Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PRA RENCANA
PABRIK PABRIK SODIUM NITRAT DARI SODIUM KARBONAT
DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES SINTETIK
Disusun oleh :
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Kimia Dosen Pembimbing
ii
ABSTRAK
Sodium Nitrat dihasilkan dari proses sintetik antara Sodium Karbonat dan Asam Nitrat.
Sodium Nitrat banyak digunakan di berbagai bidang industri seperti produksi pupuk,
Berdasarkan beberapa pertimbangan dipilih lokasi pabrik Sodium Nitrat didirikan di kawasan
Industri Surya Cipta Jl. Raya Peruri, Karawang, Jawa Barat, diperkirakan cukup
menguntungkan dari segi analisis ekonomi bahan baku pemasaran, kemudahan transportasi dan
ketersediaan bahan baku.
Secara garis besar hasil perhitungan analisa ekonomi Pra Rencana Pabrik Sodium Nitrat
sebagai berikut: Total Penjualan Rp 418,635,000,000 Laba Kotor Rp 48,512,262,261 Laba
Bersih Rp 33,958,583,582 Rate Of Return (ROI) sebelum pajak 23.25 % ROI setelah pajak 24
% Internal Rate of Return (IRR) 20.01 %. Karena IRR lebih besar dari bunga bank (12%) maka
pabrik Sodium Nitrat layak untuk didirikan. Pay Out Time (POT) 3,8 tahun. Break Even Point
49,87%
iii
1
I PENDAHULUAN
Sifat-sifat fisika
Komponen
No Sifat
N2 O2
1. Berat molekul 28,02 32
2. Titik leleh, °C -209,86 -218,4
3. Titik didih, °C -195,8 -183
Sifat-sifat kimia
- Oksigen bereaksi dengan semua elemen kecuali dengan gas He, Ne dan Ar.
- Jika direaksikan dengan bahan bakar seperti petroleum oil, batubara atau
3
natural gas akan menghasilkan produk panas CO2, H2O dan sisa udara (N2
dan O2).
3. Katalis V2O5 - MoO3 (Othmer, 2005)
Persentase V2O5 : MoO3 = 70% : 30%
Masa aktif katalis : 4 tahun
1.2.2. Produk
Maleic Anhydride (Trivedi, 1982)
Rumus molekul : C4H2O3
Sifat-sifat fisika
- Berat molekul : 98
- Warna : kristal tidak berwarna
- Densitas : 1,3 g/cm3 pada 70 °C (cair), 1,48 g/cm3 (padat)
- Panas pembakaran : 333,9 kcal/mol
- Panas penguapan : 13,1 kcal/mol
- Panas peleburan : 3,26 kcal/mol
- Titik lebur : 52,8 °C (127 °F)
- Kapasitas panas : 0,119 kJ/mol.K (solid), 0,164 kJ/mol.K (liquid)
- Viskositas : 15 millipoises pada 70 °C (158 °F)
Sifat-sifat kimia
- Dapat bereaksi dengan air dengan reaksi hidrolisis:
C4H2O3 + H2O C2H2(COOH)2
Berat Harga
No Bahan
Molekul (US$/kg)
1. C6H6 78 1,995
2. C4H2O3 98 2,0
Sumber: alibaba.com
4
Tabel 1.2. Tabel analisis kebutuhan dan hasil reaksi pada pembuatan maleic anhydride
Komponen
Reaksi
C6H6 O2 C4H2O3 CO2 H2O C6H6 sisa
1 -1 -4,5 +0,9 +0,9 +0,9 +0,1
EP = Produk – Reaktan
= (0,9 98 2) (1 78 1,995)
= US$ 20,79/kg mol maleic anhydride
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik maleic anhydride
dapat memperoleh keuntungan sebesar US$ 20,79/kg mol dan dapat didirikan pada
tahun 2019.
1.3.2. Menentukan Kapasitas
Untuk memenuhi kebutuhan maleic anhydride di Indonesia masih harus
mengimpor dari negara lain. Oleh karena itu perlu didirikan pabrik yang berskala cukup
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Berikut merupakan perkembangan produksi
maleic anhydride di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.3.
Negara. Berikut merupakan perhitungan kapasitas untuk produksi yang akan didirikan
berdasarkan perkiraan pada jumlah ekspor, impor, produksi dan konsumsi dalam negeri.
