Makalah Abortus
Makalah Abortus
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari aborsi, KET, dan Kehamilan mola hidatidosa
2. Untuk bagaimana penanganan dari ketiga kasus diatas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Abortus
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus
provokatus.Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi akibat
tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat (Mochtar,
1998).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa
mempersoalkan penyebabnya.Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya
telah mencapai lebih daripada 500 gram atau umur kehamilan lebih daripada 20 minggu
(Sastrawinata et al., 2005).Abortus spontan merujuk kepada keguguran pada kehamilan
kurang dari 20 minggu tanpa adanya tindakan medis atau tindakan bedah untuk mengakhiri
kehamilan (Griebel et al., 2005).
Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya
proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit
yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya berhubungan dengan
kelainan pada sistem reproduksi (Syafruddin, 2003).
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat
hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir Akan tetapi, karena
jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus,
maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kurang dari 20 minggu (Sarwono, 2005).
A. Klasifikasi Abortus
Klasifikasi abortus menurut Sastrawinata dkk (2005) adalah seperti berikut :
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a) Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau
abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya :
penyakit jantung, hipertensi esential, dan karsinoma serviks. Keputusan
ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan,
penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
b) Abortus buatan kriminal ( Abortus provocatus criminalis ) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh yang tidak
berwenang dan dilarang oleh hukum.
B. Etiologi
Secara umum, terdapat tiga faktor yang boleh menyebabkan abortus spontan yaitu
faktor fetus, faktor ibu sebagai penyebab abortus dan faktor paternal.Lebih dari 80
persen abortus terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan, dan kira-kira setengah
dari kasus abortus ini diakibatkan oleh anomali kromosom.Setelah melewati
trimester pertama, tingkat aborsi dan peluang terjadinya anomali kromosom
berkurang (Cunningham et al., 2005).
1. Faktor fetus
Berdasarkan hasil studi sitogenetika yang dilakukan di seluruh dunia, sekitar 50
hingga 60 persen dari abortus spontan yang terjadi pada trimester pertama
mempunyai kelainan kariotipe. Kelainan pada kromosom ini adalah seperti
autosomal trisomy, monosomy X dan polyploidy (Lebedev et al.,2004).
Abnormalitas kromosom adalah hal yang utama pada embrio dan janin yang
mengalami abortus spontan, serta merupakan sebagian besar dari kegagalan
kehamilan dini.Kelainan dalam jumlah kromosom lebih sering dijumpai daripada
kelainan struktur kromosom.Abnormalitas kromosom secara struktural dapat
diturunkan oleh salah satu dari kedua orang tuanya yang menjadi pembawa
abnormalitas tersebut (Cunningham et al., 2005).
2. Faktor ibu sebagai penyebab abortus
Menurut Sotiriadis dkk (2004), ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran
memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi keguguran pada kehamilan seterusnya
terutama pada ibu yang berusia lebih tua.
Pada wanita hamil yang mempunyai riwayat keguguran tiga kali berturut-turut,
risiko untuk terjadinya abortus pada kehamilan seterusnya adalah sebesar 50
persen (Kleinhaus et al., 2006; Berek, 2007).
Berbagai penyakit infeksi, penyakit kronis, kelainan endokrin, kekurangan
nutrisi, alkohol, tembakau, deformitas uterus ataupun serviks, kesamaan dan
ketidaksamaan immunologik kedua orang tua dan trauma emosional maupun
fisik dapat menyebabkan abortus, meskipun bukti korelasi tersebut tidak selalu
meyakinkan.
3. Translokasi kromosom dalam sperma dapat menyebabkan zigote mempunyai
terlalu sedikit atau terlalu banyak bahan kromosom, sehingga mengakibatkan
abortus (Cunningham et al.,2005).
C. Patofisiologi
Terjadinya keguguran dimulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
oksigen.Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit, oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi Rahim terjadi perdarahan, dan
disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya sedikit-sedikit dan berlangsung lama,
sekaligus dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan, akibat perdarahan dapat
menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah
ujung akaral ( dingin ), Sukarni dan Margareth, 2013.
