Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan State Of The Art Dan Perancangan Model Konseptual Sistem Rantai Pasok Berkelanjutan

(Sustainable Supply Chain) Industri Kelapa Sawit Dan Produk Hilir Kelapa Sawit

Oleh
New Vita Mey Destty Marbun
Fungsional Dosen di PTKI Medan

Abstrak

Industri minyak kelapa sawit (CPO) menjadi salah satu fokus dari cabang industri prioritas yang akan
dikembangkan dalam menghadapi AEC 2015. Hal ini dikarenakan komoditi kelapa sawit merupakan salah satu
andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis dalam
perekonomian nasional.
Rantai pasok (supply chain) bukan merupakan hal baru baik dalam dunia bisnis maupun akademis. Dengan
berkembangnya konsep supply chain dalam industri, maka usaha peningkatan kinerja industri kelapa sawit dan
produk hilir kelapa sawit tidak lagi cukup dengan hanya mengoptimalkan produktivitas masing-masing industri
ataupun masing-masing pelaku dalam sistem industri kelapa sawit secara terpisah. Persaingan industri skala
global tidak lagi hanya menuntut persaingan antar industri, akan tetapi persaingan antar supply chain. Oleh
karena itu, bidang kajian kelapa sawit juga berkembang kearah pembahasan dan penelitian tentang sistem rantai
pasok industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit yang melibatkan seluruh stake holder dalam rantai
pasok. Integrasi seluruh stake holder ditujukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas aliran barang, jasa,
serta informasi mulai dari pemasok awal sampai konsumen akhir. Manajemen rantai pasok merupakan strategi
yang dapat diterapkan untuk meminimasi biaya produksi dengan penggunaan sumber daya minimum untuk
memperoleh keuntungan lebih besar serta mencapai kepuasan pelanggan dengan waktu dan kualitas yang
memuaskan.
Penelitian di bidang sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit sudah
berkembang, namun pembahasan masih cukup terbatas pada beberapa topik diantaranya sebagian besar adalah
perancangan model jaringan rantai pasok serta simulasi model untuk melihat sensitivitas model dan prediksi
perilaku model, dan topik lainnya yakni analisis terhadap keunggulan daya saing maupun keunggulan
komparatif, penilaian prospek industri, pemilihan pasar, serta analisis resiko operasional maupun investasi.
Penelitian yang mengangkat bagaimana pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja rantai pasok industri kelapa
sawit dan produk hilir kelapa sawit, pengukuran reliabilitas (kehandalan), metode kualitatif maupun kuantitatif
yang aplikatif untuk peningkatan produktivitas dan daya saing industri pada masing-masing level, industri hulu
(upstream), antara (intermediate), dan hilir (downstream) masih jarang ditemukan. Masih terdapat banyak celah
penelitian yang dapat diperluas dari peta/rancangan model sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan produk
hilir kelapa sawit. Pembahasan untuk optimisasi dapat dilakukan untuk masing-masing pelaku dengan tetap
mengarahkan pada integrasi keseluruhan pelaku dalam rantai pasok baik on-farm maupun off-farm. Bagaimana
sebenarnya praktek (aplikasi) manajemen rantai pasok tersebut di industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa
saiwt nyata, perlu dilakukan penelitian lanjut terutama dalam hal perbandingan berbagai konsep/teorities sistem
rantai pasok yang telah dikembangkan dalam banyak penelitian dengan hasil nyata penerapannya oleh pelaku
bisnis terutama di industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit.
Model konseptual sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit yang dihasilkan
melibatkan entitas Plantation Support (Produsen bibit/benih, pupuk, mesin dan peralatan pertanian), Plantation
(Lahan/Kebun Sawit), Pengumpul dan Pengirim, CPO Plant, Industri Pengolah Produk samping CPO Plant
(untuk pelepah dan batang sawit, cangkang, ampas, dan serat), CPO/PKO Refinery Plant, Fractination (Industri
Produk Pangan dan Produk Nonpangan (Oleokimia), Distributor, serta Customer (untuk produk pangan,
nutraseutikal, oleokimia, energi alternatif, produk biomassa dan green product) serta yang terlibat dalam rantai
pasok, diantaranya Pemerintah, Investor, Organisasi/Lembaga Swadaya Masyarakat Nasional maupun
Internasional, serta faktor lingkungan (inflasi dan BBM, pasar domestik dan pasar internasional/global).

