Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.

1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT


KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DARUL AZHAR KABUPATEN TANAH BUMBU

Tuti Meihartati, S.ST., M.Kes


Email : riestie_fun@yahoo.co.id

ABSTRACT

Pencapaian prevalensi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di


Tanah Bumbu, masih minim. Penggunanya, masih berkutat di angka 20%. Bahkan, hingga
pertengahan tahun 2014, MKJP masih tersendat pada angka 20,44%. Padahal, Tanah Bumbu
menargetkan bisa sekitar 22,7%. Namun, Tanah Bumbu masih kesulitan mencapai target
tersebut. Jumlah akseptor KB di Tanah Bumbu tahun 2011 Pengguna implant sebanyak 251
orang, suntik 7957 orang dan pil sebanyak 8005 orang. Tahun 2012 Pengguna implant sebanyak
360 orang, suntik 6397 orang dan pil sebanyak 7451 orang. Tahun 2013 Pengguna implant
sebanyak 508 orang, suntik 6042 orang dan pil sebanyak 6105 orang.
Dari data yang didapatkan penggunaan kontrasepsi implant mengalami penurunan dan
kenaikan akan tetapi masih belum sesuai dengan harapan cakupan yang ditargetkan. Tujuan
penelitian ini mempelajari dan menjelaskan gambaran pemilihan alat kontrasepsi implant di
wilayah kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2014. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control dan pengolahan data dengan
menggunakan analisis univariat, bivariat. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Darul Azhar Kabupaten Tanah Bumbu pada bulan Januari-Maret 2015.
Subjek penelitian ini 1:3 adalah peserta aktif pengguna implant pada kelompok kasus yang
berjumlah 22 dan pada kelompok kontrol peserta aktif pil dan suntik berjumlah 66. Hasil
penelitian variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan alat
kontrasepsi implant adalah : sikap, pendidikan, dukungan suami, tokoh masyarakat dan tokoh
agama dengan hasil uji statisti menunjukan nilai (p-valuenya < 0,05). Variabel yang dominan
adalah sikap dengan OR 7,388 artinya responden yang mendukung mempunyai peluang sebesar
7,388 kali untuk memilih alat kontrasepsi implant dibandingkan responden yang tidak
mendukung kontrasepsi implant.
Saran pada penelitian ini perlu meningkatkan promosi serta sosialisasi tentang alat
kontrasepsi implant di masyarakat, diadakan pelatihan-pelatihan tentang implant, masyarakat
diharapkan selalu mengakses informasi yang benar dan akurat tentang alat kontrasepsi implant.

Kata kunci : Implant,Wanita Usia Subur, Faktor Pendukung

PENDAHULUAN Target program keluarga berencana


Kebijakan Departemen Kesehatan yaitu terkendalinya laju pertumbuhan
dalam upaya mempercepat penurunan AKI penduduk serta meningkatnya keluarga kecil
pada dasarnya mengacu kepada intervensi bahagia sejahtera. Untuk mencapai sasaran
tersebut maka disusun beberapa langkah
strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”,
yaitu meningkatkan pemakaian KB yang
yaitu pilar pertama - keluarga berencana lebih efektif dan efisien dalam jangka
(KB), pilar kedua – pelayanan antenatal, panjang. Implant merupakan salah satu
pilar ketiga – persalinan yang aman, pilar metode kontrasepsi jangka panjang yang
keempat – pelayanan obstetri esensial. mempunyai nilai kegagalan <1/100
Keluarga Berencana adalah salah satu perempuan setiap tahun sehingga angka
metode untuk mengendalikan jumlah kegagalan implant dapat dikatakan lebih
sedikit dibandingkan KB pil, spiral dan cara
penduduk.
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

