No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 11 Februari 2017 Halaman : 1/3
UPT. Puskesmas Emi Yuliani, SKM
Selindung NIP. 197107051991032001
1. Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan
inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berbeda - beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan asma bronkial 3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Selindung No. 006/SK/ADM/UPT.PUS-SL/II/2017 Tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur. 2. Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Selindung No. 047/SK/ADM/UPT.PUS-SL/II/2017 Tentang Pelayanan Klinis. 3. Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Selindung No. 117/SK/ADM/UPT.PUS-SL/II/2017 Tentang Pengkajian Awal Klinis. 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 5. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis (auto/allo) tentang keluhan pasien 2. Petugas menemukan gejala khas untuk Asma, jika ada maka meningkatkan kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu : 1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda 2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari 3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya 4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, ASMA BRONKIAL No. Dokumen : 154/SOP/UKP/2017 No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 11 Februari 2017 Halaman : 2/3
UPT. Puskesmas Emi Yuliani, SKM
Selindung NIP. 197107051991032001
perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok
atau bau yang sangat tajam 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terdengar selama eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest” 4. Petugas menetapkan diagnosa Asma Bronkial 5. Petugas memberikan KIE tentang Asma Bronkial Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obatobatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT) Pola hidup sehat. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan: a) Menghindari setiap pencetus. b) Menggunakan bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asma 6. Petugas memberikan penatalaksanaan Asma Bronkial a. Asma Persisten Ringan Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 µg BB/hari atau ekuivalennya) • Teofilin lepas lambat • Leukotriene modifiers b. Asma Persisten Sedang ASMA BRONKIAL No. Dokumen : 154/SOP/UKP/2017 No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 11 Februari 2017 Halaman : 3/3
atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama • Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 µg BB atau ekuivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat, atau • Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 µg BB/hari atau ekuivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau • Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 µg BB atau ekuivalennya) atau • Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 µg BB atau ekuivalennya) ditambah leukotriene modifiers c. Asma Persisten Berat Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (> 800 µg BB atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama. Ditambah ≥ 1 di bawah ini : • Teofilin lepas lambat • Leukotriene modifiers • Glukokortikost eroid oral Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari 10 mg ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin lepas lambat 6. Unit Terkait 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum 2. Pelayanan KIA/KB