Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha
Esa) yang telah melimpahkan Rahmat-Nya terutama dalam rangka penyusunan tugas
General BusinessEnvironment (GBE) ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik
dan lancar.
Adapun maksud daripada penyusunan tugas GBE yang berjudul "Analisa
Pengaruh Perubahan Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi PT GMF Aero
Asia Untuk Menjadi Perusahaan MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) yang
terkemuka di Indonesia adalah untuk memenuhi syarat yang harus ditempuh oleh
penulis dalam rangka mencapai kelulusan di matakuliah GBE sebagai mata kuliah
wajib di Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah
Mada.
Dalam penyusunan tugas GBE ini penulis telah berusaha sekuat tenaga dan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, namun penulis menyadari sepenuhnya akan
banyaknya kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi dari tugas GBE ini yang
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dari penulis.
Dengan segala kerendahan hati atas tersusunnya tugas GBE ini, tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak R.M Gunawan Soemodiningrat, Prof., Dr., M.Ec. selaku dosen mata
kuliah General Business Environment.
2. Bapak dan Ibu dosen yang dengan sabar telah mengajarkan kepada kami 9
faktor lingkungan eksternal.
3. Orang tua saya yang terus memberikan doa dan arahan semangat.
4. Atasan saya Bpk Deny Amanta Nasution yang memberikanku izin sehingga
dapat mengikuti kuliah GBE di Yogyakarta.
5. Sahabat dan teman seperjuangan selama menempuh kuliah magister
manajemen dan mata kuliah general business environment ini khususnya
angkatan 41 A kelas A dan sahabat kelompok belajar, Shara Yulistiawati,
Putri Arifah, dan Dimas Herlambang.

i
6. Teman-teman dan pihak-pihak lain yang juga telah membantu penulis
menyelesaikan tugas GBE ini.
Akhir kata penulis mengharapkan petunjuk dan kritik yang membangun demi
sempurnanya isi tugas GBE ini, dan semoga tugas GBE ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Amin.

Jakarta, 22 September 2017

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMABAR ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


I.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
I.2 Gambaran Umum Industri ........................................................ 1
1.3 Rumusan Permasalahan ............................................................ 4
I.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 5


II.1 Company Profile ....................................................................... 5
II.2 Business Environment ............................................................... 6
II.3 Tools Analysis ........................................................................... 9

BAB III ANALISA .......................................................................................... 10


a. Pembangunan Ekonomi ............................................................... 10
b. Pengaruh Demografi .................................................................. 12
c. Technology ................................................................................... 13
d. Processing Technology ................................................................ 15
e. Regional Economy ....................................................................... 16
f. Lingkungan Sosial ........................................................................ 18
g. Natural Environment ................................................................... 19
h. Politik Domestik........................................................................... 21
i. Politik Internasional ..................................................................... 22
j. Kebijakan pemerintahan ............................................................... 23

iii
k. Monetary and Fiscal ..................................................................... 23
l. Industrial dan Sektoral ................................................................. 24

BAB IV ANALISA PT. GMF AEROASIA TBK DALAM MENGHADAPI


FAKTOR EKSTERNAL ................................................................. 28
IV.1 Strength ..................................................................................... 28
IV.2 Weakness .................................................................................. 28
IV.3 Opportunity ............................................................................... 29
IV.4 Threat ........................................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 31


V.1. Rekomendasi Strategi Bisnis PT GMF Aeroasia Tbk .............. 31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Lembaga Keuangan di Indonesia .................................................. 2


Gambar III.1 Real Ecnomic Growth ............................................................. 10
Gambar III.2 Pertumbuhan Ekonomi vs Penjualan Mobil ............................ 11
Gambar III.3 Motorcycle Sales & Car Sales ................................................ 11
Gambar III.4 Proyeksi Kelas Penduduk 2020 ............................................... 12
Gambar III. 5 Proyeksi pengguna Smartphone Indonesia .............................. 14
Gambar III.6 Loan Origination Process With Mobile Device ....................... 15
Gambar III.7 Server Room ............................................................................ 15
Gambar III.8 PDRB Regional ....................................................................... 16
Gambar III.9 Grafik Penjualan Oto ................................................................ 17
Gambar III.10 Gini Ration 2011-2016 ............................................................ 18
Gambar III.11 grafik tingkat emisi (Co2) ......................................................... 21
Gambar III.12 Pergerakan Suku Bunga Indonesia .......................................... 24
Gambar III.13 Laju Pertumbuhan Jasa Keuangan dan Asuransi ..................... 25
Gambar III.14 Share of industry revenue ........................................................ 26
Gambar III.15 Total Retail Sales Gaikindo Vs Oto Mobil Sales .................... 26

