Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EXPERT

PERDARAHAN PADA PROSTATEKTOMY


DI RUANG ASTER RSUD ’dr SOEDIRAN MS’ WONOGIRI

Disusun oleh

Disusun Oleh:
1. DONO USODO SN162036
2. OKHA SAKTI P SN162125
3. SRI MULYANI SN162154
4. YAYUK WINARNI SN162214

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perdarahan merupakan efek sekunder dari tindakan operasi yang
biasanya dapat dikontrol dan hanya berpengaruh pada penurunan volume
darah (termasuk hemoglobin dan hematokrit). Pada operasi prostatektomy
suprapubik ada beberapa kapiler darah di distal blader neck ( uretra) yang
tidak dapat di jahit/ dihentikan. Perdarahan yang tidak berhenti ini dapat
menyebabkan masalah yang lebih komplek bila tidak tertangani dengan
baik.
Tak jarang perawatan pasca prostatektomy menjadi permasalahan
medis maupun keperawatan yang sulit. Komplikasi perdarahan pasca
prostatektomy yang penulis temukan meliputi:
1) Penurunan volume cairan
2) Penyumbatan Dower Cateter
3) Nyeri
4) Bocornya jahitan vesika urinaria
5) Infeksi tak jarang sampai peritonotis
Kompleksitas permasahan pasca prostatektomy tersebut yang
membuat kelompok kami tertarik mengulas dan mencoba mengurangi
penderitaan dan mencegah komplikasi lebih jauh pada pasien
prostatektomy.

2. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan laporan expert ini adalah untuk mengetahui
bahwa perawatan prostatektomy dapat menyebabkan berbagai komplikasi
serius sehingga diharapkan siswa praktek saat kembali ke unit pelayanan
di bangsal bedah memberikan atensi yang lebih pada perawatan pasca
prostatektomy.
Laporan expert ini juga diharapkan dapat memberikan solusi untuk
mengurangi penderitaan dan komplikasi pasien pasca prostatektomy.

2
B. ISI
1. Tinjauan Pustaka
Terapi Bedah
Prostatektomy merupakan tindakan pembedahan bagian prostate
(sebagian/seluruh) yang memotong uretra, bertujuan untuk memperbaiki
aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut.
Dalam pemilihan prosedur pembedahan prostatektomy bergantung
pada: ukuran kelenjar, keparahan obstruksi, usia pasien, kondisi pasien,
adanya penyakit yang menyertai. Dan indikasinya adalah bila retensi urin
berulang, hematuria, penurunan fungsi ginjal, infeksi saluran kemih berulang,
divertikel batu saluran kemih, hidroureter, hidronefrosis, jenis pembedahan
prostatektomy menurut Mansjoer (2000):
a. Trans Uretral Resection Prostatectomy (TURP) yaitu mengangkat jaringan
dengan instrumen yang dimasukkan uretra. Ini adalah prosedur yang
paling umum dan dapat dilakukan melalui endoskopi. Instrumen bedah dan
optikal ( sitoskopi atau resektoskop) dimasukkan secara langsung melalui
uretra ke dalam prostat, yang kemudian dapat dilihat secara
langsung. Kelenjar diangkat dalam irisan kecil dengan loop pemotong
listrik. Prosedur ini tidak memerlukan insisi dan digunakan kelenjar dalam
ukuran yang beragam dan ideal bagi pasien yang mempunyai kelenjar
kecil dan yang dipertimbangkan mempunyai resiko bedah yang buruk.
Keuntungan Reseksi Trans Uretra Prostat :
1) Menghindari insisi abdomen lebih aman bagi pasien berisiko bedah.
2) Hospitalisasi dan periode pemulihan lebih singkat.
3) Angka morbilitas lebih rendah.
4) Menimbulkan sedikit nyeri.
Kerugian Reseksi Trans Uretra Prostat :
1) Membutuhkan dokter bedah yang ahli.
2) Pendarahan lama dapat terjadi.
b. Prostatektomi Suprapubis yaitu salah satu metode mengangkat kelenjar
melalui insisi abdomen. Suatu insisi dibuat ke dalam kandung kemih dan

3
kelenjar prostat diangkat dari atas. Pembedahan ini dapat digunakan untuk
kelenjar dengan segala ukuran.
Keuntungan Pembedahan Prostatektomi Suprapubis:
1) Secara teknis sederhana.
2) Memberikan area eksplorasi yang lebih luas.
3) Memungkinkan eksplorasi untuk nodus limfe kankeroses.
4) Memungkinkan pengobatan lesi kandung kemih yang berkaitan.
Kerugian Pembedahan Prostatektomi Suprapubis:
1) Membutuhkan pembedahan melalui kandung kemih.
2) Kontrol hemorragi sulit.
3) Urine bisa bocor di sekitar tuba suprapubis.
4) Pemulihan mungkin lama dan tidak nyaman.
c. Prostatektomi retropubis yaitu teknik lain dan lebih umum dibanding
pembedahan suprapubik. Dokter bedah membuat insisi abdomen rendah
mendekati kelenjar prostat yaitu antar arkuspubis dan kandung kemih
tanpa memasuki kandung kemih.
Keuntungan pembedahan retropubik:
1) Menghindari insisi ke dalam kandung kemih.
2) Memungkinkan dokter bedah untuk melihat dan mengontrol
pembedahan.
3) Periode pemulihan lebih singkat.
4) Kerusakan sfingter kandung kemih lebih sedikit.
Kerugian pembedahan retropubik :
1) Tidak dapat mengobati kandung kemih yang berkaitan.
2) Insiden hemoragi akibat pleksus venosa prostat meningkat.
d. Prostatektomi Peritoneal yaitu mengangkat kelenjar melalui insisi dalam
perineum. Pembedahan ini lebih praktis ketika pembedahan lainya tidak
memungkinkan dan sangat berguna untuk biopsi terbuka. Pada periode
pasca operatif luka bedah mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan
dekat dengan rektum lebih jauh lagi inkontinensia, impotensi, atau cedera
rektal lebih mungkin menjadi komplikasi.
Keuntungan pembedahan Perineal:

4
1) Memungkinkan drainase oleh bantuan gravitasi.
2) Efektif untuk terapi kanker radikal.
3) Memungkinkan hemostatik dibawah penglihatan langsung.
4) Angka mortalitas rendah.
5) Insiden syok lebih rendah.
6) Ideal bagi pasien dengan prostat yang besar, resiko bedah buruk,
pasien sangat tua dan ringkih.
Kerugian pembedahan Perineal:
1) Insiden impotensi dan inkontinensia urine pasca operatif tinggi.
2) Kemungkinan kerusakan pada rektum dan sfingter eksternal.
3) Potensi terhadap infeksi lebih besar.
e. Prostatektomi retropubis radikal yaitu pengangkatan kelenjar prostat
termasuk kapsula, vesikula seminalis dan jaringan yang berdekatan
melalui sebuah insisi pada abdomen bagian bawah, uretra
dianastomosiskan ke leher kandung kemih pada kanker prostat.
2. Resume Kasus
Selama praktek +/- 3minggu kelompok kami beberapa kali menemukan
perdarahan pasca prostatektomy yang membuat macetnya aliran DC.
Pengamatan kelompok kami kemacetan aliran DC memunculkan beberapa
konsekuensi yaitu: Klien kesakitan hebat dengan sensasi tidak bisa buang
air kecil, Perawatan klien saat aliran DC macet, sedikitnya membutuhkan
1perawat 1pasien yang kadang kala tidak bisa diatasi dalam waktu singkat
(dalam kasus ini 2jam dengan 1dokter dan 2perawat). Resiko
menimbulkan komplikasi lebih lanjut
Dari pengamatan tersebut timbul pertanyaan
1) Darimanakah perdarahan tersebut berasal?
2) Apakah perdarahan tersebut bisa diantisipasi saat operasi (misalnya:
dijahit pada pembuluh darah asal perdarahan)?
3) Adakah tindakan tambahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi/
menangulangi perdarahan?

