Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

JARINGAN PERIDERM DAN


SEKRETORI
Untuk Melengkapi Tugas Makalah Biologi

Kelompok : 1

Disusun Oleh :

1. Restu mutia munekawati (44114160)


2. Faradisa fauzi (4411416015)
3. Wiji nurani (44114160)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1. Latar belakang ................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
3. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

1. Pengertian jaringan periderm ............................................................ 2


2. Struktur periderm .............................................................................. 2
3. Perkembangan periderm ...................................................................
a. Morfologi kulit kayu .............................................................. .
b. Gabus komersial ................................................................... .
c. Jaringan protektif pada monokotil ..........................................
d. Gabus luka ..............................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

1. Kesimpulan .........................................................................................................
2. Saran ...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan jaringan vaskular sekunder biasanya diikuti oleh pembentukan


gabus. Secara fungsional, jaringan gabus ini membentuk sebuah lapisan pelindung yang
menggantikan kulit luar (epidermis) yang mati dan terkelupas. Gabus biasanya terbentuk
di dalam akar dan batang tumbuhan dikotil yang mempunyai penebalan sekunder yag
nyata dan terus menerus, tetapi biasanya tidak di bentuk pada daun-daun tunas musim
dingin tumbuhan tertentu.

Gabus adalah bagian dari jaringan sekunder majemuk yang disebut periderm.
Periderm tersebut biasanya terdiri dari tiga bagian : yakni felogen yang merupakan
kambium gabus, felem yakni lapisan gabus dan yang dihasilkan oleh felogen secara
sentrifugar dan feloderm yang merupakan jaringan perinkematis, yang dalam beberapa
spesies dihasilkan secara sentripetal oleh felogen(Fahn,1982).

Perkembangan periderm itu kadang-kadang barulah dimulai setelah produksi dari


jaringan vaskular sekunder tersebut sudah mencapai dimensi yang cukup besar.Pada
tumbuhan sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dari protoplas atau isolasinya
dalam sebagian protoplas. Zat yang di sekresikan berupa ion berlebih yang dipisahkan
dalam bentuk garam, kelebihan hasil asimilasi yang dikeluarkan sebagai gula, ataupun
senyawa dalam dinding sel. Pemisahan dan pembuangan zat yang tidak turut dalam
metabolisme sel kadang-kadang disebut juga sekresi. Namun dalam tumbuhan tak dapat
dibuat pemisahan tajam antara sekresi dan ekskresi, sebab sel yang sama menghimpun
berbagai zat, sebagian berupa produk sisa yang lain berupa bahan yang dipakai
kembali.(Estiti,1995)

B Rumusan Masalah

1. Apa pengertian jaringan periderm?


2. Apa saja struktur periderm itu?
3. Bagaimana perkembangan periderm?
4. Apa saja struktur kelenjar sekresi luar dan sekresi dalam ?

C TUJUAN

1. Mengetahui apa saja itu jaringan periderm


2. Mengetahui struktur periderm.
3. Memahami perkembangan jaringan periderm
4. Mengetahui struktur kelenjar sekresi
BAB 2
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN JARINGAN PERIDERM