Kata Kunci: Sistem Rantai Pasok Berkelanjutan, Industri Kelapa Sawit dan Produk Hilir Kelapa Sawit

I. Pendahuluan ASEAN lainnya khususnya untuk industri prioritas


diantaranya cabang industri dengan produk
Salah satu isu globalisasi yang nyata akan berbasis Agro (CPO, kakao, karet). Industri
dihadapi Indonesia adalah disepakatinya ASEAN minyak kelapa sawit (CPO) menjadi salah satu
Economic Community (AEC) 2015. Peluang yang fokus dari cabang industri prioritas yang akan
dapat dimanfaatkan Indonesia dari AEC yakni dikembangkan dalam menghadapi AEC 2015
dapat mengisi pasar ASEAN karena Indonesia (Kementerian Perindustrian, 2013). Hal ini
memiliki daya saing relatif lebih baik dari negara dikarenakan potensi yang besar dari produk minyak

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74


kelapa sawit. Produksi CPO nasional meningkat dan produk hilir kelapa sawit yang melibatkan
tiap tahun seperti ditampilkan pada Gambar 1. seluruh stake holder dalam rantai pasok. Integrasi
seluruh stake holder ditujukan untuk memperbaiki
efisiensi dan efektivitas aliran barang, jasa, serta
informasi mulai dari pemasok awal sampai
konsumen akhir.
Penulis tertarik untuk melakukan studi
literatur dan melakukan review terhadap artikel-
artikel yang membahas tentang industri kelapa
sawit dan produk hilir kelapa sawit serta kajian
sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan
produk hilir kelapa sawit untuk mendapatkan
gambaran tentang perkembangan topik penelitian
sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan
produk hilir kelapa sawit. Dari hasil studi ini
diharapkan akan memberikan wawasan kepada
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan penulis sehingga mendapatkan kerangka state of
Gambar 1. Produksi CPO Nasional the art untuk rencana pengembangan penelitian.
Industri kelapa sawit di Indonesia dan dunia Dari hasil studi ini diharapkan akan
mengalami tren meningkat dari tahun ke tahun menambah wawasan penulis khususnya dan
melampaui jenis minyak nabati lainnya. Komoditi pembaca umumnya serta memberi pengetahuan
kelapa sawit merupakan salah satu andalan tentang peta posisi penelitian lanjutan yang dapat
komoditi pertanian Indonesia yang dilakukan di masa mendatang dalam area penelitian
pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai bertopik sistem rantai pasok industri kelapa sawit
peran strategis dalam perekonomian nasional. dan produk hilir kelapa sawit. Untuk mencapai
Diproyeksikan akan terjadi peningkatan luas tujuan studi maka penulis melakukan
lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia sampai tinjauan/riview literatur secara sistematik. Metode
tahun 2050 mencapai angka 29.268.000 Ha dengan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
tingkat produktivitas yang juga meningkat sampai konten (isi) dari berbagai artikel tulisan ilmiah
dengan tahun 2050 mencapai 152.982.000 Ton atau yang dipublikasi dalam jurnal-jurnal internasional
sebesar 53,5% dari total produksi CPO dan CPKO yang membahas sistem rantai pasok industri kelapa
dunia. Jumlah produksi yang besar ini menjadi sawit dan produk hilir kelapa sawit. Dua tahapan
peluang besar untuk dikembangkan dan utama dalam analisis konten yang dilakukan, yakni:
dioptimalkan (Donald Siahaan, 2013). proses seleksi artikel literatur dan proses review
Produksi produk hilir yang bernilai lebih artikel literatur. Terdapat 11 (sepuluh) artikel
tingggi masih sangat kecil dan tidak signifikan utama dari jurnal internasional yang ditinjau dalam
dibandingkan produksi CPO dan CPKO. Potensi tulisan ini yang terbit antara tahun 2013 dan 2014.
pengembangan minyak sawit Indonesia menjadi
berbagai produk turunannya akan memberikan nilai II. Sistem Rantai Pasok Industri Kelapa
tambah lebih besar bagi negara karena harganya Sawit Dan Produk Hilir Kelapa Sawit
relatif mahal dan stabil. Potensi pengembangan
industri kelapa sawit masih sangat besar, dan Maryanie (2013) mengembangkan kerangka
perkembangan bidang kajian keilmuan yang studi kelayakan holistik dalam memilih industri
diperlukan untuk mendukung industri tersebut juga turunan kelapa sawit yang potensial dengan
sangat luas. Oleh karena nilai dari produk hilir mempertimbangkan keseluruhan rantai nilai dari
yang jauh lebih tinggi maka pengembangan produk pohon industri kelapa sawit. Dalam penelitian ini
hilir CPO menjadi target pengembangan industri disusun pohon industri sawit yang diturunkan mulai
kelapa sawit nasional. dari daun sampai akar, dari hulu sampai hilir.
Dengan berkembangnya konsep supply chain Keseluruhan produk dikelompokkan dalam tiga
dalam industri, maka usaha peningkatan kinerja kelompok komoditas yakni industri hulu
industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit (upstream), antara (intermediate), serta hilir
tidak lagi cukup dengan hanya mengoptimalkan (downstream). Untuk tiap komoditas ditetapkan
produktivitas masing-masing industri ataupun kriteria evaluasi daya saing bisnisnya dengan
masing-masing pelaku dalam sistem industri kelapa mempertimbangkan daya saing optimal, kemudian
sawit secara terpisah. Persaingan industri skala ditentukan prioritas masing-masing rantai nilai
global tidak lagi hanya menuntut persaingan antar dengan menggunakan pohon keputusan (decision
industri, akan tetapi persaingan antar supply chain. tree) dan matriks evaluasi (evaluation matrix).
Oleh karena itu, bidang kajian kelapa sawit juga Dari hasil penelitian disimpulkan komoditas
berkembang kearah pembahasan dan penelitian paling potensial untuk dikembangkan di industri
tentang sistem rantai pasok industri kelapa sawit hulu adalah minyak sawit kasar (Crude Palm

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74


Oil/CPO), di industri antara (intermediate) adalah teknologi. Hasil penelitian ini menghsilkan
olein, serta di industri hilir adalah minyak goreng template SCOR yang dapat diaplikasikan serta
(cooking oil). merupakan tools yang sangat berguna untuk
Saungmuang (2013) melakukan perancangan perancangan konfigurasi rantai pasok dan juga
dan pemodelan jaringan rantai pasok untuk industri menyediakan kemampuan untuk meningkatkan
refinery biodiesel dengan mengambil contoh kasus sistem melalui modul Best Practice yang
industri di wilayah Thailand Selatan. Model merupakan salah satu bagian dari SCOR model.
jaringan logistik biodiesel yang dihasilkan terdiri Arip (2013) mengukur daya saing industri
dari 7 (tujuh) entitas yang terdiri dari Supplier kelapa sawit Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini
(yang memasok bahan baku Tandan Buah Segar), bertujuan untuk membandingkan keunggulan
CPO plant (yang mengolah TBS menjadi CPO), B komparatif produk-produk sawit di Malaysia
100 plant (yang mengolah CPO menjadi biodisel), dengan Indonesia menggunakan Revealed
industri Refinery (dimana biodiesel dicampur Comparative Advantages (RCA) berdasarkan 20
dengan minyak diesel spesifikasi tinggi), Depot jenis produk. Metode pengukuran keunggulan
(penyimpanan produk hasil pencampuran di komparatif yang digunakan adalah pengukuran
Refinery), serta Customer (stasiun penjualan gas berdasarkan data eksport. Dari penelitian ini
dan bahan bakar). Model formulasi matematis disimpulkan bahwa untuk kedua puluh produk
Mixed Integer Programming yang dibentuk untuk kedua negara baik Indonesia maupun Malaysia
menentukan jumlah optimal B 100 plant , tidak stabil selama retang periode analisa. Untuk
penentuan lokasi fasilitas serta alokasi kapasitas B beberapa jenis produk hilir sawit Malaysia lebih
100 plant yang memberikan total biaya sistem unggul dibandingkan Indonesia diantaranya
jaringan logistik biodiesel yang minimum. produk: minyak sawit dan fraksi-fraksi hasil
Lembito (2013) merancang sebuah model refinery, minyak inti sawit dan fraksi-fraksi hasil
sistem dinamis untuk rantai pasok industri agro refinery, vegetable fats and oils dan fraksi-
kelapa sawit. Analisa sistem dinamis dengan fraksinya, fatty alcohol, gliserol, dan sabun.
menggunakan metode Causal Loop Diagram serta Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar
Stock Flow Diagram. Sistem rantai pasok industri dunia, kedua negara harus lebih menekankan pada
kelapa sawit terdiri dari Pemasok (produsen benih, industri hilir agar mendapatkan manfaat dari
pupuk dan pestisida, mesin dan peralatan keunggulan komparatif yang dimiliki.
pertanian), Lahan Perkebunan (milik Pemerintah Suksa-ard (2013) meneliti tentang proses
maupun swasta serta petani kecil), Pengolah pemilihan pasar produk refinery kelapa sawit
(produk edible dan nonedible), Pemasaran (Penjual berdasarkan pada keseimbangan antara
dan Perusahaan barang konsumsi), serta subsistem kepuasan/pemenuhan permintaan lokal dan eksport
pendukung seperti keuangan dan Research & untuk memaksimalkan keuntungan. Hasil
Development. Dengan menggunakan software penelitian memberikan manfaat penyediaan
Powersim Studio 2005, model matematis yang informasi dan masukan bagi para pengambil
dirancang untuk merepresentasikan sistem nyata keputusan dalam upaya perbaikan dan peningkatan
industri agro kelapa sawit tersebut disimulasi untuk industri kelapa sawit. Dengan memodelkan kondisi
memprediksi 3 (tiga) sub model industri agro sistem nyata ke dalam model program matematis,
kelapa sawit, yakni sub model Produksi CPO, sub penelitian ini menghasilakn sebuah tools kuantitatif
model Permintaan dan Penawaran CPO, serta sub untuk membantu pengambilan keputusan terkait
model Biaya dan Penerimaan CPO. Hasil penelitian dengan penentuan lokasi lahan perkebunan kelapa
dapat membantu sektor agribisnis untuk sawit, alokasi pasar, perencanaan jaringan
memprediksi beberapa aspek dan perilaku sistem distribusi, sehingga dapat ditetapkan berapa banyak
industri agro kelapa sawit diantaranya pertumbuhan lahan yang harus dialokasikan di suatu wilayah
lahan tanam sawit, pertumbuhan produk CPO, sebagai areal tanam untuk memenuhi permintaan
fluktuasi permintaan dan harga, dengan demikian domestik dan eksport, jaringan distribusi apa yang
dapat dilakukan analisa potensi pertumbuhan dipilih dari lahan perkebunan ke pabrik pengolahan
maupun tantangan yang dihadapi industri agro TBS sampai pabrik refinery sehingga pengelolaan
kelapa sawit di Indonesia. keuntungan menjadi maksimum. Dari contoh
Lestari (2013) merancang model konseptual numerik yang diberikan disimpulkan bahwa
sistem logistik industri Kelapa Sawit dalam rantai kondisi rantai pasok kelapa sawit yang ada
pasok pertanian serta dalam tulisan ilmiah lainnya sekarang hanya mampu memenuhi permintaan saat
(2013) juga merancang tools untuk menganalisis ini baik untuk lokal dan eksport, tetapi jika
rantai pasok industri Refinery Kelapa Sawit dengan permintaan ini meningkat, maka maka lahan
model SCOR (Supply Chain Operational perkebunan sudah tidak mencukupi untuk
Reference) menggunakan software Process Wizard. memasok kebutuhan bahan baku TBS. Sementara
Model SCOR memfasilitasi upaya untuk itu, utilisasi pabrik pengolahan TBS menjadi CPO
menggabungkan empat faktor penting dalam rantai masih 56% sehingga sebenarnya masih terdapat
pasok, yakni: sasaran bisnis, strategi, proses, dan kapasitas yang mencukupi untuk mengolah TBS

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74


menjadi CPO dan PKO. Produksi CPO terbesar rantai pasok kelapa sawit yang tidak proporsional
adalah di wilayah selatan, namun kapasitas dengan tingkat added value yang diperoleh.
pengolahan refinery pada wilayah tersebut tidak Diantaranya adalah untuk petani kecil dengan
mencukupi sehingga perlu dikirimkan ke wilayah produktivitas rendah dan sulit mendapatkan
central (pusat) Thailand. dukungan finansial dan teknis, serta tidak
Yoyo (2014) mengembangkan model daya diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
saing (keunggulan kompetitif) industri kelapa sawit terkait antai pasok industri kelapa sawit. Profit
Indonesia serta melakukan analisis kesenjangan yang diperoleh petani kecil sangat rendah dari
(gap) antara kondisi industri kelapa sawit Indonesia penjualan TBS sementara resiko yang ditanggung
sekarang dengan kondisi masa depan (kondisi tinggi. Metode ataupun pendekatan yang digunakan
ideal) dengan berbasis pada industri fatty acid dan adalah Agent Based Modelling, mensimulasikan
fatty alcohol sebagai industri oleokimia utama dan interaksi dan perilaku negosiasi antar pelaku dalam
terpenting. Untuk memodelkan daya saing industri rantai pasok, serta memfasilitasi distribusi added
kelapa sawit digunakan model Porter value yang optimum bagi seluruh pelaku dengan
Competitiveness Cluster (Diamond Cluster) serta mempertimbangkan tingkat resiko investasi
untuk analisis kesenjangan digunakan kerangka maupun operasional. Model yang dihasilkan dapat
International Institute for Management memfasilitasi pengembangan selanjutnya untuk
Development (IMD) dengan Non-Parametric Mann berbagai formula menghitung distribusi added
Whitney Test. Hasil penelitian menyimpulkan value yang adil bagi seluruh pelaku sehingga
untuk model daya saing industri fatty acid dan fatty tercipta keberlanjutan dalam rantai pasok.
alcohol yang terdiri dari 6 faktpr daya saing, Keseimbangan added value yang dimaksudkan
terdapat sub faktor daya saing dengan status ‘good” adalah keseimbangan dalam hal tingkat resiko
tetapi masih terdapat sub faktor dengan status operasional dan investasi. Untuk mencapainya
“poor”. Yang berstatus “poor” artinya memerlukan dimulai dengan mengoptimalkan added value
perbaikan dan langkah pemecahan agar dapat untuk tiap pelaku/aktor dan tetap
meningkatkan daya saing industri fatty acid dan mempertimbangkan keberlanjutan kelseuruhan
fatty alcohol Indonesia di masa depan. Dari hasil rantai pasok kelapa sawit.
analisis kesenjangan, disimpulkan bahwa hanya Subramaniam (2014) melakukan
pada dua sub faktor daya saing yang menunjukkan penilaian/pengukuran daur hidup (life cycle
tidak terdapat perbedaan signifikan antara kondisi assessment) bagi industri kelapa sawit dengan studi
current dan future (yaitu employment dan prices) kasus industri kelapa sawit Malaysia. Penelitian ini
pada industri fatty acid dan fatty alcohol Indonesia. membandingkan emisis GHG nasional Malaysia
Rifai (2014) melakukan penelitian tentang antara kondisi: jika tidak melakukan penangkapan
pengembangan dan penilaian prospek industri biogas yang dihasilkan dari proses dengan
kelapa sawit dan produk turunannya di Indonesia. penghematan yang diperoleh jika industri kelapa
Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisa sawit melakukan penangkapan terhadap biogas
prospek dan pengembangan industri dengan yang dihasilkan dari proses. Hasil penelitian
analisis data dengan pendekatan deskriptif. Analisis menunjukkan bahwa ketika pabrik kelapa sawit
yang dilakukan adalah pertama terhadap menangkap biogas yang dihasilkan terutama gas
perkembangan industri kelapa sawit dan produk methan, maka maka penghematan yang dilakukan
turunannya yang terdiri dari analisis terhadap per tahun sangat tinggi dan dengan demikian juga
pengembangan area lahan/perkebunan kelapa membuat pabrik CPO Malaysia akan dengan
sawit, produksi minyak kelapa sawit, ekspor mudah memenuhi kualifikasi non-tarif barrier yang
minyak kelapa sawit. Analisis kedua terhadap berlaku dalam perdagangan internasional.
perkembangan ekspor impor industri turunan
kelapa sawit terdiri dari analisis terhadap ekspor III. Metodologi
produk olein, stearin, fatty acid, fatty alcohol, Untuk mencapai tujuan studi ini maka penulis
biodiesel, serta gliserin. Analisis yang ketiga melakukan tinjauan/riview literatur secara
dilakukan terhadap perkembangan konsumsi sistematik. Metode yang digunakan dalam
produk turunan kelapa sawit diantaranya analisis penelitian ini adalah analisis konten (isi) dari
terhadap produk oleokimia fatty acid, fatty alcohol, berbagai artikel tulisan ilmiah yang dipublikasi
dan gliserin. Keempat terhadap perkembangan dalam jurnal-jurnal internasional yang membahas
harga global produk turunan kelapa sawit yakni sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan
terhada harga produk olein, fatty acid, fatty alcohol, produk hilir kelapa sawit.
biodiesel, serta gliserin. Terdapat dua tahapan utama dalam analisis
Hidayat (2014) melakukan analisis terhadap konten yang dilakukan, yakni: proses seleksi artikel
resiko investasi dan operasional dalam sistem rantai literatur dan proses review artikel literatur. Proses
pasok industri kelapa sawit. Penelitian ini seleksi artikel diawali dengan pencarian artikel
dilatarbelakangi oleh adanya tingkat resiko yang dilakukan dengan memanfaatkan sistem
operasional dan investasi antara pelaku dalam database online, diantaranya dengan mengakses e-

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74


journal SPRINGER (a SpringerOpen Journal) dari Selain itu juga berdasarkan bidang kajian
link website lipi.go.id serta yang mencakup bidang kajian on-farm dan off-farm
www.emeraldinsight.com serta dari beberapa seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
sumber jurnal internasional terpercaya lainnya. ON FARM
Perkembangan bidang kajian:
Dari sejumlah artikel yang diperoleh, penulis - pembibitan
- pemupukan
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

melakukan seleksi berdasarkan kesesuaian dengan - produktivitas kebun

topik yang akan dipelajari. Pencarian artikel MINYAK KELAPA


SAWIT
dengan menggunakan kata kunci utama diantaranya Minyak Sawit Kasar
Minyak Inti Sawit
(
PK
)
CP O
supply chain, sustainable supply chain, palm oil (
O
)

industry, serta downstream industry of palm oil. Olei


Asam Amino PFAD
Toc Bet
Fatty Acid/ Steari Sabu Cocoa Soap
n phero
o Karote
a n Gliserol Substitut
Butter Chip
Batanga
n
Pencarian artikel diupayakan dibatasi pada artikel- l n
Asam Lemak
n e
(CBS)

artikel yang terpercaya untuk menjamin kualitas Minyak


Goreng
Margarine
Shortenin
g
Metil Ester Fat
Powde
r
Cocoa
Substitut
Butter
e Glycerol Lipas
(CBS) Vegetabl Mono e
dokumen karena telah melewati proses review Minyak
Salad
Margarin
Shortenin
g
Confectionarie
Ghe
e
e
Cocoa
Oleat
Bahan Protein
Surfakta Biodiese Fatty Sel Tunggal
yang ketat sebelumnya. Deterge
Methyln Ester
Sulfonat
l
Alcoho
l
s
dan Eskrim
Substitut
e
Butter
(CBS)
Kosmetik
Dasar
a