5
3. Hasil Konsultasi Expert
a) Praktisi IBS ( dr. Udin, Sp.B dan Bambang arif, Skep)
RSUD ‘dr. Soediran MS’ Wonogiri menggunakan tehnik bedah
suprapubis. Urutan kasar pembedahan sebagai berikut: dilakukan
insisi suprapubis (bisa vertikal maupun horisontal), memisakkan
secara hati-hati peritoneal sehingga terlihat vesika urinaria, insisi
vesika, enukleasi prostat dengan jari, kontrol perdarahan arteri
vesikalis dengan menjahit blader neck pada jam 3 sampai 9, pasang
DC ukuran 24, jahit vesika, pasang drain, jahit luka suprapubik.
Pengontrolan perdarahan dilakukan dengan menjahit pembuluh
darah vasikalis (yang terlihat). Sedang untuk pembuluh darah
(beberapa kapiler) lebih dalam di uretra, tidak terjangkau. Sehingga
tidak dapat dilakukan penjahitan.
Pengontrolan perdarahan dari kapiler dibawah neck blader yaitu
dengan: menekan kapiler yang terkoyak dengan penekanan oleh balon
pengunci DC 30-40cc. Agar posisi balon pengunci tetap di daerah
distal blader neck, DC ditarik kebawah dan ditraksi dengan salah satu
kaki pasien.
b) Praktisi Aster (Adhi Sukamto, Skep. Ns)
Pasca pembedahan prostatektomy perawatan perdarahan dengan
tehnik:
1) Irigasi vesika dengan NaCl
Irigasi NaCl mencegah darah mengental sehingga seluruh
perdarahan dapat keluar sempurna.
2) Spooling bila terjadi sumbatan pada DC
Darah yang mengental potensial menyumbat aliran DC, spooling
diharapkan dapat membebaskan DC dari darah mengental.

6
c) Jurnal
Teknik Operasi Dengan pembiusan umum:
Posisi pasien terlentang dengan meja sedikit fleksi. Pasang kateter
urin, isi buli-buli dengan air steril 300cc, lepaskan kateter.
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Insisi kulit di
garis tengah infraumbilikal diperdalam sampai membuka fasia rektus
(linea alba). Lemak perivesika disisihkan ke proksimal, identifikasi
buli-buli, pasang retraktor. Buat jahitan hemostasis dengan chromic
catgut di proksimal dan distal tempat yang akan diinsisi pada buli.
Insisi buli diantara kedua jahitan, perlebar dengan klem. Identifikasi
leher buli, trigonum dan muara ereter
Insisi mukosa yang mengelilingi penonjolan adenoma dengan
kauter, pisahkan mukosa dengan adenoma menggunakan gunting
bengkok. Enukleasi adenoma prostat di antara kapsul dan adenoma
dengan jari. Potong sisa mukosa dengan gunting. Bekas enukleasi di
tekan dengan kasa selama ± 5 menit untuk menghentikan
perdarahan, jahit dasar prostat pada jam 5 dan 7 untuk hemostasis.
Pasang kateter lubang tiga no. 24F sampai ke buli-buli (balon jangan
diisi dulu)
Jahit buli-buli 2 lapis, mukosa muskularis dengan plain catgut 3-0
secara jelujur, tunika serosa dengan Dexon 3-0.
Tes evaluasi kebocoran buli-buli dengan memasukkan PZ 250cc
melalui kateter, bila tidak ada kebocoran isi balon kateter balon
dengan air 40cc dan ditraksi kemudian dipasang spoel dengan PZ.
Pasang redon drain peri vesikal. Tutup lapangan operasi lapis demi
lapis

