ABSTRAK
Perkembangan suatu kota tidak lepas dari arus urbanisasi yang terus-menerus terjadi. Seperti
halnya kota besar yang lain Kota Yogyakarta juga tidak lepas dari terjadinya proses urbanisasi.
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat tidak diragukan lagi akan berdampak bagi kebutuhan lahan
untuk tempat tinggal. Eksploitasi lahan yang terus menerus dengan jumlah lahan yang terbatas akan
menurunkan kualitas lingkungan. Kecamatan Gondokusuman adalah salah satu wilayah di Kota
Yogyakarta yang mengalami penurunan kualitas lingkungan, kususnya kawasan permukiman.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kualitas permukiman di Kecamatan
Gondokusuman. Penelitian ini mengusung konsep ekologi dimana aspek lingkungan yang
mempengaruhi penduduk dalam bermukim menjadi variabel utama untuk menilai kualitas permukiman.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif yakni secara skoring terhadap masing masing variabel.
Analisis secara spasial dengan membuat peta tematik sesuai indikatornya pada masing-masing variabel.
Metode yang digunakan adalah overlay peta-peta tematik guna mendapatkan kelas kualitas permukiman.
Dari hasil dan analisis dapat disimpulkan bahwa perkembangan permukiman mayoritas bersifat
organis tak terencana tanpa memperhatikan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menurunkan
kualitas permukiman itu sendiri. Jika ditinjau dari aspek lingkungan fisik binaan dan alami kurang
memenuhi fungsi ekologisnya karena kurang memenuhi standar permukiman ekologis di perkotaan.
Sedangkan untuk lingkungan sosial masyarakat sudah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya
sehingga mayoritas tidak merasa ada gangguan sosial yang berarti. Gabungan dari keduanya
menghasilkan tiga kualitas permukiman yakni Baik, Sedang, dan Buruk dengan mayoritas kelas
permukiman sedang.
Kata kunci : Permukiman, Ekologi, & Kualitas.
Kata kunci : Permukiman, Ekologi, & Kualitas.
1. PENDAHULUAN
Dengan adanya keraton sebagai
1.1 LATAR BELAKANG
Seperti halnya kota besar yang pusat budaya, masyarakat Yogyakarta
lain Kota Yogyakarta juga tak lepas dari telah mampu mempertahankan tradisi
Kota Yogyakarta dari waktu kewaktu, Nusantara bahkan dunia. Sektor pariwisata
yang mengakibatkan urban problem yang juga telah berkembang cukup pesat
cukup merepotkan bagi pemerintah untuk terutama dari segi budaya lokal dan
Setiap tahunnya ada ribuan mahasiswa Malioboro yang telah mampu menarik
baru dari berbagai pelosok nusantara yang banyak wisatawan domestik maupun
1
macam aktifitas maupun pusat pelayanan Permukiman Ditinjau dari aspek Ekologis
seperti itu telah banyak mengubah wajah Di Kecamatan Gondokusuman”. Dirasa
dan pola keruangan kota Yogyakarta. perlu dilakukan sebagai pertimbangan
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat peningkatan kualitas lingkungan yang
tidak diragukan lagi akan berdampak bagi telah menurun saat ini.
kebutuhan lahan akan tempat tinggal. Bagi Gambar 1
Peta Administrasi Kecamatan
mereka kaum marginal yang
Gondokusuman
berpenghasilan menengah kebawah akan
terdesak menuju kawasan-kawasan yang
seharusnya tidak sesuai untuk tempat
tinggal misalnya bantaran sungai dan tepi
rel kereta api.
Kecamatan Gondokusuman
adalah salah satu wilayah di Kota
Yogyakarta yang memiliki berbagai
sumber : Bappeda Kota Yogyakarta 2013
macam pusat kegiatan. Intensitas kegiatan
di wilayah ini cukup tinggi dimana 1.2. RUMUSAN MASALAH
beberapa kawasan seperti perdagangan,
Kecamatan Gondokusuman adalah salah
pendidikan, dan pemerintahan ada di
satu wilayah administrasi di Kota Yogyakarta yang
Kecamatan Gondokusuman. Lebih dari
mengalami gradasi kualitas lingkungan sebagai
90% Penutup lahannya adalah lahan
akibat perkembangan Kota Yogyakarta. Tingkat
terbangun sebagian besar adalah kawasan
kepadatan penduduk yang tinggi yakni 11.952
permukiman dengan kepadatan tinggi hal
Jiwa/Km2 (BPS:2011) mengindikasikan banyaknya
ini bisa dilihat dari kepadatan penduduk
kawasan permukiman dengan kepadatan yang
mencapai 11.952 Jiwa/Km2 (BPS,2011).
