Anda di halaman 1dari 8

Pemanfaatan Laboratorium IPS-.... (Fitri Resya M.

PEMANFAATAN LABORATORIUM IPS-GEOGRAFI UNTUK


PEMBELAJARAN GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL
UTILIZATION OF IPS-GEOGRAFI LABORATORY FOR GEOGRAPHY LEARNING
PROCESS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN KABUPATEN BANTUL
Oleh: Fitri Resya Munawarah, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.
fitriresya@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
laboratorium IPS-Geografi, (3) intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran,
(3) kendala dalam penggunaan laboratorium IPS-Geografi, serta (4) hubungan antara intensitas
penggunaan laboratorium IPS-Geografi terhadap hasil belajar geografi SMA di Kabupaten Bantul.
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kabupaten Bantul, Guru mata pelajaran Geografi yang mengampu kelas X IPS, kepala sekolah, dan
wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Penelitian ini dilaksanakan di tiga SMA yang memiliki
laboratorium IPS-Geografi dan telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/ 2014. Tiga
SMA tersebut adalah SMA N 1 Kasihan, SMA N 1 Jetis, dan SMA N 1 Sedayu. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis data campuran (mix method), yaitu analisis data kualitatif
dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Kondisi sarana dan prasarana
laboratorium IPS-Geografi di Kabupaten Bantul, meliputi ketersediaan perabot lengkap, ketersediaan
peralatan dan media pendidikan kurang lengkap, dan ketersediaaan perlengkapan lainnya lengkap. (2)
Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi di kabupaten Bantul berada dalam kategori sedang.
(3) Kendala penggunaan laboratorium IPS-Geografi, meliputi kondisi laboratorium yang kurang tertata
dan kurang representatif untuk melaksanakan pembelajaran, sulitnya mengatur siswa untuk
melaksanakan pembelajaran di laboratorium, waktu yang terpotong untuk membawa siswa ke
laboratorium, sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi yang masih terbatas. (4)
Hubungan antara intensitas penggunaan laboratorum IPS-Geografi dianalisis dengan teknik korelasi
Product Moment Pearson, yang menunjukkan terdapat hubungan positif antara intensitas penggunaan
laboratorium IPS-Geografi terhadap hasil belajar Geografi siswa SMA di kabupaten Bantul.
Kata kunci: Laboratorium IPS-Geografi, Pemanfaatan Laboratorium, Pembelajaran Geografi,
Hasil Belajar Geografi

Abstrak
This research aimed to knows: (1) the availability of IPS-Geografi laboratory facilities and
infrastructure, (3) IPS-Geografi laboratory’s used intensity for learning process, (3) constraints in the
used of IPS-Geografi laboratory, and (4) the correlation between IPS-Geografi laboratory’s used
intensity on senior high school student’s Geography learning outcomes in Bantul District. Respondents
in this research were the students of X IPS class of senior high school in Kabupaten Bantul,
Geography teachers who administered X IPS class, the principals, and the vice principals. This
research was conducted in three high school that have IPS-Geografi laboratory and have implemented
the curriculum 2013 in academic year 2013/2014. They were SMA N 1 Kasihan, SMA N 1 Jetis, and
SMA N 1 Sedayu. The data analysis used mixed method, the combination of qualitative and
quantitative. The research’s results were: (1) The condition of IPS-Geografi laboratory facilities and
infrastructure in senior high school of Bantul District showed that the availability of furnitures were
complete, the availability of equipment and educational media were lack, and the availability of other
supplies were complete. (2) The used intensity of the IPS-Geografi laboratory of senior high school in
Bantul District was in medium category. (3) Constraints were the laboratory were not well organized
and not representative to carry out the learning process, it hard to arranged the students to carry out
the learning process in the laboratory, the time was cut off for brought students to the laboratory,
IPS-Geografi laboratory facilities were still limited. (4) The correlation between IPS-Geografi
laboratory’s used intensity on Geography learning outcomes was analyzed with the Pearson’s Product
Moment Correlation, it showed that there was positive correlation between IPS-Geografi laboratory’s
used intensity on senior high school student’s Geography learning outcomes in Bantul District.
Keywords: IPS-Geografi Laboratory, Utilization of the Laboratory, Learning Geography Process,
Geography Learning Outcomes
PENDAHULUAN terkait dalam proses tersebut. Guru mempunyai
Undang-undang no. 20 tahun 2003 peran yang besar untuk memanfaatkan hardware
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan software secara efektif sebagai penunjang
mengamanatkan bahwa pendidikan adalah usaha keberhasilan pembelajaran.
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana Langkah pembelajaran geografi yang
belajar dan proses pembelajaran agar peserta tepat berdasarkan kurikulum 2013 adalah dengan
didik secara aktif mengembangkan potensi pendekatan belajar proses saintifik yang terdiri
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual atas lima langkah, yaitu: mengamati, menanya,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, mengeksperimen, mengasosiasi, serta
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan mengomunikasikan. Proses pembelajaran
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan tersebut tidak hanya menuntut pengembangan
negara. kemampuan kognitif siswa saja, namun juga
Suatu sistem pendidikan dikatakan pengembangan kemampuan afektif serta
berkualitas jika proses pembelajarannya psikomotorik siswa.
berlangsung secara menarik dan menantang Kenyataannya proses pembelajaran yang
sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak diterapkan oleh kebanyakan guru adalah proses
mungkin melalui proses belajar yang pembelajaran konvensional yang mana siswa
berkelanjutan. Proses pendidikan yang hanya mendengarkan guru berceramah. Proses
berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan pembelajaran saintifik yang diamanatkan dalam
yang berkualitas pula dan dengan demikian akan kurikulum 2013 belum sepenuhnya
makin meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dilaksanakan. Guru hanya terfokus untuk
(Radno Harsanto, 2011: 9). meningkatkan kemampuan kognitif siswa tanpa
Menurut Sumarmi (2012: 3), ada tiga diimbangi dengan peningkatan terhadap
faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan psikomotorik dan afektif siswa.
keberhasilan pendidikan, yaitu: 1) perangkat Nursid Sumaatmaja (2001: 78-79)
keras (hardware), yang meliputi ruang belajar, menyatakan metode mengajar yang dapat
peralatan praktik, laboratorium, dan diterapkan pada proses belajar mengajar
perpustakaan; 2) perangkat lunak (software), Geografi dapat dikelompokan dalam dua
yang meliputi kurikulum, program pembelajaran, kelompok besar, yaitu metode di dalam ruangan
manajemen sekolah, sistem pembelajaran; 3) (indoor study) dan metode di luar ruangan
perangkat pikir (brainware), yaitu guru, kepala (outdoor study). Pembelajaran geografi di dalam
sekolah, peserta didik, dan orang-orang yang ruangan (indoor study) tidak terbatas hanya
menggunakan ruang kelas sebagai sarana maupun laboratorium Geografi sebagai syarat
pembelajaran, namun bisa juga menggunakan minimal sarana yang harus dimiliki oleh sekolah.
ruang laboratorium IPS-Geografi sebagai sarana Hal tersebut merupakan salah satu alasan yang
pembelajarannya. menyebabkan hanya sedikit sekolah yang
Berdasarkan hasil analisis KD-3 dan KD- mengembangkan laboratorium IPS maupun
4, materi pelajaran geografi banyak yang laboratorium Geografi sebagai sarana penunjang
membutuhkan laboratorium IPS-Geografi pembelajaran di sekolah. Bahkan dari 34 SMA
sebagai penunjang pembelajaran. Sarana yang ada di Kabupaten Bantul hanya delapan
pembelajaran laboratorium untuk mata pelajaran SMA yang telah memiliki laboratorium IPS-
geografi sangatlah penting mengingat banyak Geografi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
materi dalam mata pelajaran geografi yang masih banyak sekolah yang belum memiliki
membutuhkan praktikum dan pengamatan laboratorium IPS-Geografi sebagai sarana
langsung. Laboratorium akan memberikan penunjang pembelajarannya.