Dari sejumlah artikel yang diperoleh, penulis n

Ester Asam Lemak :


Metalic Salt :
Olea B
Polyethoxylated
Derivate
:
Fatty Amines : Oxygenated
Fatty Acid/
Este
:
Processed
Fatty
Alkohol Fatty Acids Amides
Foo
d
/ s Ethylen r Emulsifier
kemudian melakukan proses penyaringan lanjut Palmitat/
Propan
Steara d
t a
Palmitat
Stearat
C
, Zn
a C
/
Palmitat/
Propylene
Oxide
e
Steara Ethylen
C
Secondary 1 &
1 CEthoxylate
8
/
Betai
d
6 Epoxy
Octanol
Stearic
/
1
C &C
1 Alcoho
6 Sulphate
8
d
l
/
Stearamid
e
Alkanolamide
t
Sulfona Steara / Ester 1 1 Alcoho s
dengan melakukan review pada abstrak dan Olea
t
/Glycol
Propylene
t
t
Steara
t
/ , Mg
a
/ Al,
L
i
Propylene
t
Oxide
e

Oleic Acid Dimer


Ethylen
C
n
1 & 1
C /
Ethoxylate
6 8
Epthio
Stearin
Mon &
Polyhydric
o
C &C
6 Esterifie
1
C &C
8 l
/
1d Alcoho
/
Sulphate
Alcanolamide
d
ofSteari &
Palmitat,
Olea P d Alcohol 6 Ethoxylatio
9 l c
kesimpulan sampai terpilih 11 (sebelas) artikel. Glycol

Keterangan Warna
t
/ Zn,
b Propylene
e
Oxide
Ester n
Monogliserid
Ethoxylatio
a
Oleic Acids
Oleamid
e
n
Setelah proses seleksi artikel selesai, maka proses Sudah diproduksi di
Indonesia
Target Diverisifkasi Produk Jangka
Menengah
(
hingg
a
2014)
Belum diproduksi di Indonesia Target Diverisifkasi Produk Jangka Panjang (2014 - 2025)
selanjutnya adalah melakukan review dengan Tingkatan proses yang dikembangkan:
- bahan baku tingkat 1
OFF FARM
Perkembangan bidang kajian untuk tiap tingkatan yakni dalam hal:
melakukan analisis konten, yakni menemukan dan - produk hilir tingkat 1
- produk hilir tingkat 2
- produk
- proses
- produk hilir tingkat 3
mengumpulkan fakta-fakta utama dalam artikel lalu - produk hilir tingkat 4
- peralatan/permesinan

mengidentifikasi konsep ataupun penerapan sistem


rantai pasok pada industri kelapa sawit dan produk
Gambar 3. Perkembangan Bidang Kajian
hilir kelapa sawit. Hasil temuan kemudian dibahas
Kelapa Sawit
dan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
state of the art sebagai dasar pengembangan
Model konseptual sistem rantai pasok industri
penelitian selanjutnya bagi Penulis. Dan langkah
kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit yang
terakhir adalah menarik kesimpulan dengan
dikembangkan melibatkan entitas: Plantation
membuat rancangan model konseptual untuk
Support (Produsen bibit/benih, pupuk, mesin dan
industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit
peralatan pertanian), Plantation (Lahan/Kebun
Indonesia.
Sawit), Pengumpul dan Pengirim, CPO Plant,
Industri Pengolah Produk samping CPO Plant
IV. Model Konseptual Sistem Rantai
(untuk pelepah dan batang sawit, cangkang, ampas,
Pasok Industri Kelapa Sawit Dan
dan serat), CPO/PKO Refinery Plant, Fractination
Produk Hilir Kelapa Sawit
(Industri Produk Pangan dan Produk Nonpangan
(Oleokimia), Distributor, serta Customer (untuk
Pengembangan model konseptual untuk
produk pangan, nutraseutikal, oleokimia, energi
sistem rantai pasok industri kelapa sawit dan
alternatif, produk biomassa dan green product)
produk hilir kelapa sawit di Indonesia dilakukan
serta yang terlibat dalam rantai pasok, diantaranya
berdasarkan pohon industri kelapa sawit (oil
Research & Development (untuk proses, teknologi
perspective dan biomass perspective produk
dan mesin peralatan), Pemerintah, Investor,
derivatif kelapa sawit) seperti ditunjukkan pada
Organisasi/Lembaga Swadaya Masyarakat
Gambar 2.
Nasional maupun Internasional, serta faktor
lingkungan (inflasi dan BBM, pasar domestik dan
pasar internasional/global) seperti ditunjukkan pada
gambar 4.

