Anda di halaman 1dari 13

INVENTARISASI CAPUNG DI KEBUN RAYA BOGOR

Dina Mediawati(34150966), Dista Novistananda (3415096612), Dwi Pratami


Septiara(3415096609), Dzikrina Puji Lestari(34150966), Riski Amelia Utami(34150966)1
Paskal Sukandar2
1)
Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Jakarta
2)
Dosen Biologi Universitas Negeri Jakarta

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda Rawamangun Jakarta 13220
Telp/ Fax : (021) 4894909

Abstrak

Serangga merupakan hewan yang paling melimpah di Indonesia. Salah satunya yaitu
capung yang memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Penelitaian ini bertujuan
untuk menginventarisasi capung yang berada di sekitar kolam. Penelitian ini dilakukan pada
Selasa, 12 Juni 2012 di Kebun Raya Bogor. Metode yang digunakan adalah metode tangkap
langsung dengan menggunakan Insect Net. Pengambilan data dilakukan dengan mencatat jenis
capung dan jumlah yang teramati serta aktivitas yang sedang dilakukan. Berdasarkan hasil
pengamatan ditemukan 8 jenis capung yang termasuk dalam subordo Anisoptera, yaitu
Brachythemis contaminata (38 ekor), Brachydiplax chalybea (1 ekor), Ictinogomphus decoratus
(5 ekor), Neurothemis terminata (6 ekor), Orthetrum testaceum (3 ekor), Pantala flavescens (1
ekor), Orthetrum sabina (13 ekor) dan Orthetrum pruinosum (1 ekor).

Kata kunci : Capung, Inventarisasi, Kebun Raya Bogor.

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan
fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak di
kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil dan secara geografi adalah negara
kepulauan yang terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia (Primack et al.,1998).
Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dibanggakan Indonesia adalah serangga,
dengan jumlah 250.000 jenis atau sekitar 15% dari jumlah jenis biota utama yang diketahui di
Indonesia (Bappenas, 1993).

Serangga merupakan hewan yang paling melimpah di Indonesia. Terdapat sekitar 750
jenis capung tersebar di Indonesia (Susanti, 1998). Capung memiliki peranan dalam ekosistem
sebagai predator. Salah satu kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama,
bahkan capung jarum (Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat
mengurangi populasi hama tanaman pangan. Hal ini menunjukkan posisi penting keberadaan
capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung bagi keberlangsungan
ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika kondisi perairan sudah tercemar,
maka siklus hidup capung terganggu dan mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian
capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar
berupa perairan (Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor adalah kebun raya
tertua di Indonesia yang berperan sebagai bank plasma secara ex situ dan menyediakan
tempat penyimpanan bagi plasma nutfah yang dikumpulkan dari alam, serta berfungsi sebagai
penghubung dengan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah. Selain itu,
KRB juga sebagai kebun raya tertua di dunia yang mampu bertahan dalam kurun waktu yang
lama, serta tetap menjalankan fungsinya sebagai kebun botani (Apriyanti, 2011). Dengan
fungsinya sebagai kebun botani yang memiliki koleksi tanaman yang ada di tempat ini dan
konsep taman dengan kolam-kolam buatan maka menjadi tempat bernaungnya berbagai jenis
serangga terutama capung yang biasanya senang berada di dekat air. Oleh karena itu peneliti
ingin melakukan inventarisasi jenis-jenis capung yang berada di Kebun Raya Bogor.

METODOLOGI PENELITIAN

a. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Kebun Raya Bogor, pada hari Sabtu tanggal 12 juni 2012
pukul 08.00-10.00 WIB.
b. Alat dan Bahan
1. Insektnet untuk menangkap capung
2. Kamera digital
3. Alat tulis
4. Penggaris
c. Cara Kerja
1. Menentukan lokasi menangkap capung
2. Menangkap capung dengan menggunakan insekt net pada transek tersebut.
3. Capung yang tertangkap di ukur panjang abdomen dan sayap belakang dengan
menggunakan penggaris
4. Mengidentifikasi capung yang tertangkap dan mendokumentasikan dengan kamera.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Pengamatan
Tabel Jenis Capung dan Waktu Perjumpaan
Jam Σ
No Nama Capung ♂/♀ Aktivitas Tempat Bertengger
Perjumpaan Individu
1. Brachythemis 08.50 2 Tg Melati air
contaminata 08.55 1 Tg Melati air
09.05 ♂ 1 Tb dan tg
09.09 ♂ 1 Tg Thalia geniculata
09.10 24 Tg Scirpus lacustris lime
09.15 ♂ 1 Tg Scirpus lacustris lime
09.30 ♂ 2 Tg
09.30 ♀ 2 Tg Teratai Air
09.44 ♂ 1 Tb
09.50 ♂& ♀ 2 Tb dan kw
09.55 ♂ 1 tg Thalia geniculata
2. Brachydiplax
chalybea 09.01 ♂ 1
3. Ictinogomphus Hanguana malayana,
08.50 2 Tg
decoratus Typha angustifolia
09.13 ♂ 1 Tg Ranting
09.55 ♂ 2 Tg Batang bambu
4. Neurothemis 08.50 ♂ 1 Tg Melati air
terminata 08.55 ♂ 1 Tg Pistia sp.
08.58 ♂ 1 Tb dan tg Hanguana malayana
09.40 ♀ 1 Tg Rumput
Thalia geniculata,
10.00 ♂ 2 Tb dan tg
Nymphaea sp.
5. Orthetrum 09.00 ♂ 1 Tg
sabina 09.05 ♂ 1 Tb
09.10 ♂ 3 Tg Thalia geniculata
09.20 6 Tg Batu
Melati air dan ranting
09.25 ♂ 2 Tg
6. Orthetrum 09.30 ♂ 1 Tb Hanguana malayana
testaceum 09.40 ♂ 1 Tg Scirpus lacustris lime
09.45 ♂ 1 Tg Teratai air
7. Orthetrum
pruinosum 10.15 1 Tb
8. Pantala
09.01 1 Tb
flavescens

Diagram Batang Tempat Bertengger Capung

Tempat bertengger capung


30

25

20

15
Σ individu
10

b. Pembahasan
Pengamatan capung yang dilakukan di Kebun Raya Bogor pada pagi hari dengan cuaca
yang cerah. Lokasi pengamatan yaitu di daerah sekitar kolam dan daerah terbuka dengan
intensitas cahaya matahari yang cukup. Capung yang ditemukan saat pengamatan berjumlah
68 ekor, dengan jumlah spesies sebanyak 8 jenis yaitu Brachythemis contaminata dengan
populasi sebanyak 38 ekor, Brachydiplax chalybea dengan populasi sebanyak 1 ekor,
Ictinogomphus decoratus dengan populasi sebanyak 5 ekor, Neurothemis terminata dengan
populasi sebanyak 6 ekor, Orthetrum testaceum dengan populasi sebanyak 3 ekor, Pantala
flavescens dengan populasi sebanyak 1 ekor, Orthetrum sabina dengan populasi sebanyak 13
ekor dan Orthetrum pruinosum dengan populasi sebanyak 1 ekor. Jenis capung yang
ditemukan di sekitar kolam Kebun Raya Bogor sebagian besar termasuk dalam subordo
Anisoptera.

Capung adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Capung
(subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung
umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke
samping atau ke arah depan. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun
ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan
hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.

Capung merupakan serangga yang menarik, memiliki 4 sayap yang berselaput dan
banyak sekali urat sayapnya. Antena berukuran pendek dan ramping. Capung ini memiliki
toraks yang kuat dan kaki yang sempurna. Abdomen panjang dan ramping, tidak mempunyai
ekor, tetapi memiliki berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik. Bagian-
bagian mulut adalah tipe penggigit.
Mata capung sangat besar dan disebut mata majemuk, terdiri dari banyak mata kecil
yang disebut ommatidium. Dengan mata ini capung mampu melihat ke segala arah dan dengan
mudah dapat mencari mangsa atau meloloskan diri dari musuhnya, bahkan dapat mendeteksi
gerakan yang jauhnya lebih dari 10 m dari tempatnya berada.

Tubuh capung tidak berbulu dan biasanya berwarna-warni. Beberapa jenis capung ada
yang mempunyai warna tubuh mengkilap (metalik). Kedua pasang sayap capung berurat-urat.
Para ahli capung dapat mengidentifikasi dan membedakan kelompok capung dengan melihat
susunan urat-urat pada sayap.

Kaki capung tidak terlalu kuat, oleh karena itu capung menggunakan kakiknya bukan
untuk berjalan, melainkan untuk berdiri (hinggap) dan menangkap mangsanya. Kaki-kaki
capung yang ramping itu juga dapat membentuk kurungan untuk membawa mangsanya.
Capung (subordo Anisoptera) dapat menangkap mangsa dan memakannya sambil terbang,
sedangkan capung (subordo Zygoptera) makan sewaktu hinggap.

