Anda di halaman 1dari 6

Askep NSTEMI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembuluh darah koroner merupakan saluran pembuluh darah yang membawa darah mengandung
O2 dan makanan yang dibutuhkan oleh miokard agar dapat berfungsi dengan baik. Penyakit
Jantung Koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan arterioskelerosis atau pengerasan
pembuluh darah nadi, yang dikenal sebagai atherosclerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah
nadi menyempit karena terjadi endapan – endapan lemak pada dindingnya.

Penyakit kardovaskuler ini merupakan nilai kematian terbesar di Indonesia. Sehingga diperlukan
strategi penatalaksanaan dalam menegakkan diagnose Sindroma Koroner Akut (SKA) secara
optimal. Secara klinis infark akut tanpa elevasi ST ( NSTEMI ) sangat mirip dengan angina tidak
stabil. Dalam kaitannya dengan jantung, sindroma ini disebut Angina Pectoris, yang disebabkan
oleh karena ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dengan penyediaanya. Yang
membedakan adalah adanya enzyme petanda jantung yang positif dan terdiri dari infark miokard
akut dengan atau tanpa elevasi segmen ST serta angina pectoris yang tak stabil.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner adalah suatu
kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari infark miokard akut dengan
gambaran elektrokardiografi (EKG) elevasi segmen ST (ST Elevation Myocard Infark/ STEMI),
infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan angina pektoris tidak stabil
(APTS). Penyakit ini timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang melayani otot-
otot jantung oleh atherosclerosis yang terbentuk secara progresif dari masa kanak-kanak.

2.2 ETIOLOGI

1. Angina pectoris disebabkan karena berkurangnya aliran darah koroner, sehingga akan
menyebabkan suplay oksigen ke jantung tidak adekuat.
2. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung.
3. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstruksi dan peningkatan tekanan
darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
4. Makan-makanan yang berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung ( pada jantung
yang parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin memburuk).
5. Stress / berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan menyebabkan frekuensi jantung
meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan
demikian beban kerja jantung juga meningkat.

Beberapa kasus non aterosklerotik Sindrom Koroner Akut (SKA) dapat disebabkan oleh:

1. Arteritis
2. Trauma
3. Diseksi
4. Tromboemboli
5. Kelainan kongenital
6. Kokain
7. Komplikasi tindakan kateterisasi jantung.

2.3 FAKTOR-FAKTOR RESIKO

1. Dapat Diubah (dimodifikasi)


1. Diet (hiperlipidemia)
2. Rokok
3. Hipertensi
4. Stress
5. Obesitas
6. Kurang aktifitas
7. Diabetes Mellitus
8. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Ras
4. Herediter
5. Kepribadian tipe A
6.
7.

2.4 Manifestasi Klinis

Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di epigastrium (dengan ciri seperti
diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan),
Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit dan tidak lebih dari 30 menit, Nyeri hilang
(berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin, Gambaran EKG : depresi segmen ST dan
terlihat gelombang T terbalik, gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul
serangan menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada NSTEMI.
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)

2. Pemeriksaan Laboratorium

2.9 KOMPLIKASI

1. Gagal jantung kongestif

2. DEFEK SEPTUM VENTRIKEL

3. RUPTUR JANTUNG

4. RUPTUR SEPTAL

5. RUPTUR OTOT PAPILARIS

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1. Dx: Nyeri dada berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner

Tujuan : nyeri dada hilang

Kriteria hasil :

a) Laporkan nyeri dada mulai berkurang dengan segera

b) Tampak nyaman dan bebas nyeri

c) Cukup istirahat; kecepatan napas, frekuensi jantung, dan tekanan darah kembali ke tingkat
sebelum nyeri

d) Curah jantung adekuat, dibuktikan dengan: frekuensi dan irama jantung, tekanan darah,
mental yang baik, haluaran urin, BUN dan kreatinin serum, warna, suhu, dan kelembaban kulit

Intervensi

a) Kaji, dokumentasi dan laporkan hal-hal berikut:


1. Keluhan pasien mengenai nyeri dada yang meliputi lokasi, radiasi, durasi nyeri, dan
faktor yang mempengaruhinya
2. Efek nyeri dada pada perfusi hemodinamik kardiovaskuler terhadap jantung, otak, ginjal,
dan kulit

Rasional :

Data tersebut membantu penyebab dan efek nyeri dada serta merupakan garis besar untuk
membandingkan gejala pasca terapi

1. Terdapat berbagai kondisi yang berhubungan dengan nyeri dada. Terdapat temuan klinis
yang khas pada nyeri iskemik
2. Infark miokardium menurunkan kontraktilitas jantung dan compliance ventrikel dan
dapat menimbulkan disritmia. Curah jantung menurun, mengakibatkan tekanan darah dan
perfusi jaringan menurun. Frekuansi kerja jantung meningkat sebagai kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung

b) Lakukan pencatatan EKG 12 lead selama nyeri, sesuai yang diresepkan untuk menenyukan
luasnya infark

Rasional :

Pemeriksaan EKG selama nyeri berguna dalam mendiagnosa luasnya infark miokardium atau
adanya infark angina

c) Beri oksigen sesuai yang diresepkan

Rasional :

Terapi oksigen dapat meningkatkan suplai oksigen ke jantung bila saturasi oksigen sebenarnya di
bawah normal

d) Beri terapi obat sesuai resep dan evaluasi respon pasien terus menerus

Rasional :

Terapinobat merupakan pertahanan petama untyk menjaga jaringan jantung, dan efek obat sangat
berbahaya maka respon pasien harus dikaji

e) Pastikan istirahat pasien cukup: gunakan pegangan pada sisi tempat tidur; tinggikan tempat
tidur bagian kepala untuk menambah kenyamanan; diit cair bila dapat ditoleransi; sokong lengan
selama melakukan aktivitas ekstremitas atas; beri pencahar untuk mencegah mengejan saat
buang air besar; beri suasana tenang dan hilangkan ketakutan serta kecemasan dengan selalu siap
membantu, tenang, dan kompeten, kunjungan kerabat tidak sama bagi setiap pasien tergantung
respon pasien.
Rasional :

Istirahat fisik dapat mengurangi konsumsi oksigen jantung. Ketakutan dan kecemasan dapat
menyebabkan stres; berakibat mencetuskan katekolamin endogen, yang dapat menyebabkan
peningkatan konsumsi jantung. Dengan meningkatnya epinefrin ambang nyeri jugan akan
menurun dan akan meningkatkan konsumsi jantung

f) Tingkatkan kenyamanan fisik dengan menyediakan asuhan keperawatan dasar kepada pasien

Rasional :

Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan.

1. Dx: Potensial pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan kelebihan cairan

Tujuan : tidak terjadi kesulitan pernapasan

Kriteria hasil :

a) Tidak merasakan napas pendek, dispnu ketika latihan, ortopnu, atau dispnu paroksismal
nocturnal

b) Kecepatan pernapasan dibawah 20/menit ketika aktivitas fisik dan 16 napas/menit pada saat
istirahat

c) Warna kulit PaCO2 normal

d) PaO2 dan normal

e) Frekuensi jantung 60-100 kali/menit dengan tekanan darah normal

f) Foto dada normal

g) Pasien melaporkan nyeri dada hilang

h) Nampak nyaman: Nampak cukup istirahat, frekuensi napas, frekuensi jantung, dan tekanan
darah kembali ke tingkat sebelum nyeri, kulit hangat dan kering

Intervensi

a) Kaji, dokumentasi, dan laporkan kepada dokter adanya bunyi jantung abnormal (terutama S
dan S4 galop dan murmur holosistolik akibat disfungsi otot papile ventrikel kiri), bunyi napas
yidak normal (terutama krekel), dan intoleransi pasien terhadap aktivitas tertentu, setiap 4 jam
sekali dan setiap nyeri dada
Rasional :

Data tersebut berguna daam mendiagnosa gagal jantung kiri. Bunyi pengisian diastolik (galop S3
dan S4) akibat turunnya compliance ventrikel yang berhubungan dengan infark miokard.
Disfungsi otot papiler (karena infark otot papiler) dapat mengakibatkan regurgitasi mitral dan
penurunan volume sekuncup, mengakibatkan gagal jantung kiri. Adanya krekel (biasanya di
dasar paru) merupakan indikasi kongesti paru akibat peningkatan tekanan jantung. Hubungan
gejala dan aktivitas dapat digunakan sebagai panduan untuk aktivitas berikutnya dan dasar untuk
penyuluhan pasien.

b) Perbaiki kenyamana fisik dengan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

Rasional :

Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan

c) Ajarkan pasien:

1) Mematuhi diit yang dianjurkan (misalnya : jelaskan mengenai diit rendah garam, rendah
kalori)

Rasional :

Diit rendah garam dapat mengurangi cairan ekstraseluler, sehingga mengurangi preload dan
afterload, dan konsumsi oksigen jantung. Pada pasien obesitas penur

Anda mungkin juga menyukai