Neraca massa peluang kapasitas:
m1 + m2 + m3 = m4 + m5
m3 = (m4 + m5) – (m1 + m2)
Dimana:m1 = nilai impor tahun 2019 (=0)
m2 = produksi pabrik dalam negeri (=0)
m3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan, (ton/th)
m4 = nilai ekspor tahun 2019, (ton)
m5 = nilai konsumsi dalam negeri tahun 2019, (ton)
Perkiraan nilai konsumsi dalam negeri pada tahun 2019:
m5 = P (1 + i)n
Dimana: m5 = perkiraan nilai konsumsi dalam negeri pada tahun 2019
P = data besarnya impor tahun 2014, kg
i = kenaikan rata-rata impor setiap tahun dalam (%)
n = jangka waktu pabrik berdiri (2014-2019) = 5 tahun
m5 = P (1 + i)n
m5 = 25.530.620 (1 + 0,1229)5
m5 = 45.579.714,5 kg/tahun
m5 = 45.579,7145 ton/tahun
Perkiraan nilai ekspor pada tahun 2019:
Nilai ekspor pada tahun 2019 diperkirakan 60% dari kapasitas pabrik baru, maka
m4 = 0,6 m3
Sehingga, kapasitas pabrik baru (m3) = (m4 + m5) – (m1 + m2)
m3 = (0,6 m3 + 45.579,7145) – (0-0) ton/th
0 ,4 m3 = 45.579,7145
m3 = 113.949,3 ton/tahun ≈ 120.000 ton/tahun
Jadi, peluang kapasitas produksi tahun 2019 sebesar 120.000 ton/tahun.
1.4. Pemilihan Lokasi
Dasar pemilihan untuk penentuan lokasi dari suatu perusahaan adalah sangat
penting sehubungan dengan perkembangan ekonomi dan social dari masyarakat karena
6
- Apakah daerah tersebut merupakan lokasi bebas sawah rawa, bukit, dan
sebagainya.
- Transportasi dan fasilitas lainnya.
e. Peraturan perundang-undangan
Hal-hal yang perlu ditinjau:
- Ketentuan-ketentuan mengenai daerah tersebut.
- Ketentuan mengenai jalan umum yang ada.
- Ketentuan mengenai jalan umum bagi industri didaerah tersebut.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, daerah yang menjadi alternatif pilihan lokasi
pendirian pabrik maleic anhydride terletak di terletak di Kawasan Industri
Wijayakusuma Jln. Tugu Wijaya IV, Semarang, Jawa Tengah. Peta lokasi pabrik
maleic anhydride dapat dilihat pada gambar 1.1.
10
Dengan mereaksikan benzene dan udara didalam reaktor dengan suhu 400-450
°C dan tekanan 2 bar dengan konversi 90%. Setelah dari reaktor terdapat pemisahan
crude MA, terjadi pendinginan menjadi 150-160 °C, MA menjadi liquid sedangkan MA
yang terikut pada gas akan dilakukan treatment untuk mendapatkan sisa MA yang
terikut pada gas.
MA yang terikut dengan gas dilakukan pemisahan dengan water scrubbing
karena air dapat menangkap MA yang masih terkandung pada gas. Selanjutnya
dilakukan dehidrasi untuk menghilangkan air pada larutan maleic acid. Proses dehidrasi
ini dilakukan pada suhu diatas 100 °C karena air akan menguap pada suhu diatas 100
°C. Setelah proses dehidrasi maka hasil dehidrasi yaitu crude MA akan ditambahkan
dengan crude MA yang didapatkan diawal sebelum masuk pada proses destilasi.
2.1.2. Proses Oksidasi dengan Menggunakan n-butane (Othmer, 2001)
Pembuatan MA dengan mereaksikan butane dengan oksigen menggunakan
vanadium phosphorus oxide sebagai katalis. Reaksi oksidasi butane memiliki reaksi
sebagai berikut:
12
Bahan baku berupa benzene dalam fase liquid ditampung di storage (F-111)
pada suhu 30 °C dan tekanan 1 atm lalu benzene dipompa (L-112) dan
disesuaikan fasenya berupa gas dengan menggunakan vaporizer (V-113) pada
suhu 100 °C lalu benzene ditekan menggunakan kompresor (G-114a) menjadi 2
bar dan dipanaskan hingga suhu 400 °C dengan menggunakan Heat Exchanger
(E-115a) untuk menyesuaikan kondisi pada reaktor. Udara dilewatkan pada
filter (H116) untuk menghilangkan pengotor yang terdapat pada udara bebas,
lalu udara juga ditekan hingga menjadi 2 bar menggunakan kompresor (G114b)
dan dipanaskan hingga suhu 400 °C dengan menggunakan Heat Exchanger (E-
115b).
2. Tahap reaksi
Selanjutnya bahan berupa benzene dan udara dimasukkan kedalam reaktor
dengan suhu 400 °C dan tekanan 2 bar, reaksi ini berlangsung pada fase gas
dengan adanya katalis heterogen campuran V2O5-MoO3 dengan konversi 90%,
menurut reaksi:
C6H6 + 4,5 O2 C4H2O3 + 2 CO2 + 2 H2O
Setelah keluar dari reaktor dikondensasi dengan menggunakan kondensor (E-
117) pada suhu 100 °C, MA akan yang menjadi liquid maka dapat dipisahkan
dari sisa udara dan sebagian benzene dan toluene.
3. Tahap pemisahan dan pemurnian
Proses selanjutnya adalah proses evaporasi, sebelum masuk pada proses
evaporasi, campuran hasil bawah flash drum (H-118) dipompa terlebih dahulu
menggunakan pompa (L-121) untuk mengalirkan hasil bawah flash drum
menuju evaporator. Proses evaporasi ini dilakukan pada suhu 200 °C karena air
akan menguap pada suhu diatas 100 °C, proses evaporasi ini menggunakan alat
evaporator (V-120). Setelah dari evaporator, MA dalam fase liquid akan
didinginkan untuk mencapai titik beku dari MA yaitu pada suhu 52,8 °C
dengan menggunakan flaker drum (H-123), flaker drum juga berfungsi untuk
menghilangkan sedikit kandungan air.
4. Tahap penyelesaian
Selanjutnya dibawa menuju bin (F-126) menggunkan belt conveyor (J-124)
dan bucket elevator (J-125), untuk proses packing digunakan mesin pengemas
(P-127) lalu menuju gudang penyimpanan produk (F-128).
14
IV NERACA PANAS
1. Evaporizer (V-113)
Fungsi: Untuk menguapkan C6H6
Keterangan:
∆H1 : Panas yang terkandung pada bahan masuk (fresh feed)
∆H2 : Panas yang terkandung dalam bahan keluar vaporizer
Qsteam : Panas yang dibutuhkan dari uap air
Qloss : Panas yang hilang
Keterangan:
∆H3 : Panas yang terkandung pada keluaran vaporizer
∆H4 : Panas yang terkandung dalam bahan keluar heater
Qsteam : Panas yang terkandung dalam pemanas
Qloss : Panas yang hilang
3. Heater (E-115b)
Fungsi: untuk memanaskan udara dari suhu 36,4 C sampai suhu 400 C
Keterangan:
17
4. Reaktor (R-110)
Fungsi: untuk tempat terjadinya reaksi oksidasi C6H6
Keterangan:
∆H7 : Panas yang terkandung pada bahan benzena
∆H8 : Panas yang terkandung pada bahan udara
∆H9 : Panas yang terkandung pada produk bahan keluar
∆H10 : Panas yang terkandung dalam dow-therm A masuk
∆H11 : Panas yang diserap oleh pendingin (dow-therm A)
∆HR : Panas yang timbul akibat terjadinya reaksi
Qloss : Panas yang hilang
5. Kondensor (E-117)
Fungsi: untuk mengkondensasi produk keluaran reactor sampai suhu 150 C.
Keterangan:
∆H12 : Panas yang terkandung pada produk keluaran reaktor
∆H13 : Panas yang terkandung pada keluaran kondensor
∆H14 : Panas yang terkandung pada pendingin masuk
∆H15 : Panas yang terkandung pada pendingin keluar
Qloss : Panas yang hilang
Neraca panas overall:
Panas masuk = Panas keluar
∆H12 + ∆H14 = ∆H13 + ∆H15 + Qloss
Keterangan:
∆H16 : Panas yang terkandung pada bahan masuk
∆H17 : Panas yang terkandung pada keluaran liquid evaporator
∆H18 : Panas yang terkandung pada keluaran gas evaporator
Qsteam : Panas yang dibutuhkan dari uap air
Qloss : Panas yang hilang
Keterangan:
∆H19 : Panas yang terkandung pada produk keluaran kondensor
∆H20 : Panas yang terkandung pada keluaran bawah flaker drum
∆H21 : Panas yang terkandung pada keluaran atas flaker drum
∆H22 : Panas yang terkandung pada air pendingin masuk
∆H23 : Panas yang terkandung pada air pendingin keluar
20
V SPESIFIKASI PERALATAN
in grade C
A = 851,04 ft2
B = 3,85 in
n’= 1
6 Filter Udara H-116 Automatic Kapasitas = 5335,5810 Carbon 6
Steel SA
dry filter air ft3/menit
240 grade M
type 316
Tha=thb = 15/16 in
12 Pompa L-121 Pompa Kapasitas = 544,27 ft3/jam Comersial 1
Sentrifugal Daya = 1 Hp Steel
13 Evaporator V-120 Do = 66 in 1
Di = 65,5 in
Ls = 150 in
ha = 11, 0695 in
hb = 18,9082 in
14 Pompa L-122 Pompa Kapasitas = 544,27 ft3/jam Comersial 1
Sentrifugal Daya = 1 Hp Steel
Prancangan alat utama pada Pra Rencana Pabrik Maleat Anhidrida adalah Reaktor
(R-110) dan Evaporator (V-120).
