Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN TEORI BRUNER DAN PETA KONSEP

DALAM MENINGKATKAN PENALARAN


DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Ardat, S.Pd.I, M.Pd
Ardat_ahmad@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertitik tolak dari rendahnya kemampuan penalaran dan pemahaman
konsep matematika siswa dengan akar permasalahan yang disebabkan oleh model
pembelajaran yang digunakan guru kurang relevan dan sangat terbatasnya media
pembelajaran yang digunakan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah penerapan
teori Bruner dengan bantuan peta konsep dapat meningkatkan penalaran matematika siswa;
(2) apakah penerapan teori Bruner dengan bantuan peta konsep dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa, dan (3) mendeskripsikan tingkat aktivitas siswa pada penerapan
teori Bruner dengan bantuan peta konsep.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMA Negeri 20 Medan yang berjumlah 40 orang. Objek penelitian
adalah peningkatan penalaran dan pemahaman matematika siswa melalui pembelajaran
menggunakan teori Bruner dengan bantuan peta konsep pada pokok bahasan Peluang. Hasil
analisis data rata-rata skor penguasaan materi prasyarat 72,2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penalaran matematika siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Demikian juga
dengan pemahaman konsep siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika
menggunakan teori Bruner dengan bantuan peta konsep dapat meningkatkan penalaran dan
pemahaman matematika siswa, dan proses pembelajaran yang dilakukan berlangsung baik
dengan meninjau pada hasil observasi kegiatan siswa. Berdasarkan kesimpulan ini maka
diharapkan temuan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peningkatan penalaran dan
pemahaman konsep matematika siswa
Kata Kunci : Penalaran Matematika, Pemahaman Konsep, Teori Bruner dan Peta Konsep

ABSTRACT
This study starts from the low ability of reasoning and understanding of the math
concepts students with the root of the problems caused by the use of teachers teaching model
less relevant and very limited use of learning media. The study aims to determine: (1) whether
the application of Bruner's theory with the help of concept maps can enhance students
'mathematical reasoning, (2) whether the application of Bruner's theory with the help of
concept maps can enhance students' understanding of concepts, and (3) describe the activity
levels of students in the application of theory Bruner with the help of concept maps.
This research a classroom action research. Subjects in this study were students of
class XI SMA 20 field totaling 40 people. Object of study is the increase in students'
mathematical reasoning and understanding through learning to use Bruner's theory with the
help of a concept map on the subject of Opportunity. The results of the data analysis an
average score of 72.2 mastery of prerequisite.

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 1
From the results of the study concluded that the application of mathematics learning
using Bruner's theory with the help of concept maps can enhance students 'reasoning and
understanding of mathematics, and their lessons take place either by reviewing the
observations of students' activities. Based on this conclusion it is expected that the findings of
this study can be used as a reference for the improvement of reasoning and understanding of
math concepts students
Key Word : Mathematical reasoning ability, understanding of the math concepts, Bruner
Theory and Concepts Map.
yang diperuntukkan bagi matematika
I. PENDAHULUAN itusendiri sebagai suatu cabang ilmu
Pendidikan pada dasarnya pengetahuan yang akan terus berkembang.
merupakan kegiatan menyiapkan peserta Kedua adalah matematika terapan, dimana
didik melalui bimbingan, pengajaran, dan cabang-cabang ilmu lainnya mengadopsi
latihan untuk bekal peserta didik di masa matematika yang dikembangkan oleh
yang akan datang (UU Sisdiknas No. matematika murni untuk dapat digunakan
20/2003). Pendidikan itu berlangsung pada cabang-cabang ilmu tersebut.
dalam lingkungan keluarga, masyarakat Matematika selain merupakan
dan sekolah.Pendidikan merupakan salah dasar dan pangkal tolak penemuan dan
satu bidang pembangunan nasional yang pengembangan ilmu-ilmu lain, juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas merupakan landasan yang kuat bagi
manusia Indonesia. Salah satu bentuk pengembangan teknologi. Oleh karena itu
penyelenggaraan pendidikan adalah seperti tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam
yang terdapat pada jenjang pendidikan rangka pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
tingkat menengah yang merupakan salah teknologi dalam pembangunan, peranan
satu dari proses pendidikan formal. matematika adalah sangat penting. Senada
Salah satu mata pelajaran di dengan pendapat tersebut, Hudojo
sekolah yang dapat digunakan untuk (1998:74), menyatakan bahwa matematika
mencapai tujuan pendidikan adalah mata bukanlah ilmu yang hanya untuk dirinya
pelajaran matematika. Hal ini tercermin sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk
pada fungsi mata pelajaran matematika sebahagian besar ilmu-ilmu lainnya.
dalam kurikulum mata pelajaran Matematika juga sangat erat
matematika tahun 2006 yang menyatakan kaitannya dengan proses berpikir. Plato
bahwa matematika berfungsi untuk (Jarnawi, 2003:2) menyatakan bahwa
mengembangkan kemampuan menghitung, seseorang yang baik dalam matematika
mengukur, menurunkan dan menggunakan akan cenderung baik dalam berpikir dan
rumus matematika yang diperlukan dalam seseorang yang dilatih dalam belajar
kehidupan sehari-hari melalui materi matematika, maka akan menjadi pemikir
pengukuran, geometri, aljabar, peluang, yang baik. Dalam kaitan proses
statistika, kalkulus dan trigonometri kemunculan ide atau konsep matematika,
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006). Ruseffendi (Jarnawi, 2003:2) menyatakan
Matematika merupakan induk dari bahwa matematika timbul karena pikiran-
pengetahuan manusia. Berbagai cabang pikiran, yang berhubungan dengan ide,
matematika mulai dari aljabar, statistik proses, dan penalaran. Dengan demikian,
hingga kalkulus memiliki terapan pada kita dapat melihat bahwa ada suatu
semua ilmu pengetahuan modern dewasa keterkaitan yang erat antara kemampuan
ini. Matematika kemudian berkembang matematika dengan kemampuan berpikir
menjadi dua bagian, pertama adalah seseorang. Dapat dikatakan bahwa
matematika murni atau matematika sains matematika bermanfaat sebagai sarana

