Abstrak
Jembatan merupakah sebuah struktur yang sangat penting sebagai penghubung jalan
yang terputus akibat rintangan-rintangan. Dengan semakin meningkatnya beban
yang diterima jembatan dan umur jembatan semakin sedikit ataupun habih,
menyebabkan kekuatan berkurang dan terjadinya lendutan yang maksimal.
Diperlukan rehabilitas dengan cara memperkuat konstruksi, salah satu caranya
adalah memberikan prategang eksternal yang akan melawan lendutan yang terjadi.
Dari hasil analisis menggunakan STAAD Pro terhadap jembatan suhat bentang 60
meter didapatkan besar lendutan terhadap beban mati dan beban hidup sebesar
11,72 cm dengan lendutan maksimum izin 6 cm maka lendutan yang terjadi melebihi
lendutan yang diizinkan sehingga perlu dilakukan perkuatan dengan cara prategang
eksternal. Dua buah model perkuatan prategang eksternal yang dilakukan yaitu
prategang eksternal tanpa batang penyokong dan prategang eksternal dengan batang
penyokong. Dengan model pertama didapatkan besar lendutan yang memenuhi
syarat aman yaitu sebesar 58,489 mm (kebawah) dengan gaya prategang yang harus
diberikan adalah 10.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7 buah tendon, 1
tendon terisi 7 buah kawat strand berdiameter 15,25. Untuk kondisi lendutan akibat
beban mati dan gaya prategang adalah sebesar 6,173 mm (kebawah). Sedangkan
untuk model kedua didapatkan besar lendutan yang memenuhi syarat aman yaitu
sebesar 54,649 mm (kebawah) dengan gaya prategang yang harus diberikan sebesar
7.000 kN dengan strand gabungan terdiri dari 7 buah tendon, 1 tendon terisi 7 buah
kawat strand berdiameter 12,27 mm. Untuk kondisi lendutan akibat beban maati dan
gaya pratengan saja didapatkan sebesar 2,334 mm (kebawah). Dari kedua model
perkuatan tersebut dapat memberikan keamanan kepada jembatan rangka baja
tersebut, namun dari kedua model tersebut model yang paling efisien adalah model
kedua yaitu prategang eksternal dengan batang penyokong dikarenakan dengan gaya
prategang yang kecil dan diameter yang kecil dapat memberikan lawan lendutan
yang lebih aman dari pada model kedua.
2
Memberikan suatu gaya tekan internal Rancangan Pelaksanaan Penelitian
pada struktur jembatan melalui perantaraan Perhitungan pembebanan
kabel baja mutu tinggi yang ditegangkan untuk
mereduksi tegangan yang terjadi pada elemen Beban-beban yang diperhitungkan
rangka batang dan memberikan suatu lawan dalam analisis ini meliputi:
lendut tambahan. Beban mati
Beban mati tambahan
Beban lajur “D”
METODE Beban bergerak (beban truk “T”)
Gaya rem
Pengumpulan Data Beban angin
Beban gempa : Horizontal dan Vertikal
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk
memperoleh data, yaitu antara lain:
Kontrol Kekuatan Eksisting
1) Studi Pustaka : data-data yang diperoleh
melalui literatur-literatur yang ada dan Perhitungan gaya-gaya batang dan besar
melalui internet. lendutan menggunakan software Staad Pro.
2) Studi Lapangan : data-data yang diambil Dikontrol dengan besar lendutan hasil uji
secara langsung di lokasi penelitian. forensik yaitu sebesar 21 sentimeter serta hasil
Data yang digunakan dalam penelitian perhitungan gaya-gaya batang dengan mutu
ini adalah sebagai berikut: bajanya dikurangkat akibat kelelahan.
a. Gambar rencana dan kondisi eksisting
Jembatan Soekarno Hatta. Desain perkuatan
b. Data teknis jembatan.
c. Data literatur yang berhubungan dengan Desain model perkuatan berdasarkan di
analisis struktur jembatan dan perkuatan desain berdasarkan MANUAL Konstruksi dan
jembatan. MULAI
Bangunan No. 004/BM/2009 “Pemeriksaan
Jembatan Rangka Baja” yang dikeluarkan oleh
STUDI PUSTAKA
Kementrian Umum Direktorat Jenderal Bina
Kontrol Kekuatan Jembatan
Marga, yaitu perkuatan dengan prategang
eksternal, yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe
Eksisting Kekuatan Batas
external prestressing dan tipe external
1. Gaya Batang 1. Gaya Batang
2. Lendutan 2. Lendutan prestressing dengan batang penyokong, seperti
yang terlihat pada gambar 2.12.