Capung berhabitat di lokasi yang dekat dengan air karena capung membutuhkan air
untuk berkembang biak serta perkembangannya. Capung ditemukan di semua tipe air tawar
namun biasanya ditemukan di tempat dengan kualitas air yang baik. Capung juga banyak
ditemukan di vegetasi tanaman air (Clausnitzer, 2008). Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
yaitu capung banyak ditemukan di vegetasi tanaman air. Tanaman air yang dihinggapi capung
antara lain Thalia geniculata, Scirpus lacustris lime, Hanguana malayana, Typha angustifolia,
Pistia sp., Nymphaea, melati air, teratai air.

Saat pengamatan, capung umumnya ditemukan di tempat terbuka (terpapar sinar


matahari) atau di tempat suhu yang hangat. Hal ini dikarenakan suhu hangat dibutuhkan
capung untuk aktifitas dan efisiensi metabolisme. Suhu tubuh internal capung mencapai 110°F
karena adanya pembakaran kalori saat beraktifitas serta tubuh capung yang terpapar sinar
matahari. Apabila suhu terlalu tinggi maka capung pun melakukan strategi pendinginan yaitu
dengan cara pindah ke tempat yang ternaungi serta merubah posisi tubuh yang berfungsi untuk
mengurangi paparan sinar matahari dan memantulkan cahaya serta panas dari tubuh capung
(Mead, 2009).

Aktivitas capung yang terlihat saat pengamatan diantaranya terbang, bertengger serta
kawin. Saat capung terbang, posisi kaki dilipat ke bagian ventral tubuhnya, untuk mengurangi
hambatan saat capung terbang, sehingga keseimbangan tubuhnya lebih terjaga. Capung jantan
bersifat serta mengusir capung jantan lainnya. Sedangkan saat capung bertengger, posisi
sayap datar dan terbuka lebar (Mead, 2009). Berdasarkan pengamatan, Scirpus lacustris lime
banyak dijadikan tempat bertengger yaitu sebanyak 25 individu. Jenis capung yang terlihat
sedang kawin adalah Brachythemis contaminata.

KESIMPULAN

1. Spesies yang ditemukan terdapat 8 jenis yaitu Brachythemis contaminate, Brachydiplax


chalybea ,Ictinogomphus decorates, Neurothemis terminata, Orthetrum testaceum,
Pantala flavescens, Orthetrum sabina dan Orthetrum pruinosum
2. Capung membutuhkan air untuk berkembang biak serta perkembangannya
3. Capung membutuhkan suhu hangat untuk aktifitas dan efisiensi metabolism
4. Scirpus lacustris lime dijadikan tempat bertengger capung terbanyak yaitu sebanyak 25
individu
5. Terdapat jenis capung yang terlihat sedang kawin yaitu Brachythemis contaminata.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Heni. 2011. Persepsi Dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap Koleksi
Tumbuhan Obat. Diunduh dari
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51260/E11hap.pdf?sequence=1
pada minggu 17 Juni 2012 pukul 21.21 WIB
Bappenas. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Ministry of National Development
Planning/ National Development Planning Agency.
Clausnitzer ,Viola. 2008. Studying Tropical Dragonflies and Damselflies. http://www.asia-
dragonfly.net/Articles/Study%20of%20Tropical%20Odonata.pdf. Diunduh pada tanggal
17 Juni 2012 pukul 16.00 WIB
Primack, R.B., J. Supriyatna, M. Indrawan, & P. Kramadibrata. 1998. Biologi konservasi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Shanti, Susanti. 1998. Mengenal Capung. Puslitbang Biologi – LIPI
Mead, Kurt. 2009. Behavior. http://www.mndragonfly.org/behavior.html. Diunduh pada tanggal
17 Juni 2012 pukul 15. 40 WIB

LAMPIRAN

1. Brachythemis contaminate

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Brachythemis
Jenis : Brachythemis contaminate

Tubuh agak pendek (abdomen ± 22 mm, sayap belakang ± 25 mm), sayap


transparan dan bening kecoklatan. Jenis ini tidak pernah terlihat jauh dari badan
perairan. Biasanya terbang hanya sebentar, suka berlama-lama hinggap pada ranting
atau rerumputan yang menjulur diatas permukaan air. Jenis ini mudah di kenali dengan
sayapnya yang transparan dan bening kecoklatan dan merupakan serangga yang umum
dijumpai di pulau jawa, terdapat sampai pada ketinggian 1460 m Dpl. Jenis ini menyukai
kolam yang dangkal, danau atau tangki-tangki air. Capung ini terbang hanya sebentar
terbang, lebih sering hinggap pada daun-daun teratai dan tumbuhan air yang terapung
lainya yang mengelilingi pinggir kolam dan tidak pernah terlihat jauh dari air, senang
hinggap berlama-lama pada pohon/ dahan yang menjulur di atas permukaan air.
2. Brachydiplax chalybea