Sumber: Donald Siahaan (PPKS Medan), 2013


Gambar 2. Pohon Industri Kelapa Sawit

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74


WIDE SYSTEM energi, efisiensi bahan bakar, utilisasi
Pemerintah Investor
fasilitas/peralatan serta penjadwalan optimal dari
NARROW SYSTEM mesin dan peralatan. Green warehousing mencakup
Plantation Plantation
Support operasi hemat energi, efisiensi energi dalam
Pengumpul
peralatan penanganan dan penyimpanan bahan.
Green marketing merupakan pemanfaatan
(Agrichemical, Machinery, Energy, R&D process & technology))

CPO Plant teknologi dan informasi termasuk infrastruktur IT

Organisasi/Lembaga Swadaya Masyarakat


Industri Pengolah yang mendukung operasi distribusi, promosi dan

Nasional maupun Internasional


Produk Samping CPO pemasaran, serta sharing informasi yang
Plant
Industrial Support

meminimasi waktu dan biaya, sehingga


CPO/PKO Refinery menurunkan lead time pengiriman dan return
Plant
product/remanufacting, serta meningkat service
Fractination level. Reverse logistic meliputi kegiatan recovery,
repair, reuse, recycle produk maupun bahan, serta
Industri Industri Industri
Produk Produk Energi
pengelolaan by product dan limbah.
Pangan NonPangan Alternatif Pada penelitian sebelumnya oleh E. Iakovou,
dkk menyajikan sebuah kerangka metodologi untuk
Distributor
merancang sistem rantai pasok hijau (green supply
chain) untuk sektor industri pangan pertanian.
End Customer
Dalam penelitian ini industri pangan pertanian
dirancang dalam 6 (enam) eselon, yakni: pertanian
Pasar domestik dan pasar internasional/ (farming), produksi industri (industrial
Inflasi dan BBM
global).
production), pengangkutan (transportation),
gudang (warehousing), dan distribusi (distribution)
Gambar 4. Model Konseptual Industri Kelapa (Iakovou, 2014). Penelitian ini dapat
dikembangkan untuk industri kelapa sawit dan
Sawit dan Produk Hilir Kelapa Sawit produk hilir kelapa sawit dengan
memperluas/menjabarkan entitas produksi industri
(industrial production) yang terdiri dari upstream,
V. Arah Pengembangan Penelitian intermediate, dan downstream industry.
Kesensitifan pasar terhadap isu lingkungan Sebuah sistem industri nyata berada dalam
mendorong bisnis nyata untuk mempraktekkan lingkungan yang tidak pasti (Rao, 2013). Dari hasil
operasi green. Praktek green supply chain pada telaah artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah terpilih
bisnis nyata menunjukkan hasil yang signifikan dalam tulisan ini, perancangan rantai pasok industri
bagi keberlanjutan perusahaan (Mallidis, 2010), kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit dengan
demikian juga diharapkan berlaku pada industri melihat sistem real industri ini sebagai sistem yang
kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit. dinamis dengan mengasumsikan beberapa variabel
Persaingan global menuntut perusahaan untuk dalam sistem bersifat pasti. Sementara dalam
meningkatkan daya saingnya. Dan upaya sistem nyata, selain bersifat dinamis, sistem
perusahaan untuk mencapai manfaat kompetitif industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit
adalah menghadapi tantangan untuk menekan biaya mengandung variabel-variabel yang tidak pasti.
produksi sekaligus juga tetap meningkatkan kinerja Oleh karena itu, dalam perancangan sistem rantai
lingkungan. pasok berkelanjutan untuk industri kelapa sawit dan
Integrasi faktor lingkungan ke dalam produk hilir kelapa sawit perlu memasukkan faktor
rancangan jaringan rantai pasok (praktek green ketidakpastian (uncertainty) dalam kegiatan
supply chain) dapat dilakukan untuk kategori: perancangan model rantai pasok.
produk (green product), proses (green process), Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
teknologi (green technology), transportasi (green mendorong dan mendukung perkembangan industri
transportation), gudang (green warehousing), di Indonesia terutama dalam menghadapi
pemasaran (green marketing), serta konsep reverse Masyarakat Ekonomi ASEAN (atau ASEAN
logistic. Economic Community/AEC) salah satunya melalui
Green product yang juga terkait dengan green program percepatan pembangunan MP3EI. Salah
process mencakup penerapan konsep lingkungan satu strategi yang dilaksanakan adalah
dalam perancangan produk, pembelian, serta pembentukan klaster industri. Beberapa penelitian
pemrosesan (manufaktur). Green technology sebelumnya membahas dan menyajikan studi
merupakan aplikasi mesin dan peralatan industri kasus yang fokus pada perbedaan-perbedaan
ramah lingkungan, hemat energi dan minim emisi. penerapan klaster supply chain (penggabungan
Green technology juga mencakup aplikasi konsep klaster industri dengan rantai pasok) pada
teknologi proses yang terbaru dan up to date (novel industri-industri (Tolossa, 2013). Penelitian pada
technology). Green transportation meliputi area perancangan, implementasi dan perbaikan
rancangan jaringan dan efisiensi penggunaan
Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74
klaster supply chain masih sangat terbatas, [8] Arip, M. Affendy, dkk. 2013. Assessing
khususnya untuk industri kelapa sawit dan produk The Competitiveness of Malaysia and Indonesia
hilir kelapa sawit. Palm Oil Related Industry. Worl Review of
Pada penelitian sebelumnya oleh Mee Yean Tay Business Research. Vol 3, No. 4. Pp. 138-145.
telah melakukan identifikasi faktor-faktor [9] Suksa-ard and Morrakot Raweewan. 2013.
pendorong dan penghambat implementasi Market Selection of Refined Palm Oil Based on
manajemen rantai pasok berkelanjutan. Penelitian Balancing Local Demand Satisfaction and
ini mengidentifikasi faktor pendorong dan Exporting. International Conference on
penghambat baik internal maupun eksternal. Engineering, Project, and Production Management.
Penelitian ini dapat dikembangkan dengan [10] Lestari, F, K. Ismail, dkk. 2013. Logistic
menyajikan metode kuantitatif untuk menilai of Palm Oil Industry in Agri Supply Chain
masing-masing faktor dan merancang metode Using Simulation Software: State of The Art
untuk perencanaan strategik dan taktis and Research Direction. American Journal of
mengoptimalkan faktor pendorong ataupun Economics, Vol 3 (5C), pp. 41-46.
meminimalkan faktor penghambat untuk [11] Lestari, F, K. Ismail, dkk. 2013.
merancang peningkatan kinerja rantai pasok yang Designing Supply Chain Analysis Tool Using
multi eselon, multi fasilitas dan multi produk untuk SCOR Model (Case Study in Palm Oil
industri kelapa sawit dan produk hilir kelapa sawit Refinery). Proceeding of The 2013 IEEE IEEM.
(Tay, 2014). [12] Mallidis, Ioannis and Dimitrios Vlachos,
2010. A Framework for Green Supply Chain
Daftar Pustaka Management. 1st International Conference on
[1] Subramaniam, Vijaya., Choo Yuen May, Supply Chain.
dkk. 2014. Malaysia Palm Oil’s Life Cycle [13] Rao, Kandukuri Narayana, dkk., 2013.
Assessment Incorporating Methane Capture by Design of Supply Chain in Fuzzy Environment.
2020. Journal of Palm Oil, Enviroment & Health, Journal of Industrial Engineering International,
Vol. 5, pp. 49-54. Vol. 9, No. 9.
[2] Hidayat, Syarif and Marimin. 2014. Agent [14] Iakovou , E., dkk., 2014. Design
Based Modelling for Investment and of Sustainable Supply Chains for Agrifood
Operational Risk Consideration in Palm Oil Sector: A Holistic Research Framework.
Supply Chain. International Journal Supply Chain Agricultural Engineering International: CIGR
Management, Vol. 3, No. 1, pp. 34-40. Journal (2014), www.cigrjournal.org.
[3] Rifai, Nila., Yusman Syaukat, dkk. 2014. [15] Tolossa, Netsanet Jote, dkk., 2013. A
The Development and Prospect of Indonesian Review on The Integration of Supply Chain
Palm Oil Industry and Its Derivative Product. Management and Industrial Cluster. Sumber:
IOSR Journal of economics and Finance, Vol. 4, International Journal of Marketing Studied, Vol. 5,
Issue. 5, pp. 27-39. No. 6.
[4] Yoyo, Toni, Arief Daryanto, dkk. 2014. [16] Tay, Mee Yean, dkk., 2014. A Review on
Competitiveness Model and Gap Analysis of Drivers and Barriers Towards Sustainable
Indonesian Palm Oil-Based Fatty Acid and Supply Chain Practises. International Journal of
Fatty Alcohol Industry. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 5, No. 10.
Economics and Finance, Vol. 6, No. 2, pp. 218-
225.
[5] Lembito, Hoetomo. 2013. Designing a
supply Chain System Dynamic Model for Palm
Oil Agro-Industries. International Journal of
Information Technology and Business
Management. Vol 12, No. 1.
[6] Maryanie, Indah Dwi. dkk. 2013. A
Holistic Feasibility Study Framework to
Determine Valuable Chain in Palm Oil
Industry. Proceeding of The World Congress on
engineering 2013. Vol 1, WCE 2013. London –
UK.
[7] Saungmuang, Wichuta., Sakesun
Suthammanon, dkk. 2013. Design and Model of
Supply Chain Network for The Biodiesel
Refinery Industry in The Southern Region of
Thailand. American International Journal of
Contemporary Research. Vol 3, No. 4. Pp. 6-20.

Warta Teknologi Industri Vol.XXVI, No. 2 / Juni / 2015 74

Anda mungkin juga menyukai