Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha
Esa) yang telah melimpahkan Rahmat-Nya terutama dalam rangka penyusunan tugas
General BusinessEnvironment (GBE) ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik
dan lancar.
Adapun maksud daripada penyusunan tugas GBE yang berjudul "Analisa
Pengaruh Perubahan Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi PT GMF Aero
Asia Untuk Menjadi Perusahaan MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) yang
terkemuka di Indonesia adalah untuk memenuhi syarat yang harus ditempuh oleh
penulis dalam rangka mencapai kelulusan di matakuliah GBE sebagai mata kuliah
wajib di Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah
Mada.
Dalam penyusunan tugas GBE ini penulis telah berusaha sekuat tenaga dan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, namun penulis menyadari sepenuhnya akan
banyaknya kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi dari tugas GBE ini yang
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dari penulis.
Dengan segala kerendahan hati atas tersusunnya tugas GBE ini, tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak R.M Gunawan Soemodiningrat, Prof., Dr., M.Ec. selaku dosen mata
kuliah General Business Environment.
2. Bapak dan Ibu dosen yang dengan sabar telah mengajarkan kepada kami 9
faktor lingkungan eksternal.
3. Orang tua saya yang terus memberikan doa dan arahan semangat.
4. Atasan saya Bpk Deny Amanta Nasution yang memberikanku izin sehingga
dapat mengikuti kuliah GBE di Yogyakarta.
5. Sahabat dan teman seperjuangan selama menempuh kuliah magister
manajemen dan mata kuliah general business environment ini khususnya
angkatan 41 A kelas A dan sahabat kelompok belajar, Shara Yulistiawati,
Putri Arifah, dan Dimas Herlambang.
i
6. Teman-teman dan pihak-pihak lain yang juga telah membantu penulis
menyelesaikan tugas GBE ini.
Akhir kata penulis mengharapkan petunjuk dan kritik yang membangun demi
sempurnanya isi tugas GBE ini, dan semoga tugas GBE ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMABAR ........................................................................................ v
iii
k. Monetary and Fiscal ..................................................................... 23
l. Industrial dan Sektoral ................................................................. 24
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 1949, pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia, sebuah perusahaan jasa
pelayanan angkutan udara yang ditujukan sebagai sarana untuk mempromosikan pariwisata
keandalan dan kenyamanan adalah kunci sukses untuk mengoptimalkan peranan dan
pada tahun 1984. Perkembangan fasilitas perawatan ini secara keseluruhan didanai oleh
pemerintah Indonesia. Jumlah investasi yang dikeluarkan dalam 7 tahun pertama mencapai
200 juta dolar dan 63%-nya dikeluarkan untuk mengimpor mesin-mesin dan peralatan
6
berteknologi tinggi. Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance
Facilities Support Center bertansformasi menjadi Strategic Business Unit dengan nama
GMF, Garuda Maintenance Facilities, pada tahun 1996 dengan mulai melayani tiga
operator transportasi udara. Dengan status baru ini GMF memiliki manajemen sendiri
namun masih tetap berada dibawah garis pertanggungjawaban PT Garuda Indonesia. Lepas
dari PT Garuda Indonesia pada Agustus 2002 memberikan fleksibilitas yang lebih bagi
GMF. Dengan identitas baru, GMF Aero Asia berkembang menjadi salah satu fasilitas
2. Jenis Usaha
Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA) merupakan sebuah organisasi yang
bergerak di bidang perawatan pesawat terbang, baik yang dimiliki Garuda Indonesia
sendiri maupun yang dimiliki oleh maskapai penerbangan lainnya. Fasilitas yang dimiliki
perkembangan dunia penerbangan yang melaju pesat. Hingga saat ini fasilitas yang
dimiliki antara lain : 3 buah hangar yang total ukurannya …. m2, Office and Store Area,
Runup Bay and Apron seluas 318.000m2 yang mampu menangani kegiatan maintenance
serta menampung 15 pesawat terbang berbadan kecil dan 4 pesawat terbang berbadan
besar. Hingga saat ini GMF AA telah dilengkapi dengan sarana untuk melakukan services
and overhaul sebagian besar pesawat terbang, baik untuk penerbangan domestik maupun
internasional, yang membutuhkan kualitas dan biaya yang sesuai dengan standar
staff, agar dapat dihasilkan karyawan yang memiliki kemampuan, dedikasi dan
pengalaman yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang
7
semakin tinggi dibidang penerbangan.
a. Line Maintenance
Menyediakan jasa overnight dan transit dengan waktu yang efektif dan efisien, dengan
b. Base Maintenance
Memberikan jasa solusi untuk berbagai masalah heavy maintenance mulai dari kerusakan
utama, mengecat eksterior pesawat sampai dekorasinya, memodifikasi sayap pylon, cabin
repurbishment dan rekonfigurasinya. Heavy maintenance ini dilakukan untuk segala jenis
pesawat dengan tipe B 737, B 747, A 300, A 310, A 330, DC 10, MD 80, dan F 28.