tinggi pula di Gondokusuman. Selain itu jika
Sedikitnya lahan terbuka dan kepadatan
musim hujan tiba beberapa sungai sering kali
penduduk yang tinggi tentu hal ini tidak
meluap dan menggenangi rumah warga, hal ini
sesuai dengan daya dukung lahannya. Hal
seperti yang terjadi di kawasan permukiman tepi
tersebut mengindikasikan kualitas
Kali Mbelik pada hari Rabu tanggal 11/12/2013
permukiman telah mengalami penurunan.
sore air meluap menggenangi rumah warga
dari awal perkembangan suatu
(sumber :Tribunjogja.com). Hal tersebut sebagai
permukiman tidak dirancang dengan
dampak fungsi ekologis bantaran sungai tidak
konsep arsitektur hijau yang
terpenuhi dikarenakan bantaran sungai dijadikan
mengutamakan kelestarian lingkungan.
kawasan permukiman. Dengan permasalahan yang
Dengan didasari latar belakang
telah disampaikan diatas maka bisa dikatakan
tersebut sekiranya perlu dilakukan suatu
bahwa kualitas permukiman di Gondokusuman saat
kajian yang menjadikan kualitas
ini cenderung menurun seiring dengan menurunnya
permukiman sebagai obyek dalam suatu
kualitas permukiman. Hal ini sesuai dengan konsep
penelitian. Dengan demikian, penelitian
ekologi wilayah bahwa manusia dengan habitatnya
dengan judul “Analisa Kualitas
saling mempengaruhi.
2
1.3. TUJUAN DAN SASARAN populasi (Yunus:2010). Teknik sampling yang
digunakan adalah sampling proporsional. Survey
1.3.1. TUJUAN
yang dilakukan memang bersifat kualitatif namun
Mengetahui tingkat kualitas permukiman di untuk memudahkan penelitian ini peneliti berupaya
Kecamatan Gondokusuman ditinjau dari aspek untuk mengkuantitatifkan data kualitatif yang
3
Analisis yang dilakukan menggunakan konsep 3. ANALISA KUALITAS PERMUKIMAN
ekologi wilayah yang mempengaruhi kualitas
3.1 KLASIFIKASI KUALITAS
permukiman dari teori-teori yang ada. Analisis ini
PERMUKIMAN
bertujuan untuk mengungkap berbagai fenomena
Kualitas permukiman dinilai dari gabungan setiap
lingkungan ekologi guna mendapatkan data yang
variabel yang telah dijelaskan di atas. Setiap
akurat untuk dijadikan masukan analis kualitas
variabel dibagi menjadi tiga kelas secara berjenjang
permukiman. Analisis yang dilakukan adalah
dan diberi skor secara bertingkat satu sampai tiga.
mendiskripsikan sebuah kondisi lingkungan secara
Selain diberi skor setiap variabel juga diberi bobot
fisik maupun sosial.
secara berjenjang satu sampai tiga sesuai dengan
Identifikasi kawasan permukiman dilakukan pengaruhnya terhadap kualitas permukiman. Untuk
dengan interpretasi Citra Satelit Quicbird, mendapatkan skor total pada masing-masing
berdasarkan kunci interpretasi yang mencirikan variabel skor tiap kelas dikalikan dengan bobotnya.
kondisi kawasan permukiman dilapangan. Pada Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk
umumnya kawasan permukiman pada suatu data spasial yakni peta sehingga hasil akhir untuk
wilayah memiliki pola-pola tertentu yang khas. kualitas permukiman juga disajikan dalam bentuk
Penentuan sebuah pola didasarkan tataletak peta yang menggambarkan zona-zona kawasan
bangunan dan bentuk struktur permukiman. permukiman sesuai dengan klasifikasi kualitas
Kelompok bangunan yang mengikuti pola tertentu permukimannya. Proses yang dilakukan untuk
dan memiliki keteraturan relativ sama pada suatu mendapatkan peta kualitas permukiman yakni
blok permukiman maka dikelompokan menjadi dengan dilakukan overlay peta-peta tematik dengan
satuan unit pemetaan yang sama. model builder dengan bantuan Sistem Informasi
Geografis. Setiap skor masing-masing variabel
2.3 PENGHARKATAN
dijumlahkan guna mendapatkan skor total. Skor
Pengharkatan adalah pemberian skor pada masing- total inilah yang menentukan akan masuk kelas
masing Variabel menurut indikatornya yang kualitas permukiman apa kawasan permukiman
4
berikut hasil penjumlahan skor semua variabel dari jarang sampai agak rapat. Kualitas
yang telah didapatkan dari hasil perhitungan permukiman buruk ada di tepi Sungai Code
menggunakan Sistem Informasi Geografi: Kelurahan Terban. Kondisi kelas permukiman ini
memiliki keteraturan bangunan yang tidak teratur,
Tabel 31 Skor Total Variabel Kualitas
bentuk bangunan yang sangat variatif, kondisi jalan
Permukiman
masuk sempit dan bergelombang karena letak
Skor Total Klasifikasi Luas (ha) permukiman pada lereng bantaran sungai.
