Anda di halaman 1dari 15

Rabu, 29 Mei 2013

makalah GAKY (KEKURANGAN YODIUM )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah gizi yang masih merupakan masalah utama di Indonesia
adalah Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). GAKY merupakan masalah serius,
karena diperkirakan pada saat ini terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal di
daerah yang lingkungannya miskin yodium.
GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul, karena tubuh seseorang
kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama.
GAKY dapat menyerang siapa saja baik perempuan, pria, anak-anak, dewasa maupun
orangtua yang tinggal di daerah kekurangan yodium.
GAKY mempunyai dampak serius terhadap kesehatan manusia. Di antaranya
keguguran pada ibu hamil, lahir mati dan cacat bawaan pada janin, gondok, kretin
(cebol), keterbelakangan mental pada anak dan remaja. Bahan makanan yang kaya
yodium di antaranya terdapat pada ikan laut, kerang dan kepiting. Selain itu, kebutuhan
yodium dapat diperoleh dari garam yang telah disuplementasi dengan yodium.
Garam beryodium yang digunakan sebagai konsumsi harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI), yakni mengandung yodium sebesar 30 - 80 ppm. Kebutuhan
tubuh terhadap yodium adalah 100 150/g tiap orang per hari. Dianjurkan, setiap orang
mengonsumsi garam beryodium sekitar enam gram atau satu sendok teh setiap hari.
Kebutuhan ini dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari yang diolah dengan
menggunakan garam sebagai penambah rasa dalam hidangan. Defisiensi yodium,
terdapat di banyak daerah di seluruh Indonesia secara endemik, terutama di kepulauan
besar dan di daerah pegunungan. Ini karena air dan tanah di daerah tersebut miskin
kandungan zat yodium, sedangkan bahan makanan berasal dari laut yang kaya yodium
tidak terdapat di daerah tersebut.
Untuk mengetahui apakah garam yang dijual di warung atau toko mengandung
yodium atau tidak, dengan membaca label kemasannya. Pada kemasan garam
beryodium harus tertera tulisan 'Garam Beryodium'. Selain itu dapat diketahui dengan
melakukan pengujian mutu garam beryodium menggunakan cairan uji iodina tes.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana menjelaskan tentang apa itu GAKY?
2. Bagaimana menjelaskan Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Masalah GAKY?
3. Bagaimana menjelaskan tentang Pemecahan Masalah Tentang GAKY?
C. Tujuan Penulisan
Untuk memberikan sumber informasi mengenai bagaimana cara melakukan
pencegahan, penanggulangan dan pengobatan terhadap penyakit GAKY