c. Engine Maintenance
keahlian, PT. GMF AA melakukan jasa overhaul pada berbagai tipe mesin pesawat, selain
itu mengembangkan Heavy Industrial Turbine (HIT) dan Light Industrial Turbine (LIT)
d. Component Maintenance
Menangani component besar untuk jenis pesawat dengan tipe B 737, B 747, A 300, A 310,
DC 10, MD 80, dan F 28, sebagai solusi total Workshop PT. GMF AA dilengkapi dengan
e. Engineering Services
Menangani perbaikan kerusakan pada saat pemeliharaan untuk membuat rancangan dan
penyimpanan bounded area dan memiliki ruangan khusus untuk mengakomodasi inventory
atau penyimpanan peralatan yang besar. Beriringan dengan waktu jasa AOG dan
8
komputerisasi tracking system yang modern yang semuanya telah di desain untuk
Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA)
memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasi perusahaannya. Visi dan misi
tersebut adalah :
A. Visi Perusahaan
B. Misi Perusahaan
Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai
kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas kehidupan
umat manusia (To provide integrated and reliable aircraft maintenance solutions for a safer
Rumusan Permasalahan
Industri perawatan pesawat dipengaruhi oleh beberapa line bussiness yang berbeda. Pada makalah
ini akan membahas bisnis pada PT GMF AEROASIA. Agar penelitian dapat berjalan secara
sistematis, maka dibuatkan suatu perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor – faktor external business environment mempengaruhi bisnis pada PT GMF
AEROASIA?
2. Bagaimana strategi pelaku bisnis dalam menghadapi faktor – faktor external environment
business pada PT GMF AEROASIA?
9
3. Membuat formulasi strategi yang tepat bagi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor –
faktor lingkungan bisnis yang terjadi agar perusahaan dapat bertahan dalam industri.
BAB II
LANDASAN TEORI
10
setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan
dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Faktor
eksternal ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan karena perusahaan tidak dapat
mempengaruhi usia, jenis kelamin dan komponen demografi lainnya. Namun kondisi
demografi dapat dijadikan perusahaan dalam menganalisis tren pelanggan dalam di masa
depan dalam mengonsumsi produk perusahaan.
2. Social & Cultural,
Faktor sosial dan budaya mencakup kebiasaan, adat istiadat, nilai dan karakteristik
sebagainya dari masyarakat dimana menjadi target pasar dari perusahaan. Perusahaan
harus memperhatikan setiap perubahan faktor sosial dan budaya untuk dapat
menyesuaikan strategi bisnis. Faktor ini dapat menentukan kebijakan pembiayaan produk
tertentu agar dapat diterima oleh pelanggan.
3. Development & Regional Economy,
Faktor pembangunan ekonomi menunjukkan peningkatan tingkat kesejahteraan.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan salah satu aspek dari pembangunan
ekonomi wilayah tersebut. Faktor lingkungan bisnis ini meliputi Gross Domestic Product
(GDP), Gross National Product (GNP).
4. Monetary & Fiscal Policies,
Faktor kebijakan moneter memiliki tujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah,dan tingkat suku bunga untuk alur bisnis.
Faktor kebijakan fiskal mencakup perubahan pengeluaran pemerintah dan/atau pajak
untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
5. Information Technologies,
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan bisnis yang paling cepat mengalami
perubahan dan memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan, Hal ini mempengaruhi
strategi perusahaan dalam hal pengembangan sistem dan peningkatan kinerja operasional
perusahaan.
6. Natural Environment,
Faktor lingkungan alam mencakup kondisi alam, seperti iklim, geografis, kondisi sumber
daya alam, serta dampak – dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis
11
perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, seperti pencemaran udara,
pencemaran air, banjir dll Perusahaan harus memperhatikan dampak lingkungan yang
terjadi dan aktif dalam memecahkan permasalahan lingkungan,
7. Industry & Sectoral Policies,
Kondisi suatu industri dipengaruhi oleh tingkat penawaran dan permintaan di dalam
sektor industri tersebut. Dimana kebijakan sektor industri merupakan cara Perusahaan
menetukan strategi bisnis.
8. Goverenmental,
Faktor ini menjelaskan mengenai hubungan perusahaan dengan pemerintahan. Suatu
perusahaan akan berjalan secara kondusif dalam mengembangkan perusahaan ketika
dapat berjalan sesuai dengan regulasi pemerintah yang berlaku. Setiap perubahan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mempengaruhi manajemen
perusahaan dalam mengeluarkan kebijakan dan mengambil keputusan.
9. Domestic & International Political.
Kebijakan politik dapat mempengaruhi suatu bisnis, baik suasana politik yang terjadi di
dalam negeri maupun kondisi politik di luar negeri yang saling berpengaruh. Lingkungan
politik di suatu negara menjadi faktor pertimbangan bagi suatu perusahaan dalam
menentukan strategi bisnis.
Strength (kekuatan)
12
analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu
organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini
adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan
kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.
Weakness (kelemahan)
Cara mengidentifikasi kelemahan – kelemahan dari suatu perusahaan dibandingkan
kompetitornya. Hal ini yang akan menjadi kendala yang serius untuk kemajuan
perusahaan.
Opportunity (peluang)
Situasi dan kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi atau perusahaan yang
memberikan peluang berkembang dimasa yang akan datang..
Threat (ancaman)
Untuk menganalisis faktor eksternal yang akan menjadi tantangan atau ancaman yang
harus dihadapi oleh perusahaan. Hal ini digunakan untuk mengantisipasi dalam
mengatasi ancaman atau tantangan yang akan menjadi penghalang perkembangan
bisnis perusahaan.
13
BAB III
ANALISA
14
Technology (130)
GMF telah memanfaatkan teknologi informasi dalam menunjang kegiatan
operasional sehingga proses produksi semakin efisien. Infrastruktur dan tata kelola
teknologi informasi terus dikembangkan untuk mampu menjadikan GMF sebagai
perusahaan MRO yang handal berbasis TI.
Teknologi Informasi (TI) menjadi sebuah kebutuhan bagi GMF sebagai perusahaan
perawatan pesawat. GMF terus menyempurnakan system TI yang digunakan untuk setiap
proses bisnis sehingga menghasilkan efisiensi bisnis sehingga menghasilkan efisiensi
bisnis. Penerapan TI di GMF mengacu pada GMF-ICT policy2010 yang disahkan oleh
Direktur utama tanggal 14 Juli 2010. Kegiatan penerapan teknologi informasi GMF
dikelola oleh unit Information and Communication Technology dibawah koordinasi
DIrektur Keuangan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan No DT/KEP-
5001/2016tanggal 26 April 2016 tentang Organisasi Induk PT Garuda Maintenance
Facility AeroAsia.
Demografi (139)
GMF memiliki basis operasi di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta
Indonesia sehingga hampir keseluruhan aktivitas produksi dilakukan di lokasi tersebut.
Lokasi tersebut memberikan keuntungan bagi GMF untuk mengakses pesawat-pesawat
yang terbang ke Indonesia. Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan dua
samudera membawa dampak positif yaitu Indonesia menjadi salah satu Negara yang
berada pada jalur perdagangan. GMF telah membuat outstation untuk melayani
permintaan produk Line Maintanance dalam mendukung kegiatan operasional Garuda
Indonesia. Dengan dibukanya outstation dibeberapa kota di Indonesia, GMF
mendapatkan keuntngan untuk meraih permintaan akan kebutuhan Line Maintenance dari
customer di luar Garuda Indonesia.
Ekonomi (154)
Kondisi Ekonomi Global
15
Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF). Dalam World Economic
Outlook (WEO) edisi April 2017, pertumbuhan global untuk tahun 2016 adalah
sebesar 3,1%. Dalam cakupan regional, Asia masih terus memimpin pertumbuhan
ekonomi global dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4% yoy pada tahun
2016.
Kondisi Ekonomi Nasional.
Ekonomi Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02% lebih tinggi disbanding
capaian pada tahin 2015 sebesar 4,88%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,90%. Dari
sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah tangga sebesar 6,62%.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2016 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk
Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49%, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar
22,03%, dan Pulau Kalimantan 7,85%.
Industry (160)
Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian masyarakat Indonesia, maka
kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh bersifat pribadi ataupun bisnis juga akan
meningkat. Dan berdasarkan data yang bersumber dari International Air Transport Association
(IATA). Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pasar yang besar dalam industri penerbangan
berdasarkan jumlah penumpang. Pertambahan jumlah penumpang ini tentu akan diiringi dengan
pertambahan jumlah pesawat dan rute. Optimisme industri penerbangan akan berdampak positif
terhadap kondisi industry MRO, karena kebutuhan maskapai penerbangan untuk merawat
armada mereka juga akan semakin tinggi.
16
untuk industry aviasi dan perawatan pesawat udara dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan pasal 25 dan 26.
Oleh sebab itu, GMF melalui asosiasi IAMSA melakukan komunikasi dengan pihak pemerintah
dalam mengajukan penurunan tarif bea masuk menjadi 0% untuk pos tarif yang berealisasi
dengan uraian suku cadang pesawat udara dan material pendukung pearawatan pesawat udara.
Perlu dilakukan kominikasi yang intens dengan pihak pemerintah agar dapat
diberikan kemudahan fiskal untuk kegiatan perawatan pesawat udara, hal ini dikarenakan suku
cadang atau material yang digunakan masih 100% impor dan belum ada industry dalam negeri
yang mampu memenuhi kebutuhan industri MRO sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan.Selama ini GMF terbantu dengan fasilitas Tempat Penimbunan Berikat yang
mempunyai konsep penangguhan bea-bea masuk selama material masih berada di area
Penimbunan Berikat dan belum dipakai ke pesawat beregistrasi PK.
17