Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN HOME VISIT

Pada Ny. S dengan HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners

Departemen Gerontik

di Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang

Disusun Oleh :

Soraya Dwi Kusmiani

160070301111031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
LAPORAN PENDAHULUAN HOME VISIT
KUNJUNGAN KE-1
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Lansia
Ny.S adalah salah satu lansia di RT 07 RW 03, Kedungkandang. Menurut
kader, Ny.S menderita hipertensi.
b. Hal yang akan digali
Hal yang akan digali adalah sesuai dengan form pengkajian untuk
melihat status kesehatan klien yang terdiri dari dari beberapa poin penting
sebagai berikut :
1. Identitas
2. Perubahan yang terjadi pada lansia dan upaya pemenuhan
kebutuhannya fungsi fisiologis yang meliputi :
a. Sistem pernafasan
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem persyarafan
d. Sistem perkemihan
e. Sistem Pencernaan
f. Sistem Muskuloskeletal
Potensi Pertumbuhan Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial meliputi persepsi, interaksi, konsep diri, emosi dan
adaptasi
b. Spritual meliputi aktivitas ibadah, hambatan
3. Faktor-faktor resiko meliputi kondisi patologis, stresor, lingkungan,
kebiasaan lansia, Pengetahuan, riwayat pengobatan dan efek
samping
4. Negative Functional Concequences
a. Kemampuan ADL
b. Aspek Kognitif
c. Resiko Jatuh
d. Pemenuhan Kebutuhan tidur
e. Kecemasan, GDS
f. Status Nutrisi lansia
g. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
2. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :-
Tujuan :-
Kriteria Hasil :-
Implementasi :
1. Memperkenalkan diri pada klien
2. Menjelaskan tujuan
3. Membuat kontrak waktu dengan klien
4. Mengkaji identitas klien
5. Mengkaji keluhan klien
6. Mengukur tekanan darah
7. Mengkaji fungsi fisiologis klien yang meliputi system pernafasan,
kardiovaskuler, persyarafan, pencernaa, perkemihan dan
musculoskeletal.
8. Mengkaji potensi pertumbuhan psikososial dan spiritual klien
9. Mengkaji faktor resiko yang meliputi kondisi patologis, stressor,
lingkungan dan kebiasaan lansia, pengetahuan, riwayat
pengobatan dan efek samping obat.
10. Mengkaji kemampuan ADL klien, aspek kognitif, resiko jatuh,
pemenuhan kebutuhan tidur, kecemasan, nutrisi, dan hasil
pemeriksaan diagnostik yang pernah dilakukan.