35 Buruk 0.61
Sedangkan permukiman dengan kelas kualitas
37 Buruk 0.06
permukiman baik pada umumnya didominasi oleh
39 Sedang 1.46
rumah-rumah dengan kapling luas memiliki
41 Sedang 2.41
42 Sedang 0.08 halaman atau pekarangan dengan vegetasi/pohon
43 Sedang 13.31 pelindung yang rapat, jarak antar bangunang antara
44 Sedang 0.79 sedang sampai rapat. Lebih jelasnya dapat dilihat
45 Sedang 77.38 pada tabel, gambar, dan peta dibawah ini:
46 Sedang 0.84
47 Sedang 1.92 Tabel 2 Klasifikasi Kualitas Permukiman
48 Sedang 9.65 Persentase
Kelurahan Kelas luas (ha)
49 Sedang 5.09 (%)
50 Sedang 2.41 Baik 8.32 14.82
51 Sedang 24.07 Baciro
Sedang 47.84 85.17
52 Sedang 1.92
53 Sedang 3.32 Baik 6.33 16.50
Demangan
54 Baik 3.17 Sedang 32.01 83.49
55 Baik 0.70
Baik 0.71 1.72
56 Baik 1.23 Klitren
57 Baik 4.73 Sedang 40.48 98.27
5
yang paling diutamakan penduduk sedangkan
jumlah lahan yang ada terbatas, bahkan bantaran
Kenampakan Dilapangan Keterangan
sungaipun dijadikan kawasan permukiman. Dapat
Permukiman disimpulkan bahwa Kontrol pemerintah terhadap
dengan tumbuh kembangnya permukiman di Kecamatan
kualitas
sedang Gondokusuman tidaklah maksimal.
6
beberapa kelurahan. Permukiman dengan kualitas kelurahan dengan luas area 18.28313 ha atau
yang baik tersebut adalah permukiman dengan 11.17138 % dari total seluruh kawasan
bangunan tua dibangun sejak zaman Kolonial permukiman.
Belanda seperti di kelurahan Kota Baru dengan
5. DAFTAR PUSTAKA
konsep Garden City dan permukiman yang
dikembangkan oleh pengembang properti (swasta) Ami-archuek. 2009. Permukiman Kota. (Online),
terutama perumahan mewah. (http://ami- archuek06.blogspot.com, Di
akses 15 desember 2013.
4. KESIMPULAN BPS, 2012. Kecamatan Gondokusuman Dalam
Angka Tahun 2012. Yogyakarta : Badan
Pusat Statistik.
1. Permukiman tumbuh dan berkembang
Eumelia. 2008. Permukiman Ekologis. (Online),
telah memenuhi lahan yang tersedia sehingga (http://Eumelia84’.weblog.htm), Di akses
kepadatannya tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan 28 November 2013.
Koefisien dasar bangunan 70%. Perkembangan Frick, Heinz & Suskiyanto, Bambang.2007. Dasar-
dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta:
permukiman berorientasi pada kebutuhan tempat Kanisius.
tinggal sebagai akibat tumbuh kembangnya Frick Heinz,dkk. 2006. Arsitektur Ekologis Konsep
penduduk tanpa memperhatikan aspek lingkungan arsitektur ekologis pada iklim tropis,
penghijauan kota dan kota ekologis, serta
sehingga sebagian besar tidak memenuhi kriteria energi terbarukan. Yogyakarta : Kanisius.
permukiman yang ekologis. Frick, Heinz. 1996. Arsitektur lingkungan.
Yogyakarta : Kanisius.
2. Lingkungan fisik berupa Kepadatan Ginting, A.F, 2006. Pemodelan Spasial Penentuan
permukiman, sirkulasi (jalan lingkungan Agihan Optimal Ruang Terbuka Hijau
Kota Berdasarkan Basisdata Spaial
permukiman), pohon pelindung, dan suhu udara Lingkungan Kota. Tesis. Sekolah Pasca
mayoritas tidak memenuhi standar permukiman Sarjana Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta.
yang ekologis. Lingkungan fisik berupa lokasi
Hamdani, A. Faruq. ------. Tingkat Kenyamanan
permukiman, ketersedian air bersih, ketersedian Kawasan Permukiman Berdasrkan Kajian
sanitasi, & persampahan sudah tersedia dan Iklim Mikro Di Kecamatan Klojen Kota
Malang. Malang : Jurusan Geografi
terkelola dengan baik. Sedangkan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
sosial berupa aroma/bau tidak sedap dan Malang.
kebisingan pada umumnya tidak meangganggu Haryadi & Setiawan.2010. Arsitektur, Lingkungan,
& Perilaku. Yogyakarta: Gadjah Mada
masyarakat dalam bermukim. University Press.
