Daftar Isi
9. DESAIN TEROWONGAN .................................................................................................... 9-1
9.1. UMUM ..................................................................................................................................9-1
9.2. PROSES PEMBUATAN DESAIN......................................................................................9-2
9.3. TIPE TEROWONGAN ........................................................................................................9-2
9.4. STRUKTUR BADAN TEROWONGAN............................................................................9-3
9.5. METODA PERHITUNGAN KESTABILAN .....................................................................9-5
9.5.1. PARAMETER YANG DIGUNAKAN .................................................................. 9-6
9.5.2. CONTOH PERHITUNGAN 1 DI LOKASI BM 01............................................... 9-6
9.5.3. PERHITUNGAN TULANGAN ........................................................................... 9-15
Daftar Gambar
Daftar Tabel
9. DESAIN TEROWONGAN
9.1. UMUM
Sesuai dengan hasil kajian penentuan lay out jembatan dalam Laporan Antara, terowongan
Sasaksaat yang baru didesaiin sebagai terowongan untuk dua jalur jalan rel dalam satu lubang
dengan lebar bersih dasar terowongan 10,12 m, berlokasi di sebelah kiri dan dengan jarak 46,20 m
dari as jalur terowongan eksisting (batas tanah milik kereta api disini adalah 60 m, jadi masih dalam
tanah milik kereta api).
1180
50
123
620
Jalur evakuasi
& inspeksi
KOP REL
40 40
50 66
80
20
1012
1088
Panjang terowongan baru direncanakan memiliki panjang 995 m, mulai dari Portal 1 di
sta.142+825. (mulut terowongan dari arah Maswati) sampai Portal 2 ((mulut terowongan dari arah
Sasaksaat) di sta.143+820.
Alinyemen horizontal, dari rencana lokasi BH 501 dan BH 502 yang baru untuk jalur ganda,
rencana jalur jalan rel baru lurus sampai sta. 142+732 lalu melengkung ke kiri dengan jari-jari = 200
m sampai sta. 142+961. Lurus sampai sta. 143+839, melengkung ke kiri dengan jari-jari = 200 m
sampai sta. 144+079 lalu lurus memasuki jaringan emplasemen Sasaksaat lay out baru.
Alinyemen vertikal, dari arah BH 501 & BH 502, alinyemen vertikal naik dengan gradien 13.78
‰ sampai sta. 143+056. Dari titik ini gradien berubah agak mendatar menjadi 2.49 ‰ sampai sta.
143+766, lalu mendatar dengan gradien 0.00 ‰.
lining beton bertulang setebal 30 cm. Di daerah tertentu dimana ditengarai adanya garis sesar, lining
beton dipertebal menjadi 50 cm.
9.5. METODA PERHITUNGAN KESTABILAN
Untuk menghitung besarnya deformasi maksimum, tegangan geser, momen lentur dan
faktor keamanan, digunakan software PLAXIS 2D 2017 yang mampu menganalisa deformasi,
stabilitas dan aliran tanah dalam teknik Geoteknik.
Program dijalankan sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan konstruksi yaitu sejak
dimulainya penggalian dan pemasangan sistem penyangga yang dilakukan secara bertahap.
Garis besar tahapan pelaksanaan konstruksi sebagai berikut :
Penggalian pertama-tama dilakukan untuk bagian atas terowongan. Kemudian dipasang
sistem penyangga berupa shotcrete setebal 20 cm dan diperkuat dengan rockbolt Ø 25 mm sepanjang
4,0 m. Setelah selesai penggalian untuk bagian atas terowongan lengkap dengan pemasangan sistem
penyengganya, dilanjutkan dengan penggalian untuk bagian bawah terowongan dilengkapi dengan
sistem penyangga yang sama. Setelah itu dipasang lining akhir berupa lapisan beton setebal 30 cm.
Rincian lengkap tahapan menjalankan program perhitungan dengan software PLAXIS 2D
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Penggalian bagian atas,
Tahap 2 : Pengecekan Faktor Keamanan (SF),
Tahap 3 : Pemasangan Shotcrete,
Tahap 4 : Pemasangan Rockbolt.
Tahap 5 : Pengecekan Faktor Keamanan (SF),
Tahap 6 : Penggalian bagian bawah,
Tahap 7 : Pemasangan Shotcrete,
Tahap 8 : Pemasangan Rockbolt.
Tahap 9 : Pengecekan Faktor Keamanan (SF),
Tahap 10 : Pemasangan Lining Final.
Tahap 11 : Pengecekan Faktor Keamanan (SF),
Tahap 12 : Pembebanan (Beban Hidup),
Tahap 13 : Pengecekan Faktor Keamanan (SF),
Gambar 9.9 – Pemasangan Shotcrete, Profil Baja dan Rock bolts Tahap 1 : Bagian Atas
Gambar 9.11 – Pemasangan Shotcrete, Profil Baja dan Rock bolts Tahap 2 : Bagian Bawah
1180
50
123
620
Jalur evakuasi
& inspeksi
KOP REL
40 40
50 66
80
20
1012
1088
Gambar 9.17 – Faktor Keamanan Kondisi Service (dengan pembebanan kereta api) = 19.83
Dengan cara yang sama, dilakukan PERHITUNGAN dengan menggunakan parameter batuan
dari Titik BM 03, 05, 07 dan 10. Semua perhitungan tersebut mengacu kepada AASHTO LRFD
(2012).
Data dan hasil perhitungan lengkap diberikan dalam buku laporan tersendiri.
III. PENULANGAN
Mmax = 2757.0 kN.m/m
Muse = 2757.0 kN.m/m
M = 2757.0 =
56,705 kN/m2
b.d2 1 x 0.22 2
ρ min = 0.0036 material factor = 0.80 *)menggunakan tulangan minimum, karena hanya berperan
ρ max = 0.0164 Ø = 0.80 sebagai struktur tambahan
ρ bal = 0.0218 ρ req = #NUM!
ρ used = 0.0036
As = ρ x b x d
= 0.0036 x 1.0 x 0.2
= 791.54 mm2/m D 19 - 300 = 943.33 mm2/m
As'= ρ' x b x d
= 0.0018 x 1.0 x 0.2
= 395.77 mm2/m D 19 - 300 = 943 mm2/m
As min = 50% x luas tulangan pokok
= 0.50 x 792 = 395.77 mm2/m
2
As 2 = 395.77 mm /m D 16 - 300 = 670 mm2/m
Tulangan Geser
Vu = 2153 kN/m
Vc = 1/6 x √fc' x b x d = 183.38 kN
Ø Vc = 0.6 x Vc = 110.03 kN
Ø Vs = Vu - Ø Vc = 2043 kN
Ø Vc/Vu = 0.0511
Vs = Vu = 2043 kN