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 2
berpikir yang sangat diperlukan dalam elemen (mathematical power process
perkembangan ilmu dan pengetahuan standards)yang diantaranya adalah
sekarang ini. pengetahuan konseptual (conseptual
Matematika merupakan ilmu yang understanding) dan penalaran matematika
universal. Keuniversalan matematika telah yaitumemberikan alasan induktif maupun
menjadikan matematika menjadi ilmu deduktif untuk membuat, mempertahankan
dalam pengertian sains dan juga sebagai dan mengevaluasi argumen (reasoning).
ilmu yang menjadi alat bagi ilmu National Council of Teachers of
pengetahuan lainnya. Sifat universal Mathematics atauNCTM (2000:98)
matematika dan dibutuhkan oleh siapa menyatakan bahwa kemampuan siswa
saja, telah menjadikan matematika sebagai dalam matematika harus memasukkan
pelajaran wajib mulai dari tingkat SD, pengetahuan tentang konsep matematika,
SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tidak prosedur matematika, kemampuan
masalah jurusan atau bidang apa yang memecahkan masalah, penalarandan
menjadi fokus studi mereka, matematika komunikasi. Dalam rangka mencapai
tetap menjadi studi yang wajib dipelajari. kemampuan siswa dalam matematika
Hal tersebut telah menjadikan matematika mengalami perubahan kearah yang lebih
sebagai konsumsi siapa saja mulai dari baik, siswa dituntut berperan aktif selama
penggemar mereka sendiri hingga mereka proses pembelajaran. Guru hendaknya
yang kurang dan bahkan tidak menyukai memilih model pembelajaran,
matematika. strategi/pendekatan pembelajaran dan
Pada tingkat sekolah menengah metode pembelajaran yang sesuai,
atas (SMA), timbulnya permasalahan sehingga dapat memotivasi siswa untuk
dalam pengajaran matematika dapat memahami konsep dan mengetahui
disebabkan dari internal siswa yang tidak prosedur dalam menyelesaikan masalah
menyukai matematika maupun yang dan menciptakan suasana kelas yang
disebabkan oleh guru matematika itu mendorong siswa untuk dapat menemukan
sendiri. Kurang sukanya siswa terhadap sendiri pengetahuan baru berdasarkan
matematika jika dilihat dari individu siswa pengetahuan siswa yang sebelumnya.
itu sendiri dapat disebabkan karena banyak Tujuan tersebut juga menjadi
faktor seperti kecerdasan, minat, cita-cita tujuan pembelajaran matematika
hingga latar belakang keluarga dan Departemen Pendidikan Indonesia. Daya
lingkungan dimana siswa lebih banyak matematika tersebut jika kita lihat dalam
menghabiskan waktunya dari pada di proses pembelajaran matematika saat ini
sekolah. Sedangkan jika dilihat dari guru terdiri dari standar isi materi, standar
yang mengajarkan matematika, ketidak proses pembelajaran, dan kemampuan
sukaan siswa terhadap matematika bisa bermatematika. Pentingnya peningkatan
dikarenakan gaya guru mengajar yang daya matematika ini dalam pembelajaran
kurang menarik, metode mengajar guru matematika menyebabkan guru harus
yang monoton (aspek proses pembelajaran) mengarahkan proses pembelajaran
hingga pada pribadi guru yang kurang matematika disekolah untuk meningkatkan
menyentuh hati pelajar. daya matematika tersebut.
NCTM menyatakan bahwa Sebagaimana dijelaskan diatas jika
pembelajaran matematika disekolah matematika berhubungan dengan proses
ditujukan untuk meningkatkan daya berfikir yang logis dan sistematis, maka
matematika siswa atau mathematical sudah sepantasnyalah jika penalaran
power (NCTM, 2000:67). Daya matematika yang baik harus dimiliki oleh
matematika tersebut berfokus pada lima setiap siswa. Penalaran yang baik yang

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 3
dikembangkan melalui belajar matematika ekspositori dimana guru sebagai vigur
tidak saja dibutuhkan oleh siswa untuk sentral dari pembelajaran dikelas,
mempelajari matematika saja namun pembelajaran lebih mengarah pada
mampu membuat siswa menjadi mudah komunikasi satu arah (yaitu dari guru ke
untuk mempelajari pelajaran lainnya. siswa saja), media pembelajaran hanya
Disamping kegunaan penalaran yang baik menggunakan papan tulis.
sebagai modal siswa untuk belajar, juga Pembelajaran dilakukan melalui
sangat berguna bagi siswa ketika ia berada proses penyampaian informasi atau
dimasyarakat kelak. Melalui penalaran transfer of knowledge bukan melalui
yang baik siswa akan mampu memilah pemerosesan informasi. Akibatnya hasil
mana yang seharusnya ia lakukan dan yang diperoleh dari proses pembelajaran
mana yang seharusnya ia tinggalkan. seperti itu adalah berupa akumulasi dari
Melalui penalaran yang baik juga siswa pengetahuan yang satu sama lain terisolasi.
akan mampu untuk menyelesaikan Guru berdiri di depan siswa untuk
permasalahan kehidupannya tanpa frustasi menyampaikan pengetahuan, sementara
dan akan menyebabkan siswa tidak mudah siswa menerimanya tanpa harus
menyerah dalam menghadapi tantangan mengetahui prosesnya. Siswa dipaksa
kehidupan. Pentingnya penalaran menerima ilmu matematika bukan
matematika tersebut mengharuskan para memahami konsep matematika itu sendiri.
guru untuk mengarahkan pembelajaran Dari hasil survey IMSTEP-JICA
matematika guna meningkatkan penalaran (1999:143), diperoleh bahwa dalam
matematika. Tentu saja siswa tidak akan pembelajaran matematika masih
mampu melakukan penalaran dengan baik berkonsentrasi pada hal-hal yang
terhadap materi matematika jika tidak prosedural dan mekanistik, pembelajaran
didukung dengan pemahaman konsep berpusat pada guru, konsep matematika
matematika yang baik pula. sering disampaikan secara informatif, dan
Dari pengalaman peneliti sebagai siswa dilatih menyelesaikan banyak soal
guru matematika di tingkat SMA, peneliti tanpa pemahaman yang mendalam.
banyak mendapatkan masukan maupun Dalam pembelajaran, aspek
keluhan dari siswa. Baik keluhan yang pemahaman konsep dan aplikasinya
mengatakan matematika sebagai pelajaran merupakan hal yang sangat penting yang
yang sulit mereka mengerti dan pahami, harus dimiliki siswa. Jika konsep dasar
maupun pengakuan lugu mereka yang yang diterima siswa secara salah, maka
mengatakan bahwa mereka tidak suka sukar untuk memperbaiki kembali,
matematika. Bagi mereka, matematika terutama jika sudah diterapkan dalam
merupakan pelajaran yang terlalu abstrak menyelesaikan soal-soal matematika.
hingga sulit dijangkau pikiran mereka. Pengetahuan konsep yang kuat akan
Matematika juga pelajaran yang tidak memberikan kemudahan dalam
relevan terhadap kehidupan keseharian meningkatkan penalaran matematika
mereka atau tidak berminat untuk siswa. Karena penalaran matematika tanpa
mendalami matematika ketika telah tamat dasar konsep hanya merupakan
sekolah hingga pada trauma mereka berfikirtanpa alasan yang akan membawa
terhadap guru matematika yang menurut kepada kesalahan dalam berfikir itu
mereka galak dan kiler pada saat mereka sendiri.
duduk dibangku SD maupun SMP. Proses pembelajaran tidak
Pendekatan pembelajaran dalam menghantarkan pembelajaran berpusat
matematika yang guru lakukan selama ini pada siswa (student centered) akan
lebih mengarah pada pembelajaran memberikan kesan yang kurang baik