alamiah (BKKBN, 2008). Peserta KB baru berjumlah 2.784 orang. Jumlah pasangan usia
secara nasional sampai dengan bulan Maret subur secara keseluruhan pada empat
2012 sebanyak 220.510 peserta. Apabila kelurahan di Puskesmas Darul Azhar
dilihat per tahun pada pemakaian
Kecamatan batulicin Kabupaten Tanah
kontrasepsi, maka dapat dilihat bahwa
jumlah peserta IUD sebanyak 137.067 Bumbu yaitu 10. 879 orang.
peserta (6,78%), MOW berjumlah 32.503
Implant adalah alat kontrasepsi yang
(1,61%), MOP sebanyak 5.382 (0,27%),
kondom sebanyak 125.512 (6,21%), implant digunakan pasangan usia subur serta dipasang
sebanyak 164.872 (8,16%), suntikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam dari
sebanyak 1.008.577 (49,92%), dan pil lipatan siku. Keuntungan dari penggunaan
sebanyak 546.597 (27,05%). Mayoritas alat kontrasepsi implant yaitu: efektivitas
akseptor KB baru bulan Maret 2012, paling tinggi, perlindungan jangka panjang,
banyak menggunakan nonmetode
pengembalian kesuburan yang cepat setelah
kontrasepsi jangka panjang (non MKJP)
yaitu 83,18%, sedangkan peserta KB baru pencabutan, dapat dicabut sesuai kebutuhan,
yang menggunakan metode jangka panjang tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas
seperti IUD, MOW, MOP, dan implant dari pengaruh hormon estrogen, tidak
hanya 16,82% (BKKBN, 2013). mengganggu kegiatan senggama serta tidak
mengganggu produksi ASI. Kerugian dari
Sampai sekarang, program KB hanya
penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu
fokus pada sikap dan perilaku wanita. Wanita
akseptor perlu kembali ke klinik atau
dijadikan target informasi, pendidikan dan
Puskesmas apabila ada keluhan, apabila ingin
komunikasi dalam peningkatan pengetahuan
berhenti menggunakan implant,
dan pemakaian kontrasepsi. Konsekuensinya,
mempengaruhi haid serta tidak dapat
peranan pria yang sangat besar dalam
melindungi diri dari IMS/HIV seperti
mempengaruhi proses pengambilan
kontrasepsi kondom (Saiffudin, 2003).
keputusan diabaikan. Sebagian program KB
Apabila dibandingkan dengan alat
menawarkan dan mempromosikan metode
kontrasepsi lain, kontrasepsi implant
kontrasepsi seperti pil dan suntik yang
merupakan alat kontrasepsi yang sama-sama
digunakan wanita. Padahal, keefektifan dan
mempunyai efektivitas jangka panjang seperti
keberlanjutan pemakaiannya sering tidak
IUD atau spiral. Dapat dilihat bahwa implant
berhasil disebabkan ketidaksetujuan suami
merupakan alat kontrasepsi yang lebih efektif
mereka.
serta lebih mudah dalam proses
Pencapaian prevalensi penggunaan pemasangannya. Namun belakangan ini alat
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontrasepsi IUD mempunyai kelemahan yaitu
di Kabupaten Tanah Bumbu, masih minim. dapat terjadi perubahan lokasi dan translokasi
Penggunanya, masih berkutat di angka 20%. atau keluar dari rahim sehingga masih
Bahkan, hingga pertengahan tahun 2014, menimbulkan terjadinya kehamilan. Implant
MKJP masih tersendat pada angka 20,44%. mempunyai tingkat kegagalan yang lebih
Padahal, Tanah Bumbu menargetkan bisa sedikit dibandingkan IUD. Apabila dipasang
sekitar 22,7%. Namun, Tanah Bumbu masih dengan benar, metode kontrasepsi implant
kesulitan mencapai target tersebut. memiliki efektivitas sampai 99% dengan
Data laporan keluarga berencana di tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita
Puskesmas Darul Azhar Kecamatan batulicin yang memakainya (BKKBN, 2013).
Kabupaten Tanah Bumbu sampai dengan
Tujuan penelitian ini yaitu Mempelajari
bulan Desember 2015 menunjukkan bahwa
dan menjelaskan gambaran pemilihan alat
jumlah pasangan usia subur di Desa Bersujud
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

kontrasepsi implant di wilayah kerja metode kontrasepsi jangka panjang, akan


Puskesmas Darul Azhar Kecamatan batulicin tetapi penggunaan IUD dan implant tidak
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015. seimbang, dilihat dari penggunaan alat
kontrasepsi IUD lebih banyak dari pada
Kontrasepsi adalah suatu upaya yang penggunaan alat kontrasepsi implant
dilakukan untuk mencengah terjadinya (BKKBN, 2013).
kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat
sementara dan dapat juga bersifat permanen. Hasil Penelitian Kurnia (2012),
Kontrasepsi permanen pada wanita menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
dinamakan tubektomi serta pada pria WUS tentang KB implant tergolong cukup,
dinamakan vasektomi (Winkjosostro, 2008). sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Sedangkan menurut BKKBN (2008), Rahmah (2013), menyatakan bahwa terdapat
menjelaskan bahwa kontrasepsi merupakan hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan
usaha untuk menghindari atau mencegah pengetahuan tentang metode kontrasepsi
terjadinya kehamilan sebagai akibat dari implant. Hasil penelitian serupa yang
pertemuan antara sel telur matang dengan sel dilakukan oleh Imroni (2009), menyatakan
sperma. bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan implant adalah sikap ibu
Dalam melaksanakan upaya pencegahan mengenai implant serta peran suami
kehamilan terdapat beberapa metode mengenai implant, sedangkan variabel tingkat
kontrasepsi yaitu metode kontrasepsi pendidikan, pengetahuan tentang implant, dan
sederhana, metode kontrasepsi aktif, dan pelayanan konseling KB tidak berhubungan
metode kontrasepsi mantap. Metode dengan penggunaan implant. Penelitian
kontrasepsi sederhana dapat dibagi lagi serupa dilakukan oleh Susanti (2010),
menjadi metode sederhana tanpa alat atau menyatakan bahwa faktor-faktor yang
obat (senggama terputus, pantang berkala), berhubungan dengan minat ibu terhadap
metode sederhana dengan obat atau alat penggunaan alat kontrasepsi implant di
(kondom, diafragma atau cap), dan metode Puskesmas Ome Kabupaten Tidore yaitu
sederhana dengan spermisida (aerosol, tablet faktor pengetahuan, pendidikan, dan
vagina, suppositoria atau dissolvable film, ekonomi. Sejalan dengan penelitian yang
dan krim). Metode kontrasepsi efektif seperti dilakukan oleh Ekarini (2008) menunjukkan
pil KB, AKDR, suntik KB dan implant. bahwa terdapat hubungan antara variabel
Sedangkan metode kontrasepsi mantap terdiri pengetahuan, sikap, sosial budaya, akses
dari metode kontrasepsi mantap wanita pelayanan, serta kualitas pelayanan KB.
(tubektomi) dan metode kontrasepsi mantap
pria (vasektomi) (Saifuddin, 2003). Keuntungan penggunaan alat
kontrasepsi implant yaitu: efektivitas tinggi,
Alat kontrasepsi yang terbanyak perlindungan jangka panjang, pengembalian
digunakan di Jawa barat adalah alat kesuburan yang cepat, tidak memerlukan
kontrasepsi suntikan dan pil, sedangkan alat pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh
kontrasepsi IUD, implant, MOW dan MOP estrogen, tidak mengganggu kegiatan
senggama, tidak mengganggu produksi ASI.
masih sedikit digunakan. Penggunaan alat
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi
kontrasepsi jangka panjang (IUD, implant) implant adalah akseptor perlu kembali ke
masih rendah di Jawa Barat, akan tetapi klinik bila ada keluhan atau pada saat
akseptor KB IUD lebih banyak dibandingkan pencabutan serta tidak memberikan
dengan akseptor KB implant. Walaupun alat perlindungan dari IMS/HIV seperti
kontrasepsi IUD dan implant merupakan kontrasepsi kondom (Saiffudin, 2003).
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

akseptor KB aktif yang menetap atau


1. pada bayi usia 9-11 bulan di posyandu tinggal diwilayah kerja Puskesmas Darul
puskesmas Batulicin 1 Kecamatan Azhar Kecamatan batulicin Kabupaten
Simpang Empat Kabupaten Tanah Tanah Bumbu yang menggunakan
Bumbu. kontrasepsi pil dan suntik sebagai alat
2. Hipotesis Alternatif (H1): ada hubungan kontrasepsi pilihannya. Teknik
antara persepsi ibu tentang posyandu pengambilan sampel kasus yang digunakan
dengan pemberian imunisasi lengkap dalam penelitian ini adalah dengan cara
pada bayi usia 9-11 bulan di posyandu consecutive sampling yaitu tekhnik
puskesmas Batulicin 1 Kecamatan pengambilan sampel secara non
Simpang Empat Kabupaten Tanah probablility sampling dengan memasukan
Bumbu. semua subyek penelitian terpenuhi