3. RENCANA KEGIATAN
a. Topik :-
b. Metode : Tatap muka
c. Media :
 Alat : Tensimester dan Stetoskop
d. Waktu
 Tanggal : 31 Mei 2017
 Waktu : 11.00 WIB
 Tempat : Rumah Klien RT 07/RW 03, Kedungkandang
e. Materi :-
4. RENCANA EVALUASI
 Evaluasi Struktur : Tensimeter dan Stetoskop
 Evaluasi Proses :
a. Klien menyambut kedatangan perawat dengan antusias
b. Klien bersedia diperiksa
c. Klien dan keluarga sangat terbuka dalam menceritakan kondisi
klien
d. Klien dan keluarga mengatakan senang dikunjungi perawat
 Evaluasi Output : Form Pengkajian terisi lengkap
LAPORAN PENDAHULUAN HOME VISIT
KUNJUNGAN KE-2
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Lansia
Ny. S merupakan salah satu lansia yang tinggal di RT 7 RW 3,
Kedungkandang. Saat ini Ny. S tinggal bersama anak, menantu dan
satu cucu perempuannya. Saat ini klien berusia 60 tahun. Klien
berprofesi sebagai buruh mengemas kue dan masih aktif melakukan
kegiatan tersebut. Semua kegiatan sehari-hari seperti makan, minum,
mandi, berjalan, berpakaian dan buang air dilakukan sendiri tanpa
bantuan orang lain. Setiap hari klien makan 2-3x per hari dengan
menghabiskan 2 entong nasi dengan tidak ada batasan dalam
mengkonsumsi makan. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan
dengan keluarga didapatkan bahwa setiap harinya klien memakan
masakan yang dimasak olehnya dan anak perempuannya. Klien
mengatakan sudah mengurangi pemakaian garam sejak ia sendiri
memiliki tekanan darah yang tinggi. Selain itu, klien sekeluarga jarang
mengkonsumsi buah. Keluarga hanya membeli buah, jika uang
belanja berlebih. Meskipun ada aktivitas yang dikerjakan, klien rutin
tidur siang dari pukul 13:00-14:30 WIB.
Saat pengkajian dilakukan, tekanan darah klien adalah 150/90
mmHg. Keluarga dan klien mengatakan tekanan darah tersebut
merupakan tekanan darah yang normal. Klien mengatakan bahwa
kadang merasa pusing. Selain itu, klien mengeluhkan sakit dibagian
belakang kepala terasa kaku. Hal ini sangat mengganggu klien ketika
klien hendak berdiri dari duduk maupun duduk dari berdiri.
b. Hal yang akan digali
Hal yang akan digali adalah sebagai berikut :
 Pengetahuan klien tentang penyakitnya meliputi : faktor
resiko penyakit, hal-hal yang dapat memperberat penyakit.
 Pengetahuan klien tentang diet hipertensi
 Pengetahuan klien tentang aktivitas dan latihan pada klien
hipertensi
2. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
 Defisit pengetahuan
Tujuan : Dalam waktu 3x pertemuan, klien dan keluarga mempersiapkan
untuk meningkatkan manajemen kesehatan diri
Kriteria Hasil :
Klien dan keluarga dapat :
1. Mengetahui proses penyakitnya
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
3. Dapat memilih pengobatan yang sesuai dengan kondisi klien
4. Melalukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
 Knowledge : Disease process
NOC : Pengetahuan : Proses Penyakit 1 2 3 4 5
Faktor penyebab dan faktor yang √ √
berkontribusi
Faktor Resiko Penyakit √ √
Tanda dan gejala penyakit √ √
Strategi meminimalkan Penyakit √ √

Intervensi NIC :
Counseling and Teaching: disease process
1. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan
hormat.Tunjukan sikap empati, kehangatan dan ketulusan.
2. Tentukan lamanya konseling.
3. Tetapkan tujuan.
4. Berikan privasi dan jamin kerahasiaan.
5. Berikan informasi yang faktual dan tepat.
 Tentukan tingkat pengetahuan klien saat ini yang berhubungan dengan
proses penyakit
 Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungannya dengan fisiologis dan
anatomi penyakit
 Berikan pengetahuan tentang kondisi klien
 Deskripsikan tanda dan gejala umum penyakit
 Identifikasi etiologi yang mungkin
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dibutuhkan untuk
mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit
 Deskripsikan rasional dari manajeman atau terapi yang
direkomendasikan.
6. Observasi TTV klien
7. Instruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan ke penyedia pelayanan
kesehatan
8. Deskripsikan penyakit dengan kalimat yang sederhana.

3. RENCANA KEGIATAN
a. Topik :
 Pengkajian dan bina hubungan saling percaya dengan klien
 Proses Penyakit hipertensi dan nyeri sendi lutut
b. Metode : Tatap muka, Ceramah dan Tanya Jawab
c. Media : Leaflet
 Alat : Tensimester dan Stetoskop
d. Waktu
 Tanggal : 2 Juni 2017
 Waktu : 10.30 WIB
 Tempat : Rumah Klien RT 07/RW 03, Kedungkandang
e. Materi : (Terlampir)

