Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap kelompok dalam satu organisasi. Dimana di dalamnya terjadi

interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik.

Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan

diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel

karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat

memicu timbulnya kemarahan yang berujung pada konflik. Keadaan tersebut

akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung,

dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung

dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Dalam suatu organisasi (institusi maupun lokal pemerintah), kecenderungan

terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba,

antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan,

perubahan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.

Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus memahami

faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam

individu maupun konflik antar perorangan dan konflik di dalam kelompok dan

konflik antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih

memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan

menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif.

1
2

Layaknya suatu organisasi, dunia pendidikan juga tidak lepas dari konflik.

Konflik pendidikan dapat terjadi disebabkan terjadinya pertentangan maupun

kesenjangan dari pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan baik itu guru,

kepala sekolah dan lainnya. Oleh karena itu diperlukan manajemen yang tepat

agar konflik dapat ditanggulangi. Dalam tulisan ini saya akan mencoba membahas

tentang manajemen konflik pendidikan

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan

Manajemen Konflik disekolah di SMA Negeri 1 Cilimus Kuningan untuk

Meningkatkan Mutu Sekolah?


2. Bagaimana Hasil Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan

Manajemen Konflik disekolah SMA Negeri 1 Cilimus Kuningan untuk

Meningkatkan Mutu Sekolah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Ingin mengetahui Upaya Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan

Manajemen Konflik disekolah SMA Negeri 1 Cilimus Kuningan untuk

Meningkatkan Mutu Sekolah.


2. Ingin mengetahui Hasil Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan

Manajemen Konflik disekolah SMA Negeri 1 Cilimus Kuningan untuk

Meningkatkan Mutu Sekolah


D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Sekolah
3

Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan mutu

sekolah dalam memanfaatkan manajemen konflik.


2. Bagi Kepala Sekolah
Menjadi acuan dalam memanfaatkan manajemen konflik untuk

meningkatkan mutu sekolah.

BAB II

TINJAUAN TEORI
4

A. Hakikat Manajemen Konflik Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Konflik Pendidikan

Menurut terry (1973: 7) manajemen ialah proses memperoleh tindakan

melalui usaha orang lain. Ia merupakan kekuatan utama dalam organisasi yang

mengkoordinir berbagai kegiatan bagian-bagian (sub sistem) serta berhubungan

dengan lingkungan. Manajemen memiliki unsur-unsur yang meliputi unsur

manusia (manajer dan anggotanya), material, uang, waktu, prosedur serta pasar

sehingga manajemen merupakan proses yang dilaksanakan oleh manajer agar

organisasi berjalan menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efesien

(Syafaruddin dan Irwan Nasution, 2005:70-71).

Sedangkan konflik menurut pengertian Robbins (1996) dalam

“Organization Behavior” adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya

ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas

pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang

menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya

kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada

keinginan manusia (Juanita, tt) .

Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu

perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan. Perbedaan pendapat tidak selalu

berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan,

maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat
4
hubungannya dengan konflik karena dalam persaingan beberapa pihak

menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya.
5

Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik,

terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan

dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang

terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang

saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik.

Dengan demikian manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan

reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik

termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan

pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar

dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.

Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang

diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena

komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap

pihak ketiga (Ardi Maulidy Navastara, 2007).

Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-

langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan

perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin

menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak

mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.

Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam

memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan

keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses

manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para


6

pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran

terhadap konflik (Ardi Maulidy Navastara, 2007).

Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan seorang manajer yang mampu

menyelesaikan konflik yang terjadi di lembaganya. Manajemen konflik

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu langkah yang diambil oleh manajer

untuk menghindari konflik yang terjadi sehingga tujuan pendidikan dapat

terwujud secara optimal.

Menurut James A.F.Stoner dan Charles Wankel mengemukakan bahwa ada

lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar

individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.

Jenis-jenis konflik ini juga terjadi dalam dunia pendidikan. Secara detailnya dapat

diuraikan seperti dibawah ini :

a. Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.

Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan

yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam bentuk konflik

intrapersonal yaitu:

1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua

pilihan yang sama-sama menarik.

2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada

dua pilihan yang sama menyulitkan.

3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada

satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.


7

b. Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang

lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara

dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.

c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-

tekanan oleh kelompok kerja mereka.

d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam

organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja –

manajemen merupakandua macam bidang konflik antar kelompok.