Jaringan periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder dan
menggantikan epidermis pada batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan
sekunder. Hal itu tampak jelas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae yang berkayu.
Daun tidak menghasilkan periderm, kecuali pada sisik pelindung tunas istirahat. Pada
dikotil basah, periderm terdapat terutama di bagian tertua pada batang dan akar. Pada
beberapa monokotil ditemukan periderm, pada monokotil lain ditemukan jenis jaringan
pelindung sekunder yang berbeda.
pada bebrapa familia dikotil, peridrm terbentuk dalam xilem dan disebut gabus
interxiler yang berperan dalam kematian batang pada tumbuhan anual secara alami. Istilah
kulit kayu yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari perlu di nilai arti yang
sebenarnya sehubungan dengan periderm yang merupakan sebagian daripadanya. Kulit
kayu adalah semua jaringan diluar kambium pembuluh. Jadi, pada stadium pertumuhan
sekunder, kulit kayu mencakup floem sekunder, jaringan primer yang mungkin masih ada
di sebelah luar floem sekunder, serta periderm dan jaringan mati di sebelah luar periderm.
II. STRUKTUR PERIDERM
Perideerm terdiri dari falogen (kambium gabus), yaitu meristem yang membentuk
periderm, felem (gabus) yakni jaringan pelindung yang dibentuk oleh feogn ke arah luar,
dan feloderm yakni jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam.
Jaringan di luar periderm akan mati akibat sisipan jaringan gabus(felem) diantara jaringan
itu dengan jaringan di bagian dalam yang masih hidup.
 Felogen
Felogen adalah suatu jaringan meristematik sekunder, dari semua sudut pandangan
tersebut ,felogen berasal dari sel-sel yang telah mengalami diferensiasi dan felogen
menghasilkan jaringan-jaringan yang merupakan bagian dari tubuh sekunder tumbuh-
tumbuhan. Dilihat dari posisinya, felogen itu merupakan meristem lateral, sebagaimana
kambium, mengakibatkan bertambahnya diameter aksis melalui pembelahan periklinal
dalam sel-selnya. Secara histologis felogen lebih sederhana dari pada kambium vaskular,
karena terdiri dari hanya satu jenis sel-sel inisial. Protoplas sel-sel falogen berisi vakuola
dari berbagai ukuran dan dpat berisi kloropas dan tanin. Tidak terdapat ruang antar sel
dalam felogen kecuali di daerah-daera dengan banyak lentisel berkembang.
Felogen serupa dengan kambum vaskular, memperlihatkan periode aktif dan tidak
aktif. Dalam beberpa tumbuhan seperti misalnya Quercus ithaburesis dan Q.infectoria,
periode aktif dalam felogen tersebut dan pada kambium vaskular bersamaan terjadinya.
Akan tetapi hal ini tidak benar bagi tumbuhan yang lain. Pada Robinia pseudacacia
misalnya, terjadi dua priode aktivitas felogen selama satu periode tahunan aktivitas
kambium. Pada Accacia raddiana dilaporkan ada periode yang berselang seling antara
aktif dan tidak aktif selama setahun. Beberapa faktor nampaknya mempengaruhi aktivitas
dan inisiasi felogen. Pada Robinia felogen ditemukan bersifat aktif, terutama dengan
kombinasi dari hari pendek dan suhu tinggi atau hari panjang dan suhu rendah. Asam-
asam giberelat dan asam naftalin asetat dilaporkan mempunyai pengaruh memperlambat
yang jelas pada inisiasi dari felogen tumbuhan ini. Pada Eucalyptus camaldulensis
kelembaban yang tinggi dan atau pengeluaran oksigen yng terus menerus diketahui
mengakibatkan inisiasi felogen yang cepat
 Felem
Sebagaimana sel-sel felogen, sel-sel pada felem(sel-sel gabus) biasanya poligonal
sperti terlihat pada irisan tangesial dan dalam irisan melintang, tampaknya pipih ke arah
radial. Pada irisan melintang sel-sel gabus biasanya tampak tersusun dalam susunan
radial yang kompak tampak ruang antar sel. Susunan radial ini menunjukkan bahwa selsel
