1 Januari 2014
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal limit fungsi, (2) faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal limit fungsi. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, sehingga metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Kendari
Kendari Tahun Ajaran 2013/2014. Subyek yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari 5
orang dengan kriteria : (1) memperhatikan siswa yang banyak membuat kesalahan dalam menjawab
setiap butir soal; (2) memperhatikan kesalahan atau variasi kesalahan yang dilakukan siswa, berupa
kesalahan konsep, prinsip dan prosedural. Data hasil wawancara digunakan sebagai pembanding data
hasil tes. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah: jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi limit
fungsi meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan prosedural.
Abstract
This research aimed to determine: (1) the type of error made by students in solving limit function, (2)
the factors that cause students to make error in solving limit function. This study is a qualitative
research, so the method used is descriptive qualitative method. This research was conducted at
SMAN 5 Kendari on 2013/2014 academic year. The subjects were interviewed in this study consisted
of 5 people with the following criteria: (1) The notice that many students made errors in answering
each item; (2) The notice errors or variations errors made by the students, in the form of error
concepts, principles, and prosedural. Interview data is used as a benchmark test data. The data
analysis is done through data reduction, data display and conclusion drawing and verification of data.
Data validation is done by triangulation of data. The results obtained in this study are: the type of
error made by the students in solving the material limit function include misconceptions, principle
errors, and prosedural errors.
2 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014
Gagne dalam Shadiq (2011: 10) telah algoritma yang berarti langkah-langkah
membagi objek-objek matematika yang standar untuk menyelesaikan soal. Pada
diperoleh siswa menjadi objek langsung dan pembelajaran keterampilan (skill)
objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari penekanannya adalah pada kemampuan
fakta (fact), konsep (concept), prinsip untuk menggunakan urut-urutan, prosedur
(principle), dan keterampilan (skill). Sedangkan atau langkah-langkah pengerjaan. Seorang
contoh objek tak langsungnya adalah berpikir siswa akan disebut memahami suatu
logis, kemampuan memecahkan masalah, sikap keterampilan (skill) jika ia dapat
positif terhadap matematika, ketekunan dan menggunakan urut-urutan, prosedur, atau
ketelitian. Untuk lebih jelasnya objek-objek langkah-langkah pengerjaan (Shadiq, 2011:
matematika ini diuraikan sebagai berikut. 14-15).
1. Fakta Kesalahan menurut Kamus Besar
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi Bahasa Indonesia (2007: 982) berasal dari kata
dalam matematika yang biasanya dasar “salah” yang artinya tidak benar, tidak
diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu betul atau keliru. Jadi, kesalahan dalam
(Fathani, 2009:59). Contohnya apabila kita menyelesaikan soal matematika berarti siswa
mengatakan “tiga” dengan sendirinya tidak benar dalam menyelesaikan soal
tergambar simbol “ ”. Sebaliknya bila kita matematika. Rosyidi (dalam Wijaya dan
melihat simbol “ ” dengan sendirinya pula Masriyah, 2012: 2) mendefinisikan kesalahan
kita memadankan dengan kata “tiga”. Kaitan sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap
antara kata “tiga” dengan simbol “ ” hal yang dianggap benar atau prosedur yang
merupakan fakta. Demikian pula halnya ditetapkan sebelumnya.
dengan rangkaian kata “dua tambah tiga” Clement (1982: 136) mendefinisikan
dengan simbol “ ” merupakan fakta. bahwa kesalahan merupakan penyimpangan dari
2. Konsep hal yang benar. Kamarullah (2005:25) juga
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan mendefinisikan kesalahan adalah penyimpangan
untuk menggolongkan atau mengkategorikan dari yang benar atau penyimpangan dari yang
sekumpulan obyek ke dalam contoh dan telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan
bukan contoh (Fathani, 2009:61). Menurut menurut Munandar (2002: 20), kesalahan
Arends (2008: 324) konsep adalah alat yang didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
digunakan untuk mengorganisasikan hal yang benar dan sifatnya sistematis,
pengetahuan dan pengalaman ke dalam konsisten maupun insidental pada bagian
berbagai macam kategori. Seorang siswa tertentu. Kesalahan yang bersifat sistematis dan
disebut telah menguasai konsep limit fungsi konsisten dipengaruhi oleh kemampuan siswa
jika ia memahami definisi limit dan aturan- sedang yang bersifat insidental bukan
aturannya. merupakan akibat rendahnya tingkat
3. Prinsip penguasaan materi pelajaran.
Prinsip (keterkaitan antar konsep) adalah Djamarah (2000: 21) menggolongkan
suatu gagasan yang memuat hubungan antara faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
dua konsep atau lebih. Seorang siswa belajar menjadi dua, yaitu faktor dari luar dan
dinyatakan telah mampu memahami suatu faktor dari dalam. Yang merupakan faktor dari
prinsip jika ia: (1) memahami rumus atau dalam adalah fisiologi (kondisi fisiologis,
prinsip yang bersesuaian; (2) memahami kondisi panca indera) dan psikologi (bakat,
beberapa konsep yang digunakan serta minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan
lambang atau notasinya; dan (3) dapat kognitif). Sedangkan yang merupakan faktor
menggunakan rumus atau prinsip yang dari luar adalah lingkungan (alami dan sosial)
bersesuaian pada situasi yang tepat. (Shadiq, dan instrumental (kurikulum, program, guru,
2011: 14). sarana dan fasilitas).
4. Keterampilan (skill) Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit di titik
Keterampilan (skill) adalah kemampuan a jika limit dari kiri dan limit dari kanan bernilai
untuk menggunakan prosedur atau langkah- sama. Limit dari kiri maksudnya adalah nilai
langkah untuk menyelesaikan suatu soal. f(x) untuk x mendekati a dari kiri. Limit dari
Istilah yang sering digunakan juga adalah kanan maksudnya adalah nilai f(x) untuk x
4 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014
memahami definisi limit atau syarat-syarat teknik pengecekan keabsahan data yang
sebuah fungsi memiliki limit. Indikator memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data
kesalahan konsep dalam penelitian meliputi: 1) untuk keperluan pengecekan atau sebagai
salah dalam menentukan cara penyelesaian limit pembanding terhadap data. Moleong (1993)
dari sebuah fungsi, 2) tidak memahami aturan- membedakan triangulasi menjadi empat
aturan limit fungsi trigonometri, dan 3) tidak macam, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
lengkap dalam memutuskan hasil akhir dari soal metode, triangulasi penyidik dan triangulasi
yang ditanyakan. teori. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi
dalam pengujian kredibilitas data diartikan
2. Kesalahan Prinsip sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,
Kesalahan prinsip adalah kekeliruan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
dalam mengaitkan beberapa fakta atau beberapa demikian terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu:
konsep (Soedjadi, 2012:13). Indikator kesalahan (a) triangulasi sumber; (b) triangulasi metode
prinsip dalam penelitian ini meliputi: 1) siswa dan (c) triangulasi waktu.
tidak memahami konsep pemfaktoran, 2) siswa Pengecekan dependabilitas (reliabilitas)
tidak memahami sifat-sifat trigonometri, 3) penelitian. Salah satu cara yang dapat dilakukan
siswa tidak memahami sifat-sifat dalam operasi, untuk menguji dependabilitas penelitian adalah
4) siswa tidak memahami konsep eksponen, dan dengan menggunakan teknik jejak audit
5) Siswa tidak menguasai materi prasyarat (Moleong, 2007). Jejak audit dapat dilakukan
lainnya yang digunakan dalam menentukan nilai oleh pakar yang secara tidak langsung terlibat
limit sebuah fungsi. dalam penelitian, mulai dari peneliti
menentukan fokus masalah, memasuki
3. Kesalahan Prosedural lapangan, menentukan sumber data, melakukan
Gagne (dalam Ruseffendi, 1996: 166) analisis data, menguji keabsahan data sampai
menyatakan bahwa skill meliputi operasi dan dengan membuat kesimpulan.
prosedur. Skill dalam matematika adalah Keteralihan (transferability). Keteralihan
prosedur atau operasi-operasi yang dapat menurut Sugiyono (2008) merupakan validitas
digunakan dalam menyelesaikan soal-soal eksternal dalam penelitian kuantitatif. Konsep
matematika. Menurut Soedjadi (2012: 13), validitas eksternal menyatakan bahwa
kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau
pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan diterapkan pada semua konteks dalam populasi
pengerjaan matematika yang lain. Contoh: yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
kesalahan dalam menjumlahkan, pada sampel yang mewakili populasi.
mengurangkan, dan kesalahan dalam operasi Kepastian (confirmability). Kepastian
matematika lainnya. Indikator kesalahan berkaitan dengan konsep objektivitas, yang
prosedural dalam penelitian ini sebagai berikut: berarti bahwa hasil penelitian dapat dipercaya.
1) siswa keliru dalam melakukan operasi, 2) Menurut Sugiyono (2008), uji komfirmabilitas
siswa keliru dalam penulisan, 3) siswa keliru dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji
dalam subtitusi, dan 4) ketidakhirarkisan dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat
langkah-langkah dalam menentukan nilai limit dilakukan secara bersamaan.
fungsi. Berdasarkan uraian di atas, pengecekan
Untuk menentukan kualitas penelitian, keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan
maka harus dilakukan pengecekan keabsahan sebagai berikut:
data. Sugiyono (2008) dan Moleong (1993) 1. Pengecekan kredibilitas (validitas internal)
menjelaskan bahwa pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan uji menggunakan triangulasi metode, karena
kredibilitas (validitas internal), uji dalam penelitian ini untuk menganalisis
dependabilitas (reliabilitas), uji tranferabilitas kesalahan siswa peneliti melakukan
(validitas eksternal) dan uji komfirmabilitas observasi, pemberian tes kemudian diikuti
(objektivitas). dengan wawancara. Sehingga dengan cara
Pengecekan kredibitas (validitas seperti ini besar kemungkinannya diperoleh
internal) data. Salah satu cara untuk menguji data kredibel.
kredibilitas data penelitian adalah dengan
melakukan triangulasi. Triangulasi adalah
6 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014
kesimpulan akhir. Dengan cara membandingkan beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan
hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara dari guru, sibuk dengan aktivitas sendiri yang
maka dapat ditarik kesimpulan terkait jenis, tidak berhubungan dengan materi yang
letak dan penyebab kesalahan. disampaikan; (2) saat guru mengajukan
pertanyaan, antusias siswa dalam menjawab
cukup tinggi jika dilakukan secara serentak.
Hasil
Namun, sangat sedikit yang menjawab ketika
Hasil observasi lapangan diperoleh siswa ditanyai satu-satu; (3) keaktifan siswa
bahwa sebelum proses belajar mengajar dalam mempertanyakan hal-hal yang belum
matematika, guru selalu mengingatkan siswa jelas dari materi yang diajarkan guru sangat
tentang materi pada pertemuan sebelumnya dan kurang; (4) saat pengerjaaan LKS, beberapa
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan siswa hanya duduk diam menunggu jawaban
dicapai. Selain itu, guru juga selalu memberikan dari teman sebangkunya; (5) saat guru meminta
motivasi kepada siswa setiap kali mengawali siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis
proses pembelajaran. Dalam proses berkaitan latihan ataupun jawaban LKS, banyak
pembelajaran matematika , setiap siswa dituntut siswa yang berebut maju. Meskipun, beberapa
untuk membawa buku LKS yang bisa dipinjam dari mereka meminjam hasil pekerjaan
di perpustakaan sekolah. Metode yang temannya Hal ini disebabkan oleh hadiah yang
digunakan oleh guru adalah metode diberikan guru berupa nilai tambah bagi mereka
pembelajaran langsung, yang diawali dengan yang aktif.
guru menjelaskan pokok-pokok materi yang Tes diberikan kepada siswa setelah
dipelajari. kemudian menyampaikan masalah seluruh materi limit fungsi selesai diajarkan.
yang ada dalam buku LKS untuk dikerjakan. Tes yang dilakukan merupakan tes diagnostik
Setelah itu memberikan kesempatan pada kesalahan. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa
beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil dalam mengerjakan soal-soal materi limit
yang dikerja di depan kelas. Dalam proses fungsi, ditemukan beberapa kesalahan yang
pembimbingan untuk mencapai tujuan dilakukan oleh siswa. Kesalahan-kesalahan
pembelajaran, guru selalu mengarahkan siswa tersebut disajikan sebagai berikut.
dalam pengerjaan LKS serta membimbing dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk 1. Kesalahan konsep
bertanya. Pada setiap akhir pembelajaran, guru Siswa yang melakukan kesalahan
selalu mengadakan evaluasi dengan cara konsep untuk setiap butir disajikan pada Tabel
memberikan kuis mengenai materi yang 1. Kesalahan konsep yang ditemukan tersebar
dipelajari. pada setiap butir soal, hanya ada dua butir soal
Hasil observasi terhadap siswa saat yang ditemukan siswa tidak melakukan
proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai kesalahn, yaitu pada butir 3 dan butir 5
berikut, (1) selama pembelajaran berlangsung,
Tabel 1.
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Konsep dalam
Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.
1 18
2 37
3 -
4 7
5 -
8 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014
Pada Tabel 1. ditunjukan bahwa soal 3 dan 5, tidak ada responden yang
jumlah responden yang paling banyak melakukan kesalahan konsep.
melakukan kesalahan konsep pada butir soal
2 yakni sebanyak 37 orang dari jumlah siswa 2. Kesalahan prinsip
yang mengikuti tes. Pada butir soal nomor 1 Siswa yang melakukan kesalahan
ada 18 orang yang melakukan kesalahan prinsip untuk setiap butir disajikan pada
konsep, Jumlah responden yang paling sedikit Tabel 2. Kesalahan prinsip yang ditemukan
melakukan kesalahan konsep yaitu pada butir tersebar pada setiap butir soal, hanya ada
soal 4 sebanyak 7 orang dari jumlah siswa
satu butir soal yang ditemukan siswa yang
yang mengikuti tes. Sedangkan untuk butir
tidak melakukan kesalahn, yaitu pada butir
4.
Tabel 2
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Prinsip
dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.
1 11
2 1
3 3
4 -
5 2
Pada Tabel 2. ditunjukan bahwa untuk butir soal 4, tidak ada responden yang
jumlah responden yang paling banyak melakukan kesalahan prinsip.
melakukan kesalahan prinsip pada butir soal
1 yakni sebanyak 11 orang dari jumlah siswa 3. Kesalahan procedural
yang mengikuti tes. Pada butir soal 3 yakni Siswa yang melakukan kesalahan
sebanyak 3 orang, dan butir soal 5 yakni prosedural untuk setiap butir disajikan pada
sebanyak 2 orang. Jumlah responden ya ng Tabel 3. Kesalahan prosedural yang
paling sedikit melakukan kesalahan prinsip ditemukan tersebar pada setiap butir soal,
pada butir soal 2 yakni sebanyak 1 orang dari
hanya ada dua butir soal yang ditemukan
jumlah siswa yang mengikuti tes. Sedangkan
siswa tidak melakukan kesalahn, yaitu pada
butir 1 dan butir 2
Tabel 3
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Prosedural
dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.
1 -
2 -
3 12
4 18
5 5
akar sekawan. Berdasarkan hasil wawancara, sebuah fungsi. (3) siwa tidak menguasai
beberapa orang siswa mengatakan sulit dalam beberapa sifat limit fungsi trigonometri.
menentukan cara yang akan digunakan.
Sedangkan beberapa siswa lain mengatakan biar 2. Kesalahan dalam melakukan dan menerapkan
cepat dapat hasilnya. Siswa tidak mau prinsip
menyelediki terlebih dahulu keberadaan limit Siswa tidak menguasai beberapa aturan
dari suatu fungsi. Mereka lebih mengutamakan dan konsep yang berhubungan dengan limit
kecepatan proses dalam menyelesaikan soal. fungsi. Pada soal nomor 1, kebanyakan siswa
Ketika ditanyakan terkait pemahaman mereka keliru dalam memilih fungsi untuk menentukan
terhadap contoh soal yang diberikan guru di nilai limit kiri ataupun limit kanan. Beberapa
kelas, beberapa siswa mengatakan tidak paham. siswa masih sulit dalam menentukan daerah
Selain itu, mereka juga malu untuk bertanya dalam fungsi tangga. Hal ini dapat dilihat pada
kepada guru yang bersangkutan. Alasannya siswa S-08 dan S-20. Mereka tidak menguasai
karena siswa merasa akan menyita waktu guru materi prasyarat dari limit fungsi. Pada soal
dalam pembelajaran. Beberapa siswa nomor 3, beberapa siswa keliru dalam
mengatakan kalau ada materi yang tidak mereka mengalikan faktor. Sebagaiman siswa S-24
pahami, lebih nyaman mereka tanyakan kepada menuliskan hasil adalah
temannya yang paham terhadap penjelasan . Hal ini menunjukan bahwa, siswa
guru. tersebut belum memahami sifat perkalian factor.
Pada soal nomor 4 dalam menentukan Sedangkan pada soal nomor 5, beberapa siswa
limit fungsi trigonometri, beberapa siswa keliru dalam menjabarkan . Misalnya
melakukan kesalahan konsep. Kesalahan ini siswa S-11 menjabarkan menjadi
ditandai dengan siswa menghilangkan beberapa Hal ini menunjukan siswa belum
langkah dalam penyelesaiaannya disertai menguasai sifat-sifat dalam operasi, dalam hal
dengan melakukan pencoretan. Pada siswa S-32 ini sifat distribusi terhadap operasi
misalnya, melakukan pencoretan terhadap penjumlahan. Saat wawancara, siswa
mengatakan jarang mengulang-ulangi materi
pada tahap Lim . Namun ketika yang didapat di sekolah ketika di rumah. Nanti
x0
ditanyakan proses sampai melakukan ada ulangan baru mereka belajar. Kalaupun ada
pencoretan pada saat wawancara, siswa tidak tugas, kebanyakan dari siswa lebih memilih
mengetahui alasan pencoretannya. Siswa juga mencatat hasil pekerjaan temannya yang bisa.
tidak dapat menguraikan fungsi tersebut, sampai Beberapa siswa sebenarnya memiliki buku
pada penggunaan sifat limit fungsi trigonometri. referensi matematika. Hanya saja buku tersebut,
Hal ini mungkin disebabkan, karena siswa yang mereka tinggalkan di rumah. Sehingga mereka
bersangkutan melihat pekerjaan temannya. tidak pernah ada inisiatif untuk melakukan
Sehingga terpengaruh dan menulis jawaban latihan dengan soal-soal yang ada di buku.
yang sama dengan temannya. Siswa yang diwawancarai juga mengatakan
Dalam mengerjakan soal-soal limit bahwa ketika suatu materi telah dilewati, maka
fungsi, beberapa siswa menggunakan tidak ada lagi bayangan materi tersebut yang
pencoretan untuk beberapa bilangan yang hasil tertinggal di pikirannya.
operasinya adalah 1. Alasan mereka melakukan Beberapa hal yang menyebabkan siswa
hal tersebut, agar tidak terlalu panjang cara melakukan kesalahan prinsip yaitu: (1) siswa
pengerjaannya. Mereka mengungkapkan bahwa belum menguasai materi prasyarat yang
guru yang bersangkutan juga sudah memahami berhubungan dengan materi limit fungsi, (2)
cara kerja mereka ketika dilakukan cara siswa jarang mengulang-ulangi pelajarannya di
tersebut. Berdasarkan analisis hasil tes dan rumah, dan (3) siswa terlalu cepat melupakan
analisis hasil wawancara, diperoleh bahwa materi yang telah dilewati
kesalahan memahami konsep dasar limit fungsi
terdiri dari: (1) siswa tidak memahami konsep 3. Kesalahan prosedural
menentukan nilai limit dari suatu fungsi tangga. Kesalahan ini terjadi pada siswa yang
(2) siswa tidak memahami cara yang akan melakukan kesalahan dalam prosedural
digunakan dalam menentukan nilai limit dari penyelesaian soal matematika. Penyebab
kesalahan ini adalah (1) siswa menyingkat
langkah-langkah penyelesaian soal, (2) siswa siswa salah dalam memahami hukum-hukum
keliru dalam mensubsitusikan (memasukkan) yang berlaku dalam operasi, (c) kesalahan
data karena terburu-buru dan tidak konsentrasi prosedural yaitu jawaban siswa dalam
dalam memgerjakan soal, dan (3) siswa keliru menyelesaikan soal tidak sesuai dengan
dalam penulisan, misalnya untuk menentukan prosedur, siswa keliru dalam penulisan, dan
nilai Lim saat nilai x sudah siswa salah dalam proses subtitusi; (2) Faktor
x0 penyebab sehingga siswa melakukan kesalahan
disubtitusi siswa masih menulis simbol Lim . dalam menyelesaikan soal limit fungsi adalah
x0 sebagai berikut: (a) siswa belum memahami
Contohnya Lim (1 + cos 0). Hal ini disebabkan secara tuntas terkait definisi limi fungsi, (b)
x0
siswa belum menguasai sifat-sifat yang berlaku
siswa kurang teliti dalam pengerjaannya baik
dalam materi limit fungsi, (c) siswa tidak
menuliskan aturan maupun nilai dari limit
mengasai konsep-konsep prasyarat yang
sebuah fungsi.
