Bab-08 Saran Dan Kesimpulan
Bab-08 Saran Dan Kesimpulan
8.1. PENDAHULUAN
VIII - 1
8.2. JENIS DUMP
VIII - 2
c. Volume waste rock sebagai fungsi waktu dan sumber.
d. Batas KP/CoW.
e. Jalur penirisan yang ada.
f. Persyaratan reklamasi.
g. Kondisi pondasi.
h. Peralatan penanganan material.
1) Angle of Repose
a. Batuan kering run of mine umumnya mempunyai angle of
repose antara 34–37 derajat.
b. Sudut ini dipengaruhi oleh tinggi dump, ketidakteraturan
bongkah batuan, kecepatan dumping.
c. Dapat dibuat pengukuran pada suatu lereng (bongkah-
bongkah alami/talus) yang ada di daerah tersebut.
VIII - 3
b. Tinggi lift umumnya adalah 15-40 meter.
c. Rancangan jarak setback sedemikian rupa sehingga sudut
kemiringan keseluruhan rata-rata (average overall slope angle)
adalah 2H:1V (27 derajat) sampai 2.5H:1V (22 derajat) untuk
memudahkan reklamasi.
4) Jarak Dari Pit Limit
a. Jarak minimum adalah ruangan yang cukup untuk suatu jalan
antara pit limit dan kaki dump (dump toe). Kestabilan pit akibat
dump harus diperhitungkan.
b. Jarak yang sama atau lebih besar dari kedalaman pit akan
mengurangi resiko yang berhubungan dengan kestabilan lereng
pit.
1) Penampang Horizontal
a. Ukur luas daerah pada kaki (toe) dan puncak (crest) dari
setiap lift. Rata-ratanya adalah luas lift.
b. Tinggi lift memberikan dimensi ke tiga dan volume untuk lift.
c. Jumlahkan volume untuk tiap lift untuk memperoleh volume
total dump.
2) Penampang Vertikal
VIII - 4
a. Buat beberapa penampang melintang dengan jarak yang
sama melalui dump.
b. Ukur luas pada tiap penampang.
c. Luas ini dianggap sama sehingga separuh jalan ke penampang
berikutnya pada kedua sisi untuk memperoleh dimensi ke tiga dan
volume untuk setiap penampang.
d. Jumlahkan volume tiap-tiap penampang untuk memperoleh
volume total dump.
8.6. REKLAMASI
1) Biasanya satu track dozer ditugasi pada waste dump yang aktif.
a. Menjaga dump tetap bersih dan memelihara kemiringan.
VIII - 5
b. Sering truk menimbun dekat dengan crest dan dozer
mendorong material melalui crest.
c. Membebaskan truk dan peralatan lain yang terperangkap.
2) Dump yang besar memerlukan perhitungan rekayasa geoteknik yang
cukup.
a. Penentuan kestabilan pondasi.
b. Kecepatan maksimum dari kemajuan dump.
c. Pengaruh air. Bagaimana membuang material ke jalur
penirisan.
d. Masalah gempa bumi pada daerah seismik yang aktif.
3) Jika rencana tambang mengijinkan, penimbunan kembali ke daerah
yang sudah habis ditambang banyak memberi keuntungan (dilakukan
misalnya di Gn. Muro).
a. Umumnya pengangkutan jarak pendek.
b. Mengurangi dampak visual dari aktivitas tambang.
4) Menjadwalkan penempatan material pada dump sesuai penjadwalan
produksi umum dilakukan.
VIII - 6