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian GAKY
Gangguan Akibat Kekurang Yodium (GAKY) adalah gejala yang timbul karena
tubuh seseorang kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama. GAKY merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius
mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber
daya manusia.
Pada ibu hamil penderita GAKY berat untuk kurun waktu lama (kronik), dampak
buruk GAKY mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua tetapi masih dapat diperbaiki
apabila segera mendapat suplemen zat yodium. Apabila GAKY terjadi pada kehamilan
tua (lebih dari trimester kedua), dampak buruknya tidak dapat diperbaiki, artinya
kelainan fisik dan mental yang terjadi pada janin akan menjadi permanen sampai
dewasa. Dampak buruk pada janin dan bayi dapat berupa keguguran, lahir mati, lahir
cacat, kretin/cebol, kelainan psikomotor dan kematian bayi. Pada anak usia sekolah
dan orang dewasa GAKY dapat berakibat pembesaran kelenjar gondok, cacat mental
dan fisik.
Selama ini perhatian para pakar terpusat pada GAKY tingkat berat, dan tingkat
sedang, baru sekitar sepuluh tahun belakang ini tertarik mengamati apa yang terjadi
pada GAKY tingkat ringan yang jumlahnya jauh lebih besar. Dampak buruk GAKY
tingkat ringan ternyata lebih mengejutkan. Pada tingkat ringan sudah terjadi kelainan
perkembangan sel-sel syaraf yang mempengaruhi kemampuan belajar anak yang
ditunjukkan dengan rendahnya IQ anak penderita GAKY. Perkembangan sel otak
terjadi dengan pesat pada janin dan anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil
penderita GAKY tingkat ringan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan
syaraf motorik dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan
anak.
Untuk mengetahui masalah kurang yodium, pemantauan besaran masalah
dilakukan survei nasional. Pada tahun 1980 prevalensi GAKY pada anak usia sekolah
adalah 27,7%,prevalensi ini menurun menjadi 9,8% pada tahun 1988. Walaupun terjadi
perubahan yang berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat,
karena secara umum prevalensi masih di atas 5%. Tahun 2003 dilakukan lagi survei
nasional, yang dibiayai melalui Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKY (IP-GAKY),
untuk mengetahui dampak dari intervensi program penanggulangan GAKY.
Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY, dapat dilakukan dengan
menggunakan garam beryodium dalam hidangan sehari-hari. Agar yodium yang
terkandung di dalam garam tidak hilang saat pemasakan, dianjurkan penambahan
dilakukan saat masakan sudah matang dan dalam keadaan dingin.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan dengan: Monitoring garam
setiap Februari dan Agustus di tingkat masyarakat; Penyuluhan kesehatan terutama
mengenai GAKY, garam beryodium, bahan makanan yang banyak mengandung zat
yodium yang diperoleh dari makanan berasal dari laut dan bahan makanan goitrogenik
(penghambat penyerapan yodium) seperti kol, singkong, jagung, rebung dan ubi jalar;
Pemberian kapsul minyak yodium untuk setiap kasus yng ditemukan, ibu hamil dan
Wanita Usia Subur; Pemetaan GAKY sebagai upaya pelacakan kasus GAKY di tingkat
masyarakat.
Sebagai upaya dari kegiatan tindak lanjut penanggulangan dan pencegahan
GAKY adalah dengan meningkatkan kerja sama dari berbagai sektor terkait, dalam
melakukan pemantauan mutu garam beryodium. Setiap upaya yahg ditujukan untuk
kepentingan masyarakat, akan lebih berhasil jika masyarakat secara aktif turut berperan
serta.
Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat diperlukan terutama dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan.
Dari hasil survei ini diketahui secara umum bahwa Total Goitre Rate (TGR)
angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran
kelenjar gondok, baik yang teraba maupun yang terlihat pada anak sekolah berkisar
11,1%.
B. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Masalah GAKY
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain:
1. Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya
(Djokomoeldjanto, 1994).
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium
pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran
kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian,
Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986
dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 %
(1986).
Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus
menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang
mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam
dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan
proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).
2. Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan
letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di
daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia
gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan
pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai
penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah
yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama
namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik
iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).
3. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan
pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil
risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan
setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat
goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah
masuk ke dalam tubuh.
Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain
itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke
bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela,
kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok
Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan
cuka).
4. Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan
hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4
terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T 4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas.
Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan
adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya
menurun.
C. Pemecahan Masalah Tentang GAKY
GAKY merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental,
namun sebelumnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium
atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat dan
mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Saat ini diperkirakan 1.6 miliar
penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita
gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap
tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli
atau lumpuh.
Sebagian besar dari mereka mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya.
Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan
menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
Sehingga, kekurangan yodium akan menyebabkan masyarakat miskin dan tidak
berkembang, sementara pada anak menyebabkan kesulitan belajar.
Risiko itu karena kekurangan yodium dalam dietnya, dan berpengaruh pada awal
perkembangan otaknya. Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk
pembentukan hormon tiroid.
Hormon itu sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan mental
dan fisik, baik pada manusia maupun hewan. Efek yang sangat dikenal orang akibat
kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
Istilah GAKY menggambarkan dimensi baru dari pengertian spektrum
kekurangan yodium. Berakibat sangat luas dan buruk pada janin bayi baru lahir, anak
dan remaja serta orang dewasa dalam populasi yang kekurangan yodium tersebut.
Akibat hal itu dapat dikoreksi dengan pemberian yodium.
Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah
:
50 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama)
90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun)
120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
200 mikrogram untuk ibu hamil dan meneteki.
Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat
yang salah, misalnya, garam beryodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun
kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah,
bahwa mengkonsumsi yodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi
yodium, melalui garam beryodium dalam jangka lama tidak berbahaya.
Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana, berikan satu sendok
yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus menerus. Karena yodium
tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama, dan hanya dibutuhkan dalam
jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus menerus.
Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen serta
rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk dikonsumsi
oleh penduduk setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium yang diberikan
terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya.
Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam
beryodium dan suplementasi minyak beryodium. Pilihan pertama tentunya dengan
garam beryodium karena biayanya sangat murah, dan teknologinya mudah. Untuk
suplementasi minyak beryodium, keuntungannya praktis, sebaiknya hanya untuk
intervensi pada populasi yang berisiko, walaupun mudah pemakaiannya, namun
memerlukan teknologi yang lebih ruwet.
Penyuluhan kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan,
demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga
diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan.
Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan
pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk
menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya.
GAKY yang terlihat di masyarakat atau populasi, hanya sebagai puncak gunung
es. Di daerah endemik, gondoklah yang terlihat dari bagian puncak gunung es tersebut,
namun efek dari kekurangan yodium yang utama yaitu kerusakan otak merupakan
komponen yang tersembunyi dan tidak terlihat dalam tragedi ini.
Sehingga problem dari GAKY ini sebenarnya adalah pada perkembangan otak,
tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Dengan melihat besarnya populasi
yang mempunyai risiko seperti diatas, pantas bila GAKY menjadi problem nasional
maupun internasional.
Dengan diadakannya pertemuan ilmiah nasional GAKY 2001 yang tema
“Perkembangan Mutakhir tentang Masalah GAKY dalam rangka Indonesia Sehat 2010”
harapan kita tentunya dapat mendapatkan konsep, pemikiran serta semangat baru
dalam menanggulangi GAKY.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah salah satu masalah gizi
utama lain di Indonesia. Penyebabnya adalah rendahnya konsumsi iodium dalam
makanan sehari-hari. Untuk mengatasiunya maka pemerintah mewajibkan garam untuk
difortifikasi dengan iodium. Akibat kekurangan iodium adalah rendahnya IQ,
membesarnya kelenjar gondik dan timbulnya kretinisme.
Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam
beryodium dan suplementasi minyak beryodium. Penyuluhan kesehatan secara berkala
pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan penjelasan pada
pembuat keputusan, dan tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan kepada
tenaga kesehatan.
Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan
pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk
menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya.
B. Saran
Dengan memberikan sumber informasi mengenai masalah GAKY kepada
masyarakat itu sudah bisa membantu melakukan pencegahan, penanggulangan dan
pengobatan terhadap penyakit GAKY.
2.2. Faktor - faktor Penyebab Kekurangan Yodium
 Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak
geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan
seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil
pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar
iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut
akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium.
 Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang
bersifat goiterogenik, zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan
menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi
absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar
gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik
dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga
pembentukan hormon tiroksin terhambat. Goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan
terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan
kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).
 Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari
kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein
dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein
akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada
TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2001. GAKY, Penyakit Penyebab Retardasi Mental, mailto:siswono@gizi.net,
21-01-2009.
Anonym, 2002. IODIUM DAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM
(GAKI), intje_picauly@yahoo.com, 21-01-2009.
Anonym, 2007. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
http://dinkeskabkulonprogo.org/, 21-01-2009.
Anonym, 2009. GAKY, Maslah Gizi Yang Perlu Mendapat Perhatian,
http://www.indomedia.com/bpost/092004/1/opini/opini2.htm, 21-01-2009.

2. Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh sejumlah besar
penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu. GAKY dapat sebabkan oleh beberapa faktor,
yakni :

a. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini disebabkan
karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur
iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus,
seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang
laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi
hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.

b. Lokasi (Geografis dan non geografis)

Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini disebabkan kandungan
yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKY secara umum banyak ditemukan
di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah
paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air
di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.

c. Asupan Energi dan Protein

Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan
energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan protein. Protein
(albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport
berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon.
Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam
sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormone.

d. Pangan Goitrogenik

Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat uptake
yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat menghambat
proses tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat goitrogenik yang
berasal dari bahan pangan yaitu:

 Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan
jewawut
 Isotiosianat terdapat pada kobis.

Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon
dan kelenjar tiroid terhadap bahan-bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah sebagai
berikut :

 Kelompok tiosianat, dimana mekanisme kerjanya memperngaruhi transportasi yodium.


Misalnya : rebung, ubi jalar.
 Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi,
organofikasi, dan coupling. Misalnya : bawang merah, bawang putih, bassica dan yellow
turnips.
 Kelompok akses iodida, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi protealisis,
pelepasan, dan halogenasi. Misalnya : gangguan asupan yodium lebih dari 2 gram sehari
akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon.

e. Genetik

Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY dan
mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor genetic
banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid. Penyebab genetic lain
adalah sejumlah cact metabolic yang diturunkan, yang melukiskan kepentingan berbagai
tahapan dalam biosintesis hormon tiroid. Cacat ini adalah cacat pada pengangkutan
yodium, cacat pada iodinasi, cacat perangkaian, defisiensi deiodinasi, dan produksi protein
teriodinasi yang abnormal.
3. Dampak yang Ditimbulkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai macam
gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan abortus,
lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, melahirkan bayi
keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik. Pada orang dewasa berakibat pada
pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan mental. Kekurangan yodium pada tingkat
berat dapat mengakibatkan cacat fisk dan mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan
terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu. Akibat yang sangat
merugikan adalah lahirnya anak kretin. Kretin adalah keadaan seseorang yang lahir di daerah
endemic dan memiliki dua atau lebih kelainan-kelainan berikut :

a. Perkembangan mental terhambat;


b. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli;
c. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling,
gangguan bicara sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi.

GAKY Merupakan salah satu masalah kesmas yg serius, karena dampaknya mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas SDM, yang meliputi 3 aspek :

1. Aspek perkembangan kecerdasan;


2. Aspek perkembangan sosial;
3. Aspek perkembangan ekonomi.

Pembesaran kelenjar gondok Struma simplex ini adalah suatu pembesaran kelenjar tirois yang
timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat kekurangan
yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat komplikasi yang
ditimbulkannya. Kekurangan yodium padaibu hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang
akan dilahirkannya. Slain itu juga akan disertai dengan kerusakan susunan syaraf pusat dan
hipotirodisme. Secara klinis kerusakan susunan syaraf pusat akan berupa retardasi, gangguan
pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, dll. Masalah besar
lain yang diakibatkan oleh GAKY adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
intelektualitas. Pada ibu hamil dengan GAKY berat akan melahirkan anak cebol dengan
intelektualitas yang rendah. Dampak sosial lain yang lebih besar yaitu sulitnya penderita untuk
dididik san dimotivasi karena rendahnya perkembangan mentalsehingga apabila berada dalam
lingkungan yang buruk akan lebih cepat terpengaruh atau terlibat kriminalitas.

TABEL DARI DAMPAK GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM


(GAKY)
KELOMPOK RENTAN DAMPAK
Lahir mati, Meningkatkan kematian janin,
Ibu Hamil kematian bayi, kretin (keterbelakangan
mental), tuli, mata juling, lumpuh spatis,
cebo, dan kelainan fungsi psikomotor
Neonatus Gondok dan Hipotiroid
Anak dan Gondok, Gangguan pertumbuhan
Anak dan Remaja
fisik dan mental, Hipotiroid juvenile
Dewasa Gondok dan Hipotiroid

4. Cara Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi Garam


Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa
strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya penanggulangan Dampak
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut :

a. Strategi Jangka Panjang

 Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi pemberdayakan


masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk
menanggulangi GAKY melalui kegiatan pemasyarakatan informasi, advokasi,
pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia.
Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law enforcement dan social
enforcement, hak memperoleh kapsul beryodium bagi daerah endemik dan
penganekaragaman konsumsi pangan.
 Surveillans,merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan
terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah yang
mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk
dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada
situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang
paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.
 Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3).
Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung
yodium minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam
beryodium yang cukup (30 ppm).

b. Strategi Jangka Pendek

Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKY yaitu dengan
melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium. Program yang sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium
masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak
beryodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan
untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.

Anda mungkin juga menyukai