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Brachydiplax
Jenis : Brachydiplax chalybea

Panjang abdomen 21-25 mm dan panjang sayap 26-30 mm. Umumnya menyukai
kolam dan rawa sebagai tempat berbiak. Tubuh jantan berwarna biru keputih-putihan,
ujung abdomen berwarna kehitaman. Jenis ini cukup umum dijumpai di wilayah pesisir
jawa barat. Umumnya menyukai kolam dan rawa sebagai tempat berkembang biak dan
terbang di atas air yang terbuka, tubuh jantan berwarna biru keputih-putihan karena
diselimuti butiran putih halus seperti tepung, jenis ini mempunyai kebiasaan hinggap
pada ranting yang mati dan pada tumbuhan yang terdapat dikolam, Brachydiplax
chalybea adalah capung pemalu, melintas dengan gerakan cepat dan terbang sangat
tangkas dari satu tempat ketempat yang lain, kadang-kadang jenis ini dijumpai dalam
jumlah yang banyak di tempat yang kaya akan tumbuhan air.

3. Ictinogomphus decoratus

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Gomphoidea
Marga : Ichtinogomphus
Jenis : Ichtinogomphus decoratus

Jantan tubuhnya berwarna hitam dengan tanda kuning yang kuat di sepanjang
thorax dan abdomen, mata berwarna biru / hijau, pelengkap ekor sangat panjang.
Sedangkan betina tanda yang sedikit berbeda dengan jantan adalah memiliki semburat
hijau sedikit bagian punggung pada thorax.
Jenis ini mudah dikenal dari ruas abdomen ke-8 nya yang membengkak, bersifat
serakah dan suka berkelahi, memangsa semua jenis serangga dan bahkan mengejar
capung yang lebih besar, di daerah dekat kolam cukup banyak di jumpai Ictingomphus
decoratus jantan tidak pernah terlihat jauh dari air dan suka hinggap pada tumbuhan air
yang muncul di permukaan atau pada dedaunan di dekat tepi sungai, capung ini
menyukai air yang tenang atau tidak mengalir sebagai tempat berkembangbiak.

4. Neurothemis terminate

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Neurothemis
Jenis : Neurothemis terminate

Jenis ini umumnya di jumpai dan di indonesia penyebarannya cukup luas . dapat
hidup hingga ketinggian 1400-1500 m Dpl. Tubuh berwarna merah hati yang juga
hampir mewarnai seluruh sayapnya. Umumnya terbang rendah dan hinggap di atas
dahan atau daun pada waktu matahari bersinar cerah. Neurothemis terminata bukan
jenis capung yang suka berkelompok , sepanjang tahun capung ini banyak di jumpai
hampir di semua tempat yang lembab terutama rawa, kolam dan persawahan. Pada
umumnya capung ini menyukai air yang tenang untuk berkembang biak.
5. Orthetrum Sabina

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Orthetrum
Jenis : Orthetrum sabina

Termasuk jenis capung predator yang rakus memangsa kutu, ngengat atau
bahkan capung jenis lain. Tubuh berwarna hitam dengan corak garis hitam, pada bagian
dorsal terdapat dua pasang sayap, bagian ventral terdapat tiga pasang kaki yang
berwarna hitam. Abdomen ramping dan membulat, berwarna belang putih kehijauan dan
hitam, bercabang dua. Abdomen semakin ke ujung semakin membesar. Panjang
abdomen ± 35 mm dan panjang sayap belakang ± 45 mm. Memiliki dua pasang sayap
berwarna transparan. Terlihat jelas pertulangan sayap, berwarna hitam.
Jumlahnya sangat melimpah dan terdapat di seluruh pulau jawa, jenis ini
merupakan salah satu jenis capung yang paling dikenal di jawa dan paling dominan di
persawahan, capung ini berkembang biak di air yang tidak mengalir atau airnya yang
lambat. Karena kemampuan beradaptasi di musim kemarau dan musim hujan, serangga
ini hampir hidup di semua negara, dapat di temukan pada ketinggian 2500 m Dpl.
Orthetrum sabina sering hinggap pada semak-semak dikelilingi kolam, danau dan
sungai , melintas diam-diam di atas rerumputan dan sangat harmonis dengan
sekelilingnya dan mangsanya terutama berupa serangga-serangga seperti kutu,
ngengat dan capung jarum.
6. Orthetrum testaceum

