Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN

SISITEM INFORMASI KESEHATAN


Dewi Ariyani Wulandari, S.K.M.,M.P.H
Contoh Kasus
Yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan SIK
1. SIK harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan
Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu.
2. SIK harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus
informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
3. SIK dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada
berbagai tingkatan.
4. SIK yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-
guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah
sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
5. SIK yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan
terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi
pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam
waktu yang relatif singkat.
7. SIK yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini
mungkin.
8. Pentahapan pengembangan SIKharus disesuaikan dengan keadaan
masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan
prioritas.
9. SIK yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas,
bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi
komputer (user friendly).
10. SIK yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal
mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna
SIK di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang
baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai
dampak yang kuat terhadap pengembangan SIK.
Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi
komputer atau teknologi informasi dalam sistem
informasi suatu organisasi adalah :
1. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi
dengan informasi.
2. Informasi yang tersedia, tidak relevan.
3. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh
manajemen.
4. Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
5. Terlalu banyak informasi.
6. Informasi yang tersedia, tidak akurat.
7. Adanya duplikasi data (data redundancy).
8. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak
fleksibel.
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya
mati atau berubah menjadi sistem yang baru.
Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur
layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna
sistem informasi tersebut ditentukan
diantaranya oleh:
1. Perkembangan organisasi tersebut
2. Perkembangan teknologi informasi
3. Perkembangan tingkat kemampuan
pengguna (user) sistem informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat
menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak
yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem
informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif.
Hal ini disebabkan:
1. Perangkat keras yang digunakan sudah tidak di
produksi lagi, karena teknologinya ketinggalan jaman
(outdated) sehingga layanan pemeliharaan perangkat
keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan
pemasok perangkat keras.
2. Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang
digunakan, sudah mengeluarkan versi terbaru. Versi
terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih
banyak, melakukan optimasi proses dari versi
sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari
perangkat keras yang juga telah berkembang.
Konsekuensi dari pemanfaatan
teknologi informasi tersebut adalah:
a. Dalam melakukan antisipasi perkembangan
teknologi, harus tepat.
b. Harus selalu siap untuk melakukan
pembaharuan perangkat keras maupun
perangkat lunak pendukungnya, apabila
diperlukan.
c. Harus siap untuk melakukan migrasi ke
sistem yang baru.
Arah perkembangan teknologi informasi dalam kurun
waktu 3-5 tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan perangkat keras dan komunikasi. Kecenderungan
perkembangan perangkat keras:
- Peningkatan kecepatan.
- Peningkatan kemampuan.
- Penurunan harga.
- Turn over alat yang semakin cepat.
2. Kecenderungan perkembangan perangkat lunak, terutama perangkat
lunak basis data (database), juga mengikuti perkembangan desain
sistem perangkat keras tersebut diatas. Pada server diletakkan
perangkat lunak back-end dan pada client diletakkan perangkat lunak
front-end. Perangkat lunak backend adalah perangkat lunak
pengelola sistem basis data (database management system/DBMS),
sedangkan perangkat lunak front-end adalah perangkat lunak yang
dikembangkan dengan pemrograman visual berdasarkan 4GL dari
DBMS tersebut atau dengan perangkat lunak antarmuka (interface)
untuk berbagai DBMS seperti ODBC (open database connectivity).
Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan
berdasarkan tingkat kemampuan dari para pemakai,
baik dari sisi :

a. Tingkat pemahaman mengenai teknologi


informasi,
b. Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
c. Kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan sistem.
• Dari sisi pemakai, dikenal istilah end-
usercomputing (EUC).
• EUC adalah pemakai yang melakukan
pengembangan sistem untuk keperluan dirinya
sendiri.
• Mengingat bervariasinya kemampuan EUC dan
sulitnya melakukan pemantauan serta
pengendalian terhadap EUC, maka EUC akan
menyebabkan masalah yang serius dalam
pengembangan maupun dalam pemeliharaan
sistem informasi. Ancaman yang paling serius
adalah adanya disintegrasi sistem menjadi sistem
yang terfragmentasi.
• Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2
aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek
manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer).
• Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila
dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut.
• Sering kali pengembang sistem informasi hanya
memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya
saja, tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di
akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah
diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu
faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem
informasi adalah dukungan perilaku dari para pengguna
sistem informasi tersebut, dimana para pengguna sangat
terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi
pada aspek manualnya.
Tahapan pengembangan pada SIK :
1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
2. Pembuatan Rancangan Global
3. Pembuatan Rancangan Rinci
4. Implementasi, dan
5. Operasionalisasi.
• Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan
berbagai faktor seperti:
1. Keadaan yang sekarang dihadapi
2. Keadaan pada waktu sistem informasi siap
dioperasionalkan dan keadaan dimasa
mendatang
3. Antisipasi perkembangan organisasi dan
perkembangan teknologi.

Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan


dimasa mendatang, merupakan salah satu
penyebab kegagalam implementasi dan
operasionalisasi sistem informasi.
Penguasaan informasi internal dan eksternal
organisasi merupakan salah satu keunggulan
kompetitif (competitive advantage), karena
keberadaan informasi tersebut:
1. Menentukan kelancaran dan kualitas proses
kerja,
2. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan,
3. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan
kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam
persaingan lokal maupun global.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai