Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Atletik

A. SEJARAH ATLETIK

Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahraga Atletik.


Atletik Sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Athlos” artinya adalah Lomba. Pada waktu
itu cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau
dasa lomba.

Pada sebuah Buku Odysus karya dari Hemerun menjelaskan jika petualangan Odysus saat
berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan
mengadakan upacara penyambutan. Diacara tersebut ada beberapa lomba yang
diperlombakan seperti lompat,lari, lempar cakram, gulat dantinju. Sedangkan pada tahun
776 SM bangsa Yunani mengadakan Olympiade. Dalam lomba tersebut pemenang adalah
yang menjadi juara Petahlon.

Olympiade yang modern dilaksanakan atas usulan dari seorang berasal dari Perancis yang
bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 diAthena, Yunani. Dalam ajang ini cabang
atletik merupakan tambang medali yang menjadi perebutan. Organisasi Olahraga Atletik
Internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockhom, Swedia. Pembentukan tersebut
bersamaan dengan Olympiade ke-5, Organisasi tersebut bernama “International Amateur
Athletic Federation” atau dapat disingkat dengan IAAF. Sejarah Atletik di Indonesiamulai
terbentuk pada 3 September 1950, pada tahun tersebut Indonesia mendirikan Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia atau biasa disingkat dengan PASI

Atletik adalah event asli dari Olimpiadepertama pada tahun 776 sebelum Masehi di
mana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang
digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 SM)
digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus
dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman
game memakai perlombaan lari dan melempar.

Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan
memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi digelar di
Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai panggung). Masyarakat
lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari
orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Pada masa
abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat
dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat
umum di arena resmi maupun tidak resmi.

Pada abad 19 organisasi formal dari eventmodern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga
reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim
menggunakan ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan
yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School
Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T
Robinson di mana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military
Academy di mana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada
tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari
1850.

Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even
yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek.
Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-
dasarnya kemudian.

Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event
Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun
1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada
beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan
Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi
dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor
Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya
Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.

AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai
runtuh di bawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama
The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF
atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road
Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan.
Pada masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan
“amatirisme” yang ada sebelumnya.

B. SEJARAH ATLETIK DUNIA

Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,Atlun yang berarti pertandingan atau
perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan dan Olah raga
pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga mempertandingkan Lari,Lompat,Jalan dan
Lempar.

Olah raga Atletik mula-mula di populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad
ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang
terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu. Tetapi
walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat dan lempar. Karena
mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang Olah raga.
Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.

Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan
mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang liar, diperlukan ketangkasan,
kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu adalah yang kuatyang
dapatberkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri mereka harus
berlatih jasmani.

Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani. Istilah
atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris
Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek, dalam bahasa
Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang Atletik, tidaklah lengkap jika
tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya sebagai salah satu
cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern ini. Memahami sejarah tidak
hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi mengetahui dan mengikuti
perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang. Dengan mengetahui
kejadiankejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-
langkah dimasa yang akan datang.

Sejarah Atletik Dunia dan Perkembangannya


Atletik merupakan ajang original dalam Olimpiade perdana yang saat itu dilaksanakan
tahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya cabang olahraga yaitu perlombaan lari atau
stade.

Dalam sejarah atletik dan perkembangannya ada beberapa Games yang


diselenggarakan selama jaman klasik Eropa semisal Panhellenik Games, kemudian ada The
Roman Games - Berasal dari akar Yunani murni, Roman Games memakai perlombaan lari
dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga
Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang nuga sama-sama 527 Sebelum Masehi)
digelar di Delphi tiap empat tahun. The Isthmian Games (dimulai 523 Sebelum Masehi)
digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Nemean Games (dimulai 5 tahun sekali
memakai panggung).

Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth
yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan
tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari,
bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar
rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi. The Pythian Games
(dimulai6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun.

Pada abad 19 organisasi resmi dalam ajang modern mulai diperkenalkan. Ini termasuk
dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst
mengklaim melakukan ini pertama kali pada tahun 1812 dan 1825 akan tetapi tanpa bukti
yang konkrit. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh
Royal Shrewsbury School Hunt. Ada beberapa detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis
60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838
sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah
kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan
digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.
Sejarah atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua
ajang yang diadakan. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di
dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan kemudian
membentuk dasar-dasarnya. Wanita pertama kali boleh ikut di trek dan lapangan dalam ajang
Olimpiade tahun 1928.

Badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk pertama kali tahun 1912.
IAAF mengadakan kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada beberapa pertandingan
regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai
tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics
Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga ini
mempunyai profil tinggi dalam kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, sayangnya untuk yang
lain kurang terkenal. AAU (Amateur Athletic Union) merupakan badan pengelola di Amerika
Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah
badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dikelola, kemudian dinamakan USA
Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural
yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk
mempromosikan balap jalanan. Di jama sekarang, atlet sekarang bisa menerima uang dari
balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.
Sejarah Atletik di Indonesia

Setelah tadi kita bisa mengetahui sejarah atletik dunia, kurang lengkap rasanya kalau
kita tidak membahas sejarah atletik di indonesia yang saya sarikan dari google. Awal sejarah
Atletik di Indonesia dimulai tahun 1930-an, saat itu Pemerintah Hindia Belanda mempelajari
Atletik sebagai mata pelajaran di sekolah. Dalam masyarakat saat itu cabang olahraga ini
belum begitu terkenal, karena hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Meski demikian,
masyarakat akhirnya mengenal sifat dan manfaat Atletik ini dan semakin bertambah
peminantnya.

Oleh kalangan orang Belanda dulu telah dibentuk sebuah organisasi, yang akan
menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik dengan nama Nederlands
Indische Athletiek Unie (NIAU). Di Medan pada tahun 1930-an juga sudah berdiri sebuah
organisasi yang dinamakan Sumatera Athletiek Bond (SAB), yang melaksanakan lomba
Atletik antar sekolah Mulo, HBS dan perguruan-perguruan swasta. Perkembangan sejarah
atletik di Pulau Jawa dimulai dengan dibentuknya organisasi-organisasi Atletik seperti ISSV
Hellas dan IAC di Jakarta, PAS di Surabaya dan ABA di Surakarta.

Setelah mengetahui sejarah atletik diperoleh kesimpulan bahwa Atletik di Indonesia


masih berumur begitu muda. Akan tetapi berkat perananan NIAU pada jaman Belanda telah
tampil para bintang Atletik Indonesia yang sangat handal, seperti Effendi Saleh, Tomasoa,
Mochtar Saleh, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Mohd. Abdulah dan F.G.E.
Rorimpandey. Yang mencapai mencapai loncatan setinggi 1,86 m, Harun Al Rasyid berhasil
mempunyai prestasi yang membanggakan, sedang Nur Bambang dengan kecepatan 10.8 detik
dalam lari 100 m mengukir prestasi terbaik di Indonesia.

Baik hasil yang telah dicapai oleh Harun Al Rasyid maupun hasil Nurbambang baru
belasan dan puluhan tahun dapat diperbaiki oleh atlet-atlet Indonesia. Selama dijajah bangsa
Jepang kegiatan cabang olahraga Atletik mengalami hambatan. Dengan terbentuknya
Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada tahun 1946, bagian Atletik dalam PORI
segera membangkitkan kembali kegiatan cabang olahraga menuju kemajuan bangsa
Indonesia yang baru merdeka.

Usaha nyata dimulai dengan terbentuknya Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI)
pada tanggal 3 September 1950 di Semarang. Kegiatan awal-awal tercatat pada akhir tahun
1950 dengan melaksanakan perlombaan Atletik di Bandung. Perlombaan tersebut sekaligus
ditujukan sebagai persiapan atlet-atlet Indonesia menghadapi Asian Games serie Perdana
tahun 1951 di New Delhi, India. Organisasi Induk PASI telah diterima sebagai anggota
Atletik Internasional (IAAF).

Sejarah Atletik dari Waktu ke Waktu

Dalam sejarahnya Istilah Atletik berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba”
atau “Bertanding”. Kita dapat menemukan dalam kata “Pentatlon” yang berasal dari kata
“Penta” yang berarti “lima” atau panca dan “Athlon” yang berarti “Lomba”. Arti
sesungguhnya yaitu perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Demikian juga dalam kata
“Declathon” yang terdiri dari kata “deca” yang berarti “sepuluh / dasa” dan “athlon” yang
berarti “lomba”.

Teknik Lari Cepat atau Sprint

Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish

Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan
pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari ditentukan
oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan waktu). Untuk
bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan
optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi tahap-tahap lomba
yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba
“bersediaaaaa”
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba “siaaap”
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang
maksimal

Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450.
setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari) percepatan
yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus menjurus
kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok
relatif terhadap garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c.
Startpanjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan, ejak ini
memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama
daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut banyak
kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap teknik start-
jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian dalam gerakan start,
yaitu:
a. Posisi “bersediaaa”
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang
ditempatkan pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks,
kepala segaris dengan tubuh

Menurut IAAF (2001;8) posisi “siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang
atlet menerima suatu posstur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum
dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika kaki
diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari otototot
kaki.

Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;


1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok
c. Posisi (aba-aba) “ya”

Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan
papanpengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada
pada saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter.
Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat.

Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:


1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya
kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titikpusat
gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan
gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang
menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya kekuatan
daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya kaki-belakang.
Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat dengan
pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah tetap ditekuk
ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin dipersiapkan untuk
suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah mencakar berikutnya.
Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut
optimal pada paha berayun kedepan menolong menjamin frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah.
Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan sebagai
tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda tahap ini
adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul
pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah
yang cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari
semua otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.

Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan
pinggang. Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150
dibawah horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan mencakar
aktif dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki.
Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator
penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal.

Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap
panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif. Teruskan
dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat engan suatu
gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan. Tahap ini
memiliki
sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya sebagai
prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan diametris yang
intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena pelurusan
paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan

Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat peng-
aktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya. Ide-nya
guna menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan membuat
lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin. Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi
sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama. Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot
paha depan yang diaktifkan sebelumnya dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat ssuatu
gerak explossif memperpanjang langkah
sebelumnya. Tahapan ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar, namun
mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin
d. Tahap sangga/topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah
singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan elastik
dari dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan oleh suatu
angkatan efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki mengintensifkan
dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai oleh gerakan
garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan. Keriteria untuk
tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1. waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan
2. suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga belakang
4. hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.

Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga
untuk waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan horizontal
yang cepat. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:
1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusl dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut, pinggul.
2. Menggunakan otot-otot plantar-flexor dan emua otot-otot pelurus kaki korset.
3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan dari arah
lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan dalam keadaan rilex.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.

3. Penguasaan teknik sprint


Dalam penguasaan teknik sprint terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung demi
tecapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993; 68) ada 5 (lima)
kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran atau
komponenkomponen fitnes yaitu kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan, dan
koordinasi.
a. Kekuatan.
Adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci menjadi tiga
tipe atau bentuk, yaitu:
1. kekuatan maksimum, yaitu daya atau tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot yang
berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan dilakukan
atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan
2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak
cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak
kadang-kadang disebut sebagai “power = daya”. Kekuatan ini sangat penting bagi even
eksplosip dalam lari, lompat, dan lempar.
3. Daya tahan kekuatan, yaitu kemampuan otot-otot untuk terus-menerus menggunakan
daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi
antara kekuatan dan lamanya gerakan.

b. Dayatahan.
Dayatahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya
dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang sama mengakhiri
prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki dayatahan apabila tidak mudah
lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan, dari semua kemampuan
biomotor harus dikembangkan lebih dahulu. Tanpa dayatahan adalah sulit untuk mengadakan
pengulangan terhadap tipe atau macam latihan yang lain yang cukup untuk mengembangkan
komponen biomotor lain. Ada dua tipe macam daya tahan, yaitu; dayatahan aerobik dan
dayatahan anaerobik. Dayatahan aerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot yang dilakukan
menggunakan oksigen guna melepaskan energi dari bahanbahan otot. Dayatahan aerobik
harus dikembangkan sebelum dayatahan anaerobik.

Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot dengan
menggunakan energi yang telah tersimpan didalam otot. Dayatahan anaerobik terbagi
menjadi dua yaitu anaerobik laktik dan anaerobik alaktik.

c. kecepatan.
Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan sangat cepat.
Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami untuk mencapai
percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu yang
sangat pendek.

d. Kelentukan.
Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas.
Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab umum terjadinya teknik yang kurang
baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek juga menghalangi kecepatan dan dayatahan karena
otot-otot harus bekerja lebih keras untuk mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang.

e. Koordinasi.
Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat kesukaran dengan tepat dan
dengan efesien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik tidak hanya
mampu melakukan skill dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai