JURNAL Hal 57-65 PDF
JURNAL Hal 57-65 PDF
ABSTRACT
alamiah (BKKBN, 2008). Peserta KB baru berjumlah 2.784 orang. Jumlah pasangan usia
secara nasional sampai dengan bulan Maret subur secara keseluruhan pada empat
2012 sebanyak 220.510 peserta. Apabila kelurahan di Puskesmas Darul Azhar
dilihat per tahun pada pemakaian
Kecamatan batulicin Kabupaten Tanah
kontrasepsi, maka dapat dilihat bahwa
jumlah peserta IUD sebanyak 137.067 Bumbu yaitu 10. 879 orang.
peserta (6,78%), MOW berjumlah 32.503
Implant adalah alat kontrasepsi yang
(1,61%), MOP sebanyak 5.382 (0,27%),
kondom sebanyak 125.512 (6,21%), implant digunakan pasangan usia subur serta dipasang
sebanyak 164.872 (8,16%), suntikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam dari
sebanyak 1.008.577 (49,92%), dan pil lipatan siku. Keuntungan dari penggunaan
sebanyak 546.597 (27,05%). Mayoritas alat kontrasepsi implant yaitu: efektivitas
akseptor KB baru bulan Maret 2012, paling tinggi, perlindungan jangka panjang,
banyak menggunakan nonmetode
pengembalian kesuburan yang cepat setelah
kontrasepsi jangka panjang (non MKJP)
yaitu 83,18%, sedangkan peserta KB baru pencabutan, dapat dicabut sesuai kebutuhan,
yang menggunakan metode jangka panjang tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas
seperti IUD, MOW, MOP, dan implant dari pengaruh hormon estrogen, tidak
hanya 16,82% (BKKBN, 2013). mengganggu kegiatan senggama serta tidak
mengganggu produksi ASI. Kerugian dari
Sampai sekarang, program KB hanya
penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu
fokus pada sikap dan perilaku wanita. Wanita
akseptor perlu kembali ke klinik atau
dijadikan target informasi, pendidikan dan
Puskesmas apabila ada keluhan, apabila ingin
komunikasi dalam peningkatan pengetahuan
berhenti menggunakan implant,
dan pemakaian kontrasepsi. Konsekuensinya,
mempengaruhi haid serta tidak dapat
peranan pria yang sangat besar dalam
melindungi diri dari IMS/HIV seperti
mempengaruhi proses pengambilan
kontrasepsi kondom (Saiffudin, 2003).
keputusan diabaikan. Sebagian program KB
Apabila dibandingkan dengan alat
menawarkan dan mempromosikan metode
kontrasepsi lain, kontrasepsi implant
kontrasepsi seperti pil dan suntik yang
merupakan alat kontrasepsi yang sama-sama
digunakan wanita. Padahal, keefektifan dan
mempunyai efektivitas jangka panjang seperti
keberlanjutan pemakaiannya sering tidak
IUD atau spiral. Dapat dilihat bahwa implant
berhasil disebabkan ketidaksetujuan suami
merupakan alat kontrasepsi yang lebih efektif
mereka.
serta lebih mudah dalam proses
Pencapaian prevalensi penggunaan pemasangannya. Namun belakangan ini alat
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontrasepsi IUD mempunyai kelemahan yaitu
di Kabupaten Tanah Bumbu, masih minim. dapat terjadi perubahan lokasi dan translokasi
Penggunanya, masih berkutat di angka 20%. atau keluar dari rahim sehingga masih
Bahkan, hingga pertengahan tahun 2014, menimbulkan terjadinya kehamilan. Implant
MKJP masih tersendat pada angka 20,44%. mempunyai tingkat kegagalan yang lebih
Padahal, Tanah Bumbu menargetkan bisa sedikit dibandingkan IUD. Apabila dipasang
sekitar 22,7%. Namun, Tanah Bumbu masih dengan benar, metode kontrasepsi implant
kesulitan mencapai target tersebut. memiliki efektivitas sampai 99% dengan
Data laporan keluarga berencana di tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita
Puskesmas Darul Azhar Kecamatan batulicin yang memakainya (BKKBN, 2013).
Kabupaten Tanah Bumbu sampai dengan
Tujuan penelitian ini yaitu Mempelajari
bulan Desember 2015 menunjukkan bahwa
dan menjelaskan gambaran pemilihan alat
jumlah pasangan usia subur di Desa Bersujud
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65
kontrol sebagian besar WUS berada pada kelompok kontrol 63,6% mendukung
pendidikan yang tinggi walaupun WUS kontrasepsi implant walaupun kelompok
tersebut menggunakan kontrasepsi hormonal kontrol menggunakan kontrasepsi hormonal
yang lain. yang lain.
c. Distribusi Ketersediaan Fasilitas & Hasil uji statistik diperoleh nilai
Sarana p=0,015 maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan proporsi pemilihan kontrasepsi
Fasilit Pemilihan Kontrasepsi implant antara respondenyang mendukung
T
as & (% dengan responden yang tidak mendukung,
No. Ka (% Kont (% ot
Saran ) ada hubungan yang signifikan antara sikap
sus ) rol ) al
a dengan pemilihan alat kontraspesi implant.
1. Tersed 20 90, 54 81, 7 84, Dari hasil analisisdiperoleh pula
ia 9 8 4 1 nilai OR=5,714 artinya responden yang
2. Tidak 2 9,1 12 18, 1 15, mendukung mempunyai peluang sebesar
Tersed 2 4 9 5,714 kali untuk memilih alat kontrasepsi
ia implant dibandingkan responden yang tidak
mendukung kontrasepsi implant.
Total 22 100 66 100 8 100 b. Hubungan Pendidikan Terhadap
8 Pemilihan Alat Kontrasepsi Impalnt
Pemilihan Kontrasepsi T
Pendi (% P
No.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Ka (% Kont (% ot
dikan ) Value
delapan diantara sepuluh Wanita Usia Subur sus ) rol ) al
pada kelompok kasus mempunyai
1. Tinggi 15 68, 61 92, 7 86, 0,00
pengetahuan yang tinggi, sedangkan pada 2 4 6 4 4
kelompok kontrol hampir tujuh diantara
2. Renda 7 31, 5 7,6 1 13,
sepuluh mempunyai pengetahuan yang h 8 2 6
tinggi walaupun menggunakan kontrasepsi
yang lain. Total 22 100 66 100 8 100
8
Analisa Bivariat
a. Hubungan Sikap Terhadap Pemilihan
Alat Kontrasepsi Impalnt Hasil analisis hubungan antara
tingkat pendidikan dengan pemilihan
Pemilihan Kontrasepsi T kontrasepsi implant di Wilayah Kerja
(% P
No. Sikap Ka (% Kont (% ot Puskesmas Darul Azhar Kabupaten Tanah
) Value
sus ) rol ) al Bumbu Tahun 2015 diperoleh informasi
1. Mendu 20 90, 42 63, 6 70, 0,01 bahwapada kelompok kasus terdapat 68,2%
kung 1 6 2 5 5 dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
2. Tidak 2 9,1 24 36, 2 29, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat
Mendu 4 6 5 92,4% dengan tingkat pendidikan yang
kung tinggi.
Hasil uji statistik diperoleh nilai
Total 22 100 66 100 8 100 p=0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada
8 perbedaan proporsi pemilihan kontrasepsi
implant antara responden pendidikan tinggi
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan responden yang berpendidikan
responden dengan pemilihan kontrasepsi rendah, ada hubungan yang signifikan antara
implant di Wilayah Kerja Puskesmas pendidikan dengan pemilihan alat
Sukarahayu Kabupaten Subang Tahun 2014 kontraspesi implant.
diperoleh informasi bahwa pada kelompok Dari hasil analisisdiperoleh nilai
kasus terdapat 90,9% mendukung alat OR= 0,176 artinya responden yang
kontrasepsi implant, sedangkan pada berpendidikan tinggi memiliki peluang
hanya 0,176 kali tidak memilih alat
Jurnal Delima Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 57-65