Anda di halaman 1dari 15

TUGAS IKM

MAKALAH EPIDEMOLOGI PENYAKIT EBOLA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZRIKA AMALIA F

NIM : 1016167

EKSTENSI TINGKAT 2

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH CIREBON


Jl. Cideng Indah, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-

Nya sehingga kami dapat menyusun dan merampungkan tuas pembuatan makalah ini yang berjudul

“Penyakit ebola ” . Makalah ini dibuat sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen

pembimbing saya.

Harapan saya sebagai penyusun adalah semoga makalah ini dapat diterima dengan baik oleh Dosen

pembimbing serta dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan

laporan yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya sebagai penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

Cirebon, Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................3

1.3 Tujuan....................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN………………………...………………………………………………….…4

2.1 Tinjauan Umum Penyakit Ebola................................................................................................4

2.2 Epidemiologi penyakit Ebola.....................................................................................................6

2.3 Patofisiologi penyakit ebola.......................................................................................................8

2.4 Tahap pencegahan penyakit ebola.............................................................................................9

BAB III PENUTUP…………...……………………………………………………………………...10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………...11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak mewabah di

dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada

manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik

dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut

yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan

penanggulangannya. Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat

membawa dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang

kesehatan masyarakat dan veteriner.

Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum mendapatkan perhatian yang

cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah kasus emerging zoonosis

Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003, sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah

ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di samping

itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan

rabies. Kesuksesan penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi

Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.

Kemunculan kasus-kasus penyakit zoonosis membuka suatu pemahaman baru dari lembaga

kesehatan hewan sedunia atau OIE (Office Internationale des Epizootes) mengenai musuh dunia. OIE

berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi perang dunia, bom nuklir ataupun serangan

teroris, melainkan alam itu sendiri. Kemunculan yang tak terduga dari suatu penyakit zoonosis juga

memunculkan istilah emerging zoonosis.

1
Istilah ini dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu kejadian penyakit zoonosis dengan :

1. Agen penyakityang telah dikenal dan muncul pada area geografik yang berbeda

2. Agen penyakit yang telah dikenal atau kerabat dekatnya dan menyerang hewan yang

sebelumnya tidak rentan

3. Agen penyakit yang belum dikenal sebelumnya dan terdeteksi untuk pertama kalinya.

Sedangkan re-emerging zoonosis adalah suatu penyakit zoonosis yang pernah mewabah dan sudah

mengalami penurunan intensitas kejadian namun mulai menunjukkan peningkatan kembali (Morse

2004).

Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai kemunculan dari suatu penyakit yang

baru. Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia, perubahan

lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada kemunculan suatu penyakit zoonosis. Peningkatan

populasi manusia dan globalisasi menyebabkan perpindahan manusia dari satu benua ke benua

lainnya. Seiring dengan hal tersebut maka juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan

benua, melalui perusakan habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan kepentingan teknologi,

dimana mikroorganisme, termasuk mikroorganisme patogen, juga mengalami perpindahan ke daerah

yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di dunia juga mengalami perkembangan yang sejalan

dengan perkembangan dunia yang cukup pesat. Sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui dari

mana virus itu berasal, atau hewan apa yang menjadi "host" awalnya. Berbagai binatang yang

dijumpai di sekitar tepian sungai Ebola diteliti, dari serangga, ular, sampai monyet, tetapi tidak

ditemukan indikasi bahwa virus itu dari hewan- hewan tersebut. Sehingga membuat para peneliti yang

melakukan penelitian akan penyebab terjadinya penyakit ini hingga menyebabkan wabah di daerah

kongo dan Uganda belum dapat dipecahkan dan didapatkan solusi pengobatannya.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :.

1. Bagaimana tinjauan umum penyakit ebola


2. Bagaimana epidemiologi penyakit ebola
3. Bagaimana etiologi penyakit ebola
4. Bagaimana pencegahan penyakit ebola

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tinjauan umum penyakit ebola
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit ebola
3. Untuk mengetahui etiologi penyakit ebola
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit ebola

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum Penyakit Ebola

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari

penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala

gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat

kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo.

Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa

inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah

dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk

manusia belum ditemukan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan

dalam dan luar Anus, dan demam. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari

sungai Ebola di Kongo.

Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.Virus

Ini mulai menular dari salah satu spesies kera di kongo kemudian mulai menyebar ke manusia,

jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu

karena saking ganasnya virus ini.

Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina. Suatu

ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari kongo, ketika mengetahui virus ini

akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-mana, dan sampai saat ini

belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Transmisi antar manusia

terjadi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari diare, muntah dan

pendarahan, kulit atau membran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung selama 2 sampai 21

hari.

4
Kejadian epidemik Ebola banyak terjadi pada rumah sakit yang tidak menerapkan higiene yang

ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu kamar (20 ° C) tetapi hancur dalam 30 menit

pada 60 ° C.Infektivitas juga dihancurkan oleh dan iradiasi ultraviolet, pelarut lemak,

b- propiolactone, dan commercial hypochlorite and phenolic disinfectants. b-propiolactone, dan

hypochlorite commercial dan phenolic disinfectans. Virus Ebola memiliki struktur dari suatu

Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti

U, 6, gulungan atau bercabang. Virion virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga

bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di

tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein

NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat

berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung

viral dari virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan

nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

5
2.2 Epidemiologi Penyakit Ebola

Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara umum,

virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan

ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier state karena tidak

ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa

terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini,

virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah

dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak

dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan

secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila

pasien dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-

Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar

melalui partikel udara.

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian publik

karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia.

Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan

Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu

epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak

ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari

1200 kasus diantaranya (Anonimous 2004). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus

Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat

dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak

sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila,

Macaca fascicularis dan kijang liar. Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas.

6
Hal ini berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang

diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset

virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat

mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah

lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk

mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media

yang efektif dari penularan Ebola pada manusia.Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam

secara tiba-tiba, kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti

dengan muntah, diare, ruam pada kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa

kasus terjadi pendarahan internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan

penurunan jumlah butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.

Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari penularan dari

hewan yang terinfeksi ke manusia. Nah, dari situ nantinya manusia meneruskan rantai penyakit

ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui makanan atau

berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang terkontaminasi juga bisa

menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi hanya dengan

menyentuh,objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi. Serangan sakit virus Ebola sangat

tiba-tiba.

Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit

tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah.

Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada

beberapa pasien.

7
2.3 Patofisiologi Penyakit Ebola

Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara antara

lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak langsung tangan

Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari pasien

yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit selama perawatan

pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi, atau di

permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari eksposur kerja.

2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi,dalam

beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.

3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic produk

gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal seluler

dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak

langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor

nekrosis dan oksida nitrat sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang

peranan penting dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat.

Karena kita tidak bisa menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita

tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.

8
2.4 Tahap pencegahan penyakit ebola

Virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya dengan kontak langsung

saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi Ebola ini pun cukup sulit.Yang paling

terutama adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa

mungkin. Apabila ada anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut

dirawat di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda yang meninggal akibat penyakit ini,

usahakan jangan ada kontak langsung dengannya.

Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :

1. Health Promotion

Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk hidup

bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam

lingkungan masyarakat dan sekitarnya

2. Early Diagnosis

Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok yang berisiko atau

pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.

3. Spesifik protection

Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke daerah yang kurang

penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi sumber penularan

penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan penyebar luasnya

penyakit tersebut dalam masyarakat.

4. Disability limitation

Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah

konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan

tubuh kelompok

5. Rehabilitation

6. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya rehabilitasi

fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola

9
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia Filoviridae . Virus Ebola adalah

sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia Filoviridae. Virus ini pertama kali ditemukan di

Afrika, daerah selatan Sudan dan Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor monyet. Virus Suami

Pertama kali ditemukan di Afrika, Sudan selatan Daerah dan Zaire years PADA 1976 PADA

tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan

adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh

lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata

memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian public

karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia.

Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan

Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu

epidemic di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak

ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari

1200 kasus diantaranya Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini

berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan

virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang

relatif cepat dapat,mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi

penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah

lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk

mengkonsumsi daging,hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media

yang efektif dari penularan Ebola pada manusia

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Jahrling PB, et al. Preliminary report. Isolation of Ebola virus from monfilovirus keys imported to

USA.Lancet,1990;335:502-505,

2. Murphy FA, Kiley MP, Fisher-HochS. Filoviridae. Marburg and Ebola Viruses. In: Fields BN,

3. Knipe DM, et.al., ed. Virology,second edition. NewYork;RavenPress, 1990

11

Anda mungkin juga menyukai