v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tumbuhnya industri penerbangan terutama di kawasan Asia Pasifik turut meningkatkan
pertumbuhan perusahaan jasa perawatan pesawat atau biasa dikenal dengan perusahaan MRO
(Maintenance, Repair, and Overhaul). Melihat pertumbuhan maskapai penerbangan yang berbasis biaya
murah (Low Cost Carrier - LCC) dapat menjadi pangsa pasar bagi industri perawatan pesawat
(Maintenance, Repair, and Overhaul - MRO) nasional.
PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan anak perusahaan PT. Garuda
Indonesia, salah satu perusahaan penerbangan milik pemerintah Republik Indonesia. PT. GMF AeroAsia
bergerak dalam jasa perawatan pesawat terbang (Maintenance, Repair, and Overhaul - MRO). Perusahaan
ini memberikan layanan pesawat dari berbagai jenis dan merupakan salah satu fasilitas perawatan pesawat
terbesar di Asia, lepas dari PT. Garuda Indonesia pada Agustus 2002 memberikan fleksibilitas yang lebih
bagi PT. GMF AeroAsia. Dengan identitas baru, PT. GMF AeroAsia berkembang menjadi salah satu
fasilitas maintenance, repair dan overhaul pesawat terbaik dan terbesar di dunia. PT. GMF AeroAsia
menguasai 70% nilai kapitalisasi pasar bisnis MRO di Tanah Air. Dari angka itu, 70% di antaranya
berasal dari pesawat-pesawat maskapai nasional.
Dalam menjalani bisnis MRO, kesuksesan perusahaan sangat bergantung pada faktor – faktor
eksternal yang mendukung jalannya bisnis.

I.2. Gambaran Umum Industri


1. Sejarah Perusahan

Tahun 1949, pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia, sebuah perusahaan jasa

pelayanan angkutan udara yang ditujukan sebagai sarana untuk mempromosikan pariwisata

nasional. Dalam perkembangannya, Garuda Indonesia memahami bahwa ketepatan waktu,

keandalan dan kenyamanan adalah kunci sukses untuk mengoptimalkan peranan dan

kontribusinya. Untuk itulah, Garuda Maintenance Facilities Support Center didirikan

pada tahun 1984. Perkembangan fasilitas perawatan ini secara keseluruhan didanai oleh

pemerintah Indonesia. Jumlah investasi yang dikeluarkan dalam 7 tahun pertama mencapai

200 juta dolar dan 63%-nya dikeluarkan untuk mengimpor mesin-mesin dan peralatan

6
berteknologi tinggi. Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance

Facilities Support Center bertansformasi menjadi Strategic Business Unit dengan nama

GMF, Garuda Maintenance Facilities, pada tahun 1996 dengan mulai melayani tiga

operator transportasi udara. Dengan status baru ini GMF memiliki manajemen sendiri

namun masih tetap berada dibawah garis pertanggungjawaban PT Garuda Indonesia. Lepas

dari PT Garuda Indonesia pada Agustus 2002 memberikan fleksibilitas yang lebih bagi

GMF. Dengan identitas baru, GMF Aero Asia berkembang menjadi salah satu fasilitas

perawatan, repair dan overhaul pesawat terbaik dan terbesar di dunia.