4. RENCANA EVALUASI
 Evaluasi Struktur : Tensimeter dan Stetoskop serta leaflet
 Evaluasi Proses :
a. Klien menyambut kedatangan perawat dengan antusias
b. Klien bersedia diperiksa
c. Klien dan keluarga sangat terbuka dalam menceritakan
kondisi klien
d. Klien dan keluarga mengatakan senang dikunjungi perawat
 Evaluasi Output :
a. Form Pengkajian terisi lengkap
b. Klien dan keluarga mengatakan mengerti apa yang
disampaikan perawat
Lampiran 1.
HIPERTENSI
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic
dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah
serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50
tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan
peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan
hipertensi sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat
usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan
sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu Ilmiah Geriatri
Semarang, 2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering
ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner.
Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh
penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut
dibedakan atas:
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
(Nugroho,2008).
2.1.1 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi diklasifikasikan 2 tipe penyebab :
a. Hipertensi esensial (primer atau idiopatik). Penyebab pasti masih
belum diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak
jenuh dan penuaan adalah faktor pendukung.
b. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang
terindentifikasi lainya (Stockslager, 2008).
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia
Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
lanjut usia adalah :
a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat
proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi
glomerelo-sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.
b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan
bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau
penurunan kadar natrium.
c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua
akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang
mengakibatkan hipertensi sistolik.
d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi
endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan
subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di
tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer
dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.
Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain
meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup
seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan
(Stockslager, 2008).Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang
mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler
sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita
pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya
sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai
terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi
pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan
pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu
dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1. Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk
hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa
apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena
adanya kondisi tertentu
2. Mengkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi
risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6
gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar,
sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi. (Hans Petter, 2008).
3. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
4. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah
secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal
ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut
Anggraini (2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal
2.1.3 Tanda dan Gejala
Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda hipertensi.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Selain itu gejala yang sering
ditemukan adalah:
a. Sakit kepala
b. Epistaksis
c. Marah
d. Telinga berdengung
e. Rasa berat di tengkuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Pusing
i. Mudah lelah
ROM AKTIF
Pengertian
Range of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang
diberikan kepada klien dengan mobilitas sendinya terbatas.

Tujuan
Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan aktif maupun pasif, tergantung dengan keadaan klien.

Gerakan ROM
Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
3. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
4. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
5. Kembalikan ke posisi semula.
6. Catat perubahan yang terjadi.

Infersi dan efersi kaki


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain
5. Kembalikan ke posisi semula
6. Catat perubahan yang terjadi
Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
3. Kembalikan ke posisi semula.
4. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
5. Catat perubahan yang terjadi.
Fleksi dan Ekstensi lutut.
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
3. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
4. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
5. Kembali ke posisi semula.
6. Catat perubahan yang terjadi.

Rotasi pangkal paha


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Putar kaki menjauhi perawat.
3. Putar kaki ke arah perawat.
4. Kembalikan ke posisi semula.
5. Catat perubahan yang terjadi.

Abduksi dan Adduksi pangkal paha.


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
3. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
4. Kembalikan ke posisi semula.
5. Catat perubahan yang terjadi.
LAPORAN PENDAHULUAN HOME VISIT
KUNJUNGAN KE-3
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Lansia
Ny. S merupakan salah satu lansia yang tinggal di RT 7 RW 3,
Kedungkandang. Saat ini Ny. S tinggal bersama anak dan satu cucu
perempuannya. Saat ini klien berusia 60 tahun. Klien berprofesi
sebagai buruh mengemas kue dan masih aktif melakukan kegiatan
tersebut. Semua kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, mandi,
berjalan, berpakaian dan buang air dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain. Setiap hari klien makan 2x per hari dengan menghabiskan
1/2 entong nasi dengan tidak ada batasan dalam mengkonsumsi
makan. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan dengan keluarga
didapatkan bahwa setiap harinya klien memakan masakan yang
dimasak oleh anak perempuannya. Anak klien mengatakan sudah
mengurangi pemakaian garam karena ia sendiri memiliki tekanan
darah yang tinggi. Menurut keluarga klien, klien suka minum kopi.
Dalam satu hari setidaknya klien harus minum satu cangkir kopi.
Selain itu, klien sekeluarga jarang mengkonsumsi buah. Keluarga
hanya membeli buah, jika uang belanja berlebih. Meskipun ada
aktivitas yang dikerjakan, klien rutin tidur siang dari pukul 13:00-14:30
WIB.
Saat pengkajian dilakukan, tekanan darah klien adalah 150/90 mmHg.
Keluarga dan klien mengatakan tekanan darah tersebut merupakan
tekanan darah yang normal. Klien mengatakan bahwa kadang merasa
pusing. Selain itu, klien mengeluhkan sakit dibagian kepala belakang.
Hal ini sangat mengganggu klien ketika klien hendak berdiri dari
duduk maupun duduk dari berdiri.

b. Data yang akan digali


Data yang akan digali sebagai berikut :
 Pola aktivitas-latihan klien
 Diit klien
2. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
 Nyeri Kronis
 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Tujuan : Dalam waktu 3x pertemuan, klien dan keluarga mempersiapkan
meningkatkan manajemen kesehatan diri
Kriteria Hasil :
Klien dan keluarga dapat :
 NOC : Knowledge Diet

Indikator 1 2 3 4 5
Diit √ √
Makanan √ √
dan
minuman
yang boleh
dikonsumsi
Strategi √ √
untuk
mengubah
perilaku
diit
 Knowledge : Health Behavior
NOC : Pengetahuan : Perilaku Sehat 1 2 3 4 5
Keuntungan dari aktivitas dan latihan √ √
Menentukan diit √ √
Menentukan pengobatan yang aman √ √
Strategi untuk meminimalkan penyakit √ √

 NOC : Knowledge : Medication

Indikator 1 2 3 4 5
5 Benar √ √
Obat
Efek √ √
samping

Behavior Modification
1. Tentukan tujuan dan manfaat pertemuan
2. Tentukan kontrak waktu
3. Evaluasi pertemuan sebelumnya
4. Mengukur TTV klien
5. Kaji kebiasaan aktivitas klien dirumah
6. Menjelaskan keuntungan aktivitas dan latihan untuk klien
7. Kaji adanya alergi makanan, kebiasaan dan pola makan klien
8. Menjelaskan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi
oleh klien
9. Menjelaskan pola makan sehat
10. Kaji obat-obatan yang dikonsumsi klien
11. Kaji efek samping obat yang dikonsumsi klien
12. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang aktivitas yang dipilih sesuai
dengan kemampuan dan kondisi klien
13. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang diit yang dipilih sesuai
dengan kemampuan dan kondisi klien
14. Membuat jadwal aktivitas latihan dan diit yang akan dilakukan dengan
klien dan keluarga
NIC : Medication Management

1. Identifikasi obat-obatan yang dikonsumsi klien


2. Diskusikan adanya alergi obat
3. Beri informasi tentang obat (sampai kapan akan mengkonsumsi obat)
4. Diskusikan efek samping obat misalnya respon tubuh setelah
mengkonsumsi obat
5. Libatkan keluarga untuk mengingatkan klien minum obat
6. Anjurkan minum obat secara rutin sesuai resep dokter

3. RENCANA KEGIATAN
a. Topik : Pengkajian dan bina hubungan saling percaya, pola
aktivitas-latihan klien, diet klien
b. Metode : Tatap muka, Ceramah, diskusi
c. Media : Poster
Alat : Tensimeter, stetoskop
d. Waktu
 Tanggal : 7 Juni 2017
 Waktu : 09.30 WIB
 Tempat : Rumah Ny. S di RT 07/RW 03
e. Materi : Terlampir
4. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur : Poster, tensimeter, stetoskop
2. Evaluasi Proses :
 Klien menyambut kedatangan perawat dengan antusias
 Klien bersedia diperiksa
 Klien dan keluarga sangat terbuka dalam menceritakan kondisi
klien
 Tanya jawab antara perawat dan klien berjalan lancar
 Klien dan keluarga mengatakan senang dikunjungi perawat
3. Evaluasi Output
 Klien dan keluarga memahami pentingnya melakukan
aktivitas dan latihan
 Klien dan keluarga memahami pentingnya untuk
melakukan diit untuk klien
 Klien dan keluarga akan mengurangi penggunaan garam
saat memasak
 Keluarga memberikan dukungan klien dalam melakukan
diit

Lampiran 1
AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN LANSIA
1. Aerobik
Bentuk latihan ini memberi pengaruh besar pada tingkat
tekanan darah. Aerobik merupakan jenis latihan yang melibatkan
otot tubuh secara berulang dan dengan ritme yang teratur. Latihan
ini meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, fungsi otot dan
memberi pengaruh besar pada tingkat tekanan darah. Jenis
latihan ini juga bermanfaat untuk mengontrol berat badan, mood,
tidur dan kesehatan lainnya secara umum. Lakukan latihan
minimal 30 menit, empat atau lima kali seminggu. Jika Anda
terlalu sibuk sehingga tidak bisa latihan aerobik secara rutin, bisa
diganti dengan olahraga lain. Beberapa jenis olahraga yang
memiliki fungsi sama seperti aerobik yaitu jalan cepat, berlari,
hiking, bersepeda dan renang.
2. Latihan Pernapasan
Dikutip dari Life Mojo, menurut sebuah studi yang
diterbitkan The Lancet, pasien jantung yang bernapas 12 sampai
14 kali dengan napas pendek per menit cenderung memiliki kadar
oksigen dalam darah yang rendah. Normalnya, pernapasan
dilakukan sebanyak enam kali napas per menit. Kekurangan
oksigen dalam darah dapat mengganggu otot rangka,
metabolisme tubuh, dan atrofi otot (penurunan massa otot). Rutin
latihan pernapasan terbukti dapat mengurangi tekanan darah.

