ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak Corporate Governance Islam,
intellectual capital dan kinerja keuangan Islam terhadap bisnis yang berkelanjutan di bank-bank
Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder, periode 2010-
2015. Sampel menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel adalah 9 bank syariah.
Analisis data uji menggunakan partial least square yang didukung oleh wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Tata Kelola Perusahaan Islam memiliki dampak yang
signifikan terhadap kinerja keuangan syariah, (2) Modal intelektual Islam memiliki dampak yang
signifikan terhadap kinerja keuangan syariah, (3) Tata Kelola Perusahaan Syariah tidak
berpengaruh signifikan terhadap bisnis yang berkelanjutan, ) Modal intelektual Islam memiliki
dampak signifikan terhadap bisnis yang berkelanjutan, (5) Kinerja keuangan syariah memiliki
dampak yang signifikan terhadap bisnis yang berkelanjutan, (6) Kinerja keuangan syariah
sepenuhnya memediasi dampak Tata Kelola Perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan, (7)
kinerja keuangan Islam Sebagian memediasi dampak modal intelektual Islam terhadap bisnis
yang berkelanjutan.
Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan Islam, Modal Intelektual Islam, Kinerja Keuangan Syariah,
Bisnis yang Berkelanjutan
1. PERKENALAN
Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup signifikan, hal ini disebabkan legalisasi hukum
perbankan syariah pada tahun 2008 yang menjadi faktor pendorong pertumbuhan bank syariah di
indonesia. Untuk memenuhi Asean Economic Community Banking pada tahun 2020 persaingan
industri jasa keuangan akan semakin ketat, dimana bank syariah dituntut untuk terus tumbuh.
Merefleksikan kejadian krisis moneter yang terjadi pada 1997-1999 dimana pada saat itu 71 bank
umum telah dilikuidasi dan berlanjut pada tahun 2001 sebanyak 18 bank umum juga harus
dilikuidasi (Setyani, 2010). Salah satu alasannya adalah lemahnya penerapan tata kelola
perusahaan di bank-bank di Indonesia yang berakibat pada menurunnya kinerja perusahaan.
Tata kelola perusahaan dalam perspektif Islam senantiasa menghubungkan semua konsep yang
berkaitan dengan perilaku dalam tata kelola bisnis dengan hal rohani. Ini adalah konsekuensi dari
kepercayaan seorang Muslim kepada Allah SWT, seperti yang dinyatakan dalam surat Al
Baqarah: 282. Dari paragraf di atas dapat disimpulkan bahwa Islam sangat intens mengajarkan
penerapan prinsip-prinsip seperti 'is, tawazun, mas 'uliyah, akhlaq, shiddiq, amanah, fathanah,
tablighi, hurriyah, ihsan, wasathan, aqidah, ijabiyah, dan raqabah (Junusi, 2012). Berdasarkan
uraian di atas dapat dipastikan bahwa Islam jauh di depan lahirnya corporate governance sebagai
acuan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di dunia. Pentingnya tata kelola perusahaan di
perbankan syariah mencerminkan hasil penelitian oleh Chapra dan Habib (2002) yang
menyatakan bahwa penerapan praktik tata kelola perusahaan belum dilaksanakan dengan baik.
Pentingnya kepatuhan syariah adalah hasil penelitian yang menyatakan bahwa 62% responden
yang terlibat dalam survei yang dilakukan di 14 bank syariah di Bahrain, Bangladesh dan Sudan
menyatakan bahwa mereka akan mentransfer dana ke bank syariah lain jika dugaan pelanggaran
Syariah telah berjalan . Hal ini menunjukkan bahwa penerapan GCG akan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
Secara umum, kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah diukur dengan rasio
profitabilitas seperti: Return on asset (ROA), return on equity, return on investment dan net
interest margin. Hameed et al. (2004) membuat pengukuran kinerja keuangan bagi bank syariah
dengan rasio rasio bagi hasil (PSR) dan kinerja zakat. Penggunaan PSR digunakan karena
sebagian besar kontrak pembiayaan bank syariah di luar negeri didominasi oleh kontrak
mudharabah (bagi hasil), sedangkan di Indonesia, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan pada
bulan Mei 2016, jumlah pembiayaan dengan kontrak murabahah adalah 61 Musharaka sebesar
31,7% dan kontrak mudharabah sebesar 7,29% sehingga untuk mengukur kinerja keuangan bank
syariah di Indonesia akan lebih tepat dengan menggunakan rasio murabahah. Beberapa penelitian
yang mengungkapkan pentingnya tata kelola perusahaan berkaitan dengan kinerja perusahaan
seperti: Rehman dan Mangla (2012); Mohammed dan Fatimoh (2012) dan Aggarwal (2013)
memutuskan bahwa tata kelola perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Bollen et al. (2005) menjelaskan bahwa modal intelektual telah dipandang sebagai bagian
integral dari perusahaan dalam proses penciptaan nilai, dan semakin berperan penting dalam
mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Modal intelektual didefinisikan sebagai
aset tidak berwujud yang mencakup teknologi, informasi pelanggan, nama merek, reputasi dan
budaya perusahaan yang sangat berharga untuk daya saing perusahaan. Dalam lingkungan bisnis
modern, modal intelektual dianggap sebagai aset strategis terpenting bagi kesuksesan perusahaan
(Rezaei, 2014).