sarana bagi siswa untuk membuktikan sendiri Sekolah Menengah Atas di kabupaten
kebenaran dari teori-teori yang mereka pelajari Bantul yang telah mengembangkan laboratorium
dari buku. Siswa mampu melihat kenyataan fisik IPS-Geografi, yaitu SMA N 2 Banguntapan,
dari materi yang mereka pelajari. Melalui SMA N 1 Imogiri, SMA N 1 Jetis, SMA N 1
pembelajaran di laboratorium siswa mendapat Kasihan, SMA N 1 Kretek, SMA N 1 Piyungan,
kesempatan untuk menemukan sendiri masalah SMA N 1 Sedayu, serta SMA N 1 Sewon.
dan fenomena yang berkaitan dengan mata Namun, pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi
pelajaran geografi serta menemukan solusinya, untuk kegiatan pembelajaran geografi masih
sehingga siswa dapat mengembangkan sikap rendah. Sarana dan prasarana penunjang
ingin tahu, kreativitas, kerjasama, keterampilan, pembelajaran yang ada di laboratorium IPS-
kemampuan intelektual dan psikomotoriknya. Geografi juga masih terbatas dan belum lengkap,
Berdasarkan Peraturan Menteri sehingga peran laboratorium sebagai penunjang
Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 tentang pembelajaran geografi menjadi kurang optimal.
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menurut Ngalim Purwanto (2003: 106-
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah 107), hasil belajar siswa (output) merupakan
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah keluaran dari suatu proses belajar mengajar
(SMP/MTS), dan Sekolah Menengah (teaching learning process). Proses belajar
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) tidak mengajar turut dipengaruhi oleh faktor
disebutkan secara khusus laboratorium IPS lingkungan (environtmental input), masukan
mentah (raw input) yang berupa karakteristik Penelitian ini menggunakan metode
siswa, serta faktor yang sengaja dirancang dan penelitian campuran (mix-method), yaitu dalam
dimanipulasi (instrumental input). Instrumental melakukan penelitian peneliti menggunakan
input, meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, kombinasi metode kuantitatif dan metode
guru yang memberikan pengajaran, serta sarana kualitatif. Metode penelitian campuran
dan fasilitas pembelajaran. Pemanfaatan digunakan karena dalam penelitian ini
laboratorium IPS-Geografi sebagai sarana dan menghasilkan dua jenis data, yaitu data
fasilitas pembelajaran dimungkinkan turut kuantitatif dan data kualitatif.
mempengaruhi hasil belajar geografi siswa Metode campuran yang digunakan dalam
SMA. Pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi penelitian ini adalah metode campuran konkuren,
yang memberikan pengaruh yang positif yang merupakan prosedur-prosedur yang mana
terhadap hasil belajar siswa akan menunjukkan di dalamnya peneliti mempertemukan atau
nilai manfaat keberadaan laboratorium IPS- menyatukan data kualitatif dan data kuantitatif
Geografi di SMA. untuk memperoleh analisis komprehensif atas
Berdasarkan latar belakang masalah yang masalah penelitian (Creswell, 2013: 5). Peneliti
telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk mengukur intensitas penggunaan laboratorium
melakukan penelitian dengan judul IPS-Geografi serta hubungannya dengan hasil
“Pemanfaatan Laboratorium IPS-Geografi belajar geografi siswa SMA serta. Pada waktu
untuk Pembelajaran Geografi SMA di bersamaan peneliti juga akan mengeksplorasi
Kabupaten Bantul”. ketersediaan sarana dan prasarana penunjang di
laboratorium IPS-Geografi serta kendala
METODE PENELITIAN penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk
Penelitian ini merupakan penelitian melengkapi dan memperkaya data kuantitatif
deskriptif. Hasil penelitian ini bertujuan untuk yang telah diperoleh.
mendeskripsikan tentang kondisi sarana dan
prasarana laboratorium IPS-Geografi, intensitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk 1. Analisis Kebutuhan Materi
pembelajaran, kendala yang dihadapi dalam Hasil analisis kebutuhan materi mata
penggunaan laboratorium IPS-Geografi, serta pelajaran Geografi yang dilakukan oleh guru
hubungan antara intensitas penggunaan mata pelajaran dapat diidentifikasi materi
laboratorium IPS-Geografi dengan hasil belajar yang membutuhkan pembelajaran di
siswa. laboratorium IPS-Geografi serta peralatan
dan media apa yang dibutuhkan untuk Tabel 1. Kondisi Sarana dan Prasarana
Laboratorium di Kabupaten Bantul
menunjang pembelajaran untuk materi Skor
tersebut.Hasil analisis kebutuhan materi No. Indikator Rata- Kategori
Rata
mata pelajaran Geografi dari tiga guru di 1. Ketersediaan Perabot 5 Baik
2. Ketersediaan Peralatan 9,67 Kurang
masing-masing SMA di Kabupaten Bantul dan Media Pendidikan
3. Ketersediaan 4,33 Baik
menunjukkan bahwa pada dasarnya Perlengkapan Lainnya
pembelajaran semua materi mata pelajaran Sumber: Analisis 2014
Geografi dapat dilakukan di laboratorium Ketersediaan perabot penunjang
IPS-Geografi. Tetapi tidak semua materi laboratorium IPS-Geografi SMA di
pembelajaran Geografi benar-benar Kabupaten Bantul berada dalam kategori
membutuhkan laboratorium IPS-Geografi. baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Materi pembelajaran Geografi yang ketersediaan perabot yang seharusnya ada di
sangat membutuhkan laboratorium IPS- laboratorium IPS-Geografi telah terpenuhi,
Geografi, meliputi materi pokok seperti adanya meja kerja, meja demonstrasi,
pengetahuan dasar geografi, mengenal bumi, kursi, lemari alat, lemari bahan, papan tulis,
hubungan manusia dan lingkungan akibat dan LCD.
dinamika litosfer, hubungan manusia dan Keberadaan peralatan dan media
lingkungan akibat dinamika atmosfer, pendidikan yang seharusnya ada di
sebaran tambang di Indonesia, penginderaan laboratorium IPS-Geografi masih terbatas.
jauh untuk tata guna lahan dan transportasi, Berdasarkan hasil skoring dapat dilihat
pemetaan dan sistem informasi geografis bahwa ketersediaan peralatan dan media
untuk pembengunan. Hal tersebut pendidikan laboratorium IPS-Geografi SMA
menunjukkan bahwa laboratorium IPS- di Kabupaten Bantul masih berada pada
Geografi dibutuhkan untuk penunjang kategori kurang. Kategori tersebut
proses pembelajaran bagi siswa SMA. menunjukan bahwa ketersediaan peralatan
2. Sarana dan Prasarana Penunjang dan media pendidikan yang ada di masing-
Laboratorium IPS-Geografi untuk masing SMA di Kabupaten Bantul belum
Pembelajaran mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran
Berdasarkan data hasil observasi geografi di laboratorium.
diperoleh data mengenai sarana dan Ketersediaan perlengkapan penunjang
prasarana penunjang laboratorium IPS- lainnya bagi laboratorium IPS-Geografi di
Geografi sebagai berikut. SMA Kabupaten Bantul, meliputi soket
listrik, PPPK, tempat sampah, jam dinding, praktikum, serta melengkapi perlengkapan
papan tata tertib, dan papan struktur pendukung lainnya.
laboratorium IPS-Geografi berada pada 4. Kendala dalam Penggunaan Laboratorium
kategori baik yang menunjukkan bahwa IPS-Geografi
hampir semua perlengkapan tersebut Berdasarkan angket siswa diperoleh
tersedia di laboratorium IPS-Geografi. hasil data mengenai kendala yang mungkin
Jumlah perlengkapan penunjang tersebut dihadapi dalam penggunaan laboratorium
secara umum juga telah mampu memenuhi IPS-Geografi, sebagai berikut.
kebutuhan siswa. Tabel 3. Kendala yang Dihadapi dalam
Pemanfaatan Laboratorium IPS-Geografi di
3. Intensitas Penggunaan Laboratorium IPS-
Kabupaten Bantul
Geografi untuk Pembelajaran No. Aspek
Skor
Kategori
Rata-Rata
Berdasarkan hasil angket siswa 1. Ketersediaan dan 3,78 Baik
kondisi ruang
diperoleh analisis data sebagai berikut. laboratorium IPS-
Geografi
Tabel 2. Hasil Analisis Intensitas
2. Kendala waktu 2,56 Sedang
Penggunaan Laboratorium IPS-Geografi 3. Tingkat 8,68 Baik
Skor keterampilan guru
No. Nama Sekolah Kategori
Rata-Rata
1 SMA N 1 Kasihan 37,07 Tinggi
Sumber: Analisis 2014
2 SMA N 1 Jetis 32,89 Sedang
3 SMA N 1 Sedayu 30,87 Sedang Secara keseluruhan berdasarkan hasil
Sumber: Analisis 2014 analisis angket siswa ketersediaan dan
Secara keseluruhan intensitas kondisi ruang laboratorium IPS-Geografi
penggunaan laboratorium IPS-Geografi SMA di Kabupaten Bantul berada pada
SMA di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori baik, dengan skor rata-rata 3,78.
kategori sedang. Intensitas penggunaan Hal tersebut menunjukan bahwa dalam
laboratorium IPS-Geografi SMA di penggunaan laboratorium IPS-Geografi
Kabupaten Bantul harus terus ditingkatkan. ketersediaan dan kondisi laboratorium IPS-
Pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi Geografi tidak menjadi kendala.
juga harus terus dibarengi dengan Kendala waktu yang dihadapi dalam
peningkatan kualitas sarana dan prasarana penggunaan laboratorium IPS-Geografi di
penunjang laboratorium. Perbaikan kondisi Kabupaten Bantul berada pada kategori
ruang laboratorium, perbaikan dan sedang, dengan skor rata-rata 2,56. Hal
penambahan perabot yang dibutuhkan, tersebut menunjukan bahwa secara umum
pengadaan peralatan dan media pendidikan ketersediaan waktu cukup menjadi kendala
yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan
dalam penggunaan laboratorium IPS- Berdasarkan hasil analisis data
Geografi untuk pembelajaran. diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,455
Keterampilan guru berada pada yang menunjukan bahwa terdapat hubungan
kategori baik, dengan skor rata-rata 8,68. positif antara intensitas penggunaan
Hal itu menunjukan bahwa secara umum laboratorium IPS-Geografi terhadap hasil
keterampilan guru tidak menjadi kendala belajar siswa SMA di Kabupaten Bantul,
dalam penggunaan laboratorium IPS- dan tingkat hubungan yang diperoleh adalah
Geografi SMA di Kabupaten Bantul. sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Pada kenyataannya berdasarkan hasil keberadaan laboratorium IPS-Geografi
wawancara dengan guru Geografi, wakil sebagai penunjang pembelajaran geografi
kepala sekolah, dan kepala sekolah, kendala bagi siswa SMA dapat memberikan
yang dihadapi guru mata pelajaran Geografi peningkatan terhadap proses dan hasil
dalam menggunaan laboratoriumm IPS- belajar siswa.