6.1 Perancangan Alat Utama Reaktor (dirancang oleh Farid Zakariya 1214025)
Nama alat : Reaktor
Kode alat : R-110
Jenis : Fixed Bed – Multi Turbular Reaktor
Type : Silinder tegak dengan tutup atas dan tutup bawah berbentuk standard
dishes
Kesimpulan dimensi alat
1. Dimensi Reaktor
a. Bagian tube
-
Bahan = SA 240 Grade M tipe 316
-
Ukuran = 4 sch 40
-
Susunan pipa = triangular pitch
-
ID = 4,026 in
-
OD = 4,500 in
-
Nt = 241 buah
-
PT = 5,625 in
-
C’ = 1,125 in
-
A = 13,071 in2
b. Bagian silinder (sheel)
-
Bahan = SA 240 Grade M tipe 316
-
Di = 95,38 in
-
Do =96 in
-
Ts = 5/16 in
c. Bagian tutup reaktor
-
Tutup = standard dished head
-
tha = ½ in
-
thb = ½ in
-
ha = 18,6382 in
24
-
hb = 18,6382 in
2. Dimensi Nozzle
Dari Brownell & Young tabel 12.2 halaman 221 diperoleh dimensi flange untuk
smua nozzle, dipilih flange standard tipe welding neck dengan dimensi nozzle:
-
Nozzle A : Nozzle untuk pemasukan benzena
-
Nozzle B : Nozzle untuk pemasukan udara
-
Nozzle C : Nozzle untuk pengeluaran produk
-
Nozzle D : Nozzle untuk pemasukan dowterm A
-
Nozzle E : Nozzle untuk pengeluaran dowterm A
-
NPS : nominal, in
-
A : Diameter luar flange, in
-
T : Ketebalan minimum flange, in
-
R : Diameter luar bagian yang menonjol, in
-
E : Diameter hubungan atas, in
-
K : Diameter hubungan pada titik pengelasan, in
-
L : Panjang julakan, in
-
B : diamter dalam flange, in
Nozzle NPS A T R E K L B
A 20 27 1/2 1 2/3 23 22 20 6 19,25
B 20 27 1/2 1 2/3 23 22 20 6 19,25
C 24 32 1 7/8 27 1/4 26 1/8 24 6 23,25
D 4 9 15/16 6 3/16 5 5/16 4,50 3 4,03
E 4 9 15/16 6 3/16 5 5/16 4,50 3 4,03
-
Bahan konstruksi = High Aloy Steel SA 240 Grade M tipe 316
-
Tensile strength minimum = 75000 psia
-
Allowable stress (f) = 16894
-
Ukuran baut = 1,5 in
-
Jumlah baut = 9 buah
-
Bolt circle diameter = 99.9 in
-
Edge distance = 1 1/2 in
-
Minimun radial distance = 2 in
c. Gasket
-
Bahan gasket = Solid flat metal
-
Lebar (L) = 0,54781 in
-
Tebal gasket (n) = 1½ in
-
Gasket faktor (m) = 6,5 in
-
Diameter rata-rata (G) = 8,0 in
4. Sistem Penyangga
-
Jenis = Kolom I beam
-
Jumlah = 4 buah
-
Panjang (L) = 270,6382 in
-
Ukuran I beam = 12 × 5 in2
-
Area of section (Ay) = 10,2 in2
-
Depth of beam (h) = 12 in
-
Width of flange (b) = 5 in
-
Axis (r) = 10,00 in
5. Base Plate
-
Panjang (p) = 21 in
-
Lebar (l) = 14 in
-
Tebal (t) = 20 in
-
Ukuran baut = 1 ¾ in
-
Jumlah baut = 4 buah
-
Bahan = Cast Iron
-
Root area = 1,744 in
-
Bolt spacing min = 3 ¾ in
26
-
Min radial distance = 2 ¼ in
-
Edge distance (E) = 1 ¾ in
-
Nut dimention = 2 ¾ in
-
Max filled radius = 5/8 in
6. Perencanaan lug dan gusset
a. Lug
-
Lebar = 11,500 in
-
Tebal = 10,595 in
-
Tinggi = 35,189 in
b. Gusset
-
Lebar = 25,500 in
-
Tebal = 3,973 in
-
Tinggi = 14,00 in
7. Sistem Pondasi
-
Luas atas = 15 × 15 in
-
Luas bawah = 20 × 20 in
-
Tinggi Bahan = 30 in
-
Bahan = Cement Sand dan Gravel
-
Luas permukaan tanah = 400 in2
6.2 Perancangan Alat Utama Evaporator (dirancang oleh Bagus Dewanata
1214017)
2. Silinder
-
Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade M Type 316
-
ID silinder : 65,5 in
-
OD silinder : 66 in
-
Tinggi silinder : 150 in
-
Tebal silinder : 5/16 in
-
Tinggi tutup atas : 11.0695 in
-
Tinggi tutup bawah : 18,9082 in
-
Teal tutup atas/bawah : 5/16 in
3. Nozzle
-
Diameter nozzle steam : 2 ½ in NPS
-
Diameter nozzle feed : 2 in NPS
-
Diameter nozzle kondensat : 2 ½ in NPS
-
Diameter nozzle produk : 2 in NPS
-
Diameter nozzle uap : 1 ½ NPS
4. Gasket
-
Bahan : Asbestos
-
Tebal : 1/8 in
-
Lebar : 4/16 in
-
Diameter luar : 67,023 in
-
Diameter dalam : 65,5 in
5. Bolting
-
Bahan : Stainless Steel SA 193 Grade B8 type 304
-
Ukuran : 1 ¼ in
-
Jumlah : 12 in
6. Flange
-
Jenis : I-Beam (12 x 5)
-
Luas (Ay) : 10,2 in2
-
Tinggi : 12 in
-
Lebar : 5,078 in
-
Tebal : 0,4224 in
-
R2-2 : 0,99 in
28
-
I2-2 : 10 in
7. Base Plate
-
Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade M type 316
-
Tebal base late : 1 in
-
Ukuran : 10 x 4,625
-
Jumlah baut : 4 buah
-
Ukuran diameter baut : 2 ½ in
8. Pondasi
-
Bahan : Beton
-
Ukuran atas : 20 x 20
-
Ukuran bawah : 25 x 25
-
Tinggi pondasi : 15 in
dengan tenaga listrik dan pengontrolannya dilakukan baik secara otomatis atau manual
dengan bantuan operator.
Tujuan instrumentasi:
Kondisi pada peralatan tetap stabil
Membantu mempermudah pengoperasian alat
Rate produksi tetap stabil
Lebih menjamin keselamatan kerja dan efisiensi kerja
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumentasi yaitu :
Range yang diperlukan untuk pengukuran
Ketelitian yang dibutuhkan
Bahan konstruksi
Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Faktor ekonomi
Pada pra rencana pabrik Maleic Anhydride ini menggunakan instrumentasi atau
alat kontrol secara otomatis maupun manual tergantung terhadap sistem peralatan dan
pertimbangan teknis serta ekonominya.
a. Manual
Pada proses manual, peralatan yang digunakan hanya terdiri atas instrumen penunjuk
dan pencatat saja dan biasanya digunakan untuk kondisi proses yang tidak memerlukan
ketilitian yang tinggi.
b. Otomatis
Untuk pengaturan secara otomatis, peralatan instrumentasi dihubungkan dengan
suatu alat control, biasanya digunakan pada alat yang membutuhkan ketelitian tinggi
dan alat yang menggunakan temperatur maupun tekanan tinggi sehingga perlu
digunakan proses yang otomatis agar meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja.
Pada pra rencana pabrik Maleic Anhydride ini dipasang beberapa alat kontrol
sebagai berikut :
1. Temperatur Controller ( TC )
Fungsi: Pengaturan dan penjagaan suhu agar beroperasi pada temperatur konstan.
2. Flow Controller ( FC )
Fungsi: Mengendalikan laju alir fluida melalui perpipaan sehingga aliran yang masuk
keperalatan proses tetap konstan.
3. Weight Controller ( WC )
Fungsi: mengatur berat bahan dalam suatu sistem agar sesuai dengan yang telah
ditentukan.
4. Pressure Controller (PC)
Fungsi : mengatur dan menjaga tekanan agar beroperasi pada tekanan yang konstan.
5. Rasio Controller (RC)
30
Fungsi : mengatur dan menjaga rasio masukan reaktor agar beroperasi pada rasio
yang konstan.
Secara keseluruhan, instrumentasi peralatan pabrik Maleic Anhydride dapat
dilihat pada tabel 7.1.Instrumentasi peralatan pabrik
Tabel 7.1. Instrumentasi peralatan pabrik
2. Aliran 1 dan 2 - RC
3.
Heater E-115a/b
TC
Kondensor E-117
Reaktor R-110
4. Reaktor R- 110 PI
VIII UTILITAS
Unit utilitas merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk menunjang
jalannya proses produksi dalam suatu industri kimia. Unit utilitas yang diperlukan pada
pra-rencana Pabrik Maleic Anhydride ini, yaitu :
- Dowterm A yang berfungsi untuk menjadi pendingin pada reaktor
- Air yang berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air
sanitasi
- Steam sebagai media pemanas dalam proses produksi
- Listrik yang berfungsi untuk menjalankan alat-alat produksi, utilitas dan untuk
penerangan pabrik
- Bahan bakar untuk mengoperasikan boiler dan generator.
8.1. Dowterm A
Listrik yang dibutuhkan pada pra-rencana Pabrik maleic anhydride ini adalah
687,3719 kWh. Kebutuhan listrik untuk proses, penerangan, instrumen dan lain-lain
dipenuhi oleh pembangkit listrik kawasan. Sedangkan apabila suplai listrik kawasan
mati, maka digunakan satu generator AC bertenaga diesel, satu buah generator
tambahan digunakan sebagai cadangan dengan power 917 kWh .
b. Tenaga kerja
e. Peraturan perundang-undangan
9.1. Faktor Utama
a. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan hal yang penting dalam operasional suatu pabrik. Hal
tersebut ditinjau dari tersedianya bahan baku dan harga bahan baku. Tersedianya
bahan baku merupakan faktor yang menentukan dimana lokasi pabrik tersebut di
dirikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai bahan baku adalah:
- Letak sumber bahan baku
- Kapasitas sumber bahan baku serta jangka waktu bahan tersebut dapat
digunakan
- Kualitas sumber bahan baku apakah memenuhi syarat
- Transportasi bahan baku.
- Pemasaran (marketing)
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam industri kimia.
Dikarenakan pemasaran akan menentukan keuntungan industri tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
- Tempat sasaran produk dipasarkan
- Kebutuhan produk saat sekarang dan akan datang
- Jarak pemasaran serta sarana pengangkutan dari lokasi dengan daerah
pemasaran.
b. Utilitas
Unit utilitas dalam suatu pabrik sangatlah penting karena merupakan sarana
bagi kelancaran proses produksi. Unit utilitas terdiri dari air, tenaga listrik dan bahan
bakar.
34
- Air
Air merupakan kebutuhan yang penting dalam industri kimia. Air digunakan
untuk kebutuhan proses, media pendingin, air sanitasi dan kebutuhan lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, air dapat diambil dari tiga macam sumber yaitu
air kawasan, air sungai, dan air dari PDAM.
Untuk itu perlu diperhatikan mengenai:
- Jangka waktu sumber air dapat memenuhi kebutuhan pabrik.
- Kualitas sumber air yang tersedia.
- Pengaruh musim terhadap kemampuan penyediaan.
Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari diambil dipergunakan air kawasan. Air
kawasan diolah terlebih dahulu pada unit utilitas untuk menghasilkan air yang berkualitas
sesuai dengan persyaratan.
Berdasarkan matriks diatas maka lokasi pabrik yang dipilih adalah di Semarang,
Jawa Tengah.
37
1. Pos keamanan
2. Parkir karyawan
3. Parkir kendaraan tamu
4. Kantor Pusat dan Tata Usaha
5. Perpustakaan
6. Gedung serbaguna (aula)
7. Toilet
8. Masjid
9. Musholla
10. Ruang proses
11. Area Perluasan Pabrik
12. Storage benzena
13. Storage downterm A
14. Taman
15. Utilitas
16. Storage produk (C4H2O3)
17. Laboratorium
18. Ruang boiler
19. Ruang gen set
20. Ruang bahan bakar
21. Departemen Produksi
22. Departemen Teknik
23. Penimbangan
24. Bengkel
25. Garasi
26. Poliklinik
27. Kantin dan Koperasi
28. Ruang kontrol
Table 9.2. luas bangunan pabrik
No. Tempat Ukuran Luas (m2)
1 Pos keamanan 2(3×4) 24
2 Parkir karyawan 10×15 150
3 Parkir kendaraan tamu 10×15 150
42
Struktur organisasi sangatlah penting bagi kelancaran dan kontinuitas suatu pabrik.
Struktur organisasi dapat mengatur system dan hubungan structural antar fungsi atau
orang-orang pada pelaksanaan fungsi mereka agar menciptakan sasaran secara efektif
dan hasil produksi yang benar.
10.1. Dasar perusahaan
Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)
Lokasi pabrik : Semarang – Jawa Timur
Kapasitas Produksi : 120.000 ton/tahun
Status investasi : Penanaman Modal dalam Negri (PMDN)
Penanaman Modal Asing
10.2. Bentuk perusahaan
Pabrik maleat anhidrat (C4H2O3) ini direncanakan berstatus perusahaan swata
nasional yang berbentuk pereroan terbatas (PT), bentuk ini digunakan dengan alasan:
1. Kedudukan atau wewenang antara pimpinan perusahaan dan para pemegang saham
(pemilik) terpisah satu sama lain.
2. Terbatasnya tanggung jawab para pemegang saham karena segala sesuatu yang
menyangkut kelancaran perusahaan dipegang oleh pimpinan perusahaan dan setiap
pemegang saham hanya mungkin menderita kerugian sebesar jumlah yang
ditanamkan pada PT yang bersangkutan
3. Kemungkinan terhimpun modal yang bear dan mudah yaitu dengan membagi modal
atas segala saham-sahamnya. PT dapat menarik modal dari banyak orang.
X-45
4. Kehidupan PT lebih terjamin karena tidak berpengaruh oleh berhentinya salah
seorang pemegang saham, direktur atau karyawan. Ini berarti suatu PT mempunyai
potensi hidup lebih permanen dari bentuk perusahaan lainnya.
5. Adanya efisiensi dalam perusahaan. Tiap bagian dalam PT dipegang oleh orang yang
ahli dalam bidangnya. Setiap orang memiliki bagian dan tugas yang jelas, sehingga
dapat maksimal dalam mengerjakannya.
10.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan pada pabrik maleat anhidrida ini adalah sistem
garis dan staf. Alasan pemilihan sistem garis dan staf adalah:
a. Biasa digunakan untuk organisasi yang cukup besar dengan produksi terus menerus.
b. Terdapat satu kesatuan pimpinan dan perintah sehingga disiplin kerja lebih baik.
c. Sering digunakan dalam perusahaan yang berproduksi secara massal.
d. Masing-masing kepala bagian/ manager secara langsung bertanggung jawab atas
aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
e. Pimpinan tertinggi pabrik dipegang oleh seorang direktur yang bertanggung jawab
kepada dewan komisaris. Anggota dewan komisaris merupakan wakil-wakil dari
pemegang saham dan dilengkapi dengan staff ahli yang bertugas memberikan saran
kepada direktur.
Disamping alasan tersebut ada beberapa kebaikan yang dapat mendukung
pemakaian sistem organisasi garis dan staff yaitu:
a. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apapun tujuannya, betapapun luas
tugasnya dan betapapun kompleks susunan organisasinya.
b. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil, karena adanya staff
ahli.
c. Perwujudan “the right man in the right place” lebih mudah dilaksanakan.
Dari kelebihan- kelebihan sistem oraganisasi garis dan staff diatas maka dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan system organisasi perusahaan
pada Pra Rencana Pabrik Maleat Anhidrida ini, yaitu menggunakan system organisasi
garis dan staff. Pembagian tanggung jawab dan wewenang berdasarkan depatementasi.
Pada setiap departemen dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi yaitu
divisi. Selanjutnya setiap divisi dibagi menjadi unit-unit.
Setiap departemen dipimpin oleh seorang manejer yang dibantu oleh asisten
manejer, sedangkan untuk divisi dikepalai oleh seorang divisi manejer yang dibantu
oleh asisten divisi manejer.
Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 10.1.
Gambar 10.1. Struktur Organisasi Pabrik Maleat Anhidrida
48
HARI
REGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I P P P L M M M L S S S L
II S S L P P P L M M M L S
III M L S S S L P P P L M M
IV L M M M L S S S L P P P
49
- Cuti tahunan selama 12 hari kerja dan diatur dengan mengajukan permohonan
satu minggu sebelumnya untuk dipertimbangkan ijinnya.
- Cuti sakit bagi tenaga kerja yang memerlukan istirahat total berdasarkan surat
keterangan dokter.
- Cuti hamil sekitar 3 bulan bagi tenaga kerja wanita.
- Cuti untuk keperluan dinas atas perintah atasan berdasarkan kondisi tertentu
perusahaan.
10.4. Penggolongan Dan Tingkat Pendidikan Karyawan
Penggolongan dan tingkat pendidikan karyawan berdasarkan tingkat kedudukan dalam
struktur organisasi Pra Rencana Pabrik Dimetil Keton (gambar 10.1) yaitu sebagai
berikut:
1. Direktur Utama : Sarjana Teknik Kimia Strata 2
2. Direktur Teknik dan Produksi : Sarjana Teknik Kimia Strata 2
3. Direktur Keuangan dan Administrasi : Sarjana Ilmu Administrasi (FIA) dan
Sarkajan Ekonomi Strata 2
4. Sekertaris Direktur : Sarjana Administrasi
5. Manager
a. Plant Manager : Sarjana Teknik Kimia Strata2
b. Office Manager : Sarjana Ilmu Administrasi (FIA) Strata 2
6. Penelitian dan Pengembangan : Sarjana Kimia (MIPA), T. Kimia, Ekonomi
7. Kepala Bagian
a. Bagian Produksi : Sarjana Teknik Kimia
b. Bagian Teknik : Sarjana Teknik Mesin
c. Bagian Keuangan : Sarjana Ekonomi
d. Bagiam Pemasaran : Sarjana ekonomi- manajeman
e. Bagian Umum : Sarjana Psikologi Industri
8. Kepala Seksi
a. Seksi Proses : Sarjana Teknik Kimia
b. Seksi Gudang : (D3) Teknik Kimia
c. Seksi Utilitas : Sarjana Teknik Mesin, Teknik Elektro
d. Seksi Bengkel dan Perawatan : Sarjana Teknik Mesin
e. Seksi QC. dan Laboratorium : Sarjana Teknik Kimia, Kimia (MIPA)
f. Seksi Penjualan dan Pembelian : Sarjana Ekonomi dan Promotion
g. Seksi Humas dan Personalia : Sarjana Psikologi dan Hukum
51
XI ANALISA EKONOMI
XII KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan Pra Rencana Pabrik Maleat Anhidrida dari Benzene
dengan Proses Oksidasi dapat diambil kesimpulan bahwa rencana pendirian ini adalah
cukup menguntungkan dengan mempertimbangkan beberapa aspek:
1. Dari Segi Proses
Proses oksidasi menggunakan benzene cukup sederhana dan dapat menghasilkan
yang lebih baik dan hasil yang lebih efisien bila dibandingkan dengan proses lain.