Menurut Pulic (1998) tujuan utama ekonomi berbasis pengetahuan adalah menciptakan nilai
tambah (VA). Untuk bisa membuat VA membutuhkan ukuran modal fisik dan intelektual yang
tepat. Studi tentang modal intelektual pada awalnya dilakukan oleh Bontis dkk. (2000), yang
meneliti dampak intellectual capital terhadap kinerja industri jasa dan industri non-jasa di
Malaysia. Hasil pengujian diperoleh bahwa ada dampak positif yang signifikan dari SC terhadap
kinerja bisnis. Ulum (2013) melakukan penelitian untuk menciptakan ukuran modal intelektual
di bank syariah, dan hasil penelitiannya dikenal dengan modal intelektual Islam.
Tata kelola perusahaan dan modal intelektual juga ditunjukkan sebagai variabel yang dapat
mempengaruhi keberlanjutan perusahaan (Hashim et al., 2015; Akhtar et al., 2015). GCG
diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui manajemen berdasarkan
prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan (Cadbury
Committee, 1992).
Beberapa hasil penelitian mengenai dampak tata kelola perusahaan terhadap keberlanjutan tidak
konsisten dari para peneliti. Hasil Sari dan Marsono (2013); Janggu dkk. (2014); Hashim dkk.
(2015) dan Ahmad (2015) menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan berdampak positif
signifikan terhadap bisnis yang berkelanjutan. Penelitian yang membingungkan oleh Aras dan
Crowther (2008) menyatakan bahwa tidak cukup untuk membuktikan bahwa GCG akan
memastikan bahwa perusahaan akan berkelanjutan. Hasil penelitian Azis (2014), menyatakan
bahwa tata kelola perusahaan tidak berdampak pada pengungkapan laporan keberlanjutan di
Indonesia. Penelitian Hashim dkk. (2015) menyatakan bahwa keberadaan dewan pengawas
syariah tidak berdampak pada praktik keberlanjutan.
Modal Intellectuail diindikasikan sebagai variabel yang dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu
perusahaan, dapat dikatakan bahwa intellectual capital adalah pengetahuan dan informasi yang
dapat menciptakan efisiensi nilai tambah untuk menghasilkan kekayaan bagi perusahaan
(Stewart, 1997). Penelitian Dzemyda dan Jurgelevicius (2014), menunjukkan bahwa modal
intelektual dapat mengubah struktur ekonomi suatu negara dan memiliki dampak pembangunan
berkelanjutan suatu negara. Penelitian Akhtar dkk. (2015) menyatakan bahwa pengetahuan dan
inovasi dari dimensi modal intelektual memiliki dampak dalam menciptakan UKM yang
berkelanjutan.
Profitabilitas menjadi satu ukuran bagi investor dalam melakukan investasi karena profitabilitas
merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. Profitabilitas dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada
investor. Dilling (2009), menyatakan bahwa perusahaan dengan karakteristik profitabilitas tinggi
dan pertumbuhan jangka panjang yang kuat akan berdampak pada bisnis keberlanjutan
perusahaan. Sejalan dengan penelitian Maskun (2013) menyatakan bahwa tingkat leverage,
ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengungkapan
CSR, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Nawaiseh (2015) bahwa kinerja keuangan perusahaan berdampak positif
signifikan terhadap pengungkapan CSR.
2. TINJAUAN LITERATUR
Pentingnya tata kelola perusahaan di perbankan syariah mencerminkan hasil penelitian Chapra
dan Habib (2002) menyatakan penerapan tata kelola perusahaan di beberapa lembaga keuangan
syariah di dunia Muslim dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
Implementasi tata kelola perusahaan di bank syariah sangat penting dilakukan, tidak hanya untuk
menumbuhkan eksistensi bank syariah Islam tapi juga untuk menjaga citra bank syariah di depan
umum.
Penelitian Rehman dan Mangla (2012) menunjukkan bahwa ada dampak signifikan dari tata
kelola perusahaan terhadap kinerja sektor perbankan. Research Mohammed (2012) menunjukkan
GCG akan berdampak pada kinerja bank.
Modal intelektual dianggap sebagai aset strategis terpenting bagi kesuksesan perusahaan (Rezaei,
2014). Menurut Pulic (1998) tujuan utama ekonomi berbasis pengetahuan adalah menciptakan
VA. Untuk bisa membuat VA membutuhkan ukuran modal fisik dan intelektual yang tepat.
Bontis dkk. (2000) menyatakan bahwa ada dampak positif SC yang signifikan terhadap kinerja
bisnis. Penelitian Kamath (2007); Tan et al. (2007); Ulum dkk. (2008); Rehman dkk. (2011);
Menyatakan bahwa modal intelektual memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Profitabilitas menjadi satu ukuran bagi investor dalam melakukan investasi, karena profitabilitas
merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Profitabilitas digunakan untuk menginformasikan investor. Dilling (2009), menyatakan bahwa
perusahaan dengan karakteristik profitabilitas tinggi dan pertumbuhan jangka panjang yang kuat
akan berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Maskun
(2013) yang menyatakan bahwa leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki dampak
positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Studi ini sejalan dengan penelitian Nawaiseh
(2015), yang menyatakan bahwa kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh ROA menunjukkan
dampak positif yang signifikan terhadap pengungkapan CSR.
3. METODE
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan GCG, laporan tahunan dan laporan
keuangan untuk periode 2010-2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam teknik
dokumentasi penelitian ini.
Berdasarkan hubungan variabel yang digunakan dalam penelitian dan perumusan masalah,
penelitian ini menggunakan teknik analisis data parsial least square (PLS) yang didukung oleh
wawancara mendalam.
Tata kelola perusahaan dalam perspektif Islam menghubungkan semua konsep yang berkaitan
dengan perilaku dalam tata kelola bisnis dengan masalah spiritual dengan berpegang pada
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan: Transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi
dan keadilan.
Modal intelektual adalah pengetahuan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan
dengan memberikan kontribusi yang dapat memberikan nilai tambah dan kegunaan yang berbeda
bagi perusahaan. Menurut Ulum (2013) modal intelektual Islam, VA dibangun dari akun
pendapatan Syariah, yaitu pendapatan bersih untuk kegiatan syariah dan nonoperasi syariah.
Kinerja perusahaan adalah deskripsi kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan
alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan
yang mencerminkan kinerja pekerjaan pada periode tertentu.
Bank-bank syariah di Indonesia lebih banyak didominasi oleh skema murabahah daripada
musyarakah, dan mudharabah. Penelitian ini mengembangkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hammed dkk. (2004) Penelitian ini menggunakan rasio murabahah untuk mengukur kinerja
keuangan bank syariah.
4. HASIL
4.1. Pengukuran Model Luar
Pengujian goodness of fit pada model luar dapat dilakukan dengan tiga pengukuran yaitu
validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas komposit (Tabel 1).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengukuran indikator untuk variabel corporate
governance telah melewati uji validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas
komposit (Tabel 2).
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran indikator variabel modal intelektual
syariah telah melewati validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas komposit
(Tabel 3).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengukuran indikator variabel Kinerja Keuangan
syariah telah melewati validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas komposit
(Tabel 4).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengukuran indikator untuk variabel bisnis yang
berkelanjutan telah melewati validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas komposit.
Information R2
Y1 0.651
Y2 0.482
Influence of
between variables Path coefficient t‑statistics P‑value Information
X1→Y1 0.4493 3.2664 0.001 Significant
X2→Y1 0.4314 3.3135 0.001 Significant
X1→Y2 0.1103 0.7914 0.429 No significant
X2→Y2 0.3805 2.0375 0.042 Significant
Y1→Y2 0.2695 2.1109 0.035 Significant
5.2. Pengaruh Langsung Modal Intelektual Syariah Terhadap Kinerja Keuangan Syariah
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Ulum (2013) menyatakan bahwa modal
intelektual memiliki hubungan positif terhadap kinerja keuangan dimasa depan. Penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Firer dan Williams (2003) yang menyatakan
bahwa modal intelektual memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh hasil wawancara dengan praktisi bank syariah "B" yang mengatakan
bahwa modal intelektual terdiri dari HC, SC dan modal karyawan yang berpengaruh terhadap
kinerja keuangan bank syariah
5.3. Pengaruh Langsung Tata Kelola Perusahaan Syariah terhadap Bisnis yang Berkelanjutan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hashim et al. (2015) menyatakan bahwa keberadaan
dewan pengawas syariah tidak berdampak pada praktik keberlanjutan. Aras dan Crowther (2008)
menyatakan bahwa tidak cukup untuk membuktikan bahwa GCG akan menjamin bahwa
perusahaan akan berkelanjutan. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh
Sari dan Marsono (2013), Janggu dkk. (2014) dan Ahmad (2015) menyatakan bahwa tata kelola
perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap bisnis keberlanjutan.