7
1. PEMBAHASAN
Perbedaan yang ditemukan adalah:
Expert: kontrol perdarahan arteri vesikalis dengan menjahit blader neck
pada jam 3 sampai 9
Jurnal: jahit dasar prostat pada jam 5 dan 7 untuk hemostasis
Dari paparan konsultasi expert dan jurnal ternyata sama-sama
menunjukan bahwa kapiler dibawah neck blader tidak dijahit. Tidak
ditemukan perbedaan yang mencolok dalam upaya menghentikan
perdarahan. Keduanya menyisakan kemungkinan kapiler bagian lebih
dalam (distal) uretra tidak terjahit.
Tindakan penangananyapun sama yaitu dengan:
1. Traksi balon pengunci DC selama 24jam pertama
2. Irigasi vesika dengan NaCl
3. Spooling bila terjadi sumbatan pada DC

2. ANALISA SINTESA
Dari tindakan pengontrolan perdarahan diatas ternyata masih sering
terjadi sumbatan pada selang DC yang acap kali membuat kesulitan
perawat dan menimbulkan rasa sakit yang sangat pada saat blass klien
penuh, apalagi kalau ditambah dengan tindakan spooling yang
menyemprotkan NaCl dengan kuat.
Berangkat dari asumsi bahwa darah mengental kemungkinan
menempel pada selang DC, sehingga membuat selang DC tersumbat.
Kelompok kami mencoba melakukan tindakan memijit-mijit selang urine
bag dengan kuat namun diusahakan jangan sampai mengubah traksi.
Tindakan tersebut ternyata berhasil mengeluarkan stosel (darah mengental)
dan irigasi kembali lancar.
Kemudian kami konsultasi ke expert (praktisi Aster) bolehkah
tindakan memijit-mijit tersebut diaplikasikan. Praktisi mawar mengatakan
sepanjang tindakan tersebut tidak mempengaruhi traksi/ membuat balon
pengunci DC bergeser/ bergerak, tindakan tersebut diperbolehkan. Setelah
di supervisi oleh expert, tindakan tersebut dinyatakan aman.

8
Karena tidak mungkin tindakan tersebut secara periodik dengan selang
waktu yang relatif singkat dilakukan oleh perawat secara terus menerus,
kami juga konsul keperawat expert bolehkah tindakan tersebut kami
ajarkan kepada keluarga pasien. Expert mengatakan tindakan tersebut
aman dan terbukti membantu mengurangi kejadian macet irigasi selang
DC.

9
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. RSUD ‘dr Soediran Mangun Sumarso’ Wonogiri menggunakan tehnik
suprapubik prostatektomy untuk operasi pengangkatan BPH
b. Perdarahan pada prostatektomy suprapubik tidak terhindarkan karena
beberapa kapiler darah di bagian distal blader neck (uretra) tidak dapat
terlihat dan dijahit.
c. Pengontrolan perdarahan dilakukan dengan penekanan oleh balon
pengunci DC yang ditraksi ke salah satu kaki klien 24 jam pertama
pasca operasi.
d. Tindakan memijit-mijit selang urine bag ternyata membantu
mengurangi frekuensi kejadian macet pada selang DC dam
meringankan sakit penderita. Dan yang paling utama tindakan tersebut
aman diaplikasikan bagi pasien.
2. Saran
Diharapkan khusunya mahasiswa ners dan perawat pada umumnya
saat kembali kepelayanan bangsal bedah dalam penanganan
prostatektomy:
a. Memberikan perhatian yang lebih pada perdarahan post prostatektomy
karena secara faktual perdarahan kapiler di distal neck blader tidak bisa
dijahit.
b. 3 langkah penanganan post prostatektomy agar dilakukan dengan benar
dan disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Tindakan memijit-mijit selang urine bag bisa diaplikasikan untuk
meringankan keluhan klien.

10
11

Anda mungkin juga menyukai