2. Dari Segi Sosial
Pendirian pabrik ini dinilai menguntungkan, karena :
57
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Data: Ekspor-Impor Menurut Komoditi 2009-
2013, diakses tanggal 24 Maret 2014.
Brownwll E. Lloyd “Process Equipment Design”, John Willey and Sons Inc, New
Delhi India, 1959
Coulson and Richardson, 1994. “Chemical Engineering vol 6”, 1th edition,
Pergamon Press, Oxford.
Chemical Engineering Essential for the CPI Professional, Maret 2015, vol 122 no 3
http://www.chemengonline.com., diakses tanggal 10 Juli 2015
Faith, Keyes, Clarks. 1995. Industri Chemicals, 4th. New York.
Geankoplis, Christie , “Transport Process dan Unit Operation”, 3nd Edition, Prentice
Hall Inc, New Delhi, India 1997
Hesse, H.C. and Rushton, J.H., “Process Equipment Design”, D. Van Nostrand Co.
New Jersey, 1981.
Himmelblau, D.M. 1989. Basic Principles and Calculation in Chemical
Engineering, 5th edition, Prentice-Hall International:Singapore
Kern D.Q, “Process Heat Transfer”, 2nd Edition, McGraw-Hill Inc, Singapore, 1988.
Kusnarjo, “Ekonomi Teknik”, Surabaya, 2010
Kusnarjo, “Utilitas Pabrik Kimia”, Surabaya, 2012
Levenspiel. Octave, “Chemical Reaction Engineering” 3th edition, John Willey and Sons
Inc, New York, 1954.
Othmer, D.F., Kirk, R.E. 1979. Encyclopedia of Chemical Tecnologi, vol 9, 5thedition,
Jhon Willey and Sons Ibc, New York.
Othmer, D.F., Kirk, R.E. 1979. Encyclopedia of Chemical Tecnologi, vol 12, 5thedition,
Jhon Willey and Sons Ibc, New York.
Othmer, D.F., Kirk, R.E. 1979. Encyclopedia of Chemical Tecnologi, vol 23, 5thedition,
Jhon Willey and Sons Ibc, New York.
Othmer, D.F., Kirk, R.E. 1979. Encyclopedia of Chemical Tecnologi, vol 25, 5thedition,
Jhon Willey and Sons Ibc, New York.
Perry, Robert H, “Perry’s Chemical Engineering Handbook”, 7th Edition, McGraw Hill
Company, New York, USA, 1997.
59
Perry, Robert H, “Perry’s Chemical Engineering Handbook”, 8th Edition, McGraw Hill
Company, New York, USA, 2008.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), “Dongkrak Pendapatan, PDAM Naikkan
Tarif”, Sistem Informasi Pemerintah Kota Mojokerto, 2015. Sumber: Radar
Mojokrto
Peter S. and Timmerhause, “Plant Design and Economic to Chemical Engineering”, 4th
Edition, McGraw Hill, Singapore, 1991.
PT PLN (Persero), “Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Tahun 2015”,
Smith, J.M, and Van Ness H.C, “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”, 2nd Edition, McGraw Hill Book Company, New York, 1959.
Ullmann’s, “Encyclopedia Of Industrial Chemistry, 7th edition, Wiley-VCH Verlag
GmbH & Co. KGaA, Weinheim, 2005
Ulrich D. Gael, “A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economic”,
John Willey and Sons Inc, New York, USA, 1984.
Yaws, Carl L. “Handbook Thermodinamic Diagrams”, Organic Componen Vol. 2, Gulf
Publishing Company, Houston. Texas, 1996
Yaws, Carl L. “Handbook Thermodinamic Diagrams”, Inorganic Componen Vol. 4,
Gulf Publishing Company, Houston. Texas, 1996