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 4
karena pembelajaran terjadi satu arah penting dari pada hasil belajar, sebab
sehingga siswa tidak menemukan sendiri pemahaman terhadap materi yang
konsep belajarnya dan membuat dipelajari akan lebih bermakna apabila
pembelajaran tidak bermakna. Hal tersebut dilakukan sendiri. Sehingga model
dapat mengakibatkan pemahaman konsep, pembelajaran yang dapat
penalaran matematika serta sikap siswa menumbuhkembangkan penalaran dan
terhadap matematika cukup pemahaman matematika adalah model
memprihatinkan, hal ini hendaknya diubah. pembelajaran dengan pendekatan
Perubahan itu dilakukan dengan lebih penemuan.Hal ini dikarenakan model
memberikan penekanan pada pemahaman pembelajaran penemuan merupakan suatu
konsep dan penalaran matematika. model pembelajaran yang progressif serta
Pembelajaran matematika seperti menitikberatkan kepada aktifitas siswa
cara di atas tampaknya sulit untuk dapat dalam belajar. Model penemuan
menumbuhkembangkan pemahaman terbimbing yang di kembangkan oleh
konsep matematika dan penalaran Bruner juga memungkinkan siswa untuk
matematika siswa. Penalaran dan mengetahui dengan pasti informasi yang
pemahaman matematika siswa tidak akan akan diselesaikan dan ide-ide penyelesaian
tumbuh dan berkembang dalam lingkungan dalam beberapa cara yang berasal dari diri
pembelajaran yang disetting agar siswa mereka sendiri, ini adalah cara yang paling
hanya duduk dengan manis untuk alami bagi siswa untuk lebih mudah
mendengar dan menerima informasi dari mengerti dan pelajaran lebih mudah
guru. sehingga perlu upaya inovatif diingat.
mengembangkan model-model Salah satu materi pelajaran
pembelajaran yang dapat mengakomodir matematika pada tingkat SMA yang
tuntutan kurikulum matematika tahun banyak mendapat keluhan dari siswa
2006. Model pembelajaran yang dapat karena sulit memahaminya adalah Peluang.
menumbuhkembangkan hal tersebut di atas Materi Peluang ini diajarkan di tingkat
adalah model pembelajaran yang didesain SMA kelas XI. Pada materi peluang ini
menurut psikologi kognitif dan menurut siswa dituntut untuk memahami dan
pandangan filsafat konstruktivisme, karena menggunakan aturan perkalian, permutasi,
menurut pandangan tersebut pembelajaran kombinasi untuk menyelesaikan masalah.
bertujuan membantu siswa untuk Siswa juga dituntut untuk mampu
membangun konsep-konsep dan prinsip- menentukan peluang suatu kejadian baik
prinsip matematika dengan kemampuannya melalui percobaan maupun secara teoritis
sendiri melalui proses asimilasi dan dan menafsirkannya. Kesemuanya
akomodasi. Perubahan konsep yang kuat memerlukan pemahaman yang baik
terjadi bila seseorang melakukan terhadap konsep perkalian, faktorial,
akomodasi terhadap konsep yang telah ia permutasi, kombinasi dan peluang itu
miliki ketika ia berhadapan dengan sendiri. Materi peluang ini juga sangat
fenomena baru (Suparno, 1997:88). membutuhkan penalaran matematika yang
Sedangkan menurut Bruner (dalam baik dalam menganalisa permasalahan
Jarnawi, 2003:42) cara belajar yang paling yang berkaitan.
baik bagi siswa untuk memahami konsep, Dari hasil analisis tes penalaran
dalil, atau prinsip dalam matematika matematika yang diberikan kepada 38
adalah dengan melakukan sendiri orang siswa diperoleh rata-rata penalaran
penyusunan representasi dari konsep, matematika siswa adalah 31,95 nilai
prinsip, atau dalil tersebut. Proses minimum adalah 0 dan nilai maksimum
membangun pemahaman inilah yang lebih adalah 76. Sebanyak 55,3% atau 21 orang

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 5
siswa menunjukkan tingkat penalaran yang sedangkan pemahaman konsep siswa
sangat rendah. Terdapat 13 orang siswa kategori baik dan sangat baik tidak ada.
atau 34,2% menunjukkan tingkat Peta Konsep merupakan salah satu
penalaran matematika rendah yaitu siswa bagian dari strategi organisasi. Strategi
menunjukkan penalaran tetapi alasannya organisasi bertujuan membantu pembelajar
masih lemah, dan hanya 4 orang siswa atau meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan
10,5% yang menunjukkan tingkat baru, terutama dilakukan dengan
penalaran matematika berada pada kategori mengenalkan struktur-struktur
cukup. Sedangkan penalaran matematika pengorganisasian baru pada bahan-bahan
kategori baik dan sangat baik tidak ada. tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat
Dari keseluruhan jawaban siswa terdiri dari pengelompokkan ide-ide atau
terhadap berbagai aspek penalaran istilah-istilah atau membagi ide-ide atau
matematika dapat diketahui bahwa istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih
penalaran matematika siswa untuk seluruh kecil. Strategi-strategi ini juga terdiri dari
kategori penalaran mempunyai pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta
permasalahan yang sama yaitu ketidak kunci dari sekumpulan informasi yang
mampuan siswa untuk mengidentifikasi lebih besar.
permasalahan dan tidak mampu untuk Peta konsep merupakan buah
menarik kesimpulannya. Terutama untuk pikiran dari Ausubel. Salah satu
aspek penalaran kondisional dan silogisme pernyataan dalam teori Ausubel adalah
ketidak mampuan siswa diperlihatkan “bahwa faktor yang paling penting yang
dengan tidak mampunya siswa dalam mempengaruhi pembelajaran adalah apa
melakukan analisa terhadap bentuk yang telah diketahui siswa (pengetahuan
penalaran tersebut. Hal ini memberikan awal)”. Jadi supaya belajar jadi bermakna,
informasi kepada kita bahwa dari beberapa maka konsep baru harus dikaitkan dengan
aspek penalaran yang diuji (walaupun konsep-konsep yang ada dalam struktur
semua penalaran adalah rendah) penalaran kognitif siswa. Berkenaan dengan itu
pada aspek kondisional dan silogisme Novak dan Gowin (1985:32. Dalam
merupakan penalaran yang paling rendah. Irwan,2009) mengemukakan bahwa “cara
Pemahaman konsep matematika untuk mengetahui konsep-konsep yang
dilihat dari 3 aspek, aspek pertama adalah telah dimiliki siswa, supaya belajar
mendefefnisikan konsep, kedua bermakna berlangsung dapat dilakukan
menunjukkan contoh dan bukan contoh dengan pertolongan Peta Konsep.
dan ketiga adalah menerapkan konsep Berdasarkan uraian di atas, Peneliti
tersebut. Soal pemahaman konsep ini tertarik untuk melakukan penelitian
dilakukan terhadap materi trigonometri terhadap salah satu dari standard proses
yang telah diajarkan kepada siswa pada dari daya matematika yaitu reasoning
semester sebelumnya. Pemahaman konsep mathematic atau penalaran matematika
siswa setelah diberikan tes penelitian (NCTM, 2000:67) dan concept
pendahuluan diperoleh nilai terendah 0 understanding atau pemahaman
dan nilai tertinggi 76, dengan rata-rata konsepmateri pelajaran. Peneliti tertarik
33,5. Sebanyak 52,6% atau 20 orang siswa dan merasa perlu mencari solusi guna
menunjukkan tingkat pemahaman konsep meningkatkan penalaran dan pemahaman
sangat rendah. Sebanyak 14 orang siswa siswa terhadap konsep matematika siswa
atau 36,8% memiliki pemahaman konsep kelas XI SMA Negeri 20 Medan pada
yang termasuk kategori rendah dan hanya materi peluang dengan menerapkan teori
4 orang siswa atau 10,5% yang memiliki Bruner dengan bantuan peta konsep dari
pemahaman konsep termasuk cukup, teori Ausubel.

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 6
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research)
yang bertujuan memperbaiki kualitas Dalam penelitian ini tes yang
proses dan hasil pembelajaran matematika digunakan adalah tes penalaran dengan
terkait dengan peningkatan penalaran dan tujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman konsep matematika siswa. kemampuan penalaran siswa.Pemahaman
Objek yang diamati dalam penelitian siswa terhadap konsep matematika
ini adalah aktivitas siswa dalam diberikan tes Pemahaman konsep
pelaksanaan pembelajaraan di kelas pada matematika, Tes pemahaman konsep pada
materi Peluangyang dilakukan dengan penelitian ini merupakan soal bentuk
menggunakan pembelajaran berdasarkan uraian tentang materi peluang. Pemilihan
teori belajar Bruner dengan bantuan peta bentuk tes uraian bertujuan untuk
konsep. Aktivitas tersebut meliputi mengungkapkan pemahaman konsep
penalaran dan pemahaman siswa terhadap matematika siswa secara menyeluruh
konsep matematika. terhadap materi yang telah disampaikan.
Subjek penelitian ini adalah siswa
SMA Negeri 20 Medan kelas XI-IPA2 Analisis datates penalaran
dengan jumlah siswa 40 orang.Objek yang matematikasiswa secara deskriptif
diamati dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mendeskripsikan
aktivitas siswa dalam pelaksanaan penalaran matematika siswa secara
pembelajaraan di kelas pada materi matematik. Data yang dianalisis adalah
Peluang yang dilakukan dengan data hasil tes setelah proses
menggunakan pembelajaran berdasarkan pembelajarandengan menggunakan teori
teori belajar Bruner dengan bantuan peta Bruner dengan bantuan peta
konsep. konsepdilakukan. Nilai penalaran
Secara umum prosedur pelaksanaan matematika (NPM) siswa diperoleh dari
penelitian tindakan kelas ini dilakukan hasil skor yang diperoleh dibagi dengan
berdasarkan model Mc. Kernan dengan skor maksimal dikalikan dengan 100,
modifikasi dari Hopskin dalam Moeleong dirumuskan sebagai berikut:
(2001: 69) sebagai berikut: Skor Diperoleh
NPM  x100
Skor Maksimal
Ket: NPM = Nilai Penalaran
Plan Matematika
Skor masing-masing item soal adalah
Reflective 5, sedangkan skor maksimal untuk seluruh
item soal tes penalaran matematika adalah
Action/Observation 25.
Revised Plan Analisa data pemahaman konsep
matematika siswa ini dilakukan untuk
Reflective melihat peningkatan pemahaman
konsepmatematika siswa setelah proses
Action/Observation pembelajaran. Penilaian terhadap hasil tes
pemahaman konsep ini mengacu pada hasil
jawaban siswa terhadap tes pemahaman

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 7
konsep. Orientasinya adalah pada tingkat Dari data yang diperoleh baik
pemahaman siswa terhadap seluruh isi pada siklus I maupun pada siklus II
materi yang diujikan, sehingga nilai yang untuk penalaran maupun pemahaman
diperoleh mencerminkan pemahaman konsep siswa diperoleh hasil sebagai
siswa terhadap seluruh konsep dari materi berikut. Penalaran matematika siswa
yang diajarkan. untuk siklus I dan II adalah sebagai
Nilai Pemahaman Konsep (NPK) berikut:
siswa diperoleh dari hasil skor yang
diperoleh dibagi dengan skor maksimal Kategori Skor Siklus I Siklus II
dikalikan dengan 100, dirumuskan sebagai Sangat Rendah 0,0% 0,0%
berikut: Rendah 75,0% 15,0%
Skor Diperoleh Cukup 25,0% 70,0%
NPK  100 baik 0,0% 15,0%
Skor Maksimal
Sangat Baik 0,0% 0,0%
Ket: NPK = Nilai Pemahaman 40 100%
Konsep Sedangkan pemahaman konsep siswa
Skor masing-masing item soal adalah 5, pada siklus I dan siklus II adalah
sedangkan skor maksimal untuk seluruh sebagai berikut:
item soal tes pemahaman konsepadalah 25. Kategori Skor Siklus I Siklus II
Indikator kinerja dalam penelitian Sangat Rendah 0,0% 0,0%
ini disusun untuk pengambilan keputusan Rendah 70,0% 17,5%
dalam melanjutkan siklus tindakan maupun Cukup 30,0% 50,0%
menghentikan siklus tindakan. baik 00,0% 30,0%
Sangat Baik 0,0% 2,5%
Keputusan untuk melanjutkan atau
100% 100%
menghentikan siklus tindakan dalam
penelitian ini didasarkan pada indikator
IV. Pembahasan
kinerja berikut:
1. Peningkatan Penalaran Matematika
a. Terdapat 80% dari jumlah siswa yang Peningkatan penalaran matematika
mengikuti tes penalaran matematika siswa dapat dilihat melalui hasil tes
telah memenuhi kriteria ketuntasan penalaran matematika setiap siklus.
minimal yaitu minimal memiliki nilai Berdasarkan perolehan nilai pada siklus
penalaran matematika 65. pertama dan siklus kedua, disimpulkan
b. Terdapat 80% dari jumlah siswa yang bahwa penalaran matematika siswa
mengikuti tes pemahaman konsep telah mengalami peningkatan. Dengan
memenuhi kriteria ketuntasan minimal memperhatikan prinsip, karakteristik
yaitu minimal memiliki nilai maupun langkah-langkah pembelajaran
pemahaman konsep 65. matematika menggunakan teori
c. Memenuhi kriteria aktivitas siswa Brunerdengan bantuan peta konsep yang
dikatakan baik yaitu dipenuhi 3 dari 5 diterapkan dalam penelitian ini merupakan
kategori suatu hal yang wajar bahwa pembelajaran
Siklus tindakan dihentikan apabila minimal ini mampu meningkatkan penalaran
indikator 1 dan 2 terpenuhi. Apabila salah matematika siswa. Secara teori
satu dari indikator 1 atau 2 tidak terpenuhi, pembelajaran dengan menerapkan teori
maka tindakan dilanjutkan pada siklus Bruner dengan bantuan peta konsep
berikutnya. memiliki beberapa keunggulan, dimana
jika keunggulan-keunggulan tersebut
III. Hasil mampu dimaksimalkan dalam

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 8
pembelajaran matematika di kelas maka akan meningkatkan penalaran matematika
akan mampu meningkatkan penalaran mereka.
matematika siswa. Keunggulan tersebut Kedua teorema notasimenyatakan
dapat dilihat dari empat teorema Bruner bahwa, dalam penyajian konsep notasi
dan tiga cara penyajiannya. memegang peranan penting.Belajar
Pertamateorema konstruksiTeorema merupakan aktifitas yang berproses, tentu
konstruksi menyatakan bahwa cara terbaik didalamnya terjadi perubahan-perubahan
untuk seorang murid mulai belajar suatu yang bertahap. Perubahan-perubahan
konsep matematika, dalil atau aturan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang
adalah dengan menyusun (constructing) antara satu dan lainnya bertalian secara
pengetahuan mereka sendiri. Dengan berurutan dan fungsional. Dalam
mengkonstruksi pengetahuan mereka pembelajaran matematika biasanya siswa
sendiri siswa akan terangsang untuk akan mengalami kesulitan dalam merubah
berfikir dan menganalisa sehingga sesuatu yang konkrit kedalam notasi
terciptanya penalaran matematika yang matematika. Hal ini seperti pemodelan
baik. Bruner melalui teorinya matematika dari soal cerita, dimana siswa
mengungkapkan bahwa dalam proses akan kesulitan membuat model matematika
belajar anak baiknya diberi kesempatan dari soal cerita tersebut. Pada pembelajaran
memanipulasi benda-benda atau alat matematika menggunakan teori Bruner
peraga yang dirancang secara khusus dan dengan bantuan peta konsep siswa akan
dapat diotak atik oleh siswa dalam dilatih untuk memahami notasi dari suatu
memahami suatu konsep konsep matematika secara bertahap.
matematika.Melalui alat peraga yang Penyajian notasi secara bertahap tersebut
ditelitinya anak akan melihat langsung mengikuti cara penyampaian materi
bagaiman keteraturan dan pola struktur pelajaran pada teori Bruner yaitu enaktif,
yang terdapat dalam benda yang ikonik dan simbolik. Dengan demikian
diperhatikannya. Mengkontruksi adalah wajar jika penalaran matematika
pengetahuan mereka sendiri akan dapat siswa akan meningkat setelah
meningkatkan kemampuan berfikir pembelajaran menggunakan teori Bruner
induktif siswa, dengan cara menemukan dengan bantuan peta konsep dilakukan.
sendiri konsep-konsep sebagai dasar untuk Ketiga teorema kontrast dan
memahami materi pelajaran dengan benar. variasimenyatakan bahwa prosedur
Dalam penerapan teori Bruner ini beranjak, dari penyajian konkrit ke
guru hanya berperan sebagai pencipta penyajian yang lebih abstrak, melibatkan
situasi belajar dan mendesain skenario operasi kontras dan variasi.Menurut
pembelajaran agar siswa aktif dan mandiri Brunner perkembangan kognitif seseorang
dalam pencapai konsep materi pelajaran. terjadi melaui tiga tahap pembelajaran
Keaktifan dan kemandirian tersebut akan yang ditentukan oleh caranya melihat
meningkatkan kemampuan berfikir lingkungan, yaitu : Enaktif, Ikonik dan
matematis mereka. Pendekatan Simbolik (Budiningsih,2008:41).Penyajian
pembelajaran menggunakan teori Bruner yang dilakukan secara sistematis mulai dari
dengan bantuan peta konsep akan konkrit hingga abstrak dapat merangsang
mendorong siswa untuk menganalisa dan kemampuan berfikir siswa secara bertahap,
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri cara penyajian sedemikian akan terasa
dengan tidak hanya menerima pengetahuan menyenangkan bagi siswa sehingga tanpa
itu begitu adanya. Hal tersebut mereka sadari mereka telah mempelajari
menunjukkan bahwa siswa menggunakan suatu pelajaran yang lebih tinggi. Pelajaran
kemampuan berfikir mereka dan tentu saja yang terlihat sulit dan sukar bagi siswa jika

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 9
disajikan dengan cara yang sistematis konsep siswa. Secara teori pembelajaran
seperti demikian akan terasa ringan dan dengan menerapkan teori Bruner dengan
mudah bagi siswa untuk mempelajarinya. bantuan peta konsep memiliki beberapa
Tentu saja akan dapat meningkatkan keunggulan, dimana jika keunggulan-
penalaran matematika mereka secara keunggulan tersebut mampu
bertahap. dimaksimalkan dalam pembelajaran
Keempat Teorema konektivitas matematika di kelas maka akan mampu
menyatakan bahwa setiap konsep, dalil dan meningkatkan pemahaman konsep siswa.
keterampilan matematika ada koneksinya Keunggulan tersebut dapat dilihat dari
dengan konsep, dalil dan keterampilan lain. empat teorema Bruner dan tiga cara
Dalam pembelajaran menggunakan teori penyajiannya.
Bruner dengan bantuan peta konsep siswa Pertamateorema konstruksi:
di tunjukkan peta konsep dari materi menyatakan bahwa cara terbaik untuk
pelajaran. Baik sebelum pelajaran dimulai seorang murid mulai belajar suatu konsep
dan kapan saja mereka butuhkan. matematika, dalil atau aturan adalah
Pengamatan yang jeli terhadap peta konsep dengan menyusun (constructing)
dan pengaitan suatu konsep dengan konsep penyajiannya. Salah satu perbedaan suatu
lainnya akan menyebabkan penalaran pengetahuan yang dicari atau dikonstruksi
matematika siswa meningkat dengan tanpa sendiri dengan pengetahuan yang diajarkan
mereka sadari. secaara tutorial adalah pengetahuan
2. Peningkatan Pemahaman Konsep pertama lebih mudah membekas dalam diri
Menurut Bruner belajar matematika seorang siswa dari pada pengetahuan yang
adalah belajar mengenai konsep-konsep diajarkan langsung. Dengan mempelajari
dan struktur-struktur matematika yang suatu materi pelajaran dengan
terdapat didalam materi yang dipelajari mengkontruksikannya sendiri siswa akan
serta mencari hubungan antara konsep- memiliki pemahaman yang baik terhadap
konsep dan struktur-struktur matematika materi atau konsep pelajaran tersebut.
itu(dalam Hudoyo, 1990:48). Oleh sebab Tentu saja pemahaman mereka terhadap
itu pembelajaran matematika yang suatu konsep dengan cara mengkonstruksi
dilakukan dengan teori Bruner akan sendiri akan menyebabkan mereka mudah
berfokus pada pencapaian konsep dari mempelajari suatu konsep yang baru, yang
matematika itu sendiri, sehingga akhirnya pemahaman mereka terhadap
pemahaman konsep mereka akan konsep yang baru tersebut akan lebih baik
meningkat. lagi.
Peningkatan pemahaman konsep Pembelajaran menggunakan teori
siswa dapat dilihat melalui hasil tes Bruner dengan bantuan peta konsep dapat
pemahaman konsep setiap siklus. menimbulkan keingintahuan siswa
Berdasarkan perolehan nilai pada siklus terhadap konsep yang akan dipelajari.
pertama dan siklus kedua, disimpulkan Keingintahuan siswa terhadap konsep
bahwa pemahaman konsep siswa tersebut menyebabkan siswa berusaha
mengalami peningkatan. Dengan terus untuk mengkaji pelajaran dan terus
memperhatikan prinsip, karakteristik berusaha untuk menemukan konsep yang
maupun langkah-langkah pembelajaran dipelajari. Pada saat tersebut juga, berarti
matematika menggunakan teori Bruner siswa telah mengkontruks konsep yang
dengan bantuan peta konsep yang sedang dipelajari dalam pikiran mereka. Ini
diterapkan dalam penelitian ini merupakan menunjukkan bahwa penggunaan teori
suatu hal yang wajar bahwa pembelajaran Bruner dengan bantuan peta konsep akan
ini mampu meningkatkan pemahaman

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 10
dapat meningkatkan pemahaman siswa terbaik untuk memahami suatu konsep
terhadap konsep yang dipelajari. yang baru. Jelaslah bahwa pembelajaran
Kedua teorema notasimenyatakan yang dilakukan demikian akan dapat
bahwa, dalam penyajian konsep notasi meningkatkan pemahaman siswa terhadap
memegang peranan penting.Karena materi konsep tersebut.
pelajaran disajikan dengan notasi yang Pembelajaran menggunakan teori
berjenjang dan sesuai dengan tingkat Bruner dengan bantuan peta konsep
perkembangan kognitif siswa dengan mengaitkan konsep sebelumnya
menyebabkan pemahaman mereka dengan konsep yang akan dipelajari akan
terhadap konsep matematika dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
ditingkatkan. Penerapan pembelajaran konsep tersebut. Memperkuat pemahaman
matematika menggunakan teori Bruner siswa terhadap konsep karena konsep
dengan bantuan peta konsep sebelumnya dibahas kembali ( berarti
Ketiga teorema kontrast dan konsep lama diulang kembali) dan
variasimenyatakan bahwa prosedur memperkuat konsep baru karena konsep
beranjak, dari penyajian konkrit ke baru dipahami dengan mengaitkannya pada
penyajian yang lebih abstrak, melibatkan konsep lama sehingga konsep lama yang
operasi kontras dan variasi. Suatu pelajaran telah mereka pahami membantu mereka
yang rumit jika disajikan secara bertingkat untuk dengan mudah memahami konsep
mulai dari konkrit hingga absrak akan baru.
dalam memberikan pemahaman yang baik 3. Aktivitas siswa
kepada siswa. Apalagi penyajian tersebut Salah satu ukuran keberhasilan suatu
dilakukan dengan variasi-variasi, tentu saja proses pembelajaran adalah berkenaan
akan dapat meningkatkan pemahaman aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
siswa terhadap konsep tersebut. Variasi Data yang menunjukkan peran serta siswa
yang dilakukan pada pembelajaran teori dalam proses pembelajaran diperoleh
Bruner dengan bantuan peta konsep melalui lembar observasi. Hasil observasi
menyebabkan siswa akan terlatih dalam tentang kegiatan pelaksanaan pembelajaran
memahami konsep dan masalah-masalah yang dilakukan oleh guru diperoleh bahwa
sulit, hal ini tentu saja sangat penting aktivitas siswa untuk melakukan
dalam mencapai pemahaman konsep siswa. pembelajaran secara aktiv dan mandiri
Karena salah satu indikator dari pencapain pada siklus I adalah sebesar 85% dari
pemahaman konsep adalah siswa mampu waktu yang tersedia, sedangkan pada
menyelesaikan masalah yang berhubungan siklus II waktu yang dihabsikan siswa
dengan aplikasi atau terapan dari konsep untuk melakukan pembelajaran secara
tersebut. mandiri adalah sebesar 83,99%. Tingginya
Keempat Teorema konektivitas persentase aktivitas siswa menunjukkan
menyatakan bahwa setiap konsep, dalil dan bahwa siswa sangat aktif dalam proses
keterampilan matematika ada koneksinya pembelajaran menggunakan teori belajar
dengan konsep, dalil dan keterampilan lain. Bruner dengan bantuan peta konsep.
Ketika siswa mempelajari suatu konsep Tingginya tingkat aktivitas siswa
dengan mengaitkan nya dengan konsep menunjukkan bahwa siswa merasa senang
lain yang telah mereka pelajari dan mereka dalam pembelajaran dengan menggunakan
pahami, siswa akan lebih mudah teori Bruner dengan bantuan peta konsep.
mempelajari konsep baru tersebut. Dengan Hasil penelitian di atas menunjukkan
cara mengaitkan konsep yang sedang bahwa secara kualitas maupun kuantitas
dipelajari dengan konsep yang telah siswa yang pembelajarannya berdasarkan
dipahami sebelumnya merupakan cara teori Bruner dengan bantuan peta konsep

