35-46
1
Mahasiswa, Departemen Teknik Industri ,Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2
Dosen Pembimbing, Departemen Teknik Industri ,Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
35
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
36
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
pengerjaan laporan dengan instrumen penelitian Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap
tabel pencatatan data dan teknik kepustakaan, yakni hasil pengolahan data :
dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang 1. Tahap Analyze, analisis terdiri atas dua bagian
berkaitan dengan penerapan Diagram Kontrol yaitu analisis proses produksi dari sudut pandang
MEWMA dan Pendekatan Lean Six Sigma. Lean dan analisis proses produksi dari sudut
Berdasarkan cara memperolehnya maka sumber pandang Six Sigma. Analisis dari sudut pandang
data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data Lean lebih berfokus pada pengidentifikasian
primer yaitu, data kecacatan produk secara variabel pemborosan dan analisis aliran proses yang
dan atribut, data waktu siklus operator dan waktu terjadi dalam proses produksi.
muat mesin. Data sekunder yang digunakan adalah 2. Tahap Improve, tahap ini akan dilakukan usulan-
data aliran proses dan data jumlah permintaan usulan perbaikan untuk memecahkan masalah
produk sprocket gear periode Maret 2013. yang ada setelah masalah tersebut diidentifikasi,
Prosedur Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan diukur dan dianalisis. Usulan-usulan perbaikan
mengikuti beberapa tahapan yaitu, Pengolahan data tersebut akan diestimasikan untuk memperoleh
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Lean nilai perbaikan dari keseluruhan usulan yang ada
Six Sigma dengan metode DMAIC (Define, Measure, dan hasil peningkatan.
Analyze, Improve, Control). 3. Tahap Control, tahap ini akan dilakukan suatu
1. Tahap Define, pada tahap awal ini akan dilakukan usaha pengendalian berupa prosedur kerja.
pemilihan produk yang akan dijadikan focus
dalam penelitian ini, pembuatan project 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
statement, pemilihan produk, penggambaran
proses produksi produk meliputi diagram SIPOC 3.1. Tahap Define
dan value stream mapping, identifikasi 1. Project Statement
kebutuhan pelanggan (Voice of Customer) dan a. Business Case (Masalah Perusahaan), waktu
identifikasi masalah yang diselesaikan. penyelesaian proses produksinya, yang
2. Tahap Measure, tahap ini akan dimulai dengan disebabkan oleh banyaknya pemborosan dan
pengukuran waktu siklus dan perhitungan waktu kecacatan produk yang dihasilkan selama proses
baku yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi berlangsung.
produksi, kemudian dilakukan perhitungan total b. Problem Statement (Pernyataan Masalah),
manufacturing lead time. Perhitungan DPMO masalah yang ditemukan dalam perusahaan
(Defects Per Millions Opportunities) dan adalah banyaknya pemborosan yang terjadi
perhitungan tingkat sigma. Pembuatan Diagram selama proses produksi dan kecacatan produk.
Kontrol variable MEWMA (Multivariate c. Project Scope (Ruang Lingkup Proyek), proses
Exponential Weighted Moving Average) dan produksi spare part Sprocket gear Rexton, Metric
pembuatan diagram kontrol atribut Peta p dan 160-2,56 in (65,02 mm) Pitch, Simplex selama
Peta u. bulan Maret 2013.
a. Pengukuran karakteristik kualitas, dari data d. Goal Statement (Pernyataan Tujuan), mengurangi
historis kualitas produk pada bagian quality kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah
control, dapat dilakukan pengukuran secara (non value added) dan meminimisasi jumlah
langsung untuk mendapatkan produk cacat kecacatan produk.
berdasarkan kriteria yang ada pada proses e. Project Timeline (Batas Waktu Proyek), waktu
produksi Sprocket gear Rexton, Metric 160- pengerjaan penelitian dimulai dari bulan Maret
2,56 in (65,02 mm) Pitch, Simplex. 2013.
b. Perhitungan Diagram Kontrol MEWMA,
menetukan batas kontrol atas dan batas 2. Pemilihan Produk
kontrol bawah berdasarkan karakteristik data Pemilihan ini didasarkan pada data jumlah
kualitas produk yang telah diperoleh. permintaan pelanggan kepada perusahaan pada
c. Distribusi Normal, pemeriksaan asumsi bulan Maret 2013. Grafik jumlah permintaan produk
distribusi normal dengan menggunakan uji pada bulan Maret 2013 berdasarkan dapat dilihat
chi-square dilakukan dengan hipotesis : pada Tabel 1.
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
37
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
Tabel 1. Data Permintaan Produk Maret 2013 2,56 in (65,02 mm) Pitch, Simplex, memiliki jumlah
Jumlah permintaan paling tinggi sebanyak 3.050 unit.
Jenis Produk Permintaan Produk yang akan menjadi objek penelitian adalah
(unit) produk uang memiliki jumlah permintaan paling
Sprocket gear Rexton, Metric 120-2- tinggi.
1.530
1,500 in (38,10 mm) Pitch, Duplex
Sprocket gear Rexton, Metric 140-
2.250 3. Diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-
1,750 in (44,45 mm) Pitch, Simplex
Sprocket gear Rexton, Metric 160- Customer)
2.150 Diagram SIPOC menggambarkan informasi mengenai
2,000 in (50,80 mm) Pitch, Duplex
Sprocket gear Rexton, Metric 160- Supplier, Input, Process, Output, dan Customer yang
3.050
2,56 in (65,02 mm) Pitch, Simplex terlibat dalam proses produksi. Diagram SIPOC untuk
proses produksi Gear Rexton, Metric 160-2,56 in
Tabel 1 menunjukkan jumlah produksi pada periode (65,02 mm) Pitch, Simplex dapat dilihat pada
Maret 2013, pada tabel tersebut menunjukkan Gambar 1.
bahwa produk Sprocket gear Rexton, Metric 160-
Proses Drip
Pengeboran
Gudang Bahan
Baku
Air Dromus
Sprocket Gear
Gudang Produk
Pembubutan 2,56 in (65,02
Jadi
mm) Simplex
Kertas Pasir
Proses Mesin
Gudang Peralatan Sekrap
Plastik
Proses Mesin Tap
Pengepakan
Produk
Elemen-elemen yang digunakan dalam diagram ini derat dengan menggunakan mesin tap, proses
yang telah ditunjukkan pada Gambar 1 adalah pengepakan produk jadi.
sebagai berikut: 4. Output : Sprocket gear Rexton,
1. Supplier : Gudang bahan baku dan gudang Metric 160-2,56 in (65,02) Pitch, Simplex.
peralatan 5. Customer : Gudang produk jadi
2. Input : Besi logam padat berbentuk gear silinder.
3. Process : Proses penandaan atau proses 4. Value Stream Mapping
drip dengan batang baja yang dipukul dengan Value Stream Mapping merupakan suatu
palu ke bahan baku, proses pengeboran penggambaran proses produksi perusahaan secara
pembuatan lubang, proses pelebaran lubang menyeluruh, dimana setiap proses yang terdapat di
dengan mesin bubut, proses pembuatan spie dalamnya dinilai apakah memberikan nilai tambah
dengan mesin sekrap, proses pembuatan lubang kepada pelanggan atau tidak. Gambar 2. Adalah
value stream mapping produk sprocket gear.