Geografi untuk pembelajaran cukup
beraneka ragam, meliputi kondisi sarana dan SIMPULAN DAN SARAN
prasarana laboratorium IPS-Geografi yang Simpulan
kurang memadai dan kurang representatif 1. Sarana dan prasarana penunjang
untuk pembelajaran, waktu pembelajaran laboratorium IPS-Geografi SMA di
yang tersita karena jarak antara ruang kelas Kabupaten Bantul, meliputi ketersediaan
dengan laboratorium IPS-Geografi yang perabot penunjang laboratorium lengkap,
cukup jauh, atau siswa yang sulit diatur saat ketersediaan peralatan dan media pendidikan
diminta untuk melaksanakan pembelajaran penunjang kurang lengkap, ketersediaan
di laboratorium IPS-Geografi. perlengkapan lainnya lengkap.
5. Hubungan antara Intensitas Penggunaan 2. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-
Laboratorium IPS-Geografi dengan Hasil Geografi untuk pembelajaran di Kabupaten
Belajar Geografi Bantul berada pada kategori sedang,
Hubungan antara intensitas laboratorium IPS-Geografi terkadang
penggunaan laboratorium IPS-Geografi digunakan untuk pembelajaran Geografi.
dengan hasil belajar geografi siswa SMA di 3. Menurut siswa, ketersediaan dan kondisi
Kabupaten Bantul diuji dengan analisis ruang laboratorium IPS-Geografi, waktu,
Product Moment Pearson, dengan taraf serta tingkat keterampilan guru tidak
kepercayaan 95%, tingkat kesalahan 5%. menjadi kendala dalam penggunaan
laboratorium IFS-Geografi untuk 3. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-
pembelajaran. Geografi harus terus ditingkatkan.
4. Menurut guru, kendalayang dihadapi dalam Peningkatan tersebut juga harus terus
peruggsnaan laboratorium lPS-Geografi dibarengi dengan peningkatan kualitas
adalah kondisi laboratorium yang kurang proses pembelajaran.

tertata dan kurang representatif untuk 4. Guru Geografi harus terus meningkatkan
melaksanakan pembelajararl letak ruang kreatifitas dan keterampilannya dengan
laboratorium yang jauh dari kelas dan ruang mengikuti pelatihaq workshop, seminar agar
guru, sulitnya mengatur siswa untuk kualitas pembelajaran Geografi di
melaksanakan pembelajaran di laboratorium, laboratorium IPS-Geogra"fi dapat terus
waktu yang terpotong untuk membawa ditingkatkan.
siswa ke {aboratorium, sarana dan prasarana
penunjang laboratorium IPS-Geografi yang DAFTAR PUSTAKA

masih terbatas. Ngalim Purwanto. ZAA7. Psikalagr Pendidikan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya
5. Terdapat hubungan yang positif antara
intensitas penggunaan laboratorium IPS- Nursid Sumaatmadja. 2001. Metodologt
Pengajaran Geografi. Jakarta. Bumi
Geografi dengan hasil belajar geografi siswa Aksara
SMA di Kabupaten Bantul. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Saran 24Tahur20A7
1. Sarana dan prasarana penunjang Radno Harsanto. z}n. Pengelalaan Kelas yang
laboratorium IPS-Geografi harus terus Dinqmis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

ditingkatkan agar dapat menunjang Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran


Geografi. Malang: Aditya Media
kebutuhan pembelajaran Geografi siswa Publishing
SMA.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
2. Komunikasi yang baik antara guru, kepala Nomor 2A tuhun}}A3
sekolah, dan wakil kepala sekolah
dibutuhkan agar pengadaan sarana dan Y ogy akarta, 21 Juli 201 4
prasarana yang dibutuhkan untuk
pembelajaran bagi siswa berjalan dengan
baik.

Suparmini. M Si.
NIP 19541110 1q8003 2 001

Anda mungkin juga menyukai