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Orthetrum
Jenis : Orthetrum testaceum

Capung ini mempunyai 6 kaki, memiliki 2 pasang sayap yang transparan serta
ruas tubuh sebanyak 8. hewan ini bersifat hemometabola, mulut pada hewan dewasa
bertipe pengunyah. sayang pada capung yang belakang lebih besar dibandingkan yang
depan, sayap berwujud membran. memiliki mata majemuk yang besar tersusun ats
amatidia yang jumlahnya mencapai 30.000 antena kecil,nympha bersifat akuatik. Hewan
fase nympha dan dewasa semuanya bersifat predator. pada hewan dewasa kaki tidak
digunakan untuk bergerak tetapi digunakan untuk menangkap serangga lain pada saat
terbang. Orthetrum testaceum sering ditemukan disekitar kolam atau rawa. capung
mempunyai banyak tenaga, sehingga dikenal sebagai penerbang yang kuat dan sulit
untuk ditangkap. kedua mata facet sangat berdekatan dilihat dari arah atas. pangkal
sayap belakag lebih lebar daripada pangkal sayap depan. Pada hewan betina ovipositor
berkembang dengan baik. capung memiliki kaki yang digunakan untuk berpegangan
pada waktu hinggap atau untuk menangkap mangsa pada saat terbang. Perkawinan
capung berlangsung di udara. Telur diletakkan di air atau diselipkan pada tumbuhan air.
Peristiwa molting akan berlangsung sekitar 2 sampai 15 kali dan lama fase nympha ada
yang selama 3 bulan bahkan ada yang sekitar 5 tahun.
7. Orthetrum pruinosum

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Orthetrum
Jenis : Orthetrum pruinosum

Capung dengan ukuran sedang. Jantan memiliki wajah coklat kemerahan. Mata
biru hitam di bagian atas dan abu-abu kebiruan di bagian samping. Thoraks tertutup
dengan bulu-bulu, berwarna coklat kemerahan sampaia ungu kusam. Kaki hitam, sayap
transparan dengan wingspot coklat kemerahan. Abdomen berwarna merah cerah.
Betina memiliki wajah kuning langsat dengan mata biru kecoklatan. Thoraks coklat
kemerahan atau kuning kusam dengan garis tepi berwarna coklat. Abdomen kuning
kusam dengan beberapa segmen bergaris hitam tipis. Capung ini biasanya dapat
ditemukan di sungai, kolam, dan saluran irigasi. biasanya hinggap di batu ataupun di
ranting dan tumbuhan yang dekat dengan air

8. Pantala flavescens

a. Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Suku : Libellulidae
Marga : Pantala
Jenis : Pantala flavescens

Panjang abdomen 29-35 mm dan panjang sayap 28-41 mm. Toraks biasanya
berwarna kuning emas dengan garis gelap dan berbulu. Bagian dorsal terdapat dua
pasang sayap berwarna bening, ada juga yang berwarna kuning kejinggaan, atau
transparan. Terlihat jelas pertulangan sayap, berwarna hitam. Bagian ventral terdapat
tiga pasang kaki yang berwarna hitam. Abdomen berwarna kuning kejinggaan,
bercabang dua. Bagian dorsal terdapat garis hitam. Abdomen semakin ke ujung
semakin mengecil. Jenis capung Pantala flavescens mudah dikenal dari tubuhnya yang
berwarna kuning, pangkal sayap belakang melebar sehingga ukurannya kelihatan jauh
lebih besar dibanding sayap depan.

Jenis ini tersebar di seluruh dunia terutama di kawasan tropis, sangat umum
terdapat di semua habitat dan sering jauh dari air. Pantala flavescent merupakan jenis
serangga migran yang dapat berkembang biak , baik pada air yang mengalir lambat
maupun pada air yang tidak mengalir, sampai ketinggian 2800 m Dpl. Pantala flavescent
senang hidup berkelompok , sering terlihat terbang dengan jumlah yang cukup besar di
atas lapangan rumput atau di jalan-jalan, di mana mereka dapat memangsa nyamuk,
lalat sehari dan serangga kecil lainnya , jenis ini termasuk penerbang cepat , namun
terkadang terbang rendah sehingga mudah di tangkap. Salah satu ciri yang dapat
membedakan Pantala flavescent dengan jenis lainya yaitu sayap belakangnya yang
lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai