IV. PENUTUP
3
I
HUBUNGAN TATA RUANG DAN
PERTANAHAN/AGRARIA
PENGERTIAN
di tingkat kabupaten/kota Ket: Zona yang perlu integrasi antara tata ruang dan agra
Keterkaitan
Antara Tata Ruang Dengan Agraria
6
Isi Wadah
(pengguna ruang/sektor)
Ruang
Alas (Wadah)
(Lahan/Tanah)
Penjelasan:
Ruang = Wadah/Tempat
7 Isi Wadah = Sumberdaya Alam (Soil, dll); Sumberdaya Buatan (jalan, irigasi, dll);
Sumberdaya Manusia (penduduk dan kota); dan kegiatan sosiaL ekonomi (industri,
pertanian dan jasa)
Alas = Tanah/tapak tempat berlangsungnya mayoritas kegiatan
Tata Ruang = Model/Wujud Struktur Ruang (infrastruktur dan sistem perkotaan) dan
Pola Ruang (Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya)
Rencana Tata Ruang = Tata Ruang yang direncanakan 20 Tahun ke depan sesuai
dengan tujuan yang disepakati Peruntukan kegiatan disesuaikan dengan kondisi
wadah/ruangnya (Fisik, Sosial dan Ekonomi)
Kondisi Eksisting (1)
Isi Wadah
(pengguna ruang/sektor)
Ruang
(Wadah)
Penjelasan:
8
Para pengguna ruang (sektor) secara yuridis mengakui dan mengikuti proses
perencanaan tata ruang, akan tetapi ketika implementasi berjalan (pemanfaatan
ruang), tumpang tindih lahan antar para pengguna ruang masih sering terjadi
dan cenderung berujung konflik lintas sektor. Hal ini terjadi karena masing-
masing sektor masih merasa memiliki peraturan perundangan yang mengikat,
khususnya dalam hal pemetaan lahan (tanah).
Kondisi Eksisting (2)
Penjelasan:
Kondisi dimana sektor berpegang pada peraturan perundangan masing-
masing, tanpa memperhatikan rencana tata ruang.
10
II
PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG
PENYELENGGARAAN
11 PENATAAN RUANG
menyelenggarakan
penataan ruang bersama masyarakat
PP RTR PULAU/KEPULAUAN
RTRW NASIONAL Perpres
RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
Perda Perda
RTRW PROVINSI RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
Provinsi Provinsi
13
PENYUSUNAN DAN
PEMBIAYAAN PROGRAM PELAKSANAAN PROGRAM
SINKRONISASI PROGRAM
Penyusunan Sinkronisasi
Perkiraan biaya Dapat disusun
Memperhatikan pelaksanaan rencana induk
Program jangka
panjang, menengah, rencana Sumber pembiayaan masing-masing
dan tahunan pembangunan Jangka waktu pembiayaan sektor
Indikasi program utama pengembangan Dilakukan oleh
Dapat berasal dari
dalam RTR wilayah pemerintah dan
Sinkronisasi program
Pemerintah, pemerintah
Melalui berbagai masyarakat melalui
sektoral dan daerah, dan/atau
forum dan rapat kerjasama
kewilayahan masyarakat
koordinasi
PERIZINAN
PERATURAN
Pemberian izin (izin prinsip, izin lokasi,
ZONASI izin penggunaan pemanfaatan tanah,
Ketentuan yang mengatur tentang persyaratan izin mendirikan bangunan dan izin
pemanfaatan ruang dan unsur - unsur lainnya) berdasarkan rencana tata ruang
pengendalian yang disusun untuk setiap blok/ (RTRW, RDTR/RTBL, PZ, dll)
zona peruntukan yang penetapannya di dalam
rencana rinci tata ruang
PENGENAAN
SANKSI
INSENTIF &
• Tindakan penertiban yg
DISINSENTIF
dilakukan terhadap
• Bentuk: pemberian keringanan pajak; pemberian pemanfaatan ruang yang
kompensasi; pengurangan retribusi; imbalan; sewa tidak sesuai dengan RTR &
ruang; urun saham; penyediaan prasarana dan sarana; peraturan zonasi
dan/atau kemudahan perizinan. • Terdiri atas: sanksi
• Dapat dilakukan: administratif, sanksi pindana,
- dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah sanksi perdata
- antar Pemerintah Daerah
- dari Pemerintah Daerah kepada masyarakat
Hierarki Produk Penataan Ruang
16
Peruntukan Ruang
Zonasi
masukan terhadap penentuan Zona Nilai
Tanah dan acuan dalam pelaksanaan
Konsolidasi Tanah
Fungsi RDTR
17
ALAT PENGENDALIAN
ALAT OPERASIONALISASI
PEMANFAATAN RUANG
RTRW
RDTR
! PENTING !
Muatan RDTR
18
2
RENCANA POLA RUANG
terdiri atas:
-Zona lindung dan Zona budi daya
- peta rencana pola ruang RDTR yang
berfungsi sebagai Zoning Map bagi peraturan zonasi
Muatan RDTR
19
3 Penetapan Sub BWP yang 4
Rencana Jaringan
Diprioritaskan Penanganannya
Prasarana, terdiri dari Minimum harus memuat lokasi dan tema
Jaringan Energi/kelistrikan Jaringan penanganannya
Telekomunikasi, Jaringan Air
Minum,Jaringan Drainase, Jaringan
Air Limbah,Penyediaan Prasarana
Lainnya
20
5
Ketentuan Pemanfaatan Ruang, memuat program
pemanfaatan ruang prioritas
6 Peraturan Zonasi
a. Jika RDTR belum disusun
Muatan:
disusun RDTR yang dilengkapi
- WAJIB dengan Peraturan Zonasi
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan hanya pada wilayah
(ITBX) perencanaan
b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
c. ketentuan tata massa bangunan
d. ketentuan prasarana dan sarana minimum
b. Jika RDTR sudah disusun/
e. Ketentuan pelaksanaan tidak perlu disusun
- PILIHAN Maka Peraturan Zonasi disusun
a. ketentuan tambahan terpisah
b. ketentuan khusus
c. standar teknis dan berisikan Zoning Map dan
d. ketentuan pengaturan zonasi Zoning Text
1.KLIMATOLOGI BMKG
PETA TEMATIK TURUNAN TERKAIT PENYUSUNAN RTRW DAN
2. CURAH HUJAN BMKG
RDTR (PETA POLA RUANG DAN STRUKTUR RUANG) PERMEN
20/2007, PERMEN 20/2011, PP NO 15/2010
3.HARI HUJAN BMKG
21
4 INTENSITAS HUJAN BMKG CATATAN: Permasalahan Utamanya Bahwa Skala Dan
5. TSUNAMI BMKG Kedetilan Informasi Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan
6. CUACA EKSTRIM BMKG Penyusunan RTRW dan RDTR
7. PUTING BELIUNG BMKG
29. SISTEM LAHAN/MORFOLOGI BIG
8. KEGEMPAAN BMKG
30. KEMIRINGAN LERENG BIG
9. GEOLOGI STRUKTUR KESDM
31. NERACA SUMBERDAYA ALAM DARAT BIG
10 GEOLOGI UMUM KESDM
11. GEOLOGI WILAYAH KESDM 32. NERACA SUMBERDAYA ALAM LAUT BIG
3 - ketentuan variansi
pemanfaatan ruang
Ketentuan - ketentuan
tata bangunan insentif/disinsentif
- ketentuan penggunaan
- tinggi bangunan lahan yang tidak sesuai
maksimum atau
minimum
- jarak garis sempadan
bangunan minimum,
- Jarak bebas antar
bangunan minimum
- tampilan bangunan
(optional)
24
III
INFORMASI PERTANAHAN UNTUK
PENYUSUNAN RDTR
25
PROSEDUR PENYUSUNAN RDTR DAN PZ
2. Berdasarkan PP No. 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, pada
Pasal 1 dijelaskan bahwa salah satu jenis Penerimaan PNBP adalah
Pelayanan Informasi Pertanahan.
3. Lebih lanjut dijelaskan di dalam PP No.128 Tahun 2015 Pasal 22 ayat (1),
Terhadap pihak tertentu dapat dikenakan tarif sebesar Rp.0,00 (nol
rupiah) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. Selain itu,
dijelaskan pula bahwa pihak tertentu tersebut salah satunya adalah
Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah, untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya dan tidak bersifat profit.
31 LANJUTAN…
4. Masih pada pasal yang sama, Terhadap Instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e yang
akan menyusun Rencana Tata Ruang, dapat dikenakan tarif sebesar Rp.
0,00 (nol rupiah) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
berupa Pelayanan informasi pertanahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 huruf f.
IV
PENUTUP : TINDAK LANJUT
PENUTUP
33
1. Direktorat Jenderal Tata Ruang (DJTR) dituntut untuk terus meningkatkan kualitas
perencanaan tata ruang, baik yang dilaksanakan sendiri maupun yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui pembinaan.
2. Secara khusus DJTR akan terus mendorong agar Pemerintah Kabupaten/ Kota segera
menyusun rencana detail tata ruang (Perda RDTR) sebagai dasar dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai referensi dalam
pemberian hak atas tanah. Dalam prosesnya yaitu penyusunan RDTR seoptimal mungkin
mempertimbangkan fakta hak atas tanah dalam penetapan ketentuan pemanfaatan
ruangnya (masuk dalam Revisi PP 13 tentang PNBP untuk Penyusunan RTR, Informasi
Pertanahan Rp. 0,-).
3. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional perlu mendorong agar
pemberian hak atas tanah dan penerbitan izin pemanfaatan sumber daya agraria lainnya
dilaksanakan secara terkoordinasi.
4. Diharapkan Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan ini dapat menjawab permasalahan yang
selama ini terjadi. Sehingga penggunaan tanah dan ruang berjalan dengan harmoni,
berkelanjutan serta mensejahterakan Rakyat.
34
TERIMA KASIH