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Waktu Penelitian ini dimulai dari Analisa Univariate
bulan pada bulan Desember 2015. a. Distribusi frekuensi sikap
Penelitian dilaksanakan di Kerja Puskesmas Pemilihan Kontrasepsi T
Darul Azhar Kecamatan batulicin (%
No. Sikap Ka (% Kont (% ot
Kabupaten Tanah Bumbu. )
sus ) rol ) al
penelitian ini menggunakan Penelitian
1. Mendu 20 90, 42 63, 6 70,
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
kung 9 3 2 5
dengan pendekatan Case Control yaitu
2. Tidak 2 9,1 24 36, 2 29,
jenis penelitian yang dilakukan dengan
Mendu 7 6 5
objektif untuk mengetahui apakah satu atau
kung
lebih variabel independen merupakan
faktor resiko dari satu variabel dependen
(Lapau, 2012). Alasannya yaitu untuk Total 22 100 66 100 8 100
mengembangkan hipotesis secara terbatas 8
tentang hubungan variabel dependen dan Berdasarkan tabel diatas didapatkan
independen. sebagian besar pada kelompok kasus
Rancangan penelitian ini yang mempunyai sikap mendukung terhadap
digunakan dalam kelompok kasus yaitu pemilihan kontrasepsi implant, sedangkan
WUS yang menggunakan kontrasepsi pada kelompok kontrol hampir tujuh
impalnt. Kemudian yang termasuk dalam diantara sepuluh mempunyai sikap yang
kelompok kontrol adalah WUS yang mendukung kontrasepsi implant walaupun
menggunakan kontrasepsi Pil dan Suntik di menggunakan kontrasepsi yang lain.
Darul Azhar Kecamatan batulicin b. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pemilihan Kontrasepsi T
2015.Populasi dalam penelitian ini adalahNo. Pendi (%
Ka (% Kont (% ot
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dikan )
sus ) rol ) al
usia subur (15-49 tahun) yang telah 1. Tinggi 15 68, 61 92, 7 86,
menikah dan merupakan akseptor KB aktif 2 4 6 4
yang menetap atau tinggal diwilayah kerja 2. Renda 7 31, 5 7,6 1 13,
Puskesmas Darul Azhar Kecamatan h 8 2 6
batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
Populasi kasus adalah seluruh WUS yang
telah menikah dan merupakan akseptor KB Total 22 100 66 100 8 100
aktif yang menetap atau tinggal diwilayah 8
kerja Puskesmas Darul Azhar Kecamatan
batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang Berdasarkan tabel diatas didapatkan
menggunakan Implant sebagai kontrasepsi bahwa hampir tujuh diantara sepuluh pada
pilihannya. Populasi kontrol adalah WUS kelompok kasus berada pada pendidikan
yang telah menikah dan merupakan yang tinggi, sedangkan pada kelompok
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