Penelitian ini didukung oleh hasil wawancara dengan praktisi bank syariah "A". Hasil
wawancara dengan praktisi bank syariah dilakukan untuk mendapatkan informasi bahwa
keberadaan Dewan Pengawas Syariah di bank syariah hanya sebagai pelengkap objek di institusi
bank syariah. Jika dibiarkan akan berdampak pada citra bank syariah yang pada akhirnya akan
berdampak pada keberlanjutan bank syariah di masa depan.
5.4. Pengaruh Langsung Modal Intelektual Syariah terhadap Bisnis yang Berkelanjutan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dzemyda dan Jurgelevicius (2014)
menunjukkan bahwa aset tidak berwujud yang terdiri dari modal intelektual, HC dan Modal
Sosial dapat mengubah struktur ekonomi suatu negara dan dampak keberlanjutan suatu negara.
Penelitian oleh Akhtar dkk. (2015) menunjukkan modal intelektual memiliki dampak positif
yang signifikan terhadap UKM usaha yang berkelanjutan.
Penelitian ini didukung oleh wawancara dengan para praktisi di bank syariah "D" yang
mengatakan HC, SC dan modal karyawan berdampak pada keberlanjutan bank syariah.
5.5. Pengaruh Langsung Kinerja Keuangan Syariah terhadap Bisnis yang Berkelanjutan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Nawaiseh (2015) menyatakan bahwa kinerja
perusahaan memiliki dampak positif terhadap pengungkapan CSR. Penelitian Maskun (2013)
menunjukkan pengaruh yang signifikan, ukuran perusahaan dan profitabilitas yang signifikan
terhadap pengungkapan CSR, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Penelitian ini didukung oleh wawancara dengan praktisi bank syariah "A" yang mengatakan
bahwa bank syariah sangat diperlukan untuk menjaga kinerja keuangan. Karena kinerja
keuangan yang tepat bisa memberi peluang bagi bank syariah untuk terus tumbuh, berkembang
dan berkelanjutan.
5.6. Pengaruh Tidak langsung Tata Kelola Perusahaan Syariah melalui Kinerja Keuangan
Syariah terhadap Bisnis yang Berkelanjutan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Aras dan Crowther (2008) menyatakan bahwa tidak
cukup untuk dapat membuktikan bahwa GCG akan menjamin bahwa perusahaan akan
berkelanjutan. Penelitian oleh Azis (2014) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan tidak
mempengaruhi kualitas pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan di Indonesia.
Penelitian ini didukung oleh hasil wawancara dengan praktisi bank syariah "C" yang mengatakan
bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang tepat berdampak pada kinerja keuangan bank
syariah yang pada akhirnya berdampak pada kelangsungan bisnis bank syariah.
5.7. Pengaruh Tidak Langsung Modal Intelektual Syariah Melalui Kinerja Keuangan Syariah
terhadap Bisnis yang Berkelanjutan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dzemyda dan Jurgelevicius (2014) yang
menunjukkan bahwa aset tidak berwujud dapat mengubah struktur ekonomi suatu negara dan
dampak keberlanjutan pembangunan suatu negara. Penelitian Akhtar dkk. (2015) menyatakan
modal intelektual memiliki dampak dalam menciptakan UKM yang berkelanjutan.
Penelitian ini didukung oleh hasil wawancara dengan praktisi bank syariah "B" yang mengatakan
bahwa pentingnya modal intelektual untuk keberlanjutan bank syariah. Adanya modal intelektual
yang terjaga baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan bisnis bank syariah yang
berkelanjutan.
6. KESIMPULAN
Implementasi corporate governance menjadi keharusan bagi bank syariah, dengan penerapan tata
kelola perusahaan yang optimal dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memberikan
citra yang baik bagi bank syariah, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja keuangan dan
keberlanjutan dari bank syariah. Modal intelektual Syariah dapat meningkatkan kinerja keuangan
syariah. Adanya modal intelektual dapat memberi nilai tambah bagi bank syariah dan dapat
berdampak pada peningkatan kinerja keuangan dan kelangsungan usaha bank syariah.
Implementasi Tata Kelola Perusahaan Syariah yang tidak optimal dapat berdampak pada
kelangsungan bisnis bank syariah. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya implementasi tata kelola
perusahaan yang tepat dengan benar, namun harus dilaksanakan secara optimal agar berdampak
pada bisnis bank syariah yang berkelanjutan.