felogen membelah secara tangensial.
Sel-sel gabus itu sel-sel mati. Pelbagai jenis sel gabus dapat dibedakan dan pada
beberapa tumbuhan sel-sel yang berisi kristal dan sklereid dapat di jumpai diantar sel-sel
gabus. Kadang-kadang sel-sel tanpa suberin yang dinamakan feloid, yang tebentuk dalam
felem. Dua tipe sel gabus yang umum adalah yang kosong, berdinding tipis dan kadang
kala aga melebar secara radial, dan yang berdinding tegal lagi pipih radial. Sel-sel dari
tipe yang belakangan disebut ini sering dapat terisi dengan substansi yang bersifat resin
yang gelap atau bersifat tanin, seperti misalnya dapat dilihat pada Eucalyptus. Kedua tipe
sel felem ini dapat terjadi bersama-sama pada tumbuhan yang sama, sebaagai contoh
pada Arbutus dan Betula terjadi pada lapisan yang berselang-seling. Pada Betula sifat ini
menyebabkan gabusnya terkelupas seperti lembara-lembaran kertas.
Dinding utama sel felem terdiri atas selulosa dan kadang-kadang juga berisikan
lignin atau suberin. Di bagian dalam, dinding utama dibatasi oleh lapisan suberin yang
agak tebal, lapisan suberin, yang terdiri atas lamela-lamela halus suberin dan lilin secara
bergantian. Dalam proses produksi suberin, retikulum endoplasma jelas-jelas memainkan
peranan penting.
Suatu lapisan selulosa tipis, yang pada tumbuhan tertentu dapat mengandug lignin,
mungkin terdapat dibagian dalam lamela tersebut. Lapisan ini sering kali tidak terdapat
pada gabus botol ( dari Quercus suber). Pori-pori yang sangat halus dijumpai pada
dinding-dinding sel-sel gabus botol. Struktur itu berkembang dari plasmodesmata dan
menjadi dirintangi oleh suatu material yang padat. Lapisan suberin tidak dapat di tembus
oleh air dan gas, dan dapat bertahan terhadap tindakan assam-asam. Protoplas dari sel-sel
felem itu hilang setelah pelbagai lapisan dinding terbentuk dan lumen sel menjadi terisi
oleh udara atau substansi yang berpigmen seperti yang disebutkan di atas. Pada Betula,
Schonherr & Ziegler memperlihatkan bahwa lamela tengah dan dinding-dinding utama
felem hampir selalu hanya sebagian yang mengandung suberin. Menurut penulis-penulis
tersebut sifat ini menerangkan penemuan mereka bahwa periderm Betula dapat ditembus
oleh air.
 Feloderm
Sel-sel feloderm merupakan sel-sel hidup tanpa dinding yang mempunyai suberin.
Sel-sel itu sama dengan sel-sel parenkim korteks, tetapi jika feloderm itu multiseriata,
biasanya tersusun dalam deretan radial. Pada tumbuha tertentu sel-sel feloderm
mengandung kloropas dan melakukan fotosintesis. Sel-sel ini dapat menyiapkan pati.
Sklereid serta spesifik lainnya kadang-kadang terdapat diantara sel feloderm.
Pada familia seperti Hypericaceae, Mrtaceae, Onagraceae, dan Rosaceae,
terdapat jaringan pelindung berstruktur khusus pada akar dibawah tanah. Periderm
terdiri dari lapisan yang silih berganti, satu lapisan sel yang sebagian bergabus,
berantian dengan lapisan setebal beberapa sel yang tak bergabus. Poliderm dapat
menjadi setebal 20 lapisan sel atau lebih, namun hanya lapisan sel paling luar yang
mati. Pada bagian yang hidup, sel brfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan.
 Ritidom
Lapisan periderm yang ada tidak cukup luas sebagai penutup sumbu. Penambahan
jaringan di sebelah dalam bahkan bisa mengakibatkan keretakan pada periderem. Di
saat itulah diperlukan dan terbntuk periderm baru dalam jaringan hidup di bawah
periderm pertama, sehingga untuk sementara waktu periderm kedua memenuhi syarat
sebagai lapisan pelindung pengganti epidermis. Bila hal itu terjadi berulang kali,
sementara periderm lama belum seluruhnya tanggal, terdapat sejumlah lapisan periderm
di permukaan akar dan batang. Bagian kulit kayu yang mati, terdiri dari jaringan yang
terisolasi oleh periderm dan lapisan perider yang tidak aktif lagi.
III. PERKEMBANGAN PERIDERM
Felogen dapat berkembang dalam sel-sel yang hidup parenkim, epidermis atau di
dalam sel-sel kolenkima. Sel-sel ini menjadi bersifat meristematik, kehilangan vakuola
pusat, volume sitoplasma betambah, dan sel-sel itu mengalami pembelahan perinklinal.
Berawalnya pmbelahan-pembelahan, pati dan tanin lambat hilang dari sel-sel yang
berisikannya. Sebagai akibat pembelahan perinklinal pertama, terjadilah dua sel yang
sama dalam bentuknya. Sel bagian dalam mampu untuk menjalani pembelahan
selanjutnya, tetapi seringkali tidak melakukannya. Tetapi kedua sel ini dianggap sebagai
sel feloderm. Sel yang sebelah luar menjalani pembelahan periklinal sehingga terjadi
pembentukan dua sel. Yang terluar dari kedua sel akan berkembang mejadi sel gabus
dan sebelah dalam merupakan inisial felogen yang terus membagi diri.
Jumlah lapisan felem biasanya lebih banyak daripada jumlah lapisan feloderm.
Pada tumbuhan tertentu,feloderm sama sekali tidak dapat,tetapi banyak tumbuhan
feloderm itu terdiri atas satu sampai tiga lapisan sel sedangkan pada beberapa tumbuhan
yang lain feloderm mungkin terdiri atas enam lapisan. Jumlah lapisan pada feloderm
dapat juga berubah sesuai dengan umur tumbuhan tersebut. Jumlah lapisan sel felem
yang dihasilkan pada satu musim berbeda pada berbagai jenis, dan mungkin sangat
besar.
Pada tumbuhan tertentu seperti Quercus suber dan Aristolochia, lapisan-lapisan
gabus yang tebal ditambahkan di permukaan batangnya. Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil dan gymnospermae, periderm yang mula-mula biasanya berkembang pda tahun
pertama pertumbuhan dari organ aksial, dibagian-bagian yang telah berhenti
pertumbuhan memanjangnya.
Periderm pertama pada batang dan akar biasanya tampak pad tahun pertama
pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada
tahun berikutnya. Air, suhu dan intensitas cahaya semuanya mempengaruhi saat
terbentuknya periderrm.
Periderm pertama pada batang umumnya terbentuk di lapisan sel subepidermal
seperti pada Populus, tetapi kadang-kadang terbentuk dalam epidermis seperti pada
Nerium oleander, Solanum dulcamara dan Quercus suber. Pada beberapa species,
periderm pertama terbentuk lebih di dalam, yakni dalam floem primer. Pada
kebanyakan akar, periderm terbentuk dalam perisikel.
Namun, ada juga yang membentuk periderm pertama di dekat permukaan seperti
pada akar beberapa macam pohon dan tanaman basah menahun(perenial) yang memakai
kerteks sebagai penyimpanan cadangan makanan. Periderm berikutnya terbentuk secara
berturut-turut di tempat lebih dalam dan akhirnya terbentuk dalam parenkim floem
sekunder termasuk dalam jari-jari empulurnya.
Periderm menggantikan jaringan protektif yang primer (epidermis dan korteks)
dari organ-organ aksial. Dengan proses penebalan sekunder, periderm itu digantikan
oleh periderm baru yang dibentuk setiap kali lebih dalam pada jaringan hidup dari
sumbu. Perkembangan felogen yang mula-mula dapat terjadi dalam berbagai lapisan sel
disebelah luar dari kambium pembuluh. Yang lebih umum felogen pertama berkembang
dalam lapisan sel-sel langsung di bawah epidermis.
Felogen pertama dapat merupakan silinder yang sinambung, namun dapat
terbentuk di beberapa tempat terpisah dahulu dan baru kemudian meluas hingga
mrupakan silinder penuh. Periderm umumnya tampak sebagai lapisan tak sinambung,
bahkan saling menimpal. Lapisan lengkung seperti bentuk kulit kerang itu terbentuk
dibawaah retakan periderm dan mungkin juga berupa lingkaran penuh atau sedikitnya
sebagian lingkaran.
Sel yang akan membelah menghasilkan felogen dapat berupa epidermis,
parenkim, subepisermal atau kolenkim, parenkim perisekel, atau parenkim floem
sekunder, termasuk jari-jari empulur floem. Mungkin saja pembelahan awal terjadi pada
sel berkloropas atau bertanin atau pada se kolenkim. Pada saat akan membelah
membentuk felogen, kloropas berubah menjadi leukopas , benda ergastik mengilang,
dan penebalan sel berhenti.
Pada akar periderm yang dibentuk pertama kali dapat bertahan sebagai sebuah
lapisan yang sinambung menutupi seluruh panjangya oragn tersebut, kecuali pada
ujungnya. Bertambahnya diameter silinder gabus itu sidebabkan oleh pembelahan
antiklinal dalam sel-sel felogen dan sel-sel hidup di bawahnya. Biasanya gabus itu tipis
dan licin. Kondisi di salam tanah rupa-rupanya menuung dan memprcepat pembusukan
dan pengelupasan bagian luar yang pecah-pecah dari gabus tersebut. Dalam akar banyak
tumbuhan herba tidak terdapat pembentukan periderm, tetapi lapisan sel-sel luar
menjadi bersubrin(yakni pembentukan suberin disisipkan dalam dinding sel ).
Dengan pembentukan setiap priderm jaringan-jaringan di sebalah uarnya menjadi
terputus dari persediaan makanan dan persediaan air dan dengan demikian akan mati.
Kerak ini akan bertambah tebal, disebabkan oleh penambhan lapisan gabus
berikutnya yang membungkus lapisan kantung dari jaringan korteks dan floem, di
sebelah luar felogen yang paing dalam, dinamakan ritodoma atau pepagan luar,
sedangkan jaringan di sebelah luar kambium vaskular dimasukan dalam pepagan (kulit
kayu). Bagian yang hidup dari kulit kayu sebelah dalam dari ritidoma itu sering disebut
kulit kayu sebelah dalam atau pepagan dalam. Dengan bertambahnya diameter xilem
sekunder, maka lingkaran silinder kambium bertambah besar. Lapisan-lapisan xilem
sekunder yang baru terbentuk lebih besar kelilingnya daripada lapisan sebelah luar dari
kulit kayu sebelah dalam, yang karena itu menjadi kaku. Kekakuan ini dibantu oleh
produksi jaringan ekspansi dan jaringan poliferasi . jaringan ekpansi adalah suatu
jaringan interkaler, umumnya dibentuk oleh jejari floem dan jaringan poliferasi
berkembang sebagai akibat perrtumbuhan cepat (poliferasi) parenkima floem aksial.
a. Morfologi kulit kayu
Bagian batang sebelah luar berbeda pada pelbagai jenis tumbuhan dan jenis kulit
kayu dipakai dalam banyak hal sebagai suatu karakter taksonomik. Perbedaan ini di
sebabkan oleh cara pertumbuhan periderm, atruktur felem dan sifat serta jumlah
jaringan yang dipisahkan oleh periderm dari batang. Karena iu adalah mungkin untuk
menyimpulkan bahwa bagian sebelah luar batang ditentukan oleh jenis ritidoma.
Pada tumbuhan yang mempunyai periderm pertama dientuk dekat dengan
epidermis, sejumlah kecil jaringan primer terpotong dari batang dn akhirnya gugur.
Felem menjadi terbuka dan kemudian tidak ada ritidoma yang dianggap terdapat pada
batang. Bila felem tipis, permukaannya biasanya halus, sedangkan jika tebal, maka
permukaannya retak dan bergerigi. Cara pembentukan periderm mempengaruhi bentuk
kulit kayu pada umumnya dan ritidoma khususnya. Bila periderm sekunder berkembang
dlam bentuk sirip yang berhimpitan atau bentuk kerang, lapisan sbelah luar mengelupas
dengan sendirinya, dan dengan demikian terbentuklah pepagan bersisik. Periderm
berikutnya terbentuk sebagai silinder mnyeluruh dan dengan dmikian jaringan sebelah
luar yang mati itu tanggal sebagai silinder yang kosong. Jenis kulit kayu ini disebut
pepagan cincin.
Pengelupasan begian sebelah luar kulit kayu itu terdiri dalam beberapa cara. Pada
Arabutus dan Platanus, lempengan besar-besar jaringan sebelah luar yang mati terpisah
dari bagian dalam kulit kayu trsebut melalui lapisan sel-sel gabus yang berdinding tipis,
serta sel-sel gabus yang berdinding tebal dibagian bawahnya tetap tingga melekat pada
batang, sehingga menyebabkan permukaannya menjadi halus.
Pada beberapa spesies Eucalyptus, lembaran-lembaran jaringan sebelah luar kulit
kayu meneglupas melalui ritidoma sampai ke floem yang paling lur. Celah-celah
tersebut berasal dari baji parenkima yang berkembang ke arah keliling floem yang hidup
sewaktu batang bertambah lingkarannya, sel-sel yang terletak di tengah-tengh baji itu
mula-mula membelah diri dan kemudian berpisah membrntu ruang antar sel yang
membesar hingga trbentuk celah yang mencolok. Pada beberapa pohon, misalnya pada
Fagus, kulit kayu sebelah dalam tumbuuh lambat dan karena itu terbentuk banyak
jaringan ekspensi. Dalam hal ini periderm berikutnya memotong floem sekunder sedikit
demi sedikit dan pengelupasan kulit kayu seblah luar terjadi dengan lambat, sehingga
berjatuhan sirip-sirip halus dan bahkan tepung.
Pada banyak tumbuhan, berbagai lapisan ritidoma melekat stu sama lain dan tetap
tinggal pada batang selama bartahun-tahun dan kulit kayu sebelah luar menjadi sangat
tebal dan berparit dalam.
b. Gabus komersial
gabus komersil terbuat dari kulit kayu(papagan) pohon dan khususnya dari kulit
kayu Quercus suber. Bercak-bercak berwana coklat tua yang dapat dilihat pada
permukaan tangensial gabus dan pita-pita yang sama terlihat di permukaan radial dan
pada irisan melintang adalah lentisel.
Ciri-ciri khusus yang emberikan nilai komersial pada gabus adalah yang tidak
tembus terhadap gas dan zat cair, serta kekuatan, kelenturannya(elastisitas) serta
keringannya.
c. Jaringan protektif pada monokotil
Pada tumbuhan herba monokotil, epidermis yang mempunyai kutikula, adalah
satu-satunya cara untuk perlindungan sebelah luar di atas aksis tumbuhan tersebut. Bila
epidermis dirobek, sel korteks dibawahnya menjadi bersuberin. Lamela-lamela suberin
pada sel-sel ini disisipkan seperti pada sel-sel gabus yang spesifik. Ciri ini umum
terdapat pada Gramineae,Thypaceae dan famili-famili lainnya. Pelbagai jenis jaringan
proteksi ditemukan pada batang tumbuhan monokotil yang parenial. Menurt pengarang-
pengarang di atas, pada batang-batang tumbuhan monokotil menjadi tebal seperti
Curcuma,Cordyline,dan banyak pelem, berkembang suatu jaringan pelindung yang
spesifik. Jaringan ini dibentuk oleh aktivitas sekunder dari suatu mersitem yang
bertingkat yang muncul pada korteks sebelah luar. Inisial meristem ini menjalani tiga
sampai delapan kali pembelahan periklinal dan dengan demikian dihasilkan lapisan sel-
sel yang tersusun secara radial yang mengandung suberin.
Gabus dari jenis ini dinamakan gabus bertingkat. Inisial di sini, berlainan dengan
felogen yang spesifik, tidak membentuk suatu silinder teratur yang bersinambung.
Deretan-deretan sel radial yang membelah diri untuk membentuk gabus bertingkat
tersusun dalam pita tangensial tidak bertauran yang menutupi diantaranya sel-sel besar
yang tidak berbela, akan tetapi juga mengandung suberi. Pita-pita individual gabus
bertingkat ini dapat melebur secara radial dan tangensial. Lapisan-lapisan gabus
bertingkat dapat dibentuk selanjutnya ke arah pusat batang pokok, dan diantara lapisan-
lapisan ini, terdapat lapisan-lapisan yang berganti-ganti yang tediri atas sel-sel
bersuberin yang tidak membelah,dan sel-sel tanpa suberin yang rusak. Dengan cara
seperti ini dapat dibentuk lapisan-lapisan yang analog tetapi kurang terorganisasi dari
pada ritidoma tumbuhan dikotil.
d. Gabus luka
Pada umumnya ditempat-tempat adanya tumbuhan hidup terbuka terhadap udara
sebagai akibat adanya luka, berkembang Gabus luka. Jaringan sebelah luar yang mati
dipisahkan dari jaringn sebelah dalam yang utuh oleh suatu lapisan sel yang menjadi
bersuberin. Suatu felogen mungkin dapat dikembangkan di lapisan-lapisan yang hidup