kontrol sebagian besar WUS berada pada kelompok kontrol 63,6% mendukung
pendidikan yang tinggi walaupun WUS kontrasepsi implant walaupun kelompok
tersebut menggunakan kontrasepsi hormonal kontrol menggunakan kontrasepsi hormonal
yang lain. yang lain.
c. Distribusi Ketersediaan Fasilitas & Hasil uji statistik diperoleh nilai
Sarana p=0,015 maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan proporsi pemilihan kontrasepsi
Fasilit Pemilihan Kontrasepsi implant antara respondenyang mendukung
T
as & (% dengan responden yang tidak mendukung,
No. Ka (% Kont (% ot
Saran ) ada hubungan yang signifikan antara sikap
sus ) rol ) al
a dengan pemilihan alat kontraspesi implant.
1. Tersed 20 90, 54 81, 7 84, Dari hasil analisisdiperoleh pula
ia 9 8 4 1 nilai OR=5,714 artinya responden yang
2. Tidak 2 9,1 12 18, 1 15, mendukung mempunyai peluang sebesar
Tersed 2 4 9 5,714 kali untuk memilih alat kontrasepsi
ia implant dibandingkan responden yang tidak
mendukung kontrasepsi implant.
Total 22 100 66 100 8 100 b. Hubungan Pendidikan Terhadap
8 Pemilihan Alat Kontrasepsi Impalnt
Pemilihan Kontrasepsi T
Pendi (% P
No.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Ka (% Kont (% ot
dikan ) Value
delapan diantara sepuluh Wanita Usia Subur sus ) rol ) al
pada kelompok kasus mempunyai
1. Tinggi 15 68, 61 92, 7 86, 0,00
pengetahuan yang tinggi, sedangkan pada 2 4 6 4 4
kelompok kontrol hampir tujuh diantara
2. Renda 7 31, 5 7,6 1 13,
sepuluh mempunyai pengetahuan yang h 8 2 6
tinggi walaupun menggunakan kontrasepsi
yang lain. Total 22 100 66 100 8 100
8
Analisa Bivariat
a. Hubungan Sikap Terhadap Pemilihan
Alat Kontrasepsi Impalnt Hasil analisis hubungan antara
tingkat pendidikan dengan pemilihan
Pemilihan Kontrasepsi T kontrasepsi implant di Wilayah Kerja
(% P
No. Sikap Ka (% Kont (% ot Puskesmas Darul Azhar Kabupaten Tanah
) Value
sus ) rol ) al Bumbu Tahun 2015 diperoleh informasi
1. Mendu 20 90, 42 63, 6 70, 0,01 bahwapada kelompok kasus terdapat 68,2%
kung 1 6 2 5 5 dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
2. Tidak 2 9,1 24 36, 2 29, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat
Mendu 4 6 5 92,4% dengan tingkat pendidikan yang
kung tinggi.
Hasil uji statistik diperoleh nilai
Total 22 100 66 100 8 100 p=0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada
8 perbedaan proporsi pemilihan kontrasepsi
implant antara responden pendidikan tinggi
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan responden yang berpendidikan
responden dengan pemilihan kontrasepsi rendah, ada hubungan yang signifikan antara
implant di Wilayah Kerja Puskesmas pendidikan dengan pemilihan alat
Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2014 kontraspesi implant.
diperoleh informasi bahwa pada kelompok Dari hasil analisisdiperoleh nilai
kasus terdapat 90,9% mendukung alat OR= 0,176 artinya responden yang
kontrasepsi implant, sedangkan pada berpendidikan tinggi memiliki peluang
hanya 0,176 kali tidak memilih alat
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

kontrasepsi implant dibandingkan responden 2. Variabel yang mempunyai hubungan


dengan pendidikan rendah. signifikan dengan pemilihan alat
c. Hubungan Fasilitas & sarana Terhadap kontrasepsi yaitu sikap, pendidikan.
Pemilihan kontrasepsi implant
3. Variabel yang tidak mempunyai
Hasil analisis hubungan antara Fasilit Pemilihan Kontrasepsi
T
ketersediaan fasilitas dan sarana dengan as & (% P
No. Ka (% Kont (% ot
pemilihan kontrasepsi implant di Wilayah Saran ) Value
sus ) rol ) al
Kerja Puskesmas Darul Azhar Kabupaten a
Tanah Bumbu Tahun 2015 diperoleh 1. Tersed 20 90, 42 63, 6 70, 0,01
ia 1 6 2 5 5
informasi bahwa dari 22 responden yang
2. Tidak 2 9,1 24 36, 2 29,
memiliki ketersediaan fasilitas dan sarana Tersed 4 6 5
terdapat 20 responden memilih alat ia
kontrasepsi implant (90,9%), sedangkan dari
66 responden yang memiliki ketersediaan Total 22 100 66 100 8 100
fasilitas dan sarana ada 54 responden yang 8
tidak memilih alat kontrasepsi implant hubungan dengan pemilihan alat
(81,8%). kontrasepsi implant yaitu ketersediaan
Hasil uji statistik diperoleh nilai fasilitas & sarana. Hal ini terkadang
p=0,313 maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan fasilitas dan sarana ada yang
tidak ada perbedaan proporsi pemilihan kurang lengkap sehingga masyarakat
kontrasepsi implant antara responden yang kurang merasakan kenyamanan pada saat
memiliki ketersediaan fasilitas dan sarana pemasngan serta untuk menjaga
dengan responden yang tidak memiliki privasinya untuk menggunakan
ketersediaan fasilitas dan sarana, tidak ada kontrasepsi implant.
hubungan yang signifikan antara
ketersediaan fasilitas sarana dengan DAFTAR PUSTAKA
pemilihan alat kontraspesi implant. Andayani, D. 2013. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Minat Ibu
Dalam Menggunakan Alat
Kesimpulan Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja
Berdasarkan hasil analisa dan Puskesmas Ingin Jaya Kab Aceh
pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai Besar” (Tesis).
berikut : Anderson W. Lorin. 2001. Taxonomy
1. Pemilihan alat kontrasepsi implant di
Learning, Teaching, and Assessing,
wilayah kerja Puskesmas Darul Azhar
Longman, New York
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2015,
Astri, D. 2011. “Beberapa Faktor Yang
pada kasus responden yang mempunyai berhubungan Dengan Pemelihan
sikap mendukung sebanyak 90,9%, Alkon Implant” (Karya Ilmiah).
sedangkan 9,1% meskipun tidak Demak.
mendukung tetapi tetap menggunakan Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan
kontrasepsi implant. Sedangkan pada Pengukurannya. Jakarta: Pustaka
kelompok kontrol 63,6% tetap Pelajar.
Azwar, S. 2006. Pengantar Administrasi
mendukung implant, walaupun
Kesehatan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
mendukung tetap menggunakan alat Azzahy. 2010. Persepsi dan Motivasi.
kontrasepsi yang lain. Jakarta: EGC.
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

