Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM AKAD

Secara umum, dalam sistem ekonomi syariah akad dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
A. Akad tabarru’ (kontrak transaksi untuk kebajikan)
Akad tabarru’ adalah perjanjian atau kontrak yang tidak mencari keuntungan materiil.
Akad ini digunakan untuk transaksi yang sifatnya tolong menolong tanpa mengharapkan
adanya keuntungan materiil dari pihak-pihak yang melakukan perikatan. Akan tetapi dalam
transaksi ini diperbolehkan untuk memungut biaya transaksi yang akan habis digunakan dalam
pengelolaan transaksi tabarru’ tersebut.
Objek dari akad ini biasanya adalah sesuatu yang diberikan atau dipinjamkan, yakni
sebagai berikut.
 Akad Qardh,
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata
lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan.
Rukun Al-Qardh :
1.pihak peminjam (muqtaridh)
2.pihak pemberi pinjaman (muqridh)
3.dana (qardh)
4.ijab qabul (sighat)
 Akad Rahn,
Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.
Rukun Ar-Rahn :
1.pihak penggadai (raahin)
2.pihak penerima gadai (murtahin)
3 objek gadai (marhun)
4 hutang (marhun bih)
5.ijab qabul (sighat)
 Akad Hawalah,
Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya.
Rukun Hawalah :
1. pihak yang berutang (muhil)
2. pihak yang berpiutang (muhal)
3. pihak yang berutang dan berkewajiban membayar utang kepada muhal (muhal’alaih)
4. utang muhil kepada muhal (muhal bih)
5. utang muhal alaih kepada muhil
6. ijab qabul (sighat)
 Akad Wakalah,
Wakalah adalah penyerahan atau pemberian mandat. Orang yang diberikan amanat oleh orang
lain maka orang tersebut akan melakukan apa yang diamanatkan (dikuasakan) kepadanya.
Rukun Wakalah :
1. pihak pemberi kuasa (muwakkil)
2. pihak penerima kuasa (wakil)
3. objek yang dikuasakan (taukil)
4. ijab qabul (sighat)
 Akad Wadi’ah,
Wadi’ah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemberi titipan menghendaki.
Jenis wadi’ah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Wadi’ah yad al-amanah, adalah akad penitipan barang atau uang dimana pihak
penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang atau uang yang
dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang
titipan yang bukan disebabkan oleh kelalaian si penerima titipan.
b) Wadi’ah yad adh-dhamanah, adalah akad penitipan barang atau uang dimana pihak
penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang atau uang, dapat
memanfaatkan titipan tersebut dan bertanggung jawab atas semua yang terjadi atas
terhadap titipan tersebut. Semua manfaat yang diperoleh menjadi hak penerima
titipan.
Rukun Wadi’ah :
1.barang atau uang yang dititipkan (wadi’ah)
2.pemilik barang atau uang (muwaddi’)
3.pihak yang menyimpan atau menerima titipan (mustawda’)
4.ijab qabul (sighat)
 Akad Kafalah,
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
Rukun Kafalah :
1.pihak penjamin (kaafil)
2.pihak yang dijamin (makful)
3.objek penjaminan (makful alaih)
4.ijab qabul (sighat)
 Akad Wakaf,
Wakaf adalah jika salah satu pihak memberikan suatu objek yang berbentuk uang atau
barang tanpa disertai dengan kewajiban untuk mengembalikannya.

B. Akad tijarah (kontrak untuk transaksi yang berorientasi laba)


Tujuan dari transaksi ini adalah untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
melalui kegiatan-kegiatan ekonomi. Institusi yang melaksanakan kegiatan ini bisa institusi
swasta murni atau pemerintah yang berciri swasta. Sifat dasar transaksi dan kontrak ini
didalam ekonomi syari’ah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a. Transaksi/kontrak yang secara alamiah mengandung kepastian
Transaksi/kontrak ini adalah suatu jenis transaksi/kontrak dalam usaha yang memiliki
kepastian keuntungan dan pendapatannya baik dari segi jumlah dan waktu
penyerahannya.
Ada dua hal penting yang terlibat didalam transaksi ini, yaitu :
1.Objek pertukaran
Objek ini terdiri dari dua macam yaitu sebagai berikut:
a) ‘Ayn (harta nyata), berupa barang dan jasa seperti tanah, bangunan, mobil,
peralatan, jasa parkir, jasa karyawan, dan sebagainya.
b) Dayn (harta keuangan), berupa harta yang memiliki nilai finansial seperti uang dan
surat berharga.
2.Waktu pertukaran
Waktu pertukaran juga terdiri dari dua macam, yaitu :
a) Naqdan (penyerahan segera), adalah situasi pertukaran yang waktu penyerahannya
dilakukan secara tunai atau pada saat sekarang (present)
b) Ghairu Naqdan (penyerahan ditangguhkan), adalah situasi pertukaran dimana
waktu pertukarannya dilakukan dimasa akan datang atau ditangguhkan (deferred)
Jenis-jenis transaksi yang mengandung kepastian dalam perekonomian islam meliputi
sebagai berikut :
1. Akad bai’ (akad jual beli)
Bai’ adalah transaksi pertukaran antara ‘ayn dengan dayn. Dalam transaksi ini
penjual telah memasukkan unsur laba ke harga jualnya dan secara syariat tidak harus
memberitahukan kepada pebeli tentang besarnya laba tersebut.
Rukun Bai’ :
1) penjual (bai’)
2) pembeli (musytari’)
3) barang/objek (mabi’)
4) harga (tsaman)
5) ijab qabul (sighat)
Bai’ secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
 Bai’ al-murahabah
Adalah jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang yang dijual
ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pada
transaksi ini, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi terjadi sedangkan
pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, ditangguhkan atau dicicil.
 Bai’ as-salam
Adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu dimana harga jualnya terdiri dari
harga pokok barang ditambah keuntungan yang telah disepakati, waktu
penyerahan barang dilakukan dimasa akan datang (ditangguhkan) sedangkan
pembayarannya dilakukan dimuka (secara tunai).
 Bai’ al-istishna’
Adalah transaksi jual beli yang penyerahannya dilakukan dimasa akan datang
dan penyerahan uang atau pembayaran dapat dilakukan dikemudian hari
(ditangguhkan). Transaksi ini merupakan jenis khusus dari Bai’ as-salam.
2. Ijarah dan Ijarah Muntahiyah bitamliik
Ijarah adalah transaksi sewa menyewa suatu aset. Selain itu juga dapat didefinisikan
sebagai akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang dan jasa melalui upah
sewa tanpa diikuti oleh pemindahan hak kepemilikan atas barang dan jasa tersebut.
Ijarah Muntahiyah bitamliik adalah transaksi ijarah yang diikuti dengan proses
perpindahan hak kepemilikan atas barang tersebut. Proses perpindahan dalam
transaksi ini dapat dilakukan dengan cara Hibah atau janji untuk menjual. Transaksi
ini merupakan pengembangan dari transaksi ijarah.
3. Sharf
Adalah transaksi pertukaran dayn (mata uang) dengan dayn yang berbeda atau jual
beli mata uang. Dalam transaksi ini, penyerahan mata uang harus dilakukan secara
tunai (naqdan) dan tidak dilakukan secara tangguh.
4. Barter
Adalah transaksi pertukaran kepemilikan antara dua barang yang berbeda. Agar
tidak ada pihak yang dirugikan dalam barter ini, maka informasi tentang harga
masing-masing barang haruslah diketahui oleh kedu belah pihak.
b.Transaksi/kontrak yang secara alamiah mengandung ketidakpastian
Kontrak atas transaksi yang secara alamiah mengandung ketidakpastian merupakan
bagian dari akad tijarah, yaitu akad transaksi yang bertujuan mencari keuntungan.
Transaksi ini merupakan campuran antara objek ‘ayn dan dayn atau perkongsian
antara dua belah pihak atau lebih (asy-syirkah). Secara umum ada dua jenis syirkah
dalam ekonomi syari’ah, yaitu sebagai berikut :
1.Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama atau campuran antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif, dengan kesepakatan bahwa
keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
dan risiko ditanggung sesuai porsi kerjasamanya.
Musyarakah dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a. musyarakah muwafadhah
b. musyarakah al-inan
c. musyarakah abdan
d. musyarakah wujuh
2. Mudharabah
Mudharabah adalah kesepakatan atau persetujuan antara pemilik modal dengan para
pekerjanya untuk mengelola uang dari pemilik kedalam suatu usaha tertentu, dengan
kesepakatan bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati, sedangkan risikonya akan ditanggung oleh pemilik modal.
Mudharabah dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu :
a. mudharabah muthlaqah
b. mudharabah muqayyadah
c. muzara’ah
d. musaqah

Anda mungkin juga menyukai