Kontrol Aman
Selesai
Aman/Tidak
Tidak
Perencanaan Perkuatan
Desain Desain
Gambar 2.12 Model perkuatan prategang
Model Model
eksternal
Tidak
Analisis
Struktur Tidak
Analisis
Struktur
Sumber: Manual Permeriksaan Jembatan
Rangka Baja
Kontrol Kontrol
Aman/Tidak Aman/Tidak
Perencanaan peralatan yang digunaka
Aman Aman
pada perkuatan ini seperti kabel prategang
Membanding model perkuatan yang lebih efisien (strand), angker dan deviator serta batang
penyokong akan dilakukan dengan cara coba-
Kesimpulan
coba dari dimensi yang tersedia.
SELESAI
Analisis perkuatan
3
Untuk menganalisis kekuatan jembatan Perhitungan Pembebanan
tersebut, digunakan alat bantu perangkat lunak Pembebanan Jembatan Soekarno Hatta
komputer atau software yaitu STAAD Pro, Bentang 60 meter
yang telah teruji sebagai perangkat lunak
rancang bangun struktur di dunia.
Perhitungan Efisiensi
Dilakukan untuk menentukan model Gambar 4.5 Letak pembebanan akibat beban
perkuatan mana yang lebih efisien untuk mati pada rangka utama
dilakukan. Dilakukan dengan cara
membanding antara kedua struktur perkuatan Beban Mati
tersebut yaitu dengan gaya serta dimensi yang P1 Mati
kecil dapat memberikan lawan lendutan yang Berat trotoar
diharapkan. Diketahui :
Tebal pelat = 0,47 m
HASIL DAN PEMBAHASAN Lebar =1m
Panjang = 2,5 m
Berat pejalan kaki q = 500 kg/m2
4
Maka berat aspal rangka
= 0,05 x (5/2) x (7/2) x 2.240 x 1,3 = = 5.349,75 Kg
1.274 kg
Berat tiang sandaran
Diketahui : P
P1 = P1 mati + rangka
Berat satu buah tiang sadaran sepanjang
satu buah rangka = TR1 = 33 kg (dari = 14.958,9 + 5.349,75
gambar) = 20.308,6 Kg
Jumlah tiang = 2 buah
Maka berat tiang sandaran = (1/2) x 33 x P2 Mati
2 x 1,1 = 36,3 kg Berat trotoar
Diketahui :
Jadi P1 Mati = 5.916 + 6.142,5 + 795,3 + Tebal pelat = 0,47 m
794,754 + 1.274 + 36,3= 14.958,85 kg Lebar =1m
Panjang =5m
P rangka Berat pejalan kaki q = 500 kg/m2
P rangka adalah beban yang diakibatkan - Berat pelat trotoar
berat sendiri struktur rangka batang = 0.47 x 1 x 5 x 2.400 x 1,3 = 7.332 kg
tersebut. - Berat pejalan kaki
= 500 x 5 x 1,8 x 1 = 4.500kg
= 11.832 kg
Berat pelat lantai kendaraan
Diketahui :
Tebal pelat pinggir = 0,18 m
Tebal pelat tengah = 0,27 m
Lebar =7m
Panjang =5m
Maka berat pelat lantai kendaraan sebesar
5
Berat tiang sandaran
Diketahui : Berat satu buah tiang sadaran
sepanjang satu buah rangka =
TR1 = 33 kg (dari gambar)
Jumlah tiang = 2 buah Gambar 4.7 letak pembebanan akibat beban
Maka berat tiang sandaran hidup pada rangka utama
= 33 x 2 x 1,1 = 72,6 kg
Analisis Kekuatan Jembatan Sebelum
Jadi P2 Mati = 11.832 + 12.285 + 798,6 + Diberikan Perkuatan (Eksisting)
794,754 + 2.548 + 72,6 = 28.330,95 kg Maka lendutan maksimum yang
Beban Hidup diizinkan jembatan rangka baja tersebut adalah
sebesar:
Jembatan rangka baja bentang 60 meter
= 1/1000 x 6000 = 6 cm
Lendutan Eksisting
1) Uji forensik
6
Maka didapatkan: Batang horizontal bawah ujung (LC2A)
Tegangan sisa = 1450.57 ton
Gaya prategang arah vertikal ke bawah
(P sin α):
- Mencari besar sudut (α) gaya prategang
Diketahui : Tinggi rangka =6m
Jarak angker terhadap titik deviator = 12,5 m Setelah dianalisis didapatkan hasil
Maka didapatkan besar sudut: sebagai berikut:
α = tan-1 (6/12.5) Model Perkuatan Prategang Eksternal
= 25,64o Tanpa Batang Penyokong
- Mengitung besar gaya prategang vertikal Setelah dilakukan analisis dengan
kebawah mengasumsikan beban mati dan beban hidup
P sin α = 1.000.000 x sin 25,64o beserta gaya prategang bekerja secara
= 430.000 kg keseluruhan dan bersamaan maka didapatkan
Menghitung besar gaya prategang arah hasil sebagai berikut:
horizontal Besar lendutan yang terjadi = 58,489 mm
P cos α = 1.000.000 x cos 25,64o (kebawah)
= 900.000 kg Besar lendutan akibat beban mati dan
Batang horizontal atas ujung (LC1A) perkuatan (tanpa ada beban hidup) = 6,173
Tegangan sisa = 1207.01 ton mm (kebawah)
Batang Diagonal terakhir (LD4X dan LD5X) Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa:
LD4X Tegangan sisa = 1331.01 ton Besar lendutan maksimum > Besar lendutan
LD5X Tegangan sisa = 1807.46 ton yang terjadi 60 mm > 58,489 mm, sehingga
perkuatan tersebut dapat memberikan
keamanan.
7
Tabel Perbandingan struktur perkuatan Rangka Baja Australia Dengan
Prategang Eksternal Prategang Eksternal Metode Prategang Eksternal.
Tanpa Batang dengan Batang - Perkuatan dengan model desain
Penyokong Penyokong prategang eksternal tanpa dengan
1. Gaya prategang = 1. Gaya prategang = penyokong
10.000 kN 7.000 kN
Stand yang digunakan adalah
2. Besar lendutan 2. Besar lendutan
akibat beban mati akibat beban mati
strand gabungan dengan selubuh
+ beban mati + + beban mati + proteksi korosi: 7 buah tendon
gaya prategang = gaya prategang = dengan 1 buah tendon terisi 7
58,489 mm 54,649 mm buah kawat strand berdiameter
(kebawah) (kebawah) 12,27 mm
3. Besar lendutan 3. Besar lendutan Besar gaya prategang yang
akibat beban mati akibat beban mati diberikan adalah 7.000 kN
+ gaya prategang = + gaya prategang Angkur dan deviator mengikuti
6,173 mm = 2,334 mm desain yang sudah ada pada
(kebawah) (kebawah) Pedoman Perkuatan Jembatan
4. Tendon yang 4. Tendon yang
Rangka Baja Australia Dengan
digunakan adalah digunakan adalah
tendon gabungan tendon gabungan Metode Prategang Eksternal.
yang terdiri dari 7 yang terdiri dari 7 2. Besarnya lendutan yang diberikan dari
buah terdon, 1 buah terdon, 1 perkuatan tersebut adalah sebagai berikut:
buah tendon terisi buah tendon terisi - Perkuatan dengan model desain
7 buah kawat 7 buah kawat prategang eksternal tanpa batang
strand berdiameter strand berdiameter penyokong
15,25 mm 12,27 mm Besar lendutan yang terjadi akibat
5. Deviator ditempel 5. Deviator dibantu beban mati dan beban hidup serta
langsung pada titik batang penyokong gaya prategang = 58,489 mm
buhul berukuran 1 meter
(kebawah)
6. Angker 6. Angker
Besar lendutan akibat beban mati
diposisikan pada diposisikan pada
titik buhul ujung titik buhul ujung dan perkuatan (tanpa ada beban
atas bawah hidup) = 6,173 mm (kebawah)
60 mm > 58,489 mm, sehingga
perkuatan tersebut dapat
KESIMPULAN memberikan keamanan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan - Perkuatan dengan model desain
bahwa: prategang eksternal dengan batang
1. Kedua bentuk desain perkuatan tersebut penyokong
dapat memberikan keamanan dengan Besar lendutan yang terjadi akibat
ketentuan sebagai berikut: beban mati dan beban hidup serta
- Perkuatan dengan model desain gaya prategang= 54,649 mm
prategang eksternal tanpa batang (kebawah)
penyokong Besar lendutan akibat beban mati
Stand yang digunakan adalah dan perkuatan (tanpa ada beban
strand gabungan dengan selubuh hidup) = 2,334 mm (kebawah)
proteksi korosi: 7 buah tendon 60 mm > 54,649 mm, sehingga
dengan 1 buah tendon terisi 7 perkuatan tersebut dapat
buah kawat strand berdiameter memberikan keamanan.
15,25 mm 3. Dari hasil analisis tersebut disimpulkan
Besar gaya prategang yang perkuatan yang lebih efisien yaitu
diberikan adalah 10.000 kN perkuatan dengan prategang eksternal
Angkur dan deviator mengikuti dengan batang penyokong ditinjau dari
desain yang sudah ada pada sudut pandang struktur, dengan prategang
Pedoman Perkuatan Jembatan eksternal dengan batang penyokong dapat
memberikan lawan lendutan yang lebih
besar dengan gaya prategang yang lebih
8
kecil serta dimensi strand yang lebih kecil
dari pada prategang eksternal tanpa batang
penyokong.
SARAN
1. Hasil penelitian diatas akan akan lebih
akurat lagi apabila dilakukan pemodelan,
sehingga dapat diuji akan kekuatannya.
2. Sebelum diaplikasikan perkuatan tersebut
diatas, lebih baiknya dilakukan pengujian
ulang kondisi eksisting secara langsung
dilapangan, baik itu ujuk baik itu
bangunan atas dan bangunan bawah..
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Pemeriksaan Jembatan
Rangka Baja. Bagian penerbit Kementrian
Pekerjaan Umum Bina Direktorat Jendral
Bina Marga. Jakarta.
Anonymous. 2005.Standar Pembebanan Untuk
Jembatan. RSNI T-02-2005. Bagian
peneribit Badan Litbang PU Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
Anonymous. 2005.Perencanaan Struktur Baja
Untuk Jembatan. RSNI T-03-2005. Bagian
peneribit Pusat Litbang Prasarana
Transportasi. Jakarta.
Anonymous. 2004. Perkuatan Jembatan Rangka
Baja Australia dengan Metode Prategang
Eksternal. Bagian penerbit Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Nasution T. 2012. Modul Kuliah Struktur Baja
II. Bagian penerbit Departemen Teknik Sipil
FTSP ITM. Makasar.
Supriadi B, Muntohar A.S. 2007. Jembatan. Beta
Offset. Yogyakarta.
Setiawan R.A. 2006. Analisa dan Desain Struktur
dengan STAAD Pro 2004. Andi.
Yogyakarta.
Budio S.P, Agoes SMD, Wijaya A. 2010. “Studi
Evaluasi Usia Fatik Sisa dan Lendutan
pada Jembatan Soekarno – Hatta di Kota
Malang”,Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 4,
No.2-2010 ISSN 1978-5658.
9
10