Badan Pembangunan Nasional. 2010. Handayani. 2010. Ilmu Sosial Budaya.


Peraturan Presiden Republik Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Harsono. 2007. Analisis Data. Jakarta:
Tentang Rencana Pembangunan Pustaka Sinar Harapan.
Jangka Menengah Nasional (RPJM) Hartanto, H. 2008. Keluarga Berencana
Tahun 2010-2014. Jakarta. dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
BKKBN. 2006. Kependudukan dan Sinar Harapan.
Pembangunan. Available at: http:/
Harymawan. 2007. Dukungan Suami dan
www.bkkbn.go.id / news detail.
Keluarga. Available from:
Php? nid 790. Sitasi 14 Desember
http://www.infowikipedia.com.
2013
Sitasi 4 Februari 2014.
BKKBN. 2008. Pembangunan Program
Hastono.S.P. (2007). Analisis data
Kesehatan Berencana Nasional
kesehatan. Jakarta : FKM-UI
Menuju Indonesia Sehat 2010.
Hidayat. 2012. Metode Penelitian
BKKBN NAD
kuantitatif dan kualitatif. Jakarta:
BKKBN. 2013. Laporan Umpan Balik
Pustaka Sinar Harapan
Analisis dan Evaluasi Data Hasil
Hoggart, L. 2013. Understanding Long-
Pelkon dan Dallap Provinsi Jawa
Acting Reversible Contraception :
Barat
An In Depth Investigation Into Sub-
BPMKB. 2013. Laporan dan Evaluasi
Dermal Contraceptive Implant
Data Hasil Pelkon kabupaten
Removal Amongst Young Women in
Subang
London. University of Greenwich
Cresswell, J. 2010. Research Design :
Hurlock. 1999. The Psychology of Dress:
Qualitative, Quantitative, and Mixed
An Analysis of Fashion and Motive.
Methods Approaches. SAGE
Chicago: Ayer Publishing.
Dahlan. (2008). Membuat proposal
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa
penelitian. Jakarta : Sagung Seto
Indonesia. Surabaya: Kartika.
Ekarini, S. 2008. “Analisis Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005.
Partisipasi Pria Dalam Keluarga Jakarta: Depdiknas.
Berencana Di Kecamatan Selo Lapau. (2012). Prinsip dan metode
Kabupaten Boyolali” (Tesis). epidemiologi. Jakarta : FKUI
Semarang: Universitas Diponegoro. Maulana. 2009. Promosi Kesehatan.
Emon, S. 2008. Perlukah Kontap Pria Jakarta: EGC.
Digunakan Kembali? Available
Mendatu, A. 2007. Etnosentrisme. Jakarta:
from: http:// www. Posmetro
Padang. Com. Sitasi 10 Desember Pustaka Pelajar.
2014. Muchlas, M. 1997. Perilaku Organisasi.
Gibson, J. L. 2003. Organisasi Perilaku, Yogyakarta: Program Pendidikan
Struktur, Proses, Jilid I, Edisi VIII, Pasca Sarjana Magister Manajemen
Andriani, N (Alih Bahasa). Jakarta : Rumah Sakit UGM
Bina Rupa Aksara. Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan
Gunarso, S. 1995. Psikologi Perawatan. Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Jakarta : BPK Gunung Mulia Cipta.
Green, W, Lawrence, (2005)., Health Notoatmojo, S. 2010. Pendidikan dan
Program Planning: an Educational Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
And Ecological Approach, Fourt Cipta.
Edition, McGraw – Hill, New York
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