2. Jenis Usaha

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA) merupakan sebuah organisasi yang

bergerak di bidang perawatan pesawat terbang, baik yang dimiliki Garuda Indonesia

sendiri maupun yang dimiliki oleh maskapai penerbangan lainnya. Fasilitas yang dimiliki

GMF AA senantiasa dimodernisasi dan selalu dikembangkan untuk dapat mengikuti

perkembangan dunia penerbangan yang melaju pesat. Hingga saat ini fasilitas yang

dimiliki antara lain : 3 buah hangar yang total ukurannya …. m2, Office and Store Area,

Runup Bay and Apron seluas 318.000m2 yang mampu menangani kegiatan maintenance

serta menampung 15 pesawat terbang berbadan kecil dan 4 pesawat terbang berbadan

besar. Hingga saat ini GMF AA telah dilengkapi dengan sarana untuk melakukan services

and overhaul sebagian besar pesawat terbang, baik untuk penerbangan domestik maupun

internasional, yang membutuhkan kualitas dan biaya yang sesuai dengan standar

maintenance internasional. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia para

karyawannya, maka GMF AA secara berkesinambungan melakukan pelatihan technical

staff, agar dapat dihasilkan karyawan yang memiliki kemampuan, dedikasi dan

pengalaman yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang

7
semakin tinggi dibidang penerbangan.

Produk jasa PT. GMF AA diantaranya, yaitu :

a. Line Maintenance

Menyediakan jasa overnight dan transit dengan waktu yang efektif dan efisien, dengan

waktu kerja 24 jam sehari selama 365 hari.

b. Base Maintenance

Memberikan jasa solusi untuk berbagai masalah heavy maintenance mulai dari kerusakan

utama, mengecat eksterior pesawat sampai dekorasinya, memodifikasi sayap pylon, cabin

repurbishment dan rekonfigurasinya. Heavy maintenance ini dilakukan untuk segala jenis

pesawat dengan tipe B 737, B 747, A 300, A 310, A 330, DC 10, MD 80, dan F 28.

c. Engine Maintenance

Dengan memiliki teknologi aviasi dan pengembangan kapabilitas, pengalaman dan

keahlian, PT. GMF AA melakukan jasa overhaul pada berbagai tipe mesin pesawat, selain

itu mengembangkan Heavy Industrial Turbine (HIT) dan Light Industrial Turbine (LIT)

d. Component Maintenance

Menangani component besar untuk jenis pesawat dengan tipe B 737, B 747, A 300, A 310,

DC 10, MD 80, dan F 28, sebagai solusi total Workshop PT. GMF AA dilengkapi dengan

peralatan untuk komponen pneumatic dan hydraulic.

e. Engineering Services

Menangani perbaikan kerusakan pada saat pemeliharaan untuk membuat rancangan dan

standar kualitas yang dispesifikas dari keperluan operator yang terotorisasi.

f. Trade and Asset Management

Menyediakan material untuk melayani para customernya. Dengan memiliki fasilitas

penyimpanan bounded area dan memiliki ruangan khusus untuk mengakomodasi inventory

atau penyimpanan peralatan yang besar. Beriringan dengan waktu jasa AOG dan

8
komputerisasi tracking system yang modern yang semuanya telah di desain untuk

mengurangi downtime pesawat.

3. Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA)

memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasi perusahaannya. Visi dan misi

tersebut adalah :

A. Visi Perusahaan

GMF menjadi 10 besar MRO di dunia (Top 10 MROs in the world).

B. Misi Perusahaan

Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai

kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas kehidupan

umat manusia (To provide integrated and reliable aircraft maintenance solutions for a safer

sky and secured quality of life of mindkind).

Rumusan Permasalahan
Industri perawatan pesawat dipengaruhi oleh beberapa line bussiness yang berbeda. Pada makalah
ini akan membahas bisnis pada PT GMF AEROASIA. Agar penelitian dapat berjalan secara
sistematis, maka dibuatkan suatu perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor – faktor external business environment mempengaruhi bisnis pada PT GMF
AEROASIA?
2. Bagaimana strategi pelaku bisnis dalam menghadapi faktor – faktor external environment
business pada PT GMF AEROASIA?

I.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan bisnis dan dampaknya terhadap aktivitas bisnis
perusahaan.
2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan akibat perubahan lingkungan eksternal.