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 11
aktivitasnya sangat baik. Ditinjau dari
karakteristik pembelajaran hasil di atas V. Simpulan
adalah suatu hal yang wajar, hal ini Berdasarkan temuan dan hasil
disebabkan karena salah satu karakteristik analisis data penelitan, dikemukakan
pembelajaran menggunakan teori Bruner beberapa simpulan sebagai berikut:
dengan bantuan peta konsep adalah 1. Penerapan pembelajaran
interaksi multi arah. Interaksi multi arah ini matematika dengan menggunakan teori
dapat dilihat pada proses pembelajaran belajar Bruner dengan bantuan peta
terutama ketika terjadi diskusi. Selain itu konsep dapat meningkatkan penalaran
pembelajaran menggunakan teori Bruner matematika siswa. Hal ini diketahui
menjadikan siswa lebih bebas dari pada dari rata-rata skor penalaran
pembelajaran bisanya dan tentu saja matematika siswa pada tes penalaran
sebagai remaja yang lebih menyukai matematika, pada siklus pertama
kebebasan berfikir dan bertindak mereka adalah 58,1 meningkat menjadi 71,2
lebih menyukai pembelajaran yang pada siklus kedua. Persentase siswa
demikian. memiliki penalaran matematika pada
Agar siswa mau terlibat aktif kategori cukup pada siklus I adalah
dibutuhkan proses pembelajaran yang lebih 25% sedangkan pada siklus kedua
menarik, dalam pembelajaran sebesar 70%. Pada siklus I tidak ada
menggunakan teori Bruner dengan bantuan siswa yang memiliki penalaran
peta konsep hal ini dapat terwujud melalui matematika pada kategori baik
materi pelajaran yang disajikan secara sedangkan pada siklus kedua 15%
enaktif yang berasal dari konteks alami siswa memiliki penalaran matematika
disamping itu materi pelajaran yang pada kategori baik.
ditekankan pada siswa menghendaki siswa 2. Penerapan pembelajaran
untuk terus bereksplorasi dalam matematika menggunakan teori Bruner
memahami pelajaran. Selain itu dengan bantuan peta konsep dapat
pembelajaran yang diberikan kepada siswa meningkatkan pemahaman konsep
mulai dari enaktif kemudian ikonik dan siswa. Hal ini diketahui dari rata-rata
simbolik, telah menyebabkan siswa tidak skor pemahaman konsep siswa pada
merasa bahwa pelajaran yang mereka tes pemahaman konsep siklus pertama
pelajari adalah sulit, karena mereka sebesar 59,8 meningkat pada siklus
mendapatkan materi pelajaran secara kedua menjadi 74,3. Persentase siswa
bertahap dan sesuai dengan cara berfikir yang memiliki pemahaman konsep
mereka. cukup pada siklus pertama adalah 30%
Kondisi pembelajaran pada teori sedangkan pada siklus kedua sebesar
Bruner dengan bantuan peta konsep dapat 50%. Pada siklus pertama tidak ada
menumbuhkan suasana dinamis, siswa yang memiliki pemahaman
demokratis dan rasa senang dalam belajar konsep dengan kategori baik,
matematika, serta dapat saling sedangkan pada siklus kedua sebesar
menguntungkan antara siswa yang 30% siswa memiliki pemahaman
kemampuan rendah, sedang dengan siswa konsep dengan kategori baik.
yang berkemampuan tinggi yang bekerja Demikian juga pemahaman konsep
bersama-sama dalam tugas-tugas siswa pada kategori sangat baik, pada
akademik. Siswa yang berkemampuan siklus I tidak ada siswa yang memiliki
tinggi mendapat kesempatan untuk pemahaman konsep dengan kategori
menjadi tutor bagi siswa yang sangat baik. Sedangkan pada siklus II
berkemampuan rendah dan sedang.

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 12
sebanyak 2,5% memiliki pemahaman dari 30 siswa), sebaiknya asisten leb
konsep dengan kategori sangat baik. diikutsertakan dalam kelas dan
3. Aktivitas siswa pada pembagian kelompok dapat
pembelajaran matematika diperbanyak sehingga setiap kelompok
menggunakan teori Bruner dengan bisa terdiri dari 2 atau 3 orang siswa.
bantuan peta konsep menunjukkan Bagi guru yang hendak
keaktivan yang sangat tinggi. Pada menerapkan pembelajaran
siklus I diketahui bahwa aktivitas menggunakan teori Bruner dengan
siswa untuk belajar secara mandiri bantuan peta konsep dalam
adalah 85% dari waktu yang tersedia pelaksanaan pembelajaran matematik
sedangkan pada siklus II adalah hendaknya benar-benar memahami
sebesar 83,99% dari waktu yang kajian teori tentang prinsip utama dan
tersedia. karakteristik pembelajaran teori Bruner
dan mengerti pemanfaatan peta konsep
VI. Saran dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan simpulan penelitian
yang diuraikan di atas, dapat VII. Daftar Pustaka
dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut: Afriati, Vira. (2011), peningkatan
Belajar matematika menggunakan pemahaman konsep dan
teori Bruner dengan bantuan peta komunikasi matematik dengan
konsep ini memerlukan kecerdasan pendekatan penemuan terbimbing
anak yang tinggi. Bila kurang cerdas, berbantuan sofware Autograph
hasilnya kurang efektif. Sebaiknya (Tesis), Medan, UNIMED Medan
pembelajaran menggunakan teori
Bruner dengan bantuan peta konsep ini Ahmad, Bahrul, (2011). Penerapan model
dilakukan pada siswa jurusan Ilmu pembelajaran berbasis masalah
Alam. sebagai upaya meningkatkan
Penerapan pembelajaran kemampuan pemahaman konsep
matematika menggunakan teori Bruner matematika dan komunikasi
dengan bantuan peta konsep dapat matematika siswa sekolah
meningkatkan penalalaran dan menengah (Tesis). Medan,
pemahaman konsep siswa. Temuan UNIMED Medan
penelitian, hasil analisis data,
perangkat pembelajaran, maupun Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum.
instrumen yang dihasilkan dalam Jakarta: Rineka Cipta.
penelitian ini dapat dijadikan referensi
dalam upaya peningkatan penalaran Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi
matematika maupun pemahaman Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
konsep siswa pada jenjang yang sama
dan mata pelajaran yang sama dengan Chand, Tara, (1990), Prinsiple of Learning,
penelitian ini. New Delhi, Anmol Publications
Dalam pelaksanaan pembelajaran PVT.LTD
menggunakan teori Bruner dengan
bantuan peta konsep, guru dapat Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar.
memilih pembelajaran dengan Jakarta : Depdikbud-P2LPTK
berkelompok atau tidak. Jika subjek
penelitian dalam jumlah banyak (lebih

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 13
Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi Pembelajarannya. ISSN: 085-7792.
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Tahun viii, edisi khusus.
Dasar dan Menengah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Hudojo, H. (1998). Mengajar Belajar
Dasar dan Menengah. Matematika. Jakarta, Depdikbud

______, (2004), UU Sisdiknas No. IMSTEP-JICA. (1999). Mathematics


20/2003 Teachers’ Professional
Development through Lesson Study
Djaali, H. (2008). Pengukuran Dalam in Indonesia. Eurasia Journal of
Bidang Pendidikan. Jakarta : Mathematics, Science &
Grasindo Technology Education.

Gredler, Margaret E. Bell, (1994), Belajar Irwan. (2009). Penerapan Siklus ACE
dan Membelajarkan, Jakarta, Raja Menggunakan Peta Konsep untuk
Grafindo Persada Meningkatkan Kemampuan
pembuktian (Tesis). Medan : PPs
Hamzah. (2003). Pembelajaran UNIMED
Matematika Menurut Teori Belajar
Kontruktivisme. Jakarta: Badan Jailani. (1999). Kepercayaan Diri
Penelitian dan Pengembangan, Pembelajar pada Matematika Suatu
Departemen Pendidikan Nasional. Kejadian Teoritik. Cakrawala
Pendidikan, th. XVIII No. 4.
Hamzah. (2008). Model Pembelajaran.
Menciptakan Proses Belajar Jarnawi. (2003). Meningkatkan
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Kemampuan Penalaran Dan
Jakarta: Bumi Aksara Pemahaman Matematika Siswa
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Hasanah, (2011). Analisis kemampuan Melalui Pendekatan Pembelajaran
pemahaman matematika siswa Open-Ended, Studi Eksperimen
SMP melalui pembelajaran dengan Pada Siswa Sekolah Lanjutan
pendekatan kontekstual (Tesis). Pertama Negeri Di Kota Bandung.
Medan, UNIMED Medan Disertasi tidak diterbitkan.
Bandung: Program Pascasarjana
Hasanah, A. 2005. Mengembangkan UPI Bandung.
Kemampuan Pemahaman dan
Penalaran Matematika Siswa SMP Joyce, Bruce dan Marsha Weil, (1996),
melalui Pembelajaran Berbasis Models Of Teaching, Singapore,
Masalah yang Menekankan pada Allyn and Bacon
Representasi Matematik. Tesis
tidak diterbitkan. Bandung: UPI Lester D. Crow and Alice Crow, (1988),
Bandung Human Development and
Learning), New York, Brooklyn
Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar College.
Matematika. Jakarta: P2LPTK,
Dirjen Dikti, Depdikbud. (2002). Moleong, Lexy J, (2001), Metodologi
Representasi Belajar Berbasis Penelitian Kualitatif. Bandung:
Masalah. Jurnal Matematika atau Remaja Rosdakarya,

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 14
Matematika. Makalah yang
Mundiri, (2005), Logika, Jakarta, Raja disajikan dalam
Grafindo Persada Diklat/Pengembangan Matematika
SMP jenjang dasar, PPPG
Nasution, S. (2007). Berbagai Pendekatan Matematika Yogyakarta,
dalam Proses Belajar dan Yogyakarta, 10-23 Oktober 2004.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sihombing, Wingston Leonard, (1997),
National Council of Teacher of Penelusuran Kesalahan Jawaban
Mathematics. (2000). Principles siswa kelas 2 SMU Negeri 14 di
and Standards for School Kodya Medan dalam
Mathematics. Reston, VA: USA. menyelesaikan soal-soal Program
linear (Tesis), Surabaya, IKIP
Surabaya.
Panjaitan, Patuan, (2011). Penerapan
model pembelajaran berbasis Simanjuntak, Lamhot Mauli, (2011).
masalah dengan bantuan peta Upaya Meningkatkan kemampuan
konsep sebagai upaya siswa SMP memecahkan masalah
meningkatkan pemahaman konsep matematika dengan menerapkan
dan pemecahan masalah siswa perpaduan teori Vygotsky dan
(Tesis). Medan, UNIMED Medan Bruner (Tesis). Medan: PPS
UNIMED Medan
Rahmad, J. (1999). Islam Aktual Refleksi
Sosial Seorang Cendikiawan Sinaga, B. (1999). Efektifitas Model
Muslim. Bandung: Mizan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Kelas I SMU dengan Bahan Kajian
Ruseffendi, E.T. (1993). Pengantar kepada Fungsi Kuadrat (Tesis). Surabaya:
Membantu Guru Mengembangkan PPs IKIP Surabaya
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan Soedjadi. (2002). Kiat Pendidikan
CBSA. Bandung: Tarsito. matematika di Indonesia. Jakarta:
Dirjen Dikti.
Sanjaya, Wina, (2006). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Soekardijo, R.G. (1999). Logika Dasar,
Proses Pendidikan. Jakarta: Tradisionil, Simbolik dan Induktif.
Kencana Jakarta: Gramedia

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Sugiyono, (2003). Statistika untuk


Kemampuan Berpikir Logis dan penelitian. Bandung: Alfabeta
Komunikasi Matematik Siswa
Sekolah Menengah Pertama Suherman, E. (2003). Strategi
Melalui Pendekatan Matematika Pembelajaran Matematika
Realistik. Disertasi Doktor pada Kontemporer Technical Project for
PPS UPI: Tidak diterbitkan Development of Science and
Mathematics Teaching in
Shadiq, Fajar. (2004). Penalaran, Indonesia. Bandung : JICA
Pemecahan Masalah dan
Komunikasi dalam Pembelajaran

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 15
Suparno, P. (1997). Filsafat
konstruktivisme dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Kansius.

Suparno, P. (1997). Filsafat


Konstrutivisme dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.

Suriasumantri, J.S. (1999). Filsafat Ilmu


Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Sinar Harapan

Wahyudin, (2008), Pembelajaran Dan


Model-Model Pembelajaran,
Jakarta, IPA Abong.

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 16
Indeks
aktivitas siswa ............................................................................................................ 1, 7, 11, 13
Analisis data ............................................................................................................................... 7
berfikir ........................................................................................................................ 4, 9, 10, 12
berpikir ....................................................................................................................................... 2
Bruner ....................................................................................... 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15
guru................................................................................................................. 1, 3, 4, 5, 9, 11, 13
ilmu..................................................................................................................................... 2, 3, 4
komunikasi ....................................................................................................................... 3, 4, 13
konsep........................................................................... 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15
lingkungan .................................................................................................................... 2, 3, 5, 10
masalah ................................................................................................................. 3, 5, 11, 13, 15
matematika ............................................................. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
matematika sains ........................................................................................................................ 2
matematika terapan .................................................................................................................... 2
model pembelajaran ............................................................................................... 1, 3, 5, 13, 15
pemahaman konsep ...................................................................... 1, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15
Pemahaman konsep ................................................................................................................ 6, 7
Pemahaman siswa ...................................................................................................................... 7
pembelajaran .................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
Pembelajaran ............................................................................................ 4, 5, 10, 11, 14, 15, 16
pembelajaran matematika ................................................................................... 3, 4, 8, 9, 10, 11
pembelajaran penemuan ............................................................................................................. 5
pemodelan matematika ............................................................................................................... 9
penalaran ...................................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13
penalaran kondisional ................................................................................................................. 6
penalaran matematika ................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13
Pendidikan ...................................................................................................... 2, 3, 13, 14, 15, 16
penelitian pendahuluan ............................................................................................................... 6
penemuan ......................................................................................................................... 2, 5, 13
pengetahuan .......................................................................................................... 2, 3, 4, 6, 9, 10
Peta Konsep ...................................................................................................................... 1, 6, 14
Plato ............................................................................................................................................ 2
proses berpikir ............................................................................................................................ 2
Ruseffendi ............................................................................................................................ 2, 15
sekolah .......................................................................................................................... 2, 3, 4, 13
siklus............................................................................................................... 1, 8, 10, 11, 12, 13
siklus kedua .................................................................................................................. 8, 10, 12
siklus pertama .............................................................................................................. 8, 10, 12
silogisme..................................................................................................................................... 6
siswa ........................................................................... 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
SMA Negeri 20 Medan .......................................................................................................... 1, 7
Teorema konektivitas ......................................................................................................... 10, 11
teorema konstruksi ................................................................................................................... 10
teorema kontrast ................................................................................................................... 9, 11
teorema notasi ...................................................................................................................... 9, 11
tes pemahaman konsep ......................................................................................................... 8, 12
tes penalaran ......................................................................................................................... 8, 12

Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan


Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 17
Penerapan Teori Bruner Dan Peta Konsep Dalam Meningkatkan
Penalaran dan Pemahaman Konsep Matematika
Page 18

Anda mungkin juga menyukai