DIIT UNTUK HIPERTENSI


a. Diet untuk Pasien Hipertensi
1) Diet Rendah Garam
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema
atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah
untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema
dan penyakit jantung ( lemah jantung ) ( Gunawan, 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda
kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet
makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos,
kecap, selai, jelly ), makanan yang dibuat dari mentega serta obat
yang mengandung natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita
hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan
dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003).
2) Diet Rendah Kolesterol dan Lemak
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh
terdapat tiga bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan
pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari –
hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya
jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh
tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan
tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan
( Amir, 2002 ).
3) Diet Tinggi Serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat
terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat
kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan,
sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat
yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar
dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena
serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan
selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat
dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar
yang cukup tinggi ( Mayo, 2005 ).

Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari pada Penderita Hipertensi


No Golongan Bahan Makanan yang Makanan yang
Makanan Dianjurkan harus Dihindari
1 Sumber Karbohidrat Beras, bulgur, Roti, biskuit, dan
kentang, singkong, kue-kue yang
terigu, tapioka, dimasak dengan
hunkwe, gula, garam dapur dan
makanan yang atau soda.
diolah dari bahan
makanan tersebut di
atas tanpa garam
dapur dan soda
seperti: makaroni,
mi, bihun, roti,
biskuit, kue-kue
kering, dan
sebagainya.
2 Sumber Protein Daging dan ikan tak, ginjal, lidah,
Hewani maksimum 100 gr sardin, keju, daging,
sehari; telur ikan dan telur yang
maksimum 1 btr diawet dengan
sehari; susu garam dapur
maksimum 200 gr seperti: daging
sehari asap, ham, bacon,
dendeng, abon, ikan
asin, ikan kaleng,
kornet, ebi, udang
kering, telur asin,
telur pindang, dan
sebagainya.
3 Sumber Protein Semua kacang- Keju, kacang tanah
Nabati kacangan dan dan semua kacang-
hasilnya yang diolah kacangan dan
dan dimasak tanpa hasilnya yang
garam. dimasak dengan
garam dapur dan
lain ikatan natrium.
4 Sayuran Semua sayuran Sayuran yang
segar, sayuran yang diawet dengan
diawet tanpa garam garam dapur dan
dapur, natrium lain ikatan natrium,
benzoas dan soda seperti: sayuran
dalam kaleng, sawi
asin, asinan, acar,
dsbnya
5 Buah-Buahan Semua buah- Buah-buahan yang
buahan segar; buah- diawet dengan
buahan yang diawet garam dapur dan
tanpa garam dapur, lain ikatan natrium.
natrium benzoat dan
soda.
6 Lemak Minyak, margarin Margarin dan
tanpa garam, mentega biasa.
mentega tanpa
garam.
7 Bumbu-Bumbu Semua bumbu- Garam dapur,
bumbu segar dan baking powder,
kering yang tidak soda kue, vetsin,
mengandung garam dan bumbu-bumbu
dapur dan lain yang mengandung
ikatan natrium. garam dapur
seperti: kecap,
terasi, magi, tomato
kecap, petis, tauco.
8 Minuman Air putih Coklat, Kopi

Makanan yang dianjurkan:


a. Beras, kentang, ubi, mie, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.
b. Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah,
kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
c. Minyak gorng, margarine tanpa garam.
d. Sayuran dan buah-buahan tawar.
e. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, lombok, salam, sere, cukak.
Makanan yang tidak diperbolehkan
a. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang.
b. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti :
 Biskuit, bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau
soda
 Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur
asin, telur pindang.
 Keju, selai kacang tanah.
 Margarine, mentega.
c. Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
d. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
e. Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.
DAFTAR PUSTAKA
http://wolipop.detik.com/read/2011/09/14/100212/1721997/849/4-latihan-yang-
penting-untuk-penderita-hipertensi diakses tanggal 13 Juni 2015
Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia. 2004. Penuntun Diet; Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W. 1999. Kapita
Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI.
www.godiabetescare.com/hipertensi.html

Anda mungkin juga menyukai