9
3. Membuat formulasi strategi yang tepat bagi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor –
faktor lingkungan bisnis yang terjadi agar perusahaan dapat bertahan dalam industri.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Company Profile


PT GMF AEROASIA merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan penerbangan
nasional dan merupakan perusahaan bengkel perawatan pesawat terbang terbesar yang terdapat
di Indonesia saat ini. PT GMF AEROASIA juga merupakan bengkel perawatan pesawat yang
lengkap / One Stop Service, karena disamping dapat memperbaiki / merawat Airframe (Badan
Pesawat) juga dapat merawat komponen dan mesin pesawat.
PT GMF AEROASIA yang mengelola bisnis maintenance, repair dan overhaul (MRO)
telah memiliki berbagai fasilitas perawatan pesawat yang menempati area tanah seluas
1.1500.000 m², antara lain fasilitas perkantoran, 3 hangar luas 4.800 m², fasilitas penyimpanan
suku-cadang, engine shop, structure and sheet metal shop, automatic test equipment, electric
motor shop, dan lain-lain.
PT GMF AEROASIA awalnya merupakan salah satu unit dari perusahaan penerbangan
nasional. Pada tahun 1949, perusahaan penerbangan nasional didirikan dengan misi untuk
menjadi perusahaan pengangkutan yang dimaksudkan untuk mempromosikan pariwisata
nasional.

II.2 Business Environment


Perubahan lingkungan bisnis dapat terjadi setiap saat. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh
faktor – faktor eksternal atau lingkungan bisnis baik yang berskala regional, nasional maupun
global yang dampaknya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Dampaknya dapat menjadi
opportunity (peluang bisnis) atau bahkan menjadi threat (ancaman bisnis) bagi perusahaan.
Faktor–faktor ini dapat menimbulkan ketidakpastian bagi para pelaku bisnis. Berikut ini
beberapa faktor lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan :
1. Demography,
Faktor demografi mencakup dinamika kependudukan manusia Demografi meliputi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah

10
setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan
dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Faktor
eksternal ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan karena perusahaan tidak dapat
mempengaruhi usia, jenis kelamin dan komponen demografi lainnya. Namun kondisi
demografi dapat dijadikan perusahaan dalam menganalisis tren pelanggan dalam di masa
depan dalam mengonsumsi produk perusahaan.
2. Social & Cultural,
Faktor sosial dan budaya mencakup kebiasaan, adat istiadat, nilai dan karakteristik
sebagainya dari masyarakat dimana menjadi target pasar dari perusahaan. Perusahaan
harus memperhatikan setiap perubahan faktor sosial dan budaya untuk dapat
menyesuaikan strategi bisnis. Faktor ini dapat menentukan kebijakan pembiayaan produk
tertentu agar dapat diterima oleh pelanggan.
3. Development & Regional Economy,
Faktor pembangunan ekonomi menunjukkan peningkatan tingkat kesejahteraan.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan salah satu aspek dari pembangunan
ekonomi wilayah tersebut. Faktor lingkungan bisnis ini meliputi Gross Domestic Product
(GDP), Gross National Product (GNP).
4. Monetary & Fiscal Policies,
Faktor kebijakan moneter memiliki tujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah,dan tingkat suku bunga untuk alur bisnis.
Faktor kebijakan fiskal mencakup perubahan pengeluaran pemerintah dan/atau pajak
untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
5. Information Technologies,
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan bisnis yang paling cepat mengalami
perubahan dan memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan, Hal ini mempengaruhi
strategi perusahaan dalam hal pengembangan sistem dan peningkatan kinerja operasional
perusahaan.
6. Natural Environment,
Faktor lingkungan alam mencakup kondisi alam, seperti iklim, geografis, kondisi sumber
daya alam, serta dampak – dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis

11
perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, seperti pencemaran udara,
pencemaran air, banjir dll Perusahaan harus memperhatikan dampak lingkungan yang
terjadi dan aktif dalam memecahkan permasalahan lingkungan,
7. Industry & Sectoral Policies,
Kondisi suatu industri dipengaruhi oleh tingkat penawaran dan permintaan di dalam
sektor industri tersebut. Dimana kebijakan sektor industri merupakan cara Perusahaan
menetukan strategi bisnis.
8. Goverenmental,
Faktor ini menjelaskan mengenai hubungan perusahaan dengan pemerintahan. Suatu
perusahaan akan berjalan secara kondusif dalam mengembangkan perusahaan ketika
dapat berjalan sesuai dengan regulasi pemerintah yang berlaku. Setiap perubahan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mempengaruhi manajemen
perusahaan dalam mengeluarkan kebijakan dan mengambil keputusan.
9. Domestic & International Political.
Kebijakan politik dapat mempengaruhi suatu bisnis, baik suasana politik yang terjadi di
dalam negeri maupun kondisi politik di luar negeri yang saling berpengaruh. Lingkungan
politik di suatu negara menjadi faktor pertimbangan bagi suatu perusahaan dalam
menentukan strategi bisnis.

II.3 Tools Analysis


Penelitian ini melakukan proses analisa dampak dari perubahan lingkungan bisnis. alat
yang digunakan peneliti dalam menganalisis faktor–faktor perubahan lingkungan bisnis dan
dampak terhadap perusahaan, dengan :
1. SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Analysis
Adalah suatu bentuk analisa di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi
yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang
matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang.Terdapat 4 komponen analisis SWOT, diantaranya :

 Strength (kekuatan)

12
analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu
organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini
adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan
kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.
 Weakness (kelemahan)
Cara mengidentifikasi kelemahan – kelemahan dari suatu perusahaan dibandingkan
kompetitornya. Hal ini yang akan menjadi kendala yang serius untuk kemajuan
perusahaan.
 Opportunity (peluang)
Situasi dan kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi atau perusahaan yang
memberikan peluang berkembang dimasa yang akan datang..
 Threat (ancaman)
Untuk menganalisis faktor eksternal yang akan menjadi tantangan atau ancaman yang
harus dihadapi oleh perusahaan. Hal ini digunakan untuk mengantisipasi dalam
mengatasi ancaman atau tantangan yang akan menjadi penghalang perkembangan
bisnis perusahaan.

13
BAB III
ANALISA

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan eksternal perusahaan terdiri


atas 9 faktor, yaitu faktor demografi, faktor sosial dan budaya, faktor pembangunan ekonomi,
factor kebijakan moneter dan fiskal, faktor Information Technology, faktor lingkungan, factor
industri, faktor pemerintahan, dan yang terakhir adalah faktor politik domestik dan internasional.
Faktor-faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut mengenai peluang dan ancaman terhadap laju
perkembangan bisnis, sehingga mendapatkan hasil analisis terhadap strategi perusahaan yang
harus diambil.

a. Human and Technology


Istilah human factor berkembang seiring pertumbuhan industri penerbangan yang
menemukan fakta bahwa sebagian besar accident dan incident adalah disebabkan oleh
human error. Fakta kesalahan manusia ini lebih besar dibanding kegagalan mesin. Karena
itu kajian tentang keterbatasan manusia dan hubungannya dengan teknologi sangat
dibutuhkan untuk mengantisipasi kecelakaan akibat kesalahan manusia.
Dalam industry aviasi, human factor lebih menekankan pada bagaimana manusia
bisa lebih aman ketika berinteraksi dengan teknologi. Diperlukan tindakan yang tepat
agar keterbatasan manusia yang menjadi pemicu suatu kecelakaan dapat diminimalisir
sekecil mungkin. Solusi dan tindakan yang tepat akan memberikan dampak positif bagi
organisasi.

Human Resources (112)


Sumber daya manusia berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
bisnis GMF. Sebagai perusahaan jasa, GMF sangat bergantung pada kualitas,
kompetensi, dan profesionalisme karyawan. GMF melaksanakan pengelolaan sumber
daya manusia sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan lingkungan bisnis serta
memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya.

14
Technology (130)
GMF telah memanfaatkan teknologi informasi dalam menunjang kegiatan
operasional sehingga proses produksi semakin efisien. Infrastruktur dan tata kelola
teknologi informasi terus dikembangkan untuk mampu menjadikan GMF sebagai
perusahaan MRO yang handal berbasis TI.
Teknologi Informasi (TI) menjadi sebuah kebutuhan bagi GMF sebagai perusahaan
perawatan pesawat. GMF terus menyempurnakan system TI yang digunakan untuk setiap
proses bisnis sehingga menghasilkan efisiensi bisnis sehingga menghasilkan efisiensi
bisnis. Penerapan TI di GMF mengacu pada GMF-ICT policy2010 yang disahkan oleh
Direktur utama tanggal 14 Juli 2010. Kegiatan penerapan teknologi informasi GMF
dikelola oleh unit Information and Communication Technology dibawah koordinasi
DIrektur Keuangan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan No DT/KEP-
5001/2016tanggal 26 April 2016 tentang Organisasi Induk PT Garuda Maintenance
Facility AeroAsia.

Demografi (139)
GMF memiliki basis operasi di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta
Indonesia sehingga hampir keseluruhan aktivitas produksi dilakukan di lokasi tersebut.
Lokasi tersebut memberikan keuntungan bagi GMF untuk mengakses pesawat-pesawat
yang terbang ke Indonesia. Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan dua
samudera membawa dampak positif yaitu Indonesia menjadi salah satu Negara yang
berada pada jalur perdagangan. GMF telah membuat outstation untuk melayani
permintaan produk Line Maintanance dalam mendukung kegiatan operasional Garuda
Indonesia. Dengan dibukanya outstation dibeberapa kota di Indonesia, GMF
mendapatkan keuntngan untuk meraih permintaan akan kebutuhan Line Maintenance dari
customer di luar Garuda Indonesia.

Ekonomi (154)
Kondisi Ekonomi Global

15
Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF). Dalam World Economic
Outlook (WEO) edisi April 2017, pertumbuhan global untuk tahun 2016 adalah
sebesar 3,1%. Dalam cakupan regional, Asia masih terus memimpin pertumbuhan
ekonomi global dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4% yoy pada tahun
2016.
Kondisi Ekonomi Nasional.
Ekonomi Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02% lebih tinggi disbanding
capaian pada tahin 2015 sebesar 4,88%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,90%. Dari
sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah tangga sebesar 6,62%.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2016 didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk
Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49%, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar
22,03%, dan Pulau Kalimantan 7,85%.

Industry (160)
Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian masyarakat Indonesia, maka
kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh bersifat pribadi ataupun bisnis juga akan
meningkat. Dan berdasarkan data yang bersumber dari International Air Transport Association
(IATA). Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pasar yang besar dalam industri penerbangan
berdasarkan jumlah penumpang. Pertambahan jumlah penumpang ini tentu akan diiringi dengan
pertambahan jumlah pesawat dan rute. Optimisme industri penerbangan akan berdampak positif
terhadap kondisi industry MRO, karena kebutuhan maskapai penerbangan untuk merawat
armada mereka juga akan semakin tinggi.

Politic and Government (165)


GMF mempunyai kewajiban fiskal terutama pembayaran Bea Masuk dalam
kegiatan impor suku cadang pesawat dan material yang dibutuhkan dalam perawatan pesawat
udara. Saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pembebasan bea masuk

16
untuk industry aviasi dan perawatan pesawat udara dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan pasal 25 dan 26.
Oleh sebab itu, GMF melalui asosiasi IAMSA melakukan komunikasi dengan pihak pemerintah
dalam mengajukan penurunan tarif bea masuk menjadi 0% untuk pos tarif yang berealisasi
dengan uraian suku cadang pesawat udara dan material pendukung pearawatan pesawat udara.
Perlu dilakukan kominikasi yang intens dengan pihak pemerintah agar dapat
diberikan kemudahan fiskal untuk kegiatan perawatan pesawat udara, hal ini dikarenakan suku
cadang atau material yang digunakan masih 100% impor dan belum ada industry dalam negeri
yang mampu memenuhi kebutuhan industri MRO sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan.Selama ini GMF terbantu dengan fasilitas Tempat Penimbunan Berikat yang
mempunyai konsep penangguhan bea-bea masuk selama material masih berada di area
Penimbunan Berikat dan belum dipakai ke pesawat beregistrasi PK.

17

Anda mungkin juga menyukai