berhubungan dengan limit fungsi, dan (d) siswa
Hasil tes, hasil observasi dan,
lebih sering menyingkat proses penyelesaian
wawancara baik terhadap siswa maupun guru, sehingga keliru dalam penulisan maupun
selanjutnya dianalisis dan dicocokkan. Hal ini subtitisi.
bertujuan agar data yang dihasilkan nanti benar-
benar valid an terpercaya. untuk maka
Saran
ditemukan bahwa bagian yang sulit dipahami Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
oleh siswa dalam mempelajari limit fungsi menawarkan beberapa saran untuk mengatasi
adalah menentukan nilai limit fungsi untuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
fungsi tangga, menyelesaikan soal yang dalam menyelesaikan soal-soal tentang limit
mengandung bentuk akar, dan trigonometri. fungsi yaitu: (1) dalam belajar, hendaknya siswa
Selain itu, penyebab kesalahan yang dilakukan tidak hanya menghafalkan rumus tetapi lebih
oleh siswa juga berhubungan dengan anggapan berusaha untuk memahami konsep. Selain itu,
mereka yang sulit dalam mempelajari siswa harus lebih banyak latihan soal-soal dan
matematika. Angapan ini pula yang berhati-hati dalam membaca soal serta
mempengaruhi motivasi dan aktivitas belajar menyelesaikannya; (2) dalam menyelesaikan
siswa. Selain itu, mereka yang menganggap soal limit fungsi diperlukan pendekatan tertentu
matematika itu mudah dan menyenangkan untuk memudahkan dalam memahaminya. Oleh
cenderung akan penasaran dan melengkapi karena itu, proses pembelajaran yang dilakukan
sumber belajarnya dengan buku-buku paket. Hal harus dapat membantu siswa membangun
ini bisa dilihat pada transkrip wawancara pemahamannya dengan pendekatan tersebut.
bersama siswa dan guru. Diperlukan banyak latihan dalam berbagai
variasi soal, sehingga siswa mempunyai
Simpulan dan Saran pengalaman belajar yang cukup pada materi ini.
Dari pengalaman tersebut, siswa dapat
Simpulan menemukan sendiri pemahaman terkait cara
Berdasarkan hasil penelitian dan yang akan digunakan ketika muncul sebuah
pembahasan maka dapat diambil kesimpulan soal; dan (3) Untuk menghindari kesalahan
sebagai berikut: (1) Kesalahan-kesalahan yang akibat ketidaktelitian yang juga banyak
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal limit dilakukan siswa, maka dalam menyelesaikan
fungsi dilihat dari objek matematikanya soal aktivitas memeriksa kembali atau koreksi
meliputi (a) kesalahan konsep yaitu, siswa diperlukan. Untuk itu, dalam proses
salah dalam memberi kesimpulan terkait nilai pembelajaran, siswa perlu dibiasakan untuk
limit dari sebuah fungsi tangga, siswa salah memeriksa kembali jawaban dari pekerjaan
menetukan cara dalam menyelesaikan limit mereka.
fungsi bentuk akar, dan siswa tidak menguasai
sifat-sifat limit fungsi trigonometri, (b)
kesalahan prinsip yaitu siswa tidak memahami Daftar Pustaka
konsep menentukan daerah pada fungsi tangga,
siswa tidak memahami konsep eksponen, dan Asriani. (2012). Perbedaan Hasil Belajar
Matematika Ditinjau dari Model
12 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014