yang tidak rusak. Felogen ini menghasilkan feloderm dan felem dengan cara yang biasa.
Lapisan gabus yang dibentuk dengan cara yang demikian mencegah hilangnya air
melalui luka dan melindungi tumbuhan tersebut terhadap masuknya fungi dan bakteri.
Ada perbedaan dalam jenis dan jumlah gabus yang berkembang pada pelbagai spesies,
organ, dan jaringan dan dalam bermacam kondisi lingkungan. Biasanya gabus luka
lebih muda berkembang pada tumbuhan berkayu dibandingkan tumbuhan herba atau
monokotil.
Terjadinya luka merangsang berlangsungnya urutan peristiwa metabolik. Respon
sitologis yang akan mengiringinya akan menutup luka jika disertai dengan kondisi yang
baik. Penyembuhan luka merupakan proses perkmbangan yang memerlukan sintesis
DNA dan protein. Periderm alami dan periderm luka sama asalnya dan pertubuhan dan
dapat memiliki unsur sel yang sama. Periderm alami berkembang dibawah permukaan
yang tertutup oleh epidermis berkutikula. Pembentukan periderm luka di dahului oleh
penutupan permukaan yang terdedah, oleh jaringan bekas luka(biart). Jaringa itu
mencakup jaringan mati(jaringan yang terkena nerkosis) di permukaan dan sel hidup di
bawahnya yang kemudian bersuberin dan berlignin serta membentuk lapisan penutup.
Felogen luka terbentuk dibawahnya dan jika gabus luka dihasilkan, maka jaringan mati
akan terngkat keluar.
e. Poliderm
Pada spesies trtentu dari Rosaceae, Myrtaceae, Hypricaceae, dan Onagraceae,
felogen khusus terbentuk dalam perisikel akar atau batang dibawah tanah. Felogen ini
secara sentrifugal menghasilkan beberapa lapisan sel yang berbanding tipis tanpa
suberin yang silih berganti dengan lapisan sel yang seperti endodermis. Pada permulaan
diferensiasi dari yang terakhir ini menjadi sel-sel gabus, pita-pita caspary muncul pada
dinding, yang pada perkembangan selanjutnya seuruhnya dilapisi oleh lapisaan suberin.
Jenis jaringan kompleks ini disebut poliderm.
f. Lentisel
Lentisel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif daripada periderm
ditempat lain dan menghasilkan jaringan yang berbeda dengan felem, banyak
mengandung ruang antar sel. Felogen lentisel juga memiliki ruang antar sel dan
sinambung dengan felogen periderm di sebelahnya. Karena susunannya terbuka, lentisel
dianggap sebagau struktur yang memungkinkan udara masuk lewat periderm.
Lentisel umum ditemukan pada periderm batang dan akar. Ukurannya berkisar
antara yang kecil yang hampir tak kasat mata sampai yang sepanjang satu senti meter.
Lentisel tersusun dalam deretan tau ditemukan sendiri-sendiri secara terpisah. Felogen
sinambung dengan felogen periferm di sampingnya, namun agak melengkung ke dalam
sehingga tampak bertempat lebih dalam. Jaringan renggang yang terbentuk oleh felogen
lentisel ke arah luar adalah jaringan pengisi atau pelengkap. Jaringan yang terbentuk ke
arah dalam adalah feloderm.
Pada dikotil dibedakan tiga jenis lentisel. Yang pertama yang paling sederhana
dan memliki jaringan pengisi terdiri dari sel bersuberin. Jaringan ini cukup kompak dan
memperlihatkan lapisan tumbuh. Jaringan pengisi yang berbading tipis itu terbentuk
diwaktu dini, sedangkan jaringan pengisi berbanding tebal dan lebih kompak
berkembang kemudian.
Lentisel jenis kedua terdiri dari sekumpulan sel yang tersusun renggang tak
bersuberin yang di akhir musim tumbuh diikuti pembentukan lapisan sel bersuberin
yang lebih kompak.
Jenis ketiga menunjukan spesielisasi tertinggi. Jaringan pengisi berlapis-lepis
karena jaringan renggang tak bersuberin tersusun bergantian secara teratur dengan
jaringan kompak bersuberin. Jaringan kompak membentuk lapisan penutup, masing-
masing setebal beberapa sel, jaringan ini menahan jaringan renggang yang juga
beberapa sel tebalnya.

Anda mungkin juga menyukai