38
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
WEEKLY
1 X WEEKLY
Drip/Penandaan Pengeboran Pembubutan Pemeriksaan/Rework
C/T : 0,718 menit C/T : 15,973 menit C/T : 63,842menit C/T : 74,822menit
Value Stream Mapping yang ditunjukkan pada Faktor penyesuaian (Rating Factor) =1
Gambar 2 menjelaskan proses produksi perusahaan Kelonggaran (Allowance) = 15%
dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan Waktu normal mesin (Wnm) = waktu siklus
setiap proses produksi. Diperoleh bahwa total lead mesin rata-rata
time selama 221,381 menit, value added time Waktu normal mesin (Wnm) = 14,260 menit
selama 208,945 menit, dan non value added time Waktu normal muat (Wno) = Waktu muat rata-rata Rf
selama 12,373 menit. = 1,456 1
= 1,456 menit
3.2. Tahap Measure Maka, waktu normal untuk proses kelima adalah :
1. Perhitungan Waktu Siklus Wn = Waktu normal mesin (Wnm) + Waktu
Perhitungan waktu normal dilakukan dengan normal muat
mengalikan waktu siklus proses dengan rating factor = 14,260 + 1,456 = 15,716 menit
(Rf) yang bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan Waktu baku mesin (Wbm) = Waktu normal
antara operator yang satu dengan operator lainnya, mesin = 14,260 menit
sehingga waktu yang diambil adalah waktu normal Waktu baku muat (Wbo) = Wno
operator. Perhitungan waktu normal pada setiap
= 1,456 = 1,713 menit
proses yang menggunakan mesin adalah waktu
siklus mesin ditambah dengan waktu muat operator Maka, waktu baku untuk proses kelima adalah :
pada mesin tersebut yang telah dikalikan dengan Wb = Wbm + Wbo
rating factor. Perhitungan waktu baku merupakan = 14,260 + 1,713 = 15,973 menit
perhitungan waktu yang dibutuhkan oleh seorang
operator untuk menyelesaikan satuan pekerjaannya Perhitungan waktu baku pada proses kelima setelah
dengan penambahan faktor allowance pada waktu pengamatan pendahuluan dan dilakukannya
normal. Contoh perhitungan waktu normal dan perbaikan metode kerja diperoleh waktu selama
waktu baku pada proses kelima, yaitu proses 15,973 menit. Waktu ini didapatkan setelah
pembuatan lubang awal pada mesin bor adalah menentukan lamanya waktu normal dan waktu
sebagai berikut : muat yang berlangsung di lantai produksi dengan
39
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
memberikan nilai kelonggaran (allowance) pada Lean dan bila Lean telah diterapkan maka akan
masing-masing operator sebesar 15% yang telah terlihat perubahan pada nilai yang lebih baik pada
ditetapkan dalam penelitian. metrik-metrik ini, sehingga perbaikan dalam proses
produksi dapat dilaksanakan.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Waktu Baku
Siklus Tabel 3. Urutan Proses Kerja dan Waktu Baku
Siklus
Proses Mesin
Operator/Waktu Wbo Wb Kegiatan-Kegiatan Wb
Ke- Rata-
Muat
Rata Pemindahan bahan baku ke lantai
1,542
2 - 1,280 1,542 1,542 produksi
3 - 0,610 0,718 0,718
Proses penandaan dengan batang
0,718
baja (drip)
4 - 1,490 1,795 1,795
Pemindahan part ke mesin bor 1,795
5 14,260 1,456 1,713 15,973 Pembuatan lubang dengan mesin
15,973
6 - 1,720 2,072 2,072 bor
Pemindahan part ke mesin
7 55,260 7,209 8,582 63,842 2,072
pembubutan
8 - 1,480 1,783 1,783 Pelebaran lubang pada part
63,842
9 66,240 7,209 8,582 74,822 dengan mesin bubut
Pemindahan part ke tahap
10 - 1,230 1,482 1,482 1,783
pemeriksaan
11 25,790 1,375 1,637 27,427 Tahap pemeriksaan dan
74,822
12 - 1,630 1,964 1,964 penambahan bushing/rework
Pemindahan part ke mesin sekrap 1,482
13 14,730 1,450 1,686 16,416
Pembuatan spie pada part dengan
14 - 1,440 1,735 1,735 27,427
mesin sekrap
15 - 1,120 1,349 1,349 Pemindahan part ke mesin tap 1,964
17 - 8,480 9,747 9,747 Proses pembuatan lubang derat
16,416
pada part dengan mesin tap
Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan dari waktu Pemindahan produk ke bagian
1,735
baku dari masing-masing proses produksi yang pengepakan
dilakukan di lantai produksi. Hal ini dilakukan untuk Proses pengepakan produk secara
9,747
mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan manual
untuk masing-masing proses produksi dalam Total Manufacturing Lead Time 221,381
melakukan satu kali proses produksi produk
Dalam melakukan perhitungan nilai process cycle
2. Perhitungan Metrik Lean efficiency, yang harus dilakukan terlebih dahulu
Perhitungan metrik Lean terdiri atas perhitungan adalah pemisahan antara kegiatan atau proses kerja
manufacturing lead time, process cycle efficiency, yang bernilai tambah berdasarkan sudut pandang
process lead time dan process velocity. Perhitungan konsumen dengan kegiatan dan proses kerja yang
metrik Lean dilakukan untuk mengetahui keadaaan bernilai tambah secara bisnis atau tidak bernilai
pabrik dari sudut pandang Lean. Setelah mengetahui tambah sama sekali.
keadaan dari pabrik melalui metrik Lean, maka akan Tabel 4 mendeskripsikan rekapitulasi dalam
diberikan usulan berdasarkan prinsip-prinsip Lean pembagian value added time dan non value added
untuk memperbaiki keadaan pabrik tersebut. Tabel 3 time selama proses produksi produk berlangsung,
menunjukkan hasil rekapitulasi dari perhitungan dalam tabel tersebut menjelaskan proses produksi
waktu baku dan urutan kerja perbaikan, hal ini mana yang tidak menghasilkan nilai tambah dan
dilakukan untuk mengetahui perhitungan metrik proses produksi yang tidak menghasilkan nilai
lean dalam memberikan usulan perbaikan proses tambah, sehingga dapat mengurangi waktu siklus
produksi produk. produksi yang terjadi di lantai produksi, dalam hal ini
Pengukuran ini akan memberikan gambaran awal kegiatan yang tidak bernilai tambah dapat
mengenai kondisi perusahaan sebelum diterapkan dieleminasi untuk mengurangi waktu siklus dari
40
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
proses produksi produk sprocket gear. Setelah untuk memproduksi jumlah permintaan produk
mengetahui keadaan dari pabrik melalui metrik sprocket gear selama bulan Maret adalah sebagai
Lean, maka akan diberikan usulan berdasarkan berikut :
prinsip-prinsip Lean untuk memperbaiki keadaan
pabrik tersebut.
94,38 %
Tabel 4. Value-Added-Time dan Non Value Added
Time
Non
Value =127,08 ≈ 128 unit/hari
Value
Kegiatan-Kegiatan Added
Added
Time
Time
Pemindahan bahan baku ke
- 1,542
lantai produksi =21,36 hari
Proses penandaan dengan
0,718 -
batang baja (drip)
Pemindahan part ke mesin = 0,6553 proses/hari
- 1,795
bor Process velocity adalah kecepatan proses dalam
Pembuatan lubang dengan memproduksi sejumlah barang dari awal hingga
15,973 -
mesin bor akhir. Process velocity yang diperoleh yaitu sebesar
Pemindahan part ke mesin 0,6553 proses/hari.
- 2,072
pembubutan Tabel sebelumnya menunjukkan perbedaan total
Pelebaran lubang pada part waktu pada value added time dan non value added
63,842 -
dengan mesin bubut time. Hasil tersebut diperoleh dari data pengamatan
Pemindahan part ke tahap waktu proses produksi secara langsung. Diperoleh
- 1,783
pemeriksaan waktu untuk value added time selama 208,945
Tahap pemeriksaan dan menit dan non value added time selama 12,373
penambahan 74,822 - menit.
bushing/rework
Pemindahan part ke mesin 3. Pengolahan Data Kualitas Produk
- 1,482
sekrap Perhitungan data variabel kualitas dilakukan dengan
Pembuatan spie pada part membuat peta kendali untuk jenis kecacatan produk
27,427 -
dengan mesin sekrap yang dapat diukur langsung. Peta kendali yang
Pemindahan part ke mesin digunakan adalah diagram kontrol MEWMA
- 1,964
tap (Multivariate Exponential Weighted Moving
Proses pembuatan lubang Average). Diagram kontrol MEWMA adalah peta
derat pada part dengan 16,416 - kendali variabel yang digunakan untuk mengamati
mesin tap jenis kecacatan, di mana produk mengalami
Pemindahan produk ke kecacatan lebih dari satu jenis kecacatan variabel
- 1,735
bagian pengepakan dalam proses produksi produk. Diagram kontrol
Proses pengepakan produk Multivariate Exponentially Weighted Moving
9,747 -
secara manual Average (MEWMA) merupakan perluasan dari
Total Waktu 208,945 12,373 diagram kontrol EWMA yang digunakan untuk
mendeteksi terjadinya perubahan mean proses
Process lead time adalah metrik Lean yang dimana karakteristik kualitas yang dikendalikan lebih
digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu dari satu (p > 1). (Douglas C. Montgomery, 2005).
yang diperlukan untuk memproses sejumlah barang Langkah awal untuk membuat diagram kontrol
dari awal hingga selesai. Jumlah produk yang masih MEWMA adalah melakukan perhitungan distribusi
pada bulan Februari 2013 sebanyak 335 produk, normal, yang bertujuan untuk memastikan data
maka jumlah produk di dalam proses yang harus di kecacatan variabel yang telah dikumpulkan, telah
selesaikan pada bulan Maret 2013 adalah = 3050 – memenuhi syarat kenormalan data atau tidak.
335 = 2715 produk. Perhitungan process lead time
41
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
Berdasarkan uji distribusi normal yang dilakukan Multivariate EWMA Chart of Diameter Luar; Diameter Dalam; Tinggi
14
pada pengumpulan data untuk setiap jenis
UCL=12,78
kecacatan produk secara variabel hasil yang 12
MEWMA
perhitungan diagram kontrol MEWMA (Multivariate 6
42
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
43
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
Proses kerja yang menimbulkan time traps adalah sebab akibat digunakan untuk menyelidiki akibat-
proses kerja yang memiliki work station turn over akibat yang buruk dari suatu masalah untuk dicari
time (WTT) terpanjang. Dari hasil perhitugan, solusinya atau akibat-akibat yang baik untuk
diperoleh bahwa proses kerja yang menimbulkan dipelajari penyebab-penyebabnya karena setiap
time traps terpanjang, yaitu sebesar 203.148,730 akibat selalu terdiri dari banyak penyebabnya.
menit adalah pada proses pemeriksaan dan Prinsip yang digunakan dalam membuat diagram
penambahan bushing/rework yang dilakukan pada sebab akibat ini adalah prinsip brainstorming.
satu stasiun. Berdasarkan data atribut kecacatan yang diperoleh,
ketiga atribut kecacatan pada tahap inspeksi perlu
2. Tabel Five Why dianalisis lebih lanjut yaitu sompel, goresan dan
Diagram Five Why merupakan suatu diagram yang retak/ukuran yang tidak pas. Analisis yang dilakukan
digunakan untuk mengungkapkan akar dari meliputi aspek manusia, aspek metode kerja, aspek
permasalahan agar dapat diperbaiki dengan tepat lingkungan kerja, aspek mesin/peralatan, dan aspek
dengan bertanya sebanyak lima kali mengapa ketika material atau bahan baku. Analisa faktor penyebab
suatu ketidaksesuaian terjadi pada proses. Diagram kecacatan dapat dijelaskan pada Tabel 9.
44
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
Material Man
Environment
Operator tidak
berhati-hati
Kebisingan daerah Mata pahat yang
lingkungan kerja sudah tua Operator tidak
melakukan setup dengan benar
Adanya getaran di Kurangnya
ketelitian Operator kurang
daerah lingkungan kerja Posisi mata pahat
bertanggung jawab
tidak tepat
Krangnya
pengawasan Retak/Ukuran
tidak sesuai
Tidak adanya pelatihan Kurangnya jadwal
untuk operator perawatan mesin
46
e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 5, Desember 2013 pp. 35-46
47