Notoatmojo. S. (2012). Metodologi Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis


penelitian kesehatan. Jakarta : PT Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Rineka Cipta Bina Pustaka.
Nurazizah. 2004. Strategi Pemasaran FK Siagian. 2008. Manajemen Sumber Daya
Ekonomi. Universitas Jendral Manusia (cetakan 15). Jakarta:
Sudirman. Bumi Aksara
Nurfaidah. 2010. “Tingkat Pengetahuan Simon, A. & Shcuster. 1998. Manajeman
Ibu Tentang Penggunaan Kb Suntik, Sumber Daya Manusia Jilid 2, Alih
IUD Dan Implant Di Desa Fidy Jaya Bahasa Benyamin Molan. Jakarta:
Wilayah Kerja Puskesmas Weda PT. Dadi Karyana Abadi.
Kecamatan Weda Kabupaten Speziale & Carpenter. 2003. Qualitative
Halmahera Tengah Propinsi Maluku research in nursing Advancing the
Utara” (Tesis). Semarang: humanictic imperative.
Universitas Diponegoro. Philadelphia: Lippincott Williams &
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan Wilkins.
metodologi penelitian ilmu Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
keperawatan:pedoman skripsi, tesis Teknik Analisis Bahasa.
dan instrument penelitian Yogyakarta: Duta Wacana
keperawatan. Jakarta : Salemba University Press.
Medika. Sudrajat. 2007. Media Pembelajaran.
Purwanto, S. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Numed.
Jakarta: Gramedia Pustaka. Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan.
Proverawati. 2009. Perilaku Hidup Sehat Yogyakarta: UNY Press.
dan Bersih. Yogyakarta, Nuha
Sugiono (2007). Metode penelitian
Medika.
Rahmah. 2013. “Faktor-Faktor Yang kuantitatif dan kualitatif. Bandung :
Berhubungan Dengan Penggunaan Alfabeta
Alat Kontrasepsi Implant Pada Sugiono (2013). Metode penelitian
Akseptor KB di Wilayah Kerja kuantitatif dan kualitatif dan R & D.
Puskesmas Lampulo Kecamatan Bandung : Alfabeta
Kuta Alam Banda Aceh” (Tesis). Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
Semarang: Universitas Diponegoro. Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rahmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Suparyanto. 2011. Konsep Dasar
Bandung: Shindunata Keluarga Berencana. Available
Rohmawat, E. 2011. “Perbedaan From: http://dr.
Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah suparyanto.blogspot.com. Sitasi 15
Penyuluhan tentang Kontrasepsi Desember 2013
Implant” (Tesis). Semarang: Sutjipto. 2001. Konsep Dasar Minat.
Universitas Diponegoro. Yogyakarta: Numed.
Robin, P. S. 2001. Perilaku Organisasi, Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta:
Jilid I. Jakarta: PT. Prenhalindo Pustaka Pelajar.
Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Toha, M. 2003. Perilaku Organisasi,
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Jakarta: Grafindo Persada.
Pustaka Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andy.
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65

WHO. 2005. Word Health Day Modul


Safe Motherhood. Jakarta: Depkes
RI.
WHO, 2000. Trainning of Midwifeves
Word Health The Magazine Word
Health Organization, Swtzerland.
Widayatun. 2009. Ilmu Prilaku. Jakarta:
Sagung Seto.
Widhiyani. 2011. Efektivitas Implementasi
Sistem Informasi Berbasis
Teknologi. Buletin Studi Ekonomi,
volume 13. No. 2
Winardi. 2001. Motivasi dan
Pemotivasian Manajemen. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Winkjosastro. 2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wirosuhardjo, K. 2004. Dasar-Dasar
Demografi. Jakarta: Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai