TINEA KORPORIS
Oleh
Tuti Syarach Dita, S.Ked
04054821618030
Pembimbing
Dr. dr. Tantawi Djauhari, Sp.KK(K), FINSDV
Diskusi Kasus
TINEA KORPORIS
Oleh:
Tuti Syarach Dita, S.Ked
04054821618030
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 28 Agustus – 01 Oktober 2017.
2
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. F
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh cuci
Suku : Palembang
Alamat : Rumah susun blok 20
No. Rekam Medik : 1022237
Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, tanggal 31 Agustus 2017
pukul 10.00 WIB.
Keluhan Tambahan
Gatal pada bercak merah
Riwayat Higienitas
Pasien beraktivitas dari pagi hingga sore sebagai buruh cuci pakaian di
beberapa rumah. Pasien tidak mengganti pakaian ketika berkeringat. Pasien
mandi 2 kali sehari menggunakan air PDAM.
Kesan: higienitas kurang baik.
4
Kesan: Status sosial ekonomi menengah ke bawah.
Keadaan Spesifik
Kepala
Mata : konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak
ikterik
Hidung : mukosa tidak hiperemis, tidak ada sekret
Telinga : Meatus akustikus eksternus lapang, tidak ada
sekret
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Mulut : cheilitis tidak ada
5
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising
usus normal
Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada, deformitas tidak
ada
Kelenjar Getah Bening : pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening colli, aksila dan inguinal
Kelamin : dalam batas normal
Status Dermatologikus
Region trunkus posterior dan abdomen:
- Makula-patch eritem-hiperpigmentasi: multipel, lentikuler-plakat,
ireguler, diskret sebagian konfluen, membentuk gambaran polisiklik,
central healing sebagian ditutupi skuama putih, halus, kering, selapis.
6
Gambar 2. Regio abdomen: makula-patch eritem-hiperpigmentasi: multipel, lentikuler-plakat,
ireguler, diskret sebagian konfluen, membentuk gambaran polisiklik, central healing sebagian
ditutupi skuama putih, halus, kering, selapis.
7
Gambar 3. Hasil pemeriksaan spesimen kerokan kulit di regio trunkus posterior
menggunakan larutan KOH 10% dilihat dengan mikroskop pembesaran okuler 10x dan
objektif 40x. Ditemukan hifa panjang bersekat.
V. RESUME
Ny. F, perempuan, usia 48 tahun, kisaran 6 bulan lalu timbul patch eritem
pada regio trunkus posterior. Patch eritem terasa gatal terutama saat
berkeringat. Pasien tidak berobat. Kisaran 3 bulan lalu, patch eritem pada
regio trunkus posterior meluas seukuran koin Rp 100,- sampai telapak tangan
bayi. Pasien berobat ke Puskesmas dan diberi krim ketokonazol yang
dioleskan 2 kali sehari selama 1 pekan, namun pasien tidak teratur
menggunakannya. Keluhan masih ada. Kisaran 2 pekan lalu, muncul patch
eritem di regio abdomen. Pasien berobat ke Poliklinik Dermatologi dan
Venerologi RSMH. Pasien beraktivitas dari pagi hingga sore sebagai buruh
cuci pakaian di beberapa rumah, pasien tidak mengganti pakaian ketika
berkeringat. Status dermatologikus: Regio trunkus posterior dan abdomen
didapatkan makula-patch eritem-hiperpigmentasi: multipel, lentikuler-plakat,
8
ireguler, diskret sebagian konfluen, membentuk gambaran polisiklik, central
healing sebagian ditutupi skuama putih, halus, kering, selapis. Pemeriksaan
KOH 10% regio trunkus posterior dan abdomen ditemukan gambaran hifa
panjang bersekat.
IX. PENATALAKSANAAN
a. Umum
9
b. Topikal
- Krim Ketokonazol 2% dioleskan pada lesi setiap 12 jam per hari
selama 2 pekan
c. Sistemik
- Tablet Itrakonazol 100 mg tiap 12 jam per oral selama 2 pekan
- Cetirizine tablet 10 mg tiap 24 jam per oral (jika gatal)
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
10