ABSTRAK
ABSTRACT
pada waktu pembentukan gamet-gamet. ¾ bulat (RR, Rr, rR) dan ¼ keriput (rr),
Dalam hubungan ini separuh gamet rasio perbandingan 3:1 (Corebima, 1997).
membawahi satu faktor, sedangkan Konsep J.G. Mendel inilah yang
separuhnya yang lain membawahi faktor dijadikan pijakan dalam penelitian ini.
lainnya. Kesimpulan terakhir inilah yang Namun yang digunakan dalam penelitian
dikenal dengan hukum pemisahan ini adalah lalat buah (Drosophila
Mendel (Corebima, 1997). melanogaster). Terdapat beberapa alasan
Contoh penjelasan simbolik mengapa Drosophila melanogaster
persilangan yang dikemukakan J.G. sebagai objek penelitian antara lain
Mendel yaitu persilangan monohibrid. mudah diperoleh, mudah dibiakkan dan
Persilangan monohibrida adalah dasar perawatannya tidak sulit, biaya
untuk ilmu genetika Mendel. Informasi pemeliharaannya murah, siklus hidupnya
terkait yang berhubungan dengan pendek sehingga sifat yang muncul pada
pemisahan genetik seperti yang muncul keturunannya dapat diamati, berkembang
dalam kombinasi monohibrida. biak cepat, jumlah keturunannya cukup
Persilangan semacam itu dapat terjadi besar, jumlah kromosom tidak banyak (4
dalam semua kelompok organisme utama pasang), mutan mudah diamati dan
yang bereproduksi secara seksual dibedakan dan pada sel kelenjar ludah
(Gardner, 1991). Dalam hubungan ini larvanya terdapat kromosom raksasa
faktor yang dominan diberi simbol abjad (giant choromosom). Strain yang
Latin besar dalam cetak miring, digunakan dalam penelitian ini adalah
sedangkan faktor resesif diberi simbol strain N (normal), b (black), dan tx (taxi).
abjad Latin kecil dalam cetak miring. Alasan memakai/ menyilangkan strain N
Contoh persilangan monohibrid tersebut dengan b, karena strain b berada pada
Biji bulat (RR) disilangkan dengan Biji kromosom autosom nomor II dimana
keriput (rr) menghasilkan keturunan F1 sifat N atau b bukan pautan kelamin
adalah semua biji bulat karena R dominan sehingga hasil persilangan untuk
terhadap r. pada keturunan kedua (untuk keturunan F1 adalah Normal berarti hal
memperoleh F2) disilangkan hasil F1 ini menunjukan strain N dominan
yang heterozygote dan memperoleh hasil terhadap b. Hasil persilangan untuk
tidak sesuai dengan rasio perbandingan N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja
yang seharusnya yaitu 3 : 1 artinya terjadi (satu sifat beda) sehingga diperoleh
penyimpangan rasio Hukum Mendel I. persilangan monohibrid dengan rasio
Menurut Yatim (1986) dalam perbandingan 3 : 1
Erikarianto (2008), bahwa sesungguhnya 2. Dari hasil pengamatan untuk turunan
rasio fenotip F2 3 : 1 hanya merupakan F1 D. melanogaster sebanyak 7
perhitungan secara teoritis, rasio ini ulangan adalah semuanya normal,
diperoleh dari rasio genotipnya. sedangkan pada turunan F2 sebanyak
Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari, 7 ulangan, data yang diperoleh adalah
rasio fenotip yang didapat tidaklah persis sifat yang tidak tampak pada hasil
demikian. Makin dekat nilai rasio persilangan F1. Data hasil
kenyataan, yang disebut o ( observation) pengamatan keturunan F2 dari
terhadap rasio teoritis yang disebut e persilangan F1 ♂N x ♀b dan
(expected), makin sempurna data yang resiproknya menghasilkan normal dan
dipakai, berarti makin bagus pernyataan black, dan persilangan F1 ♂N x ♀tx
fenotipnya. Kalau perbandingan o/e dan resiproknya menghasilkan normal
mendekati angka satu berarti data yang dan taxi.
didapat makin bagus, dan pernyataan 3. Berdasarkan hasil analisis Chi-square
fenotip tentang karakter yang diselidiki (χ2) terhadap persilangan F2 dari
mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e persilangan F1 ♂N x ♀b adalah
menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan hipotesis (H0) diterima, karena dari
fenotip tentang karakter yang diselidiki perhitungan diperoleh X²hitung (3,78)
berarti dipengaruhi oleh suatu faktor lain. ≤ X²tabel 5% (3,841). Tidak terjadi
Faktor lain yang dimaksud adalah faktor penyimpangan rasio Hukum Mendel
lingkungan (suhu dan makanan) atau I.
jumlah objek yang diamati terlalu sedikit.
SARAN
KESIMPULAN 1. Kegiatan praktikum ini perlu
1. Berdasarkan hasil pengamatan ditingkatkan lagi, karena secara
morfologi, diperoleh perbedaan strain langsung mahasiswa melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Corebima, 1997. Genetika Mendel.
Airlangga University Press.
Surabaya
Gardner, 1991. Principles of Genetics.
Eighth Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
Kusnawati, Ana. 1996. Indeks Isolasi D.
melanogaster strain normal,
strain ebony dan strain yellow.
Skripsi. Malang: FPMIPA IKIP
Malang.
Suryo, 1986. Genetika Manusia. Gadjah
Mada Universsity Press.
Jogjakarta