Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No.

1 Januari 2014

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA


MATERI POKOK LIMIT FUNGSI PADA SISWA KELAS XI
IPA 2 SMA NEGERI 5 KENDARI

Achmad Salido1), La Misu2), Mohamad Salam3


1)
Alumni Program Studi Pendidikan Matematika, 2,3)Dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO. Email: achmadaldo28@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal limit fungsi, (2) faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal limit fungsi. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, sehingga metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Kendari
Kendari Tahun Ajaran 2013/2014. Subyek yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari 5
orang dengan kriteria : (1) memperhatikan siswa yang banyak membuat kesalahan dalam menjawab
setiap butir soal; (2) memperhatikan kesalahan atau variasi kesalahan yang dilakukan siswa, berupa
kesalahan konsep, prinsip dan prosedural. Data hasil wawancara digunakan sebagai pembanding data
hasil tes. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah: jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi limit
fungsi meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan prosedural.

Kata kunci: Analisis Kesalahan, Objek Matematika, Hasil Jawaban Siswa

ERROR ANALYSIS OF STUDENTS IN RESOLVING PROBLEMS MATHEMATICS


OF THE TOPIC LIMIT FUNCTIONS ON CLASS XI IPA 2 SMAN 5 KENDARI

Abstract

This research aimed to determine: (1) the type of error made by students in solving limit function, (2)
the factors that cause students to make error in solving limit function. This study is a qualitative
research, so the method used is descriptive qualitative method. This research was conducted at
SMAN 5 Kendari on 2013/2014 academic year. The subjects were interviewed in this study consisted
of 5 people with the following criteria: (1) The notice that many students made errors in answering
each item; (2) The notice errors or variations errors made by the students, in the form of error
concepts, principles, and prosedural. Interview data is used as a benchmark test data. The data
analysis is done through data reduction, data display and conclusion drawing and verification of data.
Data validation is done by triangulation of data. The results obtained in this study are: the type of
error made by the students in solving the material limit function include misconceptions, principle
errors, and prosedural errors.

Keywords: analysis of error; object mathematics; student answer results.

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 1


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

Pendahuluan dituntut untuk memberikan pemahaman tentang


konsep-konsep matematika yang memiliki
Pendidikan merupakan salah satu upaya
obyek kajian abstrak. Sebagaimana yang
yang sangat penting dalam membangun dan
dikemukakan oleh Soedjadi (2000:13) tentang
mengembangkan peradaban suatu bangsa.
beberapa karakteristik matematika, yaitu: (1)
Pendidikan berperan dalam mencetak generasi
memiliki objek kajian abstrak, (2) bertumpu
profesional sebagai sumber daya manusia
pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4)
handal yang akan mengisi pembangunan.
memiliki simbol yang kosong dari arti, (5)
Pendidikan juga memegang peranan yang
memperhatikan semesta pembicaraan, dan (6)
sangat penting untuk menjamin
konsisten dalam sistemnya.
keberlangsungan hidup suatu negara. Oleh
Sehingga jika kesulitan dalam
karena itu, dalam masyarakat manapun
menyelesaikan soal matematika tidak segera
pendidikan menjadi bagian yang sangat strategis
diatasi, maka siswa akan selalu menghadapi
dalam membangun dan mengembangkan masa
masalah dalam belajar matematika,. Kesulitan
depannya. Fakta empirik menunjukkan bahwa
tersebut perlu diperbaiki dengan mengadakan
kontribusi pendidikan terhadap pembangunan di
analisis kesalahan, letak kesalahan dan
banyak negara tidak dapat dipandang kecil,
kesalahan-kesalahan apa yang sering dilakukan
karena pendidikan dapat meningkatkan
oleh siswa dalam rnenyelesaikan soal
produktivitas/ kualitas kerja manusia.
matematika. Agar berhasil dalam melakukan
Pemerintah Indonesia telah melakukan
pengajaran, maka sangatlah penting bagi
berbagai usaha untuk meningkatkan mutu
seorang guru untuk meneliti dan
pendidikan. Usaha pemerintah tersebut
mengindentifikasi apa saja yang menjadi
misalnya dengan penyempurnaan kurikulum
kesulitan siswa dalam mata pelajaran tersebut.
1975 menjadi kurikulum 1984, kemudian
Salah satu materi matematika yang sulit
disempurnakan lagi menjadi kurikulum 1994,
dikuasai oleh sebagian besar siswa adalah limit
kemudian kurikulum berbasis kompetensi,
fungsi. Limit fungsi merupakan salah satu
kemudian kurikulum tingkat satuan pendidikan
materi pelajaran matematika yang diajarkan
dan selanjutnya yang sedang dilaksanakan saat
ditingkat SMA/MA. Dalam menyelesaikan soal-
ini yaitu kurikulum 2013. Selain itu untuk
soal limit fungsi disamping harus menguasai
meningkatkan kualitas guru, pemerintah
rumus dan teorema limit, siswa juga dituntut
mengadakan pendidikan profesi dan sertifikasi
untuk menguasai materi-materi prasyarat
guru.
lainnya. Hal inilah yang menjadikan siswa
Seiring dengan usaha pemerintah untuk
sering melakukan kesalahan dalam
meningkatkan mutu pendidikan, kenyataan
menyelesaikan soal-soal limit fungsi.
menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia
Kesalahan siswa dalam menyelesaikan
masih banyak menemui permasalahan.
soal-soal limit fungsi juga sering terjadi di
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
SMAN 5 Kendari. Hasil observasi awal dan
menghambat pemahaman siswa terhadap suatu
wawancara bersama guru matematika di SMAN
materi pelajaran, termasuk mata pelajaran
5 Kendari, diperoleh bahwa dalam
matematika. Salah satu bentuk permasalahan
menyelesaikan soal limit fungsi siswa masih
tersebut yaitu kenyataan bahwa masih
saja melakukan kesalahan dalam pengerjaannya.
rendahnya hasil belajar matematika di sekolah.
Kesalahan tersebut antara lain, kesalahan dalam
Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh
penggunaan rumus, manipulasi aljabar,
Patricia (dalam Supriatin, 2007: 155) bahwa
pemfaktoran, dan penguasaan sifat-sifat
rendahnya penguasaan siswa terhadap materi
trigonometri. Limit fungsi sangat penting
kurikulum matematika baru mencapai sekitar
dikuasai oleh siswa karena merupakan dasar
34% .
pemahaman kalkulus, terutama dalam belajar
Dalam pelaksanaan pengajaran
hitung diferensial dan integral. Pada dasamya
matematika, guru sering mengeluhkan tentang
diferensial/turunan adalah bentuk khusus dari
sulitnya siswa dalam menyelesaikan soal
limit fungsi. Konsep limit banyak digunakan
matematika. Padahal para guru merasa telah
dalam bidang teknik, ilmu pengetahuan alam,
memberikan kemampuan terbaiknya dalam
ekonomi dan bisnis untuk memperhitungkan
mengajar. Namun tugas guru matematika tentu
bukanlah tugas yang ringan. Guru matematika

2 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

penyimpangan-penyimpangan dalam pembelajaran di sekolah yang dinyatakan


pengukuran. dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan
Hasil wawancara lebih lanjut dengan tes hasil belajar. Sedangkan Dick dan Reiser
guru matematika di SMAN 5 Kendari, diperoleh mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
bahwa beberapa kelas pada jenjang kelas XI kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
IPA tahun ajaran 2012/2013 masih bermasalah sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang
pada materi limit fungsi. Beberapa kelas terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan,
tersebut memiliki nilai rata-rata siswa di bawah keterampilan intelektual, keterampilan motoric
KKM yang ditetapkan. Untuk meningkatkan dan sikap Ekawarna (dalam Hadi, 2012: 19)
hasil belajar matematika maka kesalahan- Usman dan L. Setiawan (dalam Asriani,
kesalahan yang dilakukan siswa harus segera 2012: 17) mengatakan bahwa hasil belajar
diatasi, sebab materi dalam matematika tersusun adalah hasil akhir dari proses pembelajaran
secara hirarkis. Sehingga jika satu kesalahan sebagai upaya yang telah diperoleh selama
tidak segera diatasi, maka akan meyebabkan proses ini berlangsung. Dimyati dan Mudjiono
kesalahan berikutnya. (dalam Mustamin, 2010: 37) mengemukakan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka hasil belajar merupakan hal yang dapat
peneliti bermaksud untuk mengadakan dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari
penelitian kualitatif dengan judul “Analisis sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal- merupakan tingkat perkembangan mental yang
Soal Matematika Materi Pokok Limit Fungsi lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
Studi Kualitatif pada Siswa Kelas XI IPA 2 belajar, tingkat perkembangan mental tersebut
SMA Negeri 5 Kendari”. terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif
Fokus dalam penelitian ini adalah jenis dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
kesalahan yang dilakukan siswa dalam belajar merupakan terselesaikannya bahan
menyelesaikan soal materi Limit Fungsi. pelajaran.
Adapun jenis kesalahan yang akan ditinjau Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berdasarkan objek-objek matematikanya yaitu: (Tim Penyusun KBBI, 2007:723) matematika
(1) kesalahan konsep; (2) kesalahan prinsip; dan diartikan sebagai ilmu tentang bilangan,
(3) kesalahan prosedural. hubungan antara bilangan, dan prosedur
Berdasarkan latar belakang yang telah bilangan operasional yang digunakan dalam
diuraikan di atas, maka permasalahan yang penyelesaian masalah mengenai bilangan.
timbul dapat penulis rumuskan sebagai berikut. Menurut Soedjadi (2000: 11) adalah: (1)
1. Jenis kesalahan apa yang dilakukan siswa Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan
kelas XI IPA 2 SMAN 5 Kendari dalam eksak dan terorganisasi secara sistematik; (2)
menyelesaikan soal materi limit fungsi? Matematika adalah pengetahuan tentang
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa bilangan dan kalkulasi; (3) Matematika adalah
kelas XI IPA 2 SMAN 5 Kendari melakukan pengatahuan tentang penalaran logik dan
kesalahan dalam menyelesaikan soal materi berhubungan dengan bilangan; (4) Matematika
limit fungsi? adalah pengetahuan tentang fakta-fakta
Sesuai dengan masalah di atas, maka tujuan kuantitatif dan masalah tentang ruang dan
penelitian ini adalah sebagai berikut. bentuk; (5) Matematika adalah pengetahuan
1. Untuk mengetahui jenis kesalahan yang tentang struktur-struktur yang logik; dan (6)
dilakukan siswa kelas XI IPA 2 SMAN 5 Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-
Kendari dalam menyelesaikan soal materi aturan yang ketat.
limit fungsi. Dari definisi di atas, dapat dirangkai
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar
siswa kelas XI IPA 2 SMAN 5 Kendari matematika adalah perubahan tingkah laku yang
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan dicapai oleh siswa berupa penguasaan
soal materi limit fungsi. perhitungan dan penalaran matematis yang
Menurut Briggs, hasil belajar sering tercermin pada nilai hasil belajar siswa setelah
disebut dengan istilah scholastic achievement menjalani proses belajar pada materi
atau academic achievement adalah seluruh matematika dalam jangka waktu tertentu.
kecakapan dan hasil yang dicapai melalui

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 3


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

Gagne dalam Shadiq (2011: 10) telah algoritma yang berarti langkah-langkah
membagi objek-objek matematika yang standar untuk menyelesaikan soal. Pada
diperoleh siswa menjadi objek langsung dan pembelajaran keterampilan (skill)
objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari penekanannya adalah pada kemampuan
fakta (fact), konsep (concept), prinsip untuk menggunakan urut-urutan, prosedur
(principle), dan keterampilan (skill). Sedangkan atau langkah-langkah pengerjaan. Seorang
contoh objek tak langsungnya adalah berpikir siswa akan disebut memahami suatu
logis, kemampuan memecahkan masalah, sikap keterampilan (skill) jika ia dapat
positif terhadap matematika, ketekunan dan menggunakan urut-urutan, prosedur, atau
ketelitian. Untuk lebih jelasnya objek-objek langkah-langkah pengerjaan (Shadiq, 2011:
matematika ini diuraikan sebagai berikut. 14-15).
1. Fakta Kesalahan menurut Kamus Besar
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi Bahasa Indonesia (2007: 982) berasal dari kata
dalam matematika yang biasanya dasar “salah” yang artinya tidak benar, tidak
diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu betul atau keliru. Jadi, kesalahan dalam
(Fathani, 2009:59). Contohnya apabila kita menyelesaikan soal matematika berarti siswa
mengatakan “tiga” dengan sendirinya tidak benar dalam menyelesaikan soal
tergambar simbol “ ”. Sebaliknya bila kita matematika. Rosyidi (dalam Wijaya dan
melihat simbol “ ” dengan sendirinya pula Masriyah, 2012: 2) mendefinisikan kesalahan
kita memadankan dengan kata “tiga”. Kaitan sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap
antara kata “tiga” dengan simbol “ ” hal yang dianggap benar atau prosedur yang
merupakan fakta. Demikian pula halnya ditetapkan sebelumnya.
dengan rangkaian kata “dua tambah tiga” Clement (1982: 136) mendefinisikan
dengan simbol “ ” merupakan fakta. bahwa kesalahan merupakan penyimpangan dari
2. Konsep hal yang benar. Kamarullah (2005:25) juga
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan mendefinisikan kesalahan adalah penyimpangan
untuk menggolongkan atau mengkategorikan dari yang benar atau penyimpangan dari yang
sekumpulan obyek ke dalam contoh dan telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan
bukan contoh (Fathani, 2009:61). Menurut menurut Munandar (2002: 20), kesalahan
Arends (2008: 324) konsep adalah alat yang didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
digunakan untuk mengorganisasikan hal yang benar dan sifatnya sistematis,
pengetahuan dan pengalaman ke dalam konsisten maupun insidental pada bagian
berbagai macam kategori. Seorang siswa tertentu. Kesalahan yang bersifat sistematis dan
disebut telah menguasai konsep limit fungsi konsisten dipengaruhi oleh kemampuan siswa
jika ia memahami definisi limit dan aturan- sedang yang bersifat insidental bukan
aturannya. merupakan akibat rendahnya tingkat
3. Prinsip penguasaan materi pelajaran.
Prinsip (keterkaitan antar konsep) adalah Djamarah (2000: 21) menggolongkan
suatu gagasan yang memuat hubungan antara faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
dua konsep atau lebih. Seorang siswa belajar menjadi dua, yaitu faktor dari luar dan
dinyatakan telah mampu memahami suatu faktor dari dalam. Yang merupakan faktor dari
prinsip jika ia: (1) memahami rumus atau dalam adalah fisiologi (kondisi fisiologis,
prinsip yang bersesuaian; (2) memahami kondisi panca indera) dan psikologi (bakat,
beberapa konsep yang digunakan serta minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan
lambang atau notasinya; dan (3) dapat kognitif). Sedangkan yang merupakan faktor
menggunakan rumus atau prinsip yang dari luar adalah lingkungan (alami dan sosial)
bersesuaian pada situasi yang tepat. (Shadiq, dan instrumental (kurikulum, program, guru,
2011: 14). sarana dan fasilitas).
4. Keterampilan (skill) Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit di titik
Keterampilan (skill) adalah kemampuan a jika limit dari kiri dan limit dari kanan bernilai
untuk menggunakan prosedur atau langkah- sama. Limit dari kiri maksudnya adalah nilai
langkah untuk menyelesaikan suatu soal. f(x) untuk x mendekati a dari kiri. Limit dari
Istilah yang sering digunakan juga adalah kanan maksudnya adalah nilai f(x) untuk x

4 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

mendekati a dari kanan. Untuk mempermudah 5) sekawan dari dan


penulisan, x yang mendekati a dari kiri ditulis sebaliknya.
dan x mendekati a dari kanan, ditulis Dalam kamus besar bahasa Indonesia
. secara intuitif, limit fungsi dapat (Anonim, 2007: 47) dikemukakan arti dari
didefinisikan sebagai berikut. “misalkan f suatu analisis yaitu proses pencarian jalan keluar
fungsi dalam variabel x, dan L adalah bilangan (pemecahan masalah) yang berangkat dari
real maka diartikan untuk x dugaan akan kebenaran, penyelidikan terhadap
mendekati a dengan , maka nilai f(x) suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
mendekati L. sebenarnya. Sedangkan menurut Atim (dalam
Dalam menentukan nilai limit sebuah Wijaya dan Masriyah, 2012: 2) Analisis adalah
fungsi, dapat ditentukan dengan cara berikut. suatu upaya penyelidikan untuk melihat,
a. Subtitusi mengamati, mengetahui, menemukan,
Untuk memperoleh nilai limit, dapat memahami, menelaah, mengklasifikasi, dan
dilakukan dengan menyubstitusikan secara mendalami serta menginterpretasikan fenomena
langsung ke dalam fungsi tersebut, asalkan yang ada.
hasil subtitusi tersebut tidak sama dengan Analisis mempunyai tujuan untuk
atau . mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebabnya, duduk perkaranya, dan sebagainya),
b. Pemfaktoran penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
Misalkan limit fungsi dengan dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh
menghasilkan (yang sebenarnya pengertian yang tepat dan pemahaman arti
) maka fungsi f(x) dan g(x) keseluruhan. Kesalahan yang dilakukan siswa
perlu dianalisa lebih lanjut, agar kita
mempunyai faktor Oleh karena itu,
mendapatkan gambaran tentang kelemahan -
kita harus menghilangkan faktor-faktornya
kelemahan siswa yang dites, Nurkancana
terlebih dahulu. Misalkan fungsi
(dalam Sahriah, 2010: 3).
f ( x) f (a) Analisis kesalahan menurut Reismen
lim  . Untuk
xa g ( x ) g ( a ) (dalam Arti Sriati, 1994: 5) dapat dilakukan
mempermudah perhitungan dengan cara dengan memeriksa pekerjaan siswa atau
pemfaktoran, beberapa bentuk faktorisasi meminta penjelasan siswa tentang cara siswa
aljabar yang biasa digunakan sebagai menyelesaikan masalah. Analisis kesalahan
berikut. dalam menyelesaikan soal-soal matematika
1) dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan
2) siswa dalam tes diagnosis dan meminta
3) penjelasan siswa tentang cara menyelesaikan
4) masalah melalui kegiatan wawancara.
5) Dalam penelitian ini peneliti membatasi
kesalahan yang mungkin dilakukan siswa dalam
c. Mengalikan faktor sekawan menyelesaikan soal limit fungsi ditinjau dari
objek matematika menjadi tiga kategori
Beberapa bentuk faktor sekawan yang
sering dipakai dalam menentukan limit kesalahan, yaitu:
diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep adalah kesalahan
1) sekawan dari dan
sebaliknya. yang dilakukan siswa dalam menafsirkan istilah,
konsep, dan prinsip, atau salah dalam
2) sekawan dari dan
menggunakan istilah, konsep dan prinsip,
sebaliknya.
Kastolan (dalam Sahriah,dkk, 2010: 3). Menurut
3) sekawan dari dan Soedjadi (2012:13), kesalahan konsep adalah
sebaliknya. kekeliruan dalam menggolongkan atau
4) sekawan dari dan mengklasifikasikan sekumpulan objek.
sebaliknya. Kesalahan konsep dalam penelitian ini adalah
kesalahan yang diperbuat siswa karena tidak

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 5


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

memahami definisi limit atau syarat-syarat teknik pengecekan keabsahan data yang
sebuah fungsi memiliki limit. Indikator memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data
kesalahan konsep dalam penelitian meliputi: 1) untuk keperluan pengecekan atau sebagai
salah dalam menentukan cara penyelesaian limit pembanding terhadap data. Moleong (1993)
dari sebuah fungsi, 2) tidak memahami aturan- membedakan triangulasi menjadi empat
aturan limit fungsi trigonometri, dan 3) tidak macam, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
lengkap dalam memutuskan hasil akhir dari soal metode, triangulasi penyidik dan triangulasi
yang ditanyakan. teori. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi
dalam pengujian kredibilitas data diartikan
2. Kesalahan Prinsip sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,
Kesalahan prinsip adalah kekeliruan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
dalam mengaitkan beberapa fakta atau beberapa demikian terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu:
konsep (Soedjadi, 2012:13). Indikator kesalahan (a) triangulasi sumber; (b) triangulasi metode
prinsip dalam penelitian ini meliputi: 1) siswa dan (c) triangulasi waktu.
tidak memahami konsep pemfaktoran, 2) siswa Pengecekan dependabilitas (reliabilitas)
tidak memahami sifat-sifat trigonometri, 3) penelitian. Salah satu cara yang dapat dilakukan
siswa tidak memahami sifat-sifat dalam operasi, untuk menguji dependabilitas penelitian adalah
4) siswa tidak memahami konsep eksponen, dan dengan menggunakan teknik jejak audit
5) Siswa tidak menguasai materi prasyarat (Moleong, 2007). Jejak audit dapat dilakukan
lainnya yang digunakan dalam menentukan nilai oleh pakar yang secara tidak langsung terlibat
limit sebuah fungsi. dalam penelitian, mulai dari peneliti
menentukan fokus masalah, memasuki
3. Kesalahan Prosedural lapangan, menentukan sumber data, melakukan
Gagne (dalam Ruseffendi, 1996: 166) analisis data, menguji keabsahan data sampai
menyatakan bahwa skill meliputi operasi dan dengan membuat kesimpulan.
prosedur. Skill dalam matematika adalah Keteralihan (transferability). Keteralihan
prosedur atau operasi-operasi yang dapat menurut Sugiyono (2008) merupakan validitas
digunakan dalam menyelesaikan soal-soal eksternal dalam penelitian kuantitatif. Konsep
matematika. Menurut Soedjadi (2012: 13), validitas eksternal menyatakan bahwa
kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau
pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan diterapkan pada semua konteks dalam populasi
pengerjaan matematika yang lain. Contoh: yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
kesalahan dalam menjumlahkan, pada sampel yang mewakili populasi.
mengurangkan, dan kesalahan dalam operasi Kepastian (confirmability). Kepastian
matematika lainnya. Indikator kesalahan berkaitan dengan konsep objektivitas, yang
prosedural dalam penelitian ini sebagai berikut: berarti bahwa hasil penelitian dapat dipercaya.
1) siswa keliru dalam melakukan operasi, 2) Menurut Sugiyono (2008), uji komfirmabilitas
siswa keliru dalam penulisan, 3) siswa keliru dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji
dalam subtitusi, dan 4) ketidakhirarkisan dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat
langkah-langkah dalam menentukan nilai limit dilakukan secara bersamaan.
fungsi. Berdasarkan uraian di atas, pengecekan
Untuk menentukan kualitas penelitian, keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan
maka harus dilakukan pengecekan keabsahan sebagai berikut:
data. Sugiyono (2008) dan Moleong (1993) 1. Pengecekan kredibilitas (validitas internal)
menjelaskan bahwa pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan uji menggunakan triangulasi metode, karena
kredibilitas (validitas internal), uji dalam penelitian ini untuk menganalisis
dependabilitas (reliabilitas), uji tranferabilitas kesalahan siswa peneliti melakukan
(validitas eksternal) dan uji komfirmabilitas observasi, pemberian tes kemudian diikuti
(objektivitas). dengan wawancara. Sehingga dengan cara
Pengecekan kredibitas (validitas seperti ini besar kemungkinannya diperoleh
internal) data. Salah satu cara untuk menguji data kredibel.
kredibilitas data penelitian adalah dengan
melakukan triangulasi. Triangulasi adalah
6 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

2. Pengecekan dependabilitas (reliabilitas) yang menggunakan teknik penentuan subjek


dalam penelitian ini dilakukan dengan dengan kriteria tertentu (purposif). Adapun
menggunakan teknik jejak audit, yaitu pakar kriteria penentuan subjek penelitian yang akan
yang secara tidak langsung terlibat dalam diwawancara adalah: (1) memperhatikan siswa
penelitian ini mulai dari peneliti yang banyak membuat kesalahan dalam
menentukan fokus masalah, memasuki menjawab setiap butir soal, (2) memperhatikan
lapangan, menentukan sumber data, kesalahan atau variasi kesalahan yang dilakukan
melakukan analisis data menguji keabsahan siswa, berupa kesalahan dalam memahami
data sampai pada membuat kesimpulan. konsep, kesalahan dalam memahami dan
Pakar yang dimaksudkan yang secara tidak menerapkan prinsip dan kesalahan prosedural.
langsung terlibat dalam penelitian ini adalah Teknik pengumpulan data yang
pembimbing I dan pembimbing II skripsi. dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1)
3. Pengecekan transferabilitas (validitas observasi; (2) pemberian tes; dan (3)
eksternal) dalam penelitian ini tidak wawancara. Prosedur yang dilakukan untuk
digunakan, karena hasil temuan penelitian memperoleh data dalam penelitian ini yaitu
ini tidak untuk digeneralisasikan dan sebagai berikut: (1) melakukan observasi pada
hasilnya hanya dapat diterapkan pada saat proses pembelajaran materi limit fungsi, (2)
subjek tertentu yang memiliki karakteristik pemberian tes pada kelas yang menjadi sasaran
sama atau relatif sama dengan subjek yang penelitian, (3) melakukan wawancara dengan
diteliti. siswa, dan (4) melakukan wawancara dengan
4. Pengecekan komfirmabilitas (objektivitas) guru.
dalam penelitian ini akan terpenuhi dengan Analisis data dalam penelitian ini
sendirinya apabila dependabilitas penelitian dilakukan selama proses penelitian sampai
ini terpenuhi. selesainya pengumpulan data. Hal ini dilakukan
agar data lebih sistematis dan tidak ada data
yang terlupakan sehingga memudahkan peneliti
Metode
dalam menafsirkannya. Analisis data dalam
Penelitian ini adalah penelitian yang penelitian ini dilakukan dengan langkah-
bersifat kualitatif yaitu penelitian yang langkah sebagai berikut: (1) Tabulasi/reduksi
bermaksud untuk memahami fenomena tentang data, yaitu yaitu kegiatan yang mengacu kepada
apa yang dialami oleh subjek penelitian, proses mentransformasikan data mentah yang
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan tertulis di lapangan, menyeleksi,
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata -kata menyederhanakan dan mengelompokkan. Tahap
atau bahasa pada suatu konteks khusus yang reduksi data dalam penelitian ini meliputi: (a)
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai Melakukan observasi dan menyusun hasil
metode alamiah. Pengambilan data dalam observasi; (b) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan yang akan digunakan untuk menentukan subjek
observasi, tes, dan wawancara. Data yang penelitian; dan (c) Melakukan wawancara
diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan dengan beberapa subjek penelitian dan hasil
kemudian akan dianalisis. Perhatian utama wawancara tersebut disederhanakan menjadi
dalam penelitian ini adalah pada hasil tes susunan bahasa yang baik dan rapi; (2)
matematika siswa pada materi pokok limit Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi
fungsi. tersusun yang memberi kemungkinan penarikan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA kesimpulan dan pengambilan tindakan. Tahap
Negeri 5 Kendari pada kelas XI IPA 2 pada penyajian data dalam penelitian ini meliputi: (a)
semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Menyajikan data hasil observasi; (b)
Penelitian ini dilakukan pada 38 siswa kelas XI Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang telah
IPA 2 SMA Negeri 5 Kendari tahun pelajaran telah dipilih sebagai subjek penelitian; dan (c)
2013/2014, setelah mempelajari materi pokok Menyajikan hasil wawancara yang telah
limit fungsi. Dalam menentukan siswa yang direkam pada Hand Phone; (3) Verifikasi
terpilih sebagai subjek penelitian yang akan (pengecekan) data dan penarikan kesimpulan,
diwawancarai dalam penelitian ini digunakan yaitu dilakukan selama kegiatan analisis
teknik purposive sampling, yaitu penelitian berlangsung sehingga diperoleh suatu

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 7


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

kesimpulan akhir. Dengan cara membandingkan beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan
hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara dari guru, sibuk dengan aktivitas sendiri yang
maka dapat ditarik kesimpulan terkait jenis, tidak berhubungan dengan materi yang
letak dan penyebab kesalahan. disampaikan; (2) saat guru mengajukan
pertanyaan, antusias siswa dalam menjawab
cukup tinggi jika dilakukan secara serentak.
Hasil
Namun, sangat sedikit yang menjawab ketika
Hasil observasi lapangan diperoleh siswa ditanyai satu-satu; (3) keaktifan siswa
bahwa sebelum proses belajar mengajar dalam mempertanyakan hal-hal yang belum
matematika, guru selalu mengingatkan siswa jelas dari materi yang diajarkan guru sangat
tentang materi pada pertemuan sebelumnya dan kurang; (4) saat pengerjaaan LKS, beberapa
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan siswa hanya duduk diam menunggu jawaban
dicapai. Selain itu, guru juga selalu memberikan dari teman sebangkunya; (5) saat guru meminta
motivasi kepada siswa setiap kali mengawali siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis
proses pembelajaran. Dalam proses berkaitan latihan ataupun jawaban LKS, banyak
pembelajaran matematika , setiap siswa dituntut siswa yang berebut maju. Meskipun, beberapa
untuk membawa buku LKS yang bisa dipinjam dari mereka meminjam hasil pekerjaan
di perpustakaan sekolah. Metode yang temannya Hal ini disebabkan oleh hadiah yang
digunakan oleh guru adalah metode diberikan guru berupa nilai tambah bagi mereka
pembelajaran langsung, yang diawali dengan yang aktif.
guru menjelaskan pokok-pokok materi yang Tes diberikan kepada siswa setelah
dipelajari. kemudian menyampaikan masalah seluruh materi limit fungsi selesai diajarkan.
yang ada dalam buku LKS untuk dikerjakan. Tes yang dilakukan merupakan tes diagnostik
Setelah itu memberikan kesempatan pada kesalahan. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa
beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil dalam mengerjakan soal-soal materi limit
yang dikerja di depan kelas. Dalam proses fungsi, ditemukan beberapa kesalahan yang
pembimbingan untuk mencapai tujuan dilakukan oleh siswa. Kesalahan-kesalahan
pembelajaran, guru selalu mengarahkan siswa tersebut disajikan sebagai berikut.
dalam pengerjaan LKS serta membimbing dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk 1. Kesalahan konsep
bertanya. Pada setiap akhir pembelajaran, guru Siswa yang melakukan kesalahan
selalu mengadakan evaluasi dengan cara konsep untuk setiap butir disajikan pada Tabel
memberikan kuis mengenai materi yang 1. Kesalahan konsep yang ditemukan tersebar
dipelajari. pada setiap butir soal, hanya ada dua butir soal
Hasil observasi terhadap siswa saat yang ditemukan siswa tidak melakukan
proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai kesalahn, yaitu pada butir 3 dan butir 5
berikut, (1) selama pembelajaran berlangsung,

Tabel 1.
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Konsep dalam
Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.

Nomor Butir Soal Jumlah Siswa

1 18
2 37
3 -
4 7
5 -

8 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

Pada Tabel 1. ditunjukan bahwa soal 3 dan 5, tidak ada responden yang
jumlah responden yang paling banyak melakukan kesalahan konsep.
melakukan kesalahan konsep pada butir soal
2 yakni sebanyak 37 orang dari jumlah siswa 2. Kesalahan prinsip
yang mengikuti tes. Pada butir soal nomor 1 Siswa yang melakukan kesalahan
ada 18 orang yang melakukan kesalahan prinsip untuk setiap butir disajikan pada
konsep, Jumlah responden yang paling sedikit Tabel 2. Kesalahan prinsip yang ditemukan
melakukan kesalahan konsep yaitu pada butir tersebar pada setiap butir soal, hanya ada
soal 4 sebanyak 7 orang dari jumlah siswa
satu butir soal yang ditemukan siswa yang
yang mengikuti tes. Sedangkan untuk butir
tidak melakukan kesalahn, yaitu pada butir
4.

Tabel 2
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Prinsip
dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.

Nomor Butir Soal Jumlah Siswa

1 11
2 1
3 3
4 -
5 2

Pada Tabel 2. ditunjukan bahwa untuk butir soal 4, tidak ada responden yang
jumlah responden yang paling banyak melakukan kesalahan prinsip.
melakukan kesalahan prinsip pada butir soal
1 yakni sebanyak 11 orang dari jumlah siswa 3. Kesalahan procedural
yang mengikuti tes. Pada butir soal 3 yakni Siswa yang melakukan kesalahan
sebanyak 3 orang, dan butir soal 5 yakni prosedural untuk setiap butir disajikan pada
sebanyak 2 orang. Jumlah responden ya ng Tabel 3. Kesalahan prosedural yang
paling sedikit melakukan kesalahan prinsip ditemukan tersebar pada setiap butir soal,
pada butir soal 2 yakni sebanyak 1 orang dari
hanya ada dua butir soal yang ditemukan
jumlah siswa yang mengikuti tes. Sedangkan
siswa tidak melakukan kesalahn, yaitu pada
butir 1 dan butir 2
Tabel 3
Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Prosedural
dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi dari 38 Responden.

Nomor Butir Soal Jumlah Siswa

1 -
2 -
3 12
4 18
5 5

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 9


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa membutuhkan banyak rumus yang harus


jumlah responden yang paling banyak dikuasai. Ketidakminatan siswa dalam
melakukan kesalahan prosedural pada butir mempelajari limit fungsi biasanya ditunjukan
soal 4 yakni sebanyak 18 orang dari jumlah dengan kurangnya perhatian mereka terhadap
siswa yang mengikuti tes. Pada butir soal 3, proses pembelajaran materi ini. Pokok bahasan
terdapat 18 orang yang melakukan kesalahan yang paling sulit dipelajari siswa pada materi
prosedural. Jumlah responden yang paling limit fungsi yaitu masalah pemfaktoran, bentuk
sedikit melakukan kesalahan prosedural pada akar atau mengalikan dengan akar sekawan, dan
butir soal 5 yakni sebanyak 5 orang dari limit fungsi trigonometri. Cara guru mengatasi
jumlah siswa yang mengikuti tes. Sedangkan kesulitan siswa dalam mempelajari limit fungsi
untuk butir soal 1 dan 2, tidak ada responden yaitu mengulangi beberapa penjelasan pada
yang melakukan kesalahan prosedural. bagian yang sulit. Kemudian guru memberikan
Jenis kesalahan yang dilakukan siswa soal kepada siswa dengan model yang sama lalu
dalam menyelesaikan soal-soal limit fungsi disuruh untuk dikerjakan dan dipresentasekan di
ditetapkan setelah memeriksa hasil pekerjaan papan tulis. Ketika ada tugas rumah yang tidak
siswa di atas kertas. Jenis kesalahan ini sifatnya bisa dikerjakan oleh siswa, beberapa siswa yang
masih sementara, sehingga peneliti melakukan bisa di kelas menghubungi guru yang
tahapan wawancara untuk memastikan jenis bersangkutan. Mereka menghubungi guru untuk
kesalahan tersebut. Dalam tahapan wawancara meminta petunjuk dalam menyelesaikan soal
dipilih lima orang siswa sebagai subjek dalam tugas tersebut.
wawancara. Penentuan subjek wawancara
dilakukan pada setiap kelompok jenis kesalahan Pembahasan
dengan memperhatikan intensitas dan variasi
Dari hasil analisis data yang meliputi
kesalahan. Jawaban pada tes dan hasil reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau
wawancara dari lima siswa tersebut dicocokkan pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan
untuk memastikan jenis kesalahan siswa. yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
Selanjutnya, data hasil observasi, hasil tes dan soal-soal pada materi limit fungsi adalah
hasil wawancara dianalisis sehingga peneliti sebagai berikut.
mendapatkan informasi yang valid mengenai
kesalahan yang dilakukan siswa dan 1. Kesalahan dalam memahami konsep
penyebabnya. Siswa salah dalam menentukan nilai
Hasil wawancara dengan siswa limit dari sebuah fungsi tangga. Kesalahan ini
dilakukan setelah melakukan tahapan ditandai dengan siswa tidak memberikan
pemeriksaan hasil tes pada soal-soal limit kesimpulan akhir mengenai nilai Lim f ( x)
x 1
fungsi. Berdasarkan wawancara dengan pada nomor 1. Siswa selalu menghentikan
lima orang siswa, diperoleh bahwa siswa proses pekerjaannya ketika telah menuliskan
masih sulit dalam menentukan cara yang limit kiri sama dengan limit kanan.
akan digunakan unutk menyelesaikan soal Sebagaimana ditunjukan pada analisis data di
yang diberikan. Selain itu, beberapa siswa atas oleh siswa S-11, S-20, S-24 dan S-32 yang
tidak menguasai materi prasyarat limit hanya menuliskan Lim  f ( x) Lim f ( x) .
fungsi. Materi tersebut antara lain, fungsi x1 = x1 
tangga dan daerahnya, merasionalkan Dari hasil wawancara siswa, diperoleh bahwa
siswa mampu menyebutkan syarat-syarat
bentuk akar dan sifat-sifat trigonometri. sebuah fungsi memiliki limit. Akan tetapi,
Hasil wawancara dengan guru dilakukan
mereka tidak mampu memahaminya dan tidak
setelah melakukan wawancara dengan siswa
dapat menguraikan lebih lanjut untuk menjawab
yang terpilih sebagai subjek. Dari hasil
maksud dari soal yang diberikan. Pada soal
wawancara dengan guru diperoleh bahwa siswa
nomor 2, hampir semua siswa melakukan
cukup aktif dalam mengikuti proses
kesalahan konsep. Kesalahan ini ditanda i
pembelajaran. Hanya beberapa orang siswa
dengan siswa dalam menyelesaikan limit fungsi
yang menunjukan tidak minat dalam
bentuk akar, langsung membagi fungsi dengan
mempelajari materi limit fungsi. Hal tersebut
variabel pangkat tertinggi. Siswa tidak terlebih
disebabkan anggapan mereka, bahwa materi ini
dahulu merasionalkannya dengan mengalikan
10 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

akar sekawan. Berdasarkan hasil wawancara, sebuah fungsi. (3) siwa tidak menguasai
beberapa orang siswa mengatakan sulit dalam beberapa sifat limit fungsi trigonometri.
menentukan cara yang akan digunakan.
Sedangkan beberapa siswa lain mengatakan biar 2. Kesalahan dalam melakukan dan menerapkan
cepat dapat hasilnya. Siswa tidak mau prinsip
menyelediki terlebih dahulu keberadaan limit Siswa tidak menguasai beberapa aturan
dari suatu fungsi. Mereka lebih mengutamakan dan konsep yang berhubungan dengan limit
kecepatan proses dalam menyelesaikan soal. fungsi. Pada soal nomor 1, kebanyakan siswa
Ketika ditanyakan terkait pemahaman mereka keliru dalam memilih fungsi untuk menentukan
terhadap contoh soal yang diberikan guru di nilai limit kiri ataupun limit kanan. Beberapa
kelas, beberapa siswa mengatakan tidak paham. siswa masih sulit dalam menentukan daerah
Selain itu, mereka juga malu untuk bertanya dalam fungsi tangga. Hal ini dapat dilihat pada
kepada guru yang bersangkutan. Alasannya siswa S-08 dan S-20. Mereka tidak menguasai
karena siswa merasa akan menyita waktu guru materi prasyarat dari limit fungsi. Pada soal
dalam pembelajaran. Beberapa siswa nomor 3, beberapa siswa keliru dalam
mengatakan kalau ada materi yang tidak mereka mengalikan faktor. Sebagaiman siswa S-24
pahami, lebih nyaman mereka tanyakan kepada menuliskan hasil adalah
temannya yang paham terhadap penjelasan . Hal ini menunjukan bahwa, siswa
guru. tersebut belum memahami sifat perkalian factor.
Pada soal nomor 4 dalam menentukan Sedangkan pada soal nomor 5, beberapa siswa
limit fungsi trigonometri, beberapa siswa keliru dalam menjabarkan . Misalnya
melakukan kesalahan konsep. Kesalahan ini siswa S-11 menjabarkan menjadi
ditandai dengan siswa menghilangkan beberapa Hal ini menunjukan siswa belum
langkah dalam penyelesaiaannya disertai menguasai sifat-sifat dalam operasi, dalam hal
dengan melakukan pencoretan. Pada siswa S-32 ini sifat distribusi terhadap operasi
misalnya, melakukan pencoretan terhadap penjumlahan. Saat wawancara, siswa
mengatakan jarang mengulang-ulangi materi
pada tahap Lim . Namun ketika yang didapat di sekolah ketika di rumah. Nanti
x0
ditanyakan proses sampai melakukan ada ulangan baru mereka belajar. Kalaupun ada
pencoretan pada saat wawancara, siswa tidak tugas, kebanyakan dari siswa lebih memilih
mengetahui alasan pencoretannya. Siswa juga mencatat hasil pekerjaan temannya yang bisa.
tidak dapat menguraikan fungsi tersebut, sampai Beberapa siswa sebenarnya memiliki buku
pada penggunaan sifat limit fungsi trigonometri. referensi matematika. Hanya saja buku tersebut,
Hal ini mungkin disebabkan, karena siswa yang mereka tinggalkan di rumah. Sehingga mereka
bersangkutan melihat pekerjaan temannya. tidak pernah ada inisiatif untuk melakukan
Sehingga terpengaruh dan menulis jawaban latihan dengan soal-soal yang ada di buku.
yang sama dengan temannya. Siswa yang diwawancarai juga mengatakan
Dalam mengerjakan soal-soal limit bahwa ketika suatu materi telah dilewati, maka
fungsi, beberapa siswa menggunakan tidak ada lagi bayangan materi tersebut yang
pencoretan untuk beberapa bilangan yang hasil tertinggal di pikirannya.
operasinya adalah 1. Alasan mereka melakukan Beberapa hal yang menyebabkan siswa
hal tersebut, agar tidak terlalu panjang cara melakukan kesalahan prinsip yaitu: (1) siswa
pengerjaannya. Mereka mengungkapkan bahwa belum menguasai materi prasyarat yang
guru yang bersangkutan juga sudah memahami berhubungan dengan materi limit fungsi, (2)
cara kerja mereka ketika dilakukan cara siswa jarang mengulang-ulangi pelajarannya di
tersebut. Berdasarkan analisis hasil tes dan rumah, dan (3) siswa terlalu cepat melupakan
analisis hasil wawancara, diperoleh bahwa materi yang telah dilewati
kesalahan memahami konsep dasar limit fungsi
terdiri dari: (1) siswa tidak memahami konsep 3. Kesalahan prosedural
menentukan nilai limit dari suatu fungsi tangga. Kesalahan ini terjadi pada siswa yang
(2) siswa tidak memahami cara yang akan melakukan kesalahan dalam prosedural
digunakan dalam menentukan nilai limit dari penyelesaian soal matematika. Penyebab
kesalahan ini adalah (1) siswa menyingkat

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 11


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

langkah-langkah penyelesaian soal, (2) siswa siswa salah dalam memahami hukum-hukum
keliru dalam mensubsitusikan (memasukkan) yang berlaku dalam operasi, (c) kesalahan
data karena terburu-buru dan tidak konsentrasi prosedural yaitu jawaban siswa dalam
dalam memgerjakan soal, dan (3) siswa keliru menyelesaikan soal tidak sesuai dengan
dalam penulisan, misalnya untuk menentukan prosedur, siswa keliru dalam penulisan, dan
nilai Lim saat nilai x sudah siswa salah dalam proses subtitusi; (2) Faktor
x0 penyebab sehingga siswa melakukan kesalahan
disubtitusi siswa masih menulis simbol Lim . dalam menyelesaikan soal limit fungsi adalah
x0 sebagai berikut: (a) siswa belum memahami
Contohnya Lim (1 + cos 0). Hal ini disebabkan secara tuntas terkait definisi limi fungsi, (b)
x0
siswa belum menguasai sifat-sifat yang berlaku
siswa kurang teliti dalam pengerjaannya baik
dalam materi limit fungsi, (c) siswa tidak
menuliskan aturan maupun nilai dari limit
mengasai konsep-konsep prasyarat yang
sebuah fungsi.
berhubungan dengan limit fungsi, dan (d) siswa
Hasil tes, hasil observasi dan,
lebih sering menyingkat proses penyelesaian
wawancara baik terhadap siswa maupun guru, sehingga keliru dalam penulisan maupun
selanjutnya dianalisis dan dicocokkan. Hal ini subtitisi.
bertujuan agar data yang dihasilkan nanti benar-
benar valid an terpercaya. untuk maka
Saran
ditemukan bahwa bagian yang sulit dipahami Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
oleh siswa dalam mempelajari limit fungsi menawarkan beberapa saran untuk mengatasi
adalah menentukan nilai limit fungsi untuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
fungsi tangga, menyelesaikan soal yang dalam menyelesaikan soal-soal tentang limit
mengandung bentuk akar, dan trigonometri. fungsi yaitu: (1) dalam belajar, hendaknya siswa
Selain itu, penyebab kesalahan yang dilakukan tidak hanya menghafalkan rumus tetapi lebih
oleh siswa juga berhubungan dengan anggapan berusaha untuk memahami konsep. Selain itu,
mereka yang sulit dalam mempelajari siswa harus lebih banyak latihan soal-soal dan
matematika. Angapan ini pula yang berhati-hati dalam membaca soal serta
mempengaruhi motivasi dan aktivitas belajar menyelesaikannya; (2) dalam menyelesaikan
siswa. Selain itu, mereka yang menganggap soal limit fungsi diperlukan pendekatan tertentu
matematika itu mudah dan menyenangkan untuk memudahkan dalam memahaminya. Oleh
cenderung akan penasaran dan melengkapi karena itu, proses pembelajaran yang dilakukan
sumber belajarnya dengan buku-buku paket. Hal harus dapat membantu siswa membangun
ini bisa dilihat pada transkrip wawancara pemahamannya dengan pendekatan tersebut.
bersama siswa dan guru. Diperlukan banyak latihan dalam berbagai
variasi soal, sehingga siswa mempunyai
Simpulan dan Saran pengalaman belajar yang cukup pada materi ini.
Dari pengalaman tersebut, siswa dapat
Simpulan menemukan sendiri pemahaman terkait cara
Berdasarkan hasil penelitian dan yang akan digunakan ketika muncul sebuah
pembahasan maka dapat diambil kesimpulan soal; dan (3) Untuk menghindari kesalahan
sebagai berikut: (1) Kesalahan-kesalahan yang akibat ketidaktelitian yang juga banyak
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal limit dilakukan siswa, maka dalam menyelesaikan
fungsi dilihat dari objek matematikanya soal aktivitas memeriksa kembali atau koreksi
meliputi (a) kesalahan konsep yaitu, siswa diperlukan. Untuk itu, dalam proses
salah dalam memberi kesimpulan terkait nilai pembelajaran, siswa perlu dibiasakan untuk
limit dari sebuah fungsi tangga, siswa salah memeriksa kembali jawaban dari pekerjaan
menetukan cara dalam menyelesaikan limit mereka.
fungsi bentuk akar, dan siswa tidak menguasai
sifat-sifat limit fungsi trigonometri, (b)
kesalahan prinsip yaitu siswa tidak memahami Daftar Pustaka
konsep menentukan daerah pada fungsi tangga,
siswa tidak memahami konsep eksponen, dan Asriani. (2012). Perbedaan Hasil Belajar
Matematika Ditinjau dari Model
12 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 2 No. 1 Januari 2014

Pembelajaran Kooperatif dan Supriatin, Atin. (2007). Kesulitan dalam


Kemampuan Bahasa Indonesia. Menyelesaikan Soal-soal Limit Fungsi
Skripsi. Kendari: FKIP UHO. Trigonometri pada Siswa Kelas II
SMUN 4 Palangkaraya. Skripsi.
Arti, Sriati. (1994). Kesulitan Belajar
Bandung: UPI
Matematika pada Siswa SMA
(Pengkajian Diagnosa). Jurnal Wijaya, Aris dan Masriyah. (2012). Analisis
Kependidikan Jogjakarta, Vol. XXIV Kesalahan Siswa dalam
No. 2, hal. 1. Menyelesaikan Soal Cerita Materi
Sistem Persamaan Linear Dua
Hadi, LD Yusriadin. (2012). Meningkatkanh
Variabel. Surabaya: FMIPA UNESA.
Hasil Belajar Matematika Materi
Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Arends, Richard l. (2008). Learning To Teach
Variabel dengan Menerapkan Model Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta:
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Pustaka Pelajar
pada Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 5
Djarmarah, S.B. (2000). Guru dan Anak Didik
Kendari. Skripsi.Kendari: FKIP UHO.
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Kamarullah. (2005). Analisis Kesalahan Rineka Cipta.
Mahasiswa D-2 PGMI IAIN Ar-
Fathani, Abdul Hakim. (2009). Matematika
Raniry Banda Aceh Tentang
Hakikat dan Logika. Jogyakarta: Ar-Ruzz
Geometri di Madrasah Ibtidaiyah
Media.
beserta Alternatif Pembelajarannya.
(Makalah Ujian Tesis). Surabaya: Lexy. J. Moleong. (1993). Metode Penelitian
Unesa. Kualitatif. Bandung: Remaja
Mustamin, St. Hasmiah. (2010). Meningkatkanh Rosdakarya.
Hasil Belajar Matematika Melalui Munandar, Utami. (2002). Pengembangan
Penerapan Assesmen Kerja. Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Makassar: Universitas Negeri Rineka Cipta.
Makassar.
Ruseffendi, E. T. (1996). Dasar-dasar Penelitian.
Sahriah, Siti, dkk. (2010). Analisis Kesalahan Semarang: IKIP Semarang Press.
Siswa dalam Menyelesaikan Soal _______. (1988). Pengantar Kepada Membantu
Matematika Materi Operasi Pecahan Guru Mengembangkan
Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Kompetensinya dalam Mengajarkan
Negeri 2 Malang. Malang: Matematika untuk Meningkatkan
Universitas Negeri Malang. CBSA. Bandung: Tarsito.
Shadiq, F dan Nur Amini Mustajab. (2011). Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika
Penerapan Teori Belajar dalam di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti
Pembelajaran Matematika di SD. Depdiknas.
Yogyakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional Badan Pengembangan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Sumber Daya Manusia Pendidikan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Anonim. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.

Achmad Salido, La Misu, Mohamad Sal am 13

Anda mungkin juga menyukai