D. Gambaran Klinis Abortus
Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi abortus iminens (threatened abortion),
abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkompletus (incomplete abortion)
atau abortus kompletus (complete abortion), abortus tertunda (missed abortion),
abortus habitualis (recurrent abortion), dan abortus septik (septic abortion)
(Cunningham et al.,2005; Griebel et al.,2005).
1. Abortus Iminens (Threatened abortion)
Vagina bercak atau perdarahan yang lebih berat umumnya terjadi selama
kehamilan awal dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu serta
dapat mempengaruhi satu dari empat atau lima wanita hamil. Secara keseluruhan,
sekitar setengah dari kehamilan ini akan berakhir dengan abortus (Cunningham
et al.,2005).
Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20
minggu mengeluarkan darah sedikit pada vagina.Perdarahan dapat berlanjut
beberapa hari atau dapat berulang, Polip serviks, ulserasi vagina, karsinoma
serviks, kehamilan ektopik, dan kelainan trofoblast harus dibedakan dari abortus
iminens karena dapat memberikan perdarahan pada vagina. Pemeriksaan
spekulum dapat membedakan polip, ulserasi vagina atau karsinoma serviks,
sedangkan kelainan lain membutuhkan pemeriksaan ultrasonografi (Sastrawinata
et al., 2005).
Tanda dan gejala : ( Nugroho, 2012 )
a. Keterlambatan datang bulan
b. Terdapat perdarahan disertai sakit perut atau mules
c. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis serviikalis, dan
kanalis servikalis masih tertutup
d. Dapat dirasakan kontraksi otot Rahim, hasil pemeriksaan tes kehamilan
masih positif.
2. Abortus Insipiens (Inevitable abortion)
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena
kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari
pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba.Kadang-kadang perdarahan
dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat
menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan
kontraindikasi (Sastrawinata et al.,2005).
Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus.
Tanda dan gejala :
a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules atau sakit lebih hebat
c. Abortus insipient biasanya berakhir dengan abortus
d. Kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
( Pudiastuti, 2012 )
3. Abortus Inkompletus atau Abortus Kompletus
Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir
atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan
plasenta).Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan
ibu.Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang
dianggap sebagai benda asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan
berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu
merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus insipiens. Jika hasil konsepsi
lahir dengan lengkap, maka disebut abortus komplet.Pada keadaan ini kuretasi
tidak perlu dilakukan. Pada abortus kompletus, perdarahan segera berkurang
setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10
hari setelah abortus masih ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau
endometritis pasca abortus harus dipikirkan (Sastrawinata et al.,2005).
Tanda dan gejala abortus inkomplit menurut Sukarni dan Margareth, 2013 :
a. Perdarahan memanjang sampai keadaan anemis
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d. Dapat terjadi degenarasi ganas ( Kario karsinoma )
Tanda dan gejala abortus komplit menurut Sukarni dan Margareth, 2013 :
a. Uterus telah mengecil
b. Perdarahan sedikit
c. Kanaliis servikalis telah tertutup
4. Abortus Tertunda (Missed abortion)
Abortus tertunda adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Pada abortus
tertunda akan dijimpai amenorea, yaitu perdarahan sedikit-sedikit yang berulang
pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi,
malahan tambah rendah. Pada pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada darah
sedikit (Mochtar, 1998).
Tanda dan gejala abortus komplit menurut Sukarni dan Margareth, 2013 :
a. Rahim tidak membesar karena absorpsi air ketuban dan maserasi janin
b. Buah dada mengecil kembali
5. Abortus Habitualis (Recurrent abortion)
Anomali kromosom parental, gangguan trombofilik pada ibu hamil, dan kelainan
struktural uterus merupakan penyebab langsung pada abortus habitualis
(Jauniaux et al.,2006). Menurut Mochtar (1998), abortus habitualis merupakan
abortus yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah
kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan,
hasilnya adalah patologis.Selain itu, disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum
dan kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan
progesterone sesudah korpus luteum atrofis juga merupakan etiologi dari abortus
habitualis.