Herbert. 1980. Geography and The urban
3. Terdapat tiga tingkat kualitas permukiman Environment. New York: John Willey and
di Kecamatan Gondokusuman yakni buruk, sedang, Son.
dan baik. Kualitas permukiman buruk berada di Joga, Nirwono. 2013. Gerakan Kota Hijau. Jakarta
: Kompas Gramedia.
tepian Sungai Code Kelurahan Terban dengan luas
Karyono, Tri Harso. 2010. Green Architecture
area 0.673512 ha atau 0.41153 % dari total seluruh Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau
di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.
kawasan permukiman. Kualitas permukiman
Murwanto, Tri dkk. ------. Pendekatan Eko-
sedang menyebar di seluruh kelurahan dengan luas
Arsitektur Dalam Perencanaan Dan
area 144.7037 ha atau 88.4170 % dari total seluruh Perancangan Rumah Dan Lingkungan.
Makalah.
kawasan permukiman. Dan Untuk Kualitas
permukiman baik juga menyebar di seluruh
7
Mediastika, Christina E. 2013. Hemat & Lestari (http://tribunjogja.com), Di akses tanggal
Lingkungan Melalui Bangunan. 12/12/2013.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Wardhani, Diah Eka. 2006. Pengkajian Suhu
Pemkot Yogyakarta. Rencana Pembangunan Udara & Indeks Kenyamanan Dalam
Jangka Menengah Daerah Tahun 2012- Hubungannya Dengan Ruang Terbuka
2016. Yogyakarta: RPJMD Tahun 2012- Hijau. Skripsi. Bogor : Departemen
2016. Geofisika Dan Meterorologi Fakultas
Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
Permen PU No:05/PRT/M/2008. 2008. Pedoman
Institut Pertanian Bogor.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan. Jakarta : Direktorat Yunus, Hadi Sabari. 2006. Struktur Tata Ruang
Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Umum.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian
Permen Lingkungan No: 08 Tahun 2010. Kriteria Wilayah Kontemporer. Yogyakarta :
& Sertifikasi Bangunan Ramah Pustaka Pelajar.
Linkungan. Jakarta : Kementrian Zain, Dian Purnamasari. 2007. Kualitas
Lingkungan Hidup.
Permukiman Pesisir Kota Bau-Bau
Pramono, R. Widodo. 2011. Perencanaan Tapak. Sulawesi Tenggara. Skripsi. Depok :
Yogyakarta : Jurusan Arsitetktur Fakultas Departemen Geografi Fakultas MIPA
Teknik Universitas Gadjah Mada. Universitas Indonesia.
Putra, Budi Arlius. 2006. Pola Permukiman Zahnd, Markus. 2008. Model Baru Perncangan
Melayu Jambi. Tesis. Semarang: Program Kota Yang Kontekstual. Yogyakarta:
Pasca Sarjana Magister Teknik Arsitektur Kanisius.
Universitas Diponegoro.
------. (2007). Buku Pedoman Pengembangan
Putri. 2011. Kajian Daya Dukung Lingkungan Permukiman. Direktorat Jenderal Cipta
Permukiman Di Kecamatan Umbulharjo Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
Kota Yogykarta. Tesis. Program Pasca Jakarta Selatan.
Sarjana Ilmu Lingkungan Fakultas
------. 2013. Struktur Ruang. (Online),
Geografi Universitas Gadjah Mada.
(http://cv.yuvakaryamandiri.htm, Di akses
------.. Undang-undang no:32 tahun 2009. Tentang Desember 2013.
perlindungan dan pengelolaan Hidup.
Jakarta : republic Indonesia.
Setiadi, Amos. 2010. Perilaku Pro-Lingkungan
Pada Permukiman Perkotaan Studi Kasus
Pengelolaan Sampah Di Kampung
Sukunan-Yogyakarta. Yogyakarta :
Laporan Penelitian.
SNI. 2004. Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Di Perkotaan. Jakarta : Badan
Standarisasi Nasional.
Soemarwoto, Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan
Hidup dan Pembangunan. Jakarta :
Djamberan.
Suharyadi. 2008. Kajian Karakteristik Kepadatan
Permukiman dan Bangunan
Memanfaatkan Citra Quickbird di Daerah
Perkotaan Yogyakarta. Yogyakarta :
Fakultas Geografi UGM.
Suharyadi, dkk. ------. Penentun Lokasi RTH
Daerah Permukiman Di Sebagian Kota
Bekasi Menggunakan PJ & SIG. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Geografi
Universita Gadjah Mada.
Tribun Jogja. 2013. Kali Mbelik Meluap
Menggenangi Rumah Warga. Online.