DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NANGKAAN
Jl. Brig. Pol. Sudarlan No.34 Telp.(0332) 427239 BONDOWOSO
e-mail : admin@bondowoso.go.id, Website : http:// www.bondowosokab.go.id
BONDOWOSO
I. LATAR BELAKANG
Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang
menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak
serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan
kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut. Sedangkan pengertian
makanan untuk pemulihan gizi adalah makanan padat energi yang diperkaya dengan
vitamin dan mineral, diberikan kepada balita gizi buruk selama masa pemulihan
Menurut Persagi (2009), pemberian tambahan makanan di samping makanan
yang dimakan sehari – hari dengan tujuan memulihkan keadaan gizi dan kesehatan.
PMT dapat berupa makanan lokal atau makanan pabrik. Program Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT– P) diberikan kepada anak gizi buruk dan gizi kurang
yang jumlah harinya tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan status gizi anak. Ibu
yang memiliki anak di bawah lima tahun yang menderita gizi kurang / gizi buruk
diberikan satu paket PMT Pemulihan.
Menurut Gibson et al (1998), Complementary foods atau makanan tambahan
yang diberikan pada anak khususunya di negara yang sedang berkembang menurut
sebaiknya harus di fortifikasi dengan micro nutrient terutama zat besi, kalsium dan
zinc. Penatalaksanaan diet atau realementasi merupakan salah satu cara
penanggulangan bagi balita gizi buruk yang selama ini telah dilakukan oleh
Pemerintah dengan Pemberian Makanan Tambahan – Pemulihan (PMT-P) selama 3
sampai 4 bulan atau 90 sampai 120 hari.
Salah satu sasaran PMT Pemulihan adalah bayi umur 6- 12 bulan dan anak
balita umur dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga miskin. Namun dalam
pelaksanaannya PMT Pemulihan diberikan juga kepada balita gizi kurang dan atau
buruk dari keluarga miskin.
Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang
ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program
lebih besar. Diutamakan bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa
mengesampingkan sumber zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-
kacangan, ikan, sayuran hijau, atau kelapa dan hasil olahannya.
Pemberian Makanan Tambahan menurut WHO (2004) dalam Complementary
Feeding adalah memberi makanan lain selain ASI, dimana makanan lain ini disebut
dengan makanan tambahan. Selama periode pemberian makanan tambahan,
seorang anak perlahan-lahan akan terbiasa memakan makanan keluarga.
Bayi dan balita yang sudah sampai dalam keadaan gizi buruk dengan
kelainan klinis akan mengalami kematian jika tidak segera dipulihkan. Demikian juga
bayi dan balita dengan statu gizi buruk dan kurang, jika tidak ditangani segera
dengan memberikan makanan tambahan maka bayi dan balita tersebut akan
semakin menurun status gizinya.
Jumlah balita gizi kurang dan Bawah Garis Merah di Puskesmas Nangkaan
pada tahun 2014 masih tinggi yaitu 205 balita, oleh karena itu perlu memberikan PMT
Pemulihan pada Balita Gizi Kurang.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi balita di wilayah Puskesmas Nangkaan
2. Tujuan Khusus
a. Semua sasaran benar benar mendapat tambahan energi dan zat gizi
esensial berupa susu selama 29 hari
b. Meningkatkan status gizi balita dilihat dari penambahan Berat Badan
setiap bulan.
c. Mencegah terjadinya balita gizi buruk
III. SASARAN
10 balita gizi kurang yang ada di wilayah Puskesmas Nangkaan
V. MEDIA
Susu untuk balita
Mengetahui
Kepala Puskesmas Nangkaan Pelaksana Kegiatan