Konflik antara organisasi

Dalam pendidikan konflik semacam ini dapat terjadi seperti konflik antara

satu sekolah dengan sekolah lainnya.

Selain jenis konflik di atas juga dikenal macam-macam konflik lainnya,

yaitu (Eko Putro Widoyoko, tt).

2. Dari segi pihak yang terlibat dalam konflik

Dari segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Konflik

individu dengan individu, Konflik individu dengan kelompok, Konflik kelompok

dengan kelompok
8

Dari segi dampak yang ditimbulkan, konflik dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik fungsional apabila

dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya

disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi.

Menurut Heidjrachman dari berbagai penelitian dan percobaan ternyata

ditemukan hasil-hasil yang mirip antara yang satu dengan yang lain situasi, yang

timbul akibat adanya konflik, baik konflik yang fungsional maupun konflik yang

infungsional. Di antaranya yang penting adalah : timbulnya kekompakan di antara

anggota-anggota kelompok yang mempunyai konflik dengan kelompok yang lain,

Munculnya para pimpinan dari kelompok yang mengalami konflik, ada gangguan

terhadap persepsi para anggota atau kelompok yang mengalami konflik,

Perbedaan antara kelompok yang mengalami konflik nampak lebih besar dari

pada yang sebenarnya, sedangkan perbedaan pendapat antar individu dalam

masing-masing kelompok tampak lebih kecil dari pada yang sebenanya.

terpilihnya “wakil-wakil” yang kuat dari pihak-pihak yang mengalami konflik

timbulnya ketidakmampuan untuk berfikir dan menganalisa permasalahan secara

jernih.

3. Sebab Timbulnya Konflik dalam Pendidikan

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu

organisasi pendidikan antara lain adalah: berbagai sumber daya yang langka

ditemukan disekolah, perbedaan dalam tujuan antara manager dengan guru, saling
9

ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan, perbedaan dalam nilai atau

persepsi. Selain sebab-sebab di atas, ada juga sebab lain yang mungkin dapat

menimbulkan konflik dalam pendidikan misalnya gaya seseorang dalam bekerja,

ketidakjelasan organisasi (terutama lembaga swasta) dan masalah-masalah

komunikasi yang tidak terarah.

B. Fungsi Manajemen Konflik Dalam Pendidikan Sekolah

Dilihat dari fungsi implimentasi kebijakan untuk menerapkan manajemen

konflik, maka pada dasarnya hampir sama dengan fungsi dalam manajemen

umum. Rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sebagaimana diketahui bahwa dalam dunia manajmeen diketahui secara

umum beberapa fungsi manajemen, antara lain adalah:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam proses manajemen. Menurut

Robbins (1984) perencanaan adalah proses menentukan tujuan dan menetapkan

cara terbaik untuk mencapai tujuan. Dengan adanya perencanaan akan dapat

mengarahkan, mengurangi pengaruh lingkungan, mengurangi tumpang tindih

serta merancang standar untuk memudahkan pengawasan. Dengan perencanaan

akan dapat mengkoordinir berbagai kegiatan, mengarahkan manajer kepada tujuan

yang akan dicapai (Syafaruddin, 2005:72).

b. Pengorganisasian (Organizing)
10

pengorganisasian adalah proses dimana pekerjaan yang ada dibagi dalam

komponen-komponen yang dapat ditaangani dan aktivitas mengkoordinasi hasil-

hasil yang akan dicapai sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Jadi

proses pengorganisasian adalah kegiatan menempatkan seseorang dalam struktur

organisasi sehingga memiliki tanggung jawab, tugas dan kegiatan yang berkaiatan

dengan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama melalui

perencanaan.

Pengorganisasian dalam aktivitasnya mencakup: siapa melakukan apa, siapa

memimpin siapa, menetapkan saluran komunikasi serta memusatkan sumber-

sumber daya terhadap sasaran ((Syafaruddin, 2005:73).

c. Kepemimpinan (Leadership)

kepemimpinan menurut Mondy dan premeaux (1995) adalah

mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan pimpinan untuk

mereka lakukan. Jadi kepemimpinan berkaiatan dengan kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam mempengaruhi orang lain. Intinya adalah hubungan antar

manusia.

Ketrampilan memimpin mencakup ketrampilan konseptual (pengetahuan),

ketrampilan teknikal dan ketrampilan interpersonal (komunikasi).

Ada empat gaya kepemimpinan yaitu:

 Pemimpin otokratik, yaitu menyuruh bawahannya melakukan

sesuatu tanpa ada pertanyaan


11

 Pemimpin partisipatif, yaitu selalu melibatkan bawahan dalam

pengambilan keputusan tetapi otoritas akhir sering berada di tangan

pemimpin

 Pemimpim demokratis, yaitu selalu mencoba memperhatikan dan

me.akukan apa yang dinginkan kebanyakan bawahannya

 Pemimpin yang membebaskan bawahan (laissez faire), yaitu

cenderung tidak melibatkan diri kepada pekerjaan bawahan (Syafaruddin,

2005: 74).

d. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan mencakup semua akktivitas yang dilaksanakan oleh

manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yag

direncanakan (Syafaruddin, 2005:74).

Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif

apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu

perubahan :

 Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan

pekerjaan dan tanggung jawab mereka.


 Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
 Menumbuhkan semangat baru pada staf.
 Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
 Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam

organisasi.

Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat

berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara

perorangan maupun kelompok. Biasanya tiap kelompok berupaya melakukan


12

berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan

mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.

Selain itu fungsi manajemen konflik pendidikan adalah untuk menghindari

konflik, Mengakomodasi (memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur

strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang

lain), kompetisi, kompromi atau negosiasi, memecahkan masalah atau

kolaborasi

C. Prinsip Kebijakan Implimentasi Manajemen Konflik di Sekolah

 Prinsip manajemen berdasarkan sasaran (MBS)

Istilah MBS pertama kali dipopulerkan sebagai suatu pendekatan terhadap

perencanaan oleh Peter drucker (1954) yang dikenal dengan MBO (Management

By Objektivitas). MBO merupakan teknik manajemen yang membantu

memperjelas dan menjabarkan tujuan organisasi.

Sistem MBO dapat efektif jika mengandung unsur-unsur:

Komitmen pada program

Penentuan sasaran pada tingkat puncak

Sasaran individu

Peran serta aktif semua tingkatan manajer

Otonomi dalam pelaksanaan rencana

Penilai prestasi (Nanang Fattah, 2001:32-34).

 Prinsip manajemen berdasarkan orang


13

Manajemen berdasarkan orang merupakan suatu konsep manajemen

modern yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku, komponen sistem dalam

kaitannya dengan perubahan dan dan pengembangan organisasi (Nanang Fattah,

2001:39).

 Prinsip manajemen berdasarkan informasi

Perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan

membutuhkan informasi. Informasi yang dibutuhkan manajer disediakan oleh

suatu sistem informasi manjemen (MIS). Informasi ini dimanfaatkan sebagai

dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang

dicapai (Nanang Fattah, 2001:45). Kemudian konflik dapat berkembang karena

berbagai sebab, sebagiannya sebagai berikut:

1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas

2. Hambatan komunikasi

3. Tekanan waktu

4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal

5. Pertikaian antar pribadi

6. Perbedaan status

7. Harapan yang tidak terwujud

Jennifer Batton, menyebutkan beberapa prinsip dasar implimentasi dalam

manajemen konflik pendidikan, yaitu :

1. Needs Assessment (Asessmen kebutuhan)

2. Secure Administrative Support (Administrasi yang terjamin)


14

3. Select Site Leadership Team (Menyeleksi orang-orang yang terlibat dalam

kepemimpinan)

4. Orient Students (Oreantasi siswa)

5. Select Students and/or Staff to be Involved (menyeleksi para peserta didik dan

staff untuk lebih terlibat dalam pendidikan)

6. Provide Training (Mengadakan training)

7. Publicize Programming (melakukan publikasi program)

8. Utilize the Program

9. Evaluate the Program (dan evaluasi program), (Jennifer Batton, 2007).

D. Kebijakan Implementasi Manajemen Konflik di Sekolah

Implimentasi manajemen konflik dalam pendidikan dilakukan dengan

beberapa pendekatan. Menurut Donna Crawford dan Richard dalam laporannya

menyebutkan bahwa memiliki empat pendekatan dalam melakukan implimentasi

manajemen Konflik dalam bidang pendidikan yaitu :

 Process Curriculum: yaitu dalam penyusun kurikulum selalu melibat

seluruh elemen yang berkepentingan. Disamping terus melakukan pelatihan-

pelatihan untuk guru dan kalau memungkinkan selalu melibatkan masyarakat

dalam proses penyusunan kurikulum, proses pengembangan dan selalu

melakukan follow up terhadap gejala-gejala konflik dalam pendidikan.

 Mediation Program: menyiapkan training/pelatihan untuk guru supaya

mampu memediasi persoalan-persoalan di sekolah. Disamping menyiapkan

module untuk para guru.


15

 Peaceable Classroom: yaitu semua guru yang mengajar di sekolah mampu

melakukan kerjasama dengan sesama guru dan pihak manajemen sekolah.

Disamping memberi pemahaman kepada siswa sebagai peace maker.

 .Peaceable School : Menerapkan manajemen konflik di sekolah secara

konperehensif dalam sistem pendidikan. Dengan terus mengembangkan

proses pembelajara untuk siswa, guru dan masyarakan. Guru terus

dikembangkan menjadi profesional, murid diharapkan punya informasi

tentang konflik dan masyarakat harus punya inistive untuk pemahaman

(Donna Crawford dan Richard Bodine, 1996).

Jennifer Batton, dari Cuyahoga Community College dalam laporan global

issue resource center memberikan gambaran tentang implimentasi manajemen

konflik dalam pendidikan. Berikut dibawah ini adalah gambaran manajemen

konflik di sekolah :

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan :

1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan

mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami

peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus

mencari bantuan untuk memahaminya.

2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola

dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman

dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat

dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,


16

sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk

menduduki jabatan yang lebih tinggi.

3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan

yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer

untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang

efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu

cara hidup.

4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal

penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para

manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat

merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa

mereka telah mendengarkan.

2. Pendekatan dalam Resolusi konflik Tergantung pada :

 Konflik itu sendiri


 Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
 Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
 Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
 Ketersediaan waktu dan tenaga

3. Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik :

 Diawali melalui penilaian diri sendiri


 Analisa isu-isu seputar konflik
 Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
 Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang

terlibat konflik
 Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
 Mengembangkan dan menguraikan solusi
 Memilih solusi dan melakukan tindakan
 Merencanakan pelaksanaannya
17

Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui

kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada

beberapa cara untuk

menangani konflik antara lain Introspeksi diri, Mengevaluasi pihak-pihak yang

terlibat Identifikasi sumber konflik Mengetahui pilihan penyelesaian atau

penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sumber - sumber konflik yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus.

Sumber konflik pertama yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus bersal

dari komuniksi. konflik yang bersumber dari komunikasi antara kepala

sekolah dengan guru dan setaf disebabakan salah pengertian yang berkenaan

oleh kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua atau
18

tidak lengkap. Munculnya Konflik dalam organisasi sekolah dilatarbelakangi

oleh kepentingan orang perorang, terkait perbedaan pendapat, kesenjagan

individu, dan kelompok. Komunikasi dapat di bedakan menjadi tiga macam:

komunikasi keatas, komunikasi kebawah dan komunikasi mendatar atau

horizontal. Hal ini senada dengan penelitian dari George Iordanides and

Sotiria Mitsara (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek negatif dari

konflik pada unit sekolah termasuk gangguan hubungan interpersonal, yang

berkontribusi pada penurunan kualitas komunikasi dan kurangnya

koordinasi. Makna yang dapat diperoleh ialah, dalam organisasi, komunikasi

memiliki peran penting, terutama dalam membentuk organisasi yang efektif

dan efisien, makin baik komunikasi mereka, makin baik pula kerjasama

mereka.

Sumber konflik ke dua yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus yaitu,

berasal dari Struktur organisasi. dalam susunan struktur organisasi di SMA

Negeri 1 Cilimus ada yang merangkap tugas karna dipandang lebih efesien

untuk kepentingan bersama dan dalam kelancaran suatu organisasi. struktur


18
organisasi seperti ini dapat berpotensi memunculkan konflik, karena masing

– masing unit organisasi memiliki tugas dan kepentingan yang saling bisa

bergesekan dan berbenturan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik

memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang tampak adalah

semua personil makin meningkat kemaun untuk bekerja sama dalam

memajukan sekolahnya. Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya

konflik antara lain dengan penataan dan pemenuhan jam mengajar minimal
19

24 jam maka ada sebagian guru yang tidak mendapatkan jam penuh. Makna

yang dapat diperoleh dalam mengatasi struktur organisasi harus memberikan

kontribusi positif dan evektifitas, organisasi membutuhkan asumsi mengenai

kemampuan dan motifasi dari mereka yang mempunyai kekuasaan untuk

mendesainya.

Sumber konflik ke tiga yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus yaitu,

Faktor manusia. Konflik yang bersumber dari pribadi di sebabkan oleh

ketidak sesuaian tujuan atau nilai – nilai sosial pribadi karyawan dengan

prilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai –

nilai atau persepsi. konflik individu juga bisa terjadi dalam memahami

sebuah visi misi dan perbedaan ciri – ciri yang dibawa individu dalam suatu

interaksi, karena sifat – sifat kepribadian yang beragam dan unik dapat

memunculkan konflik. Setiap pribadi dapat saja memiliki kepentingan dan

kebutuhan yang berbeda – beda, begitu juga sikap otoriter, dogmatis, mau

menang sendiri, individualistis dan sebagainya dapat menjadi sumber

konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik pribadi disebabkan

karna perbedaan-perbedaan dalam tujuan, saling ketergantungan kegiatan -

kegiatan kerja, perbedaan nilai-nilai atau persepsi tentang beban kerja, dan

organisasi tentang pencapaian program sekolah. Makna yang dapat diperoleh

adalah konflik bisa terjadi jika ada perselisihan, pertentangan, perbedaan

pendapat, dan hal – hal yang menunjukan ketidaksamaan pendapat satu

dengan orang lain.


20

B. Jenis – Jenis konflik yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus.

Jenis - jenis konfik pertama yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus, yaitu

Konfik dalam diri sendiri, Konflik dalam diri individu terjadi bila berbagai

permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan

untuk melakukan lebih dari kemampuannya, penguasaan pembelajaran yang

bervariatif, tuntutan kerja yang tinggi, karyawan pendidikan yang tidak

sesuai dengan bidangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan

adanya manajemen konflik interpersonal dalam diri sendiri. Makna yang

dapat diperoleh adalah Terjadinya konflik dalam diri sendiri adanya latar

belakang keahlian yang berbeda, dan terjadi karena tanggapan emosional

terhadap suatu situasi tertentu.

Jenis konfik kedua yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus, yaitu Konflik

antar individu, konflik ini sering terjadi di dalam pembagian jam pelajaran

terutama jenis jam produktif, dan bisa disebabakan minimnya komunikasi

sehingga bisa mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar dan

mempengaruhi tercapainya visi misi lembaga sekolah, Konflik antar individu

bersifat substantif, emosional atau kedua – duanya. Konflik ini terjadi ketika

adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan dan tujuan dimana hasil

bersama sangat menentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik

antar individu disebabkan karna perbedaan nilai-nilai atau persepsi tentang

beban kerja, dan organisasi tentang pencapaian program sekolah. Makna

yang dapat diperoleh adalah pembagian tugas dan minimnya komunikasi

bisa menimbulkan konflik antar individu.


21

Jenis konfik ke tiga yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus, yaitu konflik

antar kelompok. Konflik antar kelompok terjadi karna adanya saling

ketergantungan perbedaan persepsi, perbedaan tujuan dan meningkatnya

tujuan akan keahlian. Konflik antar kelompok dalam Sekolah kejuruan Seni

sering ada, contoh dalam kegiatan belajar mengajar antara belajar praktek

dan belajar teori sering terganggu karna ada beberapa ruangan kelas yang

berdampingan dengan tempat paraktek sehingga menggangu dalam proses

belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik ditinjau

menurut kelompok termasuk konflik fungsional. Konflik fungsional artinya

konflik yang terjadi diantara dua kelompok untuk memperoleh kinerja

organisasi. Makna yang dapat diperoleh adalah Konflik antar kelompok

terjadi karna adanya saling ketergantungan perbedaan persepsi, perbedaan

tujuan dan meningkatnya tujuan akan keahlian.

C. Manajemen Penanganan konflik yang ada di SMA Negeri 1

Cilimus

Penanganan konflik pertama yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus yaitu

Memakai setrategi kolaborasi, Penyelesaian secara bersama, mencari solusi,

bukan keuntungan tetapi hasil yang terbaik ini yang sering kita terapkan,

Penangganan konflik dengan strategi kolaborasi diterapkan disekolah kami,

dan hasilnya sangat efektif dan efisien karna semua masalah diselesaikan

bersama untuk mencari solusi yang terbaik untuk lembaga. Hasil penelitian
22

menunjukan, kecerdasan emosional sebagai salah satu kualifikasi untuk

mendapatkan posting manajerial membina semangat toleransi, saling

toleransi, koordinasi manfaat dan kerjasama dalam organisasi dan kelompok

kerja. Dapat kita menarik kesimpilan dalam penerapan penagganan konflik

dengan strategi kolaborasi sangat efektif dan efisien, karna semua masalah

diselesaikan bersama untuk mencari solusi bukan keuntungan tetapi hasil

yang terbaik ini yang sering kita terapkan.

Penanganan konflik ke dua yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus yaitu

memakai Setrategi Akomodasi, dalam Penaganan konflik memakai strategi

akomodasi dan mengakomodir, supaya bawahan lebih proaktif, sehingga

suasana sekolah lebih aktif, dalam penanganan konflik dengan strategi

akomodasi perlu diterapkan demi kemaslahatan bersama, yang penting pihak

manajemen bisa memilah memilih mana jenis konflik yang harus di

akomodasi demi kemajuan lembaga sekolah. Hasil penelitian menunjukan,

Penanganan konflik memakai Setrategi Akomodasi melalui pembinaan

terhadap pihak- pihak yang terkait dengan konflik, adanya komunikasi untuk

menyelesaikan masalah dan peran aktif bersama, misalnya dengan cara

persuasi, tawar menawar, dan koreksi diri. Makna yang dapat diperoleh

adalah penanganan konflik memakai Setrategi Akomodasi dan

mengakomodir, supaya bawahan lebih proaktif, sehingga suasana sekolah

lebih aktif, Penanganan konflik ke tiga yang ada di SMA Negeri 1 Cilimus

memakai Strategi Kompromi. Penanganan konflik disekolah kami dengan

memakai strategi kompromi, karna strategi ini paling efektif dan efesien
23

dari beberapa strategi yang lain, Prinsip win – win solotion dengan semua

pihak, shingga pihak – pihak yang konflik menerima keputusan dengan

senag dan tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan, Pihak sekolah dalam

menyelesaikan konflik memakai jalan tengah atau strategi kompromi yang

dapat diterima oleh semua pihak, gaya ini dapat berarti membagi perbedaan

diantara dua posisi dan memberikan konsensi untuk mencari titik tengah,

sehingga kalau sudah ada kesepakatan bersama kita putuskan dan semua

pihak menerima dengan legowo, demi tercapainya visi misi sekolah. Hasil

penelitian menunjukkan, untuk meningkatkan penerapan manajemen konflik

harus dengan kecerdasan emosional dan penerapan gaya manajemen terbaik.

Makna yang dapat diperoleh adalah penanganan konflik strategi kompromi

ini memiliki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindari

kemungkinan terjadinya ledakan sosial dalam lingkungan sekolah maupun

masyarakat

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan seorang manajer yang mampu

menyelesaikan konflik yang terjadi di lembaganya. Manajemen konflik

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu langkah yang diambil oleh manajer
24

untuk menghindari konflik yang terjadi sehingga tujuan pendidikan dapat

terwujud secara optimal.

Fungsi manajemen konflik pendidikan adalah untuk menghindari konflik,

Mengakomodasi (memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi

pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain),

kompetisi, kompromi atau negosiasi, memecahkan masalah atau kolaborasi.

Prinsip-prinsip manajemen konflik pendidikan, yaitu :Needs Assessment

(Asessmen kebutuhan), Secure Administrative Support (Administrasi yang

terjamin), Select Site Leadership Team (Menyeleksi orang-orang yang terlibat

dalam kepemimpinan), Orient Students (Oreantasi siswa)Select Students and/or

Staff to be Involved (menyeleksi para peserta didik dan staff untuk lebih terlibat

dalam pendidikan), Provide Training (Mengadakan training)Publicize

Programming (melakukan publikasi program), Utilize the ProgramEvaluate the

Program (dan evaluasi program). Implimentasi manajemen konflik di Sekolah

dapat mencakup Process Curriculum, Mediation Program, Peaceable Classroom,

Peaceable School.

B. Saran
1. 24
Sebaiknya para pemangku kekuasaan di sekolah tidak alergi

menghadapi konflik namun konflik tersebut dijadikan tantangan untuk

meningkatkan mutu sekolah


2. Sebaiknya konflik di jadikan bahan untuk meningkatkan mutu

sekolah.
25

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azia Wahab. 2011. Anatomi Organisasi Dan Kepemimpinana

Ahmad Fathoni, Ahmad Muhibbin, dan Wariso Pengelolaan Konflik Kinerja


Guru (Studi Situs SMP Negeri 7 Klaten). Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Vol. 23, No. 1,: 59-70 Juni 2013.

Ardy Maulidy Navastara, Manajemen Konflik: Definisi dan Teori Konflik,


jepits.wordpress.com/2007/12/19/

Eko Putro Widoyoko, Manajemen Konflik Dalam Organisasi, www.um-pwr.ac.id


26

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2001

George Iordanides and Sotiria Mitsara, “Consequences of Conflict in the


Functioning of Primary Schools in Greece”, jurnal internasional
ISEA • Volume 42, Number 2, 2014.

Syafaruddin dan Irwan nasution, Manajemen Pembelajaran, Ciputat: Quantum


teaching, 2005

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005

Pendidikan (Telaah Terhadap Organisasi Dan Pengelolaan Organisasi


Pendidikan) (cetakan kedua). Bandung: Alfabeta.

Seyedeh Niloufar Shamoradi, Parisa Jahangiri,Tahereh Chahardoli, Khadijeh


Tirafkan, dan Behnaz Mohajeran, “Studying The Effect Of Emotional
Intelligence On Conflict Management Styles”, Kuwait Bab Arabian
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol Ulasan. 4, No.1; Bulan September.
2014.

Supiah.2008. Perilaku Organisasional. yogyakarta: andi offset.

Sutama.2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Ptk,R&D.


Gumpang. kartasura. Fairuz Media.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi


Revisi IV) 1998. Rineka cipta, jakarta.

Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2006

Wirawan. 2013. Konflik Dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, Dan


Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
27

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMANFAATKAN MANAJEMEN


KONFLIK DISEKOLAH DI SMA NEGERI 1 CILIMUS KUNINGAN
UNTUK MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH
( Sebuah Studi Kasus)

Sebagai Persyaratan Mengikuti Seleksi Kepala Sekolah SMA


di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017
28

Disusun Oleh :

UMAR SETIAWAN, S.Pd., M.Pd


NIP. 196410011986021003

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI I CILIMUS
TAHUN 2017

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM


MEMANFAATKAN MANAJEMEN KONFLIK
DISEKOLAH DI SMA NEGERI 1 CILIMUS KUNINGAN
UNTUK MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH

Identitas Penelitian :

Nama : UMAR SETIAWAN, S.Pd., M.Pd..


29

NIP : NIP. 196410011986021003

Gol./ Ruang : Pembina / IV.b

Unit Kerja : SMA Negeri I Cilimus

Lokasi penelitian : SMA Negeri I Cilimus

Mengetahui, Kuningan, November 2016


Kepala SMA Negeri I Cilimus Penulis

Dr. H. Edy Riyadi, M.Pd. UMAR SETIAWAN, S.Pd., M.Pd.


NIP. 196310111985121003 NIP. 196601011989031023

KATA PENGANTAR

Sudah sepantasnya penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah dengan judul “Upaya Kepala Sekolah dalam

Memanfaatkan Manajemen Konflik disekolah di SMA Negeri 1 Cilimus


30

Kuningan untuk Meningkatkan Mutu Sekolah”, dengan Kemudahan dan

kelancaran dalam menyelesaikan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan


2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cilimus
3. Rekan Guru dan Staf SMA Negeri 1 Cilimus

Akhir kata, semoga Makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi

para pembaca untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam Manajemen

Pengelolaan Sekolah di sekolah. Amin

Kuningan, November 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii
31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Hakikat Manajemen Konflik Pendidikan............................. 4


B. Fungsi Manajemen Konflik Dalam Pendidikan Sekolah..... 9
C. Prinsip Kebijakan Implimentasi Manajemen Konflik
di Sekolah.................................................................................. 12
D. Kebijakan Implementasi Manajemen Konflik di Sekolah. . . 14

BAB III PEMBAHASAN


A................................................................................................Sumber

- sumber konflik yang ada di

SMA Negeri 1 Cilimus............................................................ 18

B................................................................................................Jenis –

Jenis konflik yang ada di

SMA Negeri 1 Cilimus............................................................ 20


32

C................................................................................................Manaje

men Penanganan konflik yang ada di

SMA Negeri 1 Cilimus............................................................ 22

BAB V KESIMPULAN

A................................................................................................Kesimp

ulan............................................................................................ 24

B................................................................................................Saran

...................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26

Anda mungkin juga menyukai