6. Abortus Septik (Septic abortion)
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman
atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum.Hal ini sering
ditemukan pada abortus inkompletus atau abortus buatan, terutama yang
kriminalis tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis.Antara
bakteri yang dapat menyebabkan abortus septik adalah seperti Escherichia coli,
Enterobacter aerogenes, Proteus vulgaris, Hemolytic streptococcidan
Staphylococci (Mochtar, 1998; Dulay, 2010).
E. Penatalaksanaan untuk abortus
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum termasuk TTV
b. Periksa tanda-tanda syok, jika terdapat syok lakukan tatalaksana awal syok, jika
tidak terlihat tanda-tanda syok tetap mengevaluasi mengenai kondisi ibu karena
kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat
c. Bila terdapat tanda tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam
d. Segera rujuk ibu ke rumah sakit
e. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca keguguran
f. Lakukan tatalaksana sesuai jenis abortus
TINJAUAN KASUS
Kasus :
Ny.M datang ke RS Kanjuruhan pada tanggal Senin, 16 Maret 2017 Jam 12.30 siang,Ibu
mengatakan sering mengalami rasa pusing, lemas, mual, muntah yang di sertai rasa nyeri, rasa
sakit atau tekanan pada rectum saat buang air besar, serta mengalami perdarahan ringan dari
vagina, Ny.M sangat khawatir dengan kehamilannya dan memeriksakan kandungannya ke RS
Kanjuruhan.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” GII P0001 UK 9 MINGGU DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK.
I. PENGKAJIAN
Tanggal / jam : 16 Maret 2017 / 12.30 WIB
Tempat : RS.Kanjuruhan
RM :-
A. Data Subyektif
1. Identitas Istri/Suami
Nama istri : Ny. M Nama suami : Tn. S
Umur : 28 Tahun Umur : 31 Tahun
Agama : Khatolik Agama : Khatolik
Suku/bangsa : Dayak Suku/bangsa : Dayak
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gang Sumpil 3 Alamat : Gang Sumpil 3
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering mengalami rasa pusing, lemas, mual, muntah yang di sertai rasa
nyeri, rasa sakit atau tekanan pada rectum saat buang air besar, serta mengalami
perdarahan ringan dari vagina
4. Riwayat Kebidanan
1) Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : Teratur, 28 hari
Lamanya : ± 6-7 hari
Banyaknya : ± 2-3 kotex / hari
Warna : Merah
Bau : Anyir
Keluhan : Disminorea (-), flor albus (-)
HPHT : Px mengatakan lupa.
HPL :-
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N Tgl Usia Jenis Tempat Komplik Penolon Bayi Nifas
o
Lahir keha persali persalin asi g
umur milan nan an Ibu Bay PB/BB Keada Ke L
i a
Jenis an ad
k
aa
t
n a
s
i
1 2015 2 Abortus RS - - Dokter - - - -
Bulan
2 Hamil - - - - - - - - - -
ini
3) Riwayat kehamilan sekarang
- Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 usia kehamilan 2 bulan.
- Ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin (trimester 1 = 3 kali).
- Keluhan selama hamil trimester 1 rasa pusing, lemas, mual, muntah yang di
sertai rasa nyeri,, rasa sakit atau tekanan pada rectum saat buang air besar, serta
mengalami perdarahan ringan dari vagina
- Ibu belum mendapatkan imunisasi apapun.
- Penyuluhan yang pernah didapat : nutrisi tentang ibu hamil
- x : zat besi, kalsium dan vitamin.
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan hamil yang pertama keguguran tetapi tidak pernah mengalami penyakit
DM, Jantung, Ashma, Hipertensi, TBC, dan Hepatitis.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung, DM,
Ashma, Hepatitis, Hipertensi,TBC dan penyakit lainnya.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Selama hamil : Makan : 3 kali / hari (nasi, lauk pauk, sayur, buah)
Minum : 7 – 8 gelas / hari (air putih, susu)
Saat MRS : Makan : 3 kali / hari (nasi, lauk pauk, sayur) porsi habis ½
Minum : ± 2 gelas (air putih, kacang hijau)
2) Eliminasi
Selama hamil : BAK : ± 6 kali / hari (warna kuning jernih, tidak nyeri)
BAB : 1 kali / hari ( lunak, warna kuning, bau khas)
Selama MRS : BAK : ± 2 kali / hari (warna kuning jernih, tidak nyeri)
BAB : Belum
3) Aktifitas
Sebelum : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari
Saat MRS : Ibu hanya berbaring, miring ke kanan dan kiri
4) Istirahat
Selama hamil : Siang : ± ½ - 1 jam / hari
Malam : ± 6 - 7 jam / hari
Saat MRS : Ibu tidak bisa tidur.
5) Personal hygiene
Selama hamil : Mandi 2 kali / hari, gosok gigi 2 - 3 kali/ hari, ganti baju dan
celana dalam 2 - 3 kali/ hari.
Saat MRS : Mandi 2 kali / hari (diseka dengan air hangat), gosok gigi 2 kali /
hari, ganti baju dan celana dalam 3 - 4 kali/ hari.
6) Seksual
Ibu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual kira-kira 2 kali dalam
seminggu
8. Status perkawinan
1) Istri
Perkawinan ke : I (satu)
Lama perkawinan : ± 3 tahun
Umur kawin : 25 tahun
2) Suami
Perkawinan ke : I (satu)
Lama perkawinan : ± 3 tahun
Umur kawin : 28 tahun
9. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
10. Riwayat sosial budaya
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah minum jamu, ibu tidak pantang makan,
tidak mengadakan acara tradisi budaya
B. Data Obyektif
1.Pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum
Kesadaran : Composmenitis
Postur tubuh : Lordosis
TB/BB : 159 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sebelum hamil : 54 kg
2) Tanda-tanda vital
Tensi : 110 / 70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 37º C
RR : 24 kali/menit
2. Pemeriksaan fisik khusus
1) Inspeksi
Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka.
Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, sclera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis.
Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada polip dan tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada secret.
Mulut/Gigi : Simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi
palsu, kebersihan cukup.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada purulent.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena
jugularis.
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe.
Dada : Mammae simetris, putting susu menonjol, tidak ada retraksi
intercostae, tidak ada benjolan.
Perut : Pembesaran sesuai dengan umur kehamilan, strie tidak ada,
terdapat linea nigra dan tidak tedapat bekas operasi.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini/skene, terdapat darah, tidak ada cairan.
Anus : Tidak ada haemoroid.
Ektremitas : Tidak oedema, tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
varices.
2) Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena
jugularis.
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe.
Mammae : Tidak ada benjolan, konsistensi lunak, colostrum -/-.
Perut : Lepold I : TFU belum teraba.
Lepold II : Tidak dilakukan.
Lepold III : Tidak dilakukan.
Leopold IV : Tidak dilakukan.
3) Auskultasi
Tidak terdengar ronchi -/- dan wheezing -/-
4) Perkusi
Tidak dilakukan.
3. Pemeriksaan UPL
Tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
5. Pemeriksaan penunjang USG (Tanggal, 16 Maret 2017 jam 13.30 WIB)
USG : Hasil Kehamilan ektopik.
6. Kesimpulan
GII P00010 UK 9 minggu dengan kehamilan ektopik.
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu di luar kandungan, oleh karena itu akan
dilakukan operasi laparotomi untuk mengangkat hasil konsepsi karena jika kehamilan
di pertahanlan akan membahayakan nyawa ibu yang berakibat syok dan perdarahan
hebat.
2. Mengobservasi keadaan umum ibu TTV (TD, suhu, nadi, pernafasan)
3. Mengobservasi perdarahan.
4. Menganjurkan ibu untuk bed rest total.
5. Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan gynekologi yaitu infus RL20 tpm, per
oral (paracetamol 1x5mg, cefodroxil 1x500mg, asam folat 1x50 mg) dan Persiapan
terminasi kehamilan
VII. EVALUASI
1. Ibu paham dengan apa yang dijelaskan.
2. Ibu bersedia di observasi keadaan umumnya
3. Ibu bersedia untuk di observasi perdarahannya
4. Ibu bersedia untuk di bed rest total
5. Ibu bersedia untuk terapi ke dokter spesialis obstetric dan gynekologi