝟕 𝒎𝒍 𝟐𝟑 𝒎𝒍

𝒙 𝟒𝟒,𝟐 𝒎𝒈
= =
𝟐𝟑 𝒎𝒍 𝟐𝟑 𝒎𝒍
= 44,2 mg
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gula reduksi dari setiap
bahan . untuk mengetahui adanya kandungan jumlah gula reduksi pada karbohidrat
dapat dilakukan dengan uji kuantitatif karbohidrat . bahan yang digunakan yaitu
gula tebu , susu bubuk , pisang dan kentang .

- Sampel A ( Susu bubuk )

Pada susu dengan menambahkan HCl sebanyak 6 mL dan dipanaskan selama 2


menit , kemudian dihomogenkan menggunakan 100 mL aquades di diamkan selama
3 menit, lalu ditambahkan 10 mL larutan Na2SO4 . larutan di dinginkan dan
menambahkan 5 mL iodium dan 10 mL H2SO4. Hasil yang didapat sebelum di
titrasikan yaitu berwarna tetap bening tetapi terdapat gumpalan dari susu setelah
dipanaskan .

Saat titrasi dengan menambahkan 1 mL indicator amilum ke dalam campuran


dan dengan ditambahkan Natrium Thiosulfate sebanyak 25 tetes perubahan yang
terjadi yaitu warna menjadi warna merah kecokelatan dan terdapat sari-sari bubuk
susu di bagian atas . volume yang diperoleh yaitu sebanyak 35 mL dan jumlah gula
perdeuksi pada susu sebanyak 44,2 mg . hal ini berdasarkan dasar teori dijelaskan
bahwa banyaknya kadar glukosa pada sampel berbanding terbalik dengan volume ,
semakin besar kandungan karbohidrat pada sampel maka volume semakin kecil .

- Sampel B ( Kentang )

Pada sampel B dengan menggunakan bahan kentang . larutan kentang sebelum


di titrasi menghasilkan warna bening . kemudian setelah sampel kentang di
titrasikan dengan menambahkan 1 mL amilum dan 35 tetes Natrium Thiosulfat
didapatkan hasil pada kentang warna menjadi kuning kehijauan dan dibagian bawah
terdapat endapan berwarna merah bata . hal tersebut berdasarkan dasar teori bahwa
warna kuning disebabkan oleh penambahan amilum pada sampel dan endapan
berwarna merah tersebut menunjukkan bahwa kentang merupakan golongan
karbohidrat polisakarida yang terdapat gula pereduksi didalamnya.
Volume yang didapatkan pada sampel kentang setelah dititrasikan sebanyak 37
mL dan diketahui pula jumlah gula reduksi pada kentang sebanyak 44,2 mg .
berdasarkan dasar teori bahwa semakin besar kandungan karbohidrat pada suatu
sampel maka volume semakin kecil . dapat diketahui dari hasil percobaan bahwa
volumepada sampl lebih kecil daripada kandungan glukosa pada sampel .

- Sampel C ( Gula tebu )

Pada sampel C dengan menggunakan gula tebu hasil yang didapatkan saat
sebelum di titrasi yaitu warna tetap bening . setelah dititrasikan dengan
menambahkan 1 mL amilum ditambah dengan 30 tetes Natrium Thiosulfat
perubahan yang terjadi warna menjadi 3 lapisan , lapisan bagian atas berwarna
cokelat , bagian tengah berwarna putih kekuningan dan bagian bawah berwarna
cokelat kehitaman . berdasarkan percobaan diatas warna kuning di hasilkan oleh
adanya penambahan amilum pada sampel .

Volume yang diporelah dari sampel gula tebu sebanyak 37,5 mL dan jumlah
gula reduksi sebanyak 44,2 mg . berdasarkan dasar teori bahwa semakin besar
kandungan karbohidrat pada suatu sampel maka volume semakin kecil. Hal tersebut
dapat diketahui berdasarkan percobaan diatas yaitu volume lebih kecil daripada
jumlah gule reduksi pada gula tebu .

- Sampel D ( Pisang )

Pada sampel D dengan menggunakan bahan pisang didapatkan hasil sebelum


titrasi warna tetap bening . setelah ititrasi dengan menambahkan 1 mL larutan
amilum dan ditambah dengan 17 tetes Natrium Thiosulfat hasil yang diperoleh
perubahan warna menjadi cokelat kehitaman dan terdapat endapan berwarna merah
kehitaman . hal tersebut berdasarkan dasar teori bahwa adanya endapan berwarna
merah menunjukkan adanya gula pereduksi pada pisang .

Volume yang didapatkan setelah dititrasikan sebanyak 38 mL dan jumlah gula


reduksi sebanyak 44,2 mg . perbandingan volume dengan jumlah kandungan
karbohidrat tersebut di jelaskan pada dasar teori bahwa semakin banyak kandungan
karbohidrat pada suatu bahan maka volume semakin kecil .
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk menentukan jumlah gula reduksi pada bahan yang mengandung
karbohidrat dapat menggunakan uji kuantitatif karbohidrat .
Uji kuantitatif karbohidrat dapat dilakukan dengan proses titrasi dengan
menggunakan amilum dan larutan Natrium Thiosulfat . dari percobaan diatas
untuk menentukan jumlah gula reduksi tiap sampel dengan menggnakan
rumus sebagai berikut :
𝒙 (𝒎𝒈 ) 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rumus = (𝒎𝑳)𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 = (𝒎𝑳 𝟎,𝟏)𝑵𝒂−𝑵𝒂 𝑻𝒉𝒊𝒐𝒔𝒖𝒍𝒇𝒂𝒕

Dengan menggunakan rumus diatas dapat diketahui jumlah gula reduksi


tiap-tiap sampel yang digunakan pada saat praktikum . pada gula tebu jumlah
gula reduksi sebanyak 44,2 mg , susu 44,2 mg , pada pisang sebanyak 44,2
mg dan kentang sebanyak 44,2 mg .
DAFTAR PUSTAKA

1. TIM MATA KULIAH BIOKIMIA.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


JEMBER.2017
2. Michael Purba , dan Sunardi . 2012 .kimia untuk SMA / MA kelas XII . Jakarta :
Erlangga
3. https://www.academia.edu/12108289/Laporan_Praktikum_Kimia_Organik_Uji_
Kuantitatif_Karbohidrat
( Diakses pada tanggal : 16 April 2017 , Pukul : 08.25 WIB )
4. https://www.academia.edu/24314867/Laporan_analisis_Kuantitatif_Karbohidrat
( Diakses pada tanggal : 16 April 2017 , Pukul : 09